Claire spontan tersenyum. âKayla nggak berpenampilan polos lagi?âSekarang dia ingin beralih ke gaya seksi?Ketika Kayla menemukan keberadaan Claire, raut wajahnya langsung berubah.Wanita jalang itu! Kenapa dia bisa berada di sini?Hmph! Bagus juga dia di sini.âHehe, bahkan kamu juga mendapat undangan, ya?â Kayla berinisiatif untuk berjalan ke sisinya.âIya, sebenarnya aku juga kaget melihatmu di sini.â Claire berlagak kaget.Sepertinya Kayla sendiri juga tidak tahu bagaimana caranya dirinya bisa mendapatkan undangan itu?Kalya tersenyum bangga. âMungkin karena aku terlalu terkenal. Claire, karier di dunia perhiasanku telah dimulai.ââOh ya?â Claire terlihat sangat santai. âDunia perhiasan tidaklah gampang. Hati-hati namamu akan tercemar nantinya.âKayla menggertakkan giginya. âHeh, aku lihat sepertinya kamu yang takut? Betul juga, kamu sudah meninggalkan Perusahaan Vienna dalam waktu lama, tapi tidak ada satu pun hasil karya dari perusahaan barumu. Sekarang malahan Perusahaan Vienna
âWajar kalau anak muda zaman sekarang nggak tahu namanya.âSemua cerita itu didengar Claire ketika dia masih kecil. Dulu, ibunya sangat menyukai hasil karya Dila, itulah sebabnya dia baru bisa menggeluti dunia desain.Mengenai Claire, dia bisa kepikiran untuk mendesain gaya gothic juga karena ingin membuktikan keindahan perhiasan gaya gelap sama dengan gaya kuno. Semuanya memiliki pesona tersendiri.Kayla menggigit bibir bawahnya.Claire memang sialan! Untuk apa dia menceritakan masalah desainer yang sudah mati? Jelas-jelas Claire cemburu dengan hasil desainnya!âIya, bagaimanapun Tuan Dila meninggal muda. Aku juga baru menggeluti dunia desain. Wajar kalau aku tidak mengetahuinya!â ucap Kayla dengan berlagak menyesal.Claire pun mengangkat-angkat alisnya. âAneh sekali! Kalau kamu tidak tahu Tuan Dila, dari mana kamu cari inspirasi dari karya gaya gothic-mu?âSenyuman di wajah Kayla langsung menjadi kaku. Sementara itu, orang-orang di samping pun menjadi penasaran dengan pertanyaan Clai
Maksud ucapan Claire adalah padahal Noni hanyalah seorang tamu, kenapa dia ikut campur dalam masalah daftar tamu undangan?Noni melirik sekeliling dan menyadari orang-orang sedang berbisik-bisik. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu. Kedua lengannya dilipat. âKamu dari keluarga mana?âClaire mengangkat-angkat pundaknya dan tidak berbicara.Sepertinya Kayla ingin mencuri perhatian Noni. Dia berjalan ke sisi Noni, lalu menimpali, âKami berasal dari Keluarga Adhitama. Dia itu adikku.â Menurut Kayla, Keluarga Adhitama tergolong keluarga besar.Saat ini, Claire langsung menepuk keningnya. Keluarga Adhitama memang kaya, tapi mereka bahkan tidak tergolong keluarga kaya raya. Sekarang, Kayla malah mengatakannya dengan begitu jujur.âKeluarga Adhitama?âNoni pun tersenyum sinis. âKeluarga Adhitama yang mana? Kenapa aku tidak pernah mendengarnya?âKali ini, Kayla merasa semakin dipermalukan lagi.Sepertinya ada tamu yang mengetahuinya. Dia pun berbisik, âKeluarga Adhitama? Seharusnya pemilik perusaha
âPrang!â Terdengar suara keras di dalam aula.âClaire!âFendra terkejut segera maju untuk memapahnya. Ketika Claire jatuh tadi, dia tak sengaja menabrak meja minuman di belakangnya, alhasil gaun putihnya telah dipenuhi noda merah. Bahkan ada serpihan kaca yang menancap di bagian lengannya. Jadi, perhatian semua orang langsung tertuju pada diri Noni.Noni tertegun di tempat dan wajahnya memucat. âBu âĶ bukan, aku âĶ aku nggak bermaksud untuk mendorongnya.â Padahal Noni tidak bertenaga!âClaire, kamu terluka.â Fendra melihat luka di bagian lengan Claire dan dia mulai merasa panik.Sementara itu, Kayla yang berdiri di samping menyaksikan pertunjukan dengan seru. Meskipun Claire tidak mati, setidaknya masalah ini cukup heboh. Dia pasti akan diusir dari acara!âAku nggak kenapa-napa, Paman.â Claire tidak memedulikan apa yang dialaminya dan langsung berdiri. Dia menatap Noni yang terlihat pucat itu.âNona, awalnya aku hanya ingin mengingatkanmu saja, tapi berhubung kamu memilih untuk berbuat s
