Beranda / Romansa / Kembang Desa / Usaha Aisyah 2

Share

Usaha Aisyah 2

Penulis: Yetti S
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-24 23:11:12

Aisyah kemudian berjalan ke arah rumah yang dulunya di tempati oleh Prasetyo dan keluarganya. Dia mengetuk pintu rumah itu. Tak menunggu lama, pintu itu terbuka dan menampilkan sosok wanita muda yang menurut perkiraannya berumur di awal tiga puluh tahun.

“Permisi, Selamat pagi. Apa ini rumah keluarga Prasetyo?” tanya Aisyah pura-pura tidak tahu kalau keluarga itu sudah pindah rumah.

“Bukan, Bu. Bu Sulastri dan anaknya sudah pindah. Suami saya membeli rumah ini dari Bu Sulastri empat tahun yang lalu.” Wanita itu tersenyum saat menjelaskan kepada Aisyah.

“Adik tahu kemana Ibu Sulastri pindah?” tanya Aisyah lagi.

“Tidak tahu, Bu. Suami saya kebetulan tidak bertanya dan Bu Sulastri juga tidak cerita. Mungkin Ibu bisa tanya ke tetangga di sebelah rumah ini. Mungkin saja Bu Sulastri pernah cerita pada beliau,” ujar wanita itu.

Aisyah menganggukkan kepalanya. “Baik, saya akan bertanya ke sebelah. Terim

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembang Desa   Tidak Akan Menyerah

    Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya dan menatap iba ke arah Aisyah. Dia menepuk pelan pundak Aisyah seraya berkata, “Sabar ya, Bu. Yakin saja kalau suatu saat nanti Ibu akan bertemu dengan Lasmini. Ibu tidak usah khawatir soal anak Ibu, Sulastri sangat menyayangi Lasmini seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan dia sangat hati-hati dalam merawat Lasmini. Ibaratkan Lasmini itu gelas kristal yang kalau tidak dijaga dengan baik akan pecah.”Aisyah menganggukkan kepalanya. Dia paham kalau pasangan suami istri Prasetyo dan Sulastri sangat menjaga Lasmini, karena mungkin saja ayahnya berpesan pada mereka agar menjaga cucunya dengan baik.“Apa pasangan suami istri Prasetyo dan Sulastri memiliki anak kandung?” tanya Aisyah penasaran.“Tidak. Anaknya hanya Lasmini saja. Saya heran juga dengan keterangan Ibu tadi. Ibu bilang kalau Lasmini adalah anak kandung Ibu, tapi saya melihat kalau Sulastri juga sedang hamil saat itu. Mema

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25
  • Kembang Desa   Bertemu Sahabat

    Senyum Aisyah semakin mengembang kala sahabatnya itu mengirimkan pesan kalau dia akan datang ke rumahnya di akhir pekan ini. Merasa tidak sabar kalau hanya sekedar berkirim pesan, Aisyah kemudian melakukan panggilan telepon kepada sahabatnya itu. Tidak perlu menunggu lama, panggilan telepon Aisyah segera diangkat pada saat dering kedua.“Halo, Nun. Apa kabar?” sapa Aisyah ramah.“Halo, syah. Kabarku baik, kamu sendiri bagaimana? kabarnya baik juga?” sahabat Aisyah balik bertanya di seberang sana.“Alhamdulillah kabarku baik, Nun.”“Syah, aku akhir pekan ini mau ke rumah kamu. Aku kangen sama kamu. Sudah lama tidak berjumpa. Kamu tidak ada acara kemana-mana?” tanya wanita di seberang sana dengan nada suara yang ceria.“Aku ada di rumah. Datang saja, nanti aku masak makanan kesukaan kamu, Nun,” balas Aisyah tidak kalah ceria dengan sahabatnya itu.“Ok, nanti aku datang sama Mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-26
  • Kembang Desa   Cerita Sahabat

    “Bima, ikut eyang, yuk!” ajak Aisyah. Dia mengulurkan tangannya untuk menggendong Bima. Wajah Aisyah berseri-seri kala menatap Bima yang sepertinya ingin meraih tangan Aisyah.“Bima mau digendong Eyang Aisyah?” bisik Nuni kepada cucunya. Bima tidak menjawab pertanyaan Nuni, tetapi tangannya terulur ke arah Aisyah. Hal ini tentu saja membuat Aisyah tertawa senang.“Waduh, Eyang Aisyah senang sekali Bima mau digendong.” Aisyah dengan sigap meraih tubuh Bima ke dalam pelukannya. Nuni dan Arief tertawa geli melihat itu semua, karena Aisyah berlaku seperti habis menang lotre.Aisyah menciumi pipi gembil Bima. Dan anehnya bocah berumur dua tahun itu membalas mencium pipi Aisyah, dan tersenyum menatap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.“Bima ganteng sekali sih, mirip ayah Ario.” Aisyah kembali menciumi pipi Bima dan mengajak Bima berceloteh. Hanya berdua saja! seolah Nuni dan Arief tidak ada di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Kembang Desa   Mulai Berlatih Berjalan

    Dua minggu kemudian.“Hati-hati sayang. Jalannya pelan-pelan saja tidak usah buru-buru. Pinggang kamu masih sakit tidak? kalau masih sakit jangan dipaksa. Biar Mas gendong saja.” Ario memapah Lasmini untuk belajar berjalan setelah lukanya sudah dinyatakan kering oleh dokter.“Masih ngilu sedikit sih, Mas. Tapi kata dokter justru harus digerakkan tubuh aku biar tidak kaku, karena bekas jahitan operasi sudah mulai mengering,” ucap Lasmini. Dia mengikuti saran dokter untuk berlatih jalan dengan perlahan. Dan kini dia ditemani oleh calon suaminya mulai berlatih berjalan secara bertahap.“Ya sudah tapi kalau tidak kuat jalan, kamu langsung berhenti. Menggunakan kursi roda saja kalau mau melakukan aktivitas.” Dengan perlahan Ario mendudukkan Lasmini di atas kursi roda yang sudah dia siapkan sebelumnya.“Terima kasih, Mas.” Senyum manis segera terbit dari bibir indah Lasmini tatkala Ario mendudukkan dirinya d

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • Kembang Desa   Sudah Pulih

    Dua minggu kemudian.Lasmini sudah merasakan tubuhnya semakin membaik. Bekas luka di pinggangnya sudah tidak terasa nyeri lagi. Dia sudah dapat berjalan normal. Hanya bekas lukanya yang masih membekas cukup lebar. Lasmini menatap bekas luka itu dengan pasrah. Dia hanya bisa meraba dan memandang luka itu yang merusak pemandangan di kulitnya yang putih bersih.Ario yang dari tadi melihat ulah Lasmini hanya bisa tersenyum geli. Dia tahu apa yang tengah dipikirkan oleh wanita pujaan hatinya itu. Lasmini pastinya kini merasa tidak percaya diri karena luka itu, begitu pikir Ario. Dia kemudian berjalan mendekat ke arah wanita cantik itu. Ario berdiri di belakang Lasmini dan memeluk tubuh wanitanya itu dengan erat.“Sedang mikirin apa sih, sayang? luka itu tidak usah dipikirkan. Hanya aku yang melihat luka itu. Dan aku sama sekali tidak mempermasalahkan luka yang kini membekas di tubuh kamu. Dengan adanya luka itu tidak akan merubah apapun. Aku tetap mencintai kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-30
  • Kembang Desa   Kabar Dari Sahabat

    “Halo, Nun, apa kabar?” balas Aisyah menyapa dari seberang sana.“Alhamdulillah, kabarku baik. Aku harap kamu juga kabarnya baik, Syah.” Nuni menjawab pertanyaan Aisyah dengan nada suara yang ceria di telepon.“Iya, Alhamdulillah. Aku baik-baik saja dan dalam keadaan sehat,” balas Aisyah di seberang sana dengan nada yang tidak kalah ceria dengan Nuni.Setelah mereka cukup berbasa-basi, Nuni akhirnya mengungkapkan maksud dan tujuannya menelepon Aisyah. Dengan nada ceria dia mengundang Aisyah untuk datang ke rumahnya.“Syah, sesuai dengan percakapan kita beberapa hari yang lalu, kalau aku akan memperkenalkan calon menantuku apabila dia sudah pulih pasca operasi. Dan sekarang dia sudah pulih, dia sudah tidak merasakan nyeri di pinggangnya. Jadi kalau kamu ada waktu, datanglah main ke rumahku. Aku akan meminta Ario datang bersama dengan calon istrinya untuk berkenalan dengan kamu.” Nuni berkata panjang lebar di

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-31
  • Kembang Desa   Cerita Cinta Aisyah

    Akhirnya Aisyah menyetujui ajakan makan bersama Wahyu, namun bukan makan malam. Aisyah menyetujui untuk makan siang bersama dengan pria pemilik pabrik gula tempatnya bekerja.Aisyah memilih untuk menyetujui makan bersama dengan Wahyu di siang hari, karena dia tidak mau mendengar pergunjingan orang mengenai hal ini. Walaupun sebenarnya sah-sah saja mereka pergi bersama karena status mereka sama-sama sendiri. Baik Aisyah maupun Wahyu sama-sama ditinggal oleh orang yang mereka cintai untuk selamanya. Namun Aisyah masih belum terbiasa melakukan makan malam dengan lawan jenis, sehingga makan siang adalah pilihan yang tepat sebagai alternatif untuk mereka.Dan di sinilah mereka berada, di sebuah restoran khas Jawa Tengah pilihan Aisyah. Wahyu memang yang meminta Aisyah untuk menentukan tempat yang akan mereka kunjungi di acara makan siang hari ini.“Kamu memang tidak berubah dari dulu, Syah.” Wahyu menatap Aisyah dengan tatapan memuja.“Eh, ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Kembang Desa   Terungkap Asal-Usul Lasmini

    Notifikasi pesan masuk terdengar dari telepon genggam Nuni. Wanita paruh baya itu bangkit dari sofa untuk mengambil telepon genggamnya yang sedang di isi daya di atas nakas. Dia tersenyum kala pesan masuk itu ternyata dari sahabatnya, Aisyah. Dengan segera, Nuni membuka pesan itu. Dan betapa terkejutnya dia kala melihat foto yang Aisyah kirim kepadanya.“Apa aku tidak salah lihat? apa benar foto yang Aisyah kirimkan ini?” Nuni bergumam dengan nada rendah namun masih terdengar jelas oleh suaminya.“Ada