Candice melambaikan tangan kepada para murid. Setelah mereka pergi, Candice menghampiri Louis dan bertanya, "Kamu tunggu aku?""Tentu saja," sahut Louis sembari memandang Candice. Dia memainkan rambut Candice dan berkomentar saat melihat senyum di wajah Candice, "Sepertinya, penampilan mereka cukup bagus."Candice memalingkan wajahnya, lalu berucap dengan bangga, "Siapa dulu gurunya? Nggak ada yang sulit bagiku."Louis mencubit pipi Candice dan tertawa. Dia bertanya, "Malam ini kamu mau makan apa?"Candice merangkul lengan Louis seraya menjawab, "Aku mau makan ayam bakar, bebek panggang, daging sapi balado, dan ....""Kenapa semuanya daging?" tanya Louis."Aku mau makan daging!" seru Candice dengan ekspresi galak.Louis melihat perut Candice dan menimpali, "Jangan-jangan kamu ...."Candice yang kebingungan bertanya, "Apa?"Louis menempelkan telapak tangannya di perut Candice, lalu bertanya balik sembari tersenyum, "Menurutmu?"Candice menyingkirkan tangan Louis dan membantah, "Bukan!"
Begitu membuka pintu, Shella mengamati Chelsea. Kala ini, Chelsea memakai bra olahraga dan celana ketat. Sepertinya, Chelsea sedang latihan menari. Bagian lehernya keringatan. Rambutnya diikat dan dia juga memakai bando. Keringat mengalir di dahinya."Ada apa?" tanya Chelsea sambil memandang Shella yang berdiri diam di depan pintu. Kemudian, Chelsea menegang saat melihat pria yang muncul di samping Shella. Chelsea segera menutup pintunya.Namun, Benn langsung menahan pintu. Chelsea melihat Shella dan Shella hanya menunduk seraya berucap, "Maaf, Kak Chelsea. Jaga ... dirimu baik-baik."Shella pun kabur. Sebelum Chelsea sempat bicara, Benn sudah mendorong Chelsea masuk ke apartemen, lalu mengunci pintu."Benn, ini rumahku. Aku akan tuntut kamu karena masuk ke rumahku tanpa izin!" seru Chelsea sembari mendorong Benn.Benn mundur, lalu dia tiba-tiba menarik Chelsea ke dalam pelukannya dan menahannya di depan pintu. Benn bertanya, "Kamu mau menuntutku?"Benn menyentuh bibir Chelsea, lalu te
Chelsea bersandar di dinding dan menggoda, "Kalau menjadi pacarmu, aku harus rebutan dengan wanita lain. Memangnya kamu itu kaisar yang punya banyak selir? Apa kamu sanggup melayani begitu banyak wanita?"Benn mencibir dan menimpali, "Kamu ingin menjadi satu-satunya?"Chelsea mendengus, lalu menyibakkan rambutnya dan menyahut, "Aku suka dengan pria bujangan."Benn mengulangi ucapannya, "Kamu mau jadi pacarku tidak?"Chelsea memalingkan wajahnya dan berkata, "Nggak."Benn tersenyum lebar. Setelah menatap Chelsea sesaat, Benn berdiri dan melonggarkan dasinya. Dia bertanya lagi, "Kamu yakin?"Chelsea menegaskan, "Tentu saja. Kamu mau tanya berapa kali pun, jawabanku tetap sama."Benn mengangguk. Dia menatap Chelsea lekat-lekat sembari berucap, "Kamu pasti akan mencariku." Kemudian, Benn membuka pintu dan pergi.Setelah Benn menutup pintu, Chelsea bersandar di dinding. Kala ini, sikap Chelsea yang arogan tadi sudah tidak terlihat lagi. Apa persyaratannya begitu buruk sampai-sampai harus me
"Terima kasih!" seru wanita itu dengan gembira.Naomi mengikuti wanita itu pergi. Namun, tatapan wanita tersebut menjadi dingin saat dia berbalik.Sementara itu, akhirnya Candice sudah selesai membeli teh susu setelah mengantre selama setengah jam. Hanya saja, Candice tidak melihat Naomi ketika kembali. Candice melihat ke sekeliling, lalu meletakkan teh susu di kursi yang terletak di dekat sana dan mengeluarkan ponselnya.Setelah menelepon sekali, Naomi tidak menjawab panggilan telepon. Saat menelepon kedua kali, ponsel Naomi sudah dimatikan. Candice melihat layar ponselnya dengan bingung. Kenapa Naomi tiba-tiba mematikan ponselnya?Naomi tidak mungkin tiba-tiba pergi tanpa alasan yang jelas. Apa jangan-jangan terjadi sesuatu kepada Naomi? Candice langsung membawa teh susu yang dibelinya dan pergi mencari Naomi. Candice pergi ke kamar mandi lantai 2 dan 3, tetapi tidak menemukan Naomi. Dia mencoba menelepon Naomi lagi. Hanya saja, ponsel Naomi masih dimatikan.Candice makin panik. Dia
Melihat Naomi yang terus memberontak, pria itu langsung menampar Naomi dan membentak, "Jangan menangis lagi! Kalau kamu tidak bersikap patuh, aku akan menyiksamu!""Aku mohon ... lepaskan aku. Aku ... bisa memberi kalian uang," ucap Naomi sambil menangis. Tubuhnya gemetaran dan wajahnya pucat pasi.Pria itu menjilat bibirnya dan bertanya, "Berapa banyak uang yang kamu berikan?"Naomi sangat ketakutan, air matanya terus mengalir. Dia bertanya balik, "Kalian mau berapa banyak?"Pria itu tersenyum cabul dan menimpali, "Sekarang kami tidak mau uang. Kami hanya mau ... bersenang-senang.""Ja ... jangan," ujar Naomi yang terus menangis.Tiba-tiba, wanita yang memakai masker berjalan masuk dengan membawa kamera. Angie mengikuti di belakang wanita itu. Kemudian, wanita itu berkata, "Apa kalian nggak bisa sabar? Kalian nggak pernah lihat wanita, ya? Aku belum siap-siap."Pria itu langsung antusias saat melihat kamera di tangan wanita itu. Dia berkomentar, "Wah, seru sekali. Kalian mau melakukan
Freda mendorong Naomi hingga Naomi terjatuh di lantai. Freda memerintahkan beberapa pria itu, "Kenapa kalian masih bengong? Terserah kalian mau menyiksanya seperti apa. Aku hanya perlu merekamnya."Naomi yang panik menggeleng. Dia terus memberontak dan berteriak saat melihat beberapa pria itu menghampirinya. Sementara itu, Freda yang berdiri di samping tertawa histeris. Wajah Angie memucat ketika memandang Freda. Angie merasa dirinya seperti bekerja sama dengan wanita gila.Tiba-tiba, sekelompok pria berpakaian hitam menerobos masuk. Saat Freda hendak mengatakan sesuatu, dia langsung ditendang oleh pria berpakaian hitam. Beberapa pria yang hendak mencelakai Naomi tadi masih bingung dengan apa yang terjadi, tetapi mereka sudah dihajar. Hanya Angie yang memanfaatkan kesempatan ini untuk bersembunyi."Naomi!" teriak Candice sambil berlari menghampiri Naomi. Melihat kondisi Naomi yang menyedihkan, Candice tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memeluk Naomi. Seorang pria berpakaian hitam m
Alhasil, Freda dibawa ke rumah sakit jiwa yang tertutup di pinggiran kota. Sementara itu, Naomi keluar dari rumah sakit setelah dirawat selama 3 hari. Aditya mengurus prosedur keluar dari rumah sakit, sedangkan Naomi duduk di kursi koridor.Naomi melihat seorang pria tua terjatuh dari kursi roda dan suster di belakangnya tidak menyadari hal ini. Naomi berdiri dan hendak memapah pria tua itu. Tiba-tiba, seorang pria mendahului Naomi dan memapah pria tua itu duduk di kursi roda.Pria tua itu tersenyum dan berucap, "Terima kasih, Nak.""Sama-sama," ujar pria itu. Dia menepuk bahu suster, lalu berbicara dengan suster itu. Kemudian, suster tampak meminta maaf. Setelah suster mendorong kursi roda pria tua dan meninggalkan tempat itu, pria tersebut baru masuk ke lift."Naomi, ayo kita pulang," panggil Aditya.Naomi berbalik, lalu berkata sembari tersenyum, "Oke."Beberapa hari kemudian, di Agensi Majestik. Beberapa artis sibuk bergosip."Apa kalian sudah tahu? Sepertinya Chelsea diboikot dari
Pengawal baru memahami maksudnya. Dia memandang wanita ini sambil berkata, "Nona, maaf aku akan mengantarmu pulang."Ekspresi wanita itu segera berubah. Setelah bersusah payah mendekati tuan muda yang kaya dari dari Hyugana, dia malah akan diantar pulang sebelum mendapatkan keuntungan apa-apa? Selain itu, siapa wanita barusan?Chelsea berjalan ke tempat parkir. Saat dia hendak membuka pintu mobil, seseorang tiba-tiba menariknya ke dalam pelukan. Sebelum sempat bereaksi, dia sudah didorong ke pintu mobil. Bibirnya yang agak terbuka seketika dicium.Chelsea berusaha menghindar. Dia sudah hampir sesak oleh ciuman pria itu. Saat mencoba melawan, kancingnya malah dilepaskan. Udara dingin yang dirasakannya membuatnya tersadar kembali, lalu dia segera memaki, "Benn, kamu sudah gila, ya ...."Namun, Benn malah menahan dagunya dan kembali menciumnya. Begitu mendengar suara mobil mendekat, ekspresi Chelsea berubah dalam sekejap. Dia berkata dengan bahu yang gemetar, "Jangan di sini ...."Chelsea