Saat Kayla melihat kedatangan Javier, dia pun spontan merasa gembira.âJa âĶ.â Baru saja Kayla hendak berbicara, Javier malah berjalan melewati dirinya seolah-olah tidak merasakan keberadaannya saja.Di bawah tatapan semua orang, Javier berjalan ke hadapan Claire.Noni pun terbengong. Kenapa Tuan Javier bisa ke sini? Mana mungkin?âTuan âĶ Tuan Javier, apa hubunganmu dengan wanita ini? Kenapa kamu âĶ.âJavier memalingkan kepalanya, lalu melirik Noni sekilas. âSepertinya Nona Noni tidak ingin bergaul di lingkungan ini lagi? Kamu bahkan berani menyentuh wanitaku?âTuan Javier? Apa? Wanitanya Tuan Javier?Semua orang pun terkejut. Bagaimanapun, Javier tidak pernah mengumumkan wanitanya. Namun hari ini, dia malah mengakuinya di hadapan semua orang.Gara-gara publikasi itu, banyak wanita yang patah hati pada malam hari ini. Wajah Kayla juga mulai terlihat pucat. Dia merasa geram mengepal erat tangannya hingga kuku hampir menancap ke dalam telapak tangannya. Dia menatap Claire dengan penuh benc
Javier mengulurkan telapak tangannya untuk menahan belakang leher Claire. Dia sedang menghukum Claire dengan mencium kuat bibirnya.âUhm âĶ Javier, lepaskan aku âĶ.â Baru saja Claire berhasil bernapas, dia kembali dicium lagi. Kali ini, Javier menindih tubuh Claire di atas sofa.Claire dicium hingga pikirannya menjadi kosong. Hawa si lelaki membaluti diri Claire. Dia mendorong dada si lelaki, lalu mencengkeram erat kerahnya.âSakit! Kamu sudah menimpaku âĶ.â Bagian cedera di lengan Claire tertimpa. Dia pun menjerit kesakitan.Javier mengangkat sedikit tubuhnya agar tidak menimpa lengan Claire. Dia menggigit bibir Claire dengan perlahan, lalu berkata dengan suara rendah, âLain kali, apa kamu berani melukai dirimu lagi? Hmm?âClaire tidak menjawab.Tangan Javier meraba bagian pinggang Claire. Sekujur tubuhnya tiba-tiba gemetar. Dia menahan tangan nakal Javier. âAku âĶ aku salah, aku tahu kesalahanku!âMelihat Claire akhirnya takluk, dia baru berdiri dengan perlahan. âKalau ada lain kali, aku
Jadi, Claire telah mengenal River lebih dari enam tahun. Ketika Javier sedang memikirkan sesuatu, tampak bayangan tubuh anggun muncul di hadapannya.Gaun congsam dengan corak burung merak itu terlihat sangat indah. Ditambah lagi dengan lekuk tubuh langsing Claire, Claire terlihat semakin memesona saja.Javier terus menatapnya dan api di dalam matanya semakin membara saja. Dia memang adalah siluman penggoda! Javier ingin sekali menyantap keindahan tubuh itu, lalu menelannya ke dalam perut.Sepertinya Claire dapat merasakan tatapan mengerikan dari lelaki itu. Dia pun langsung membalikkan tubuhnya hendak melarikan diri.Baru saja Claire hendak menarik pintu, ada tangan yang menahan pintu. Kemudian, telapak tangan lelaki langsung memeluk pinggang langsing Claire. Dia mencondongkan tubuhnya untuk mendekati Claire. âClaire, kamu cantik sekali âĶ.âJavier menundukkan kepalanya mencium leher indah Claire.âJavier, kamu jangan seperti ini âĶ.â Hawa berbahaya mulai menyelimuti diri Claire. Padahal
Claire yang mengenakan congsam berjalan keluar ruangan bersama Javier. Saat mereka berdua kembali ke aula, semua pasang mata pun tertuju pada diri mereka.Javier masih sama seperti biasa, menunjukkan ekspresi dinginnya. Sementara, Claire yang ditatap semua orang bahkan tidak berani melihat Javier.Tadi Claire tidak melakukan apa-apa! Ahh! Claire ingin sekali gegar otak!âClaire.âFendra berjalan ke sisinya, lalu bertanya dengan khawatir, âLukamu tidak apa-apa, âkan?ââNggak kenapa-napa, kok. Hanya luka kecil, sudah diobati juga,â balas Claire dengan tersenyum.Javier merangkul pinggang Claire, lalu berkata kepada Fendra dengan tersenyum, âTuan Fendra tidak usah khawatir. Sekarang ada aku di sisinya, aku akan menjaganya.âKayla yang berada di dalam kerumunan tampak geram. Dia menggenggam gelas anggurnya dengan erat. Hingga saat ini, tatapan semua orang masih tertuju pada diri Claire dan juga Javier. Ketika mendengar suara iri dari orang-orang sekitar, Kayla pun semakin kesal lagi.Tidak
âOh, ya, di mana Kak Ariel?â tanya Bastian.Jodhiva membalas, âDia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.âUsai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. âOrang yang sudah punya istri memang berbeda.ââKamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.â Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. âHei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.âClaire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. âSudah selesai mengenang masa lalu?ââMenurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?âJavier tersenyum. âAku lagi menunggumu untuk makan di sana.âRoger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. âTuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.âJavier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. âKalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.âJules memeluk Jessie dari belakang. âYang penting kamu suka.ââĶAnggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. âAyah Angkat.âOwl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. âKak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.ââOh, ya?â Jules mengusap rambut lembut Jessie. âAku juga menantikannya.ââAku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.âJules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. âApa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.âJessie menoleh untuk menatapnya. âKeinginan apa?âJules berbisik di samping telinga Jessie, âMenik
Hiro mengiakan.âSetelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.â Naomi menepuk-nepuk pundaknya. âSemoga kamu bisa semakin baik lagi.âHiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.âĶDalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. âAyah, Ibu!â Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. âPadahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.âSenyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. âTapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!âClaire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. âBaguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.âSetelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. âKebetulan sekali kalian juga ada di sini.âYura membalas, âAku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.âJessie membawanya ke tempat duduk. âKalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.âSetelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. âIni adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.ââAku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.â Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, âAdikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.âYura menatapnya. âIstrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.âKening Bastian berkerut. âKita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?âSemua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. âTunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?âYura berdeham ringan. âAku lupa beri tahu kamu.ââKamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. âJessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, âDua puluh ribu diberi tiga kesempatan.ââMahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?â Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. âIni sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.âJessie menarik Dacia. âDua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.âSeusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. âBerarti enam kali kesempatan, ya.âBos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. âCoba lihat aku.âAriel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. âTidak bisa tidur?ââEmm.â Jessie bersandar di dalam pelukannya. âKak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.âJules mencium kening Jessie. âBiar aku temani.âMereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. âTunggu aku di sini.âJules mengangguk. âPanggil aku kalau ada apa-apa.âJessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. âSelesai.âJules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. âCepat juga, tapi masih tergolong pagi.âJessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, âKenapa rasanya bakal turun hujan?âOrang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. âKamu jangan sembarangan bicara.âDacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. âMungkin cuma mendung saja?âSudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, âRamalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.âKecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. âEh, turun hujan, deh.âAriel duduk di tempat. âApa?âJessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. âFirasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, âApa ini?âBos memperkenalkan dengan tersenyum, âIni namanya âmilk fanâ, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama âmilk fanâ.âAriel mencicipinya. âEmm, rasanya enak juga.âDacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. âIni adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.âJessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, âGimana rasanya?âJessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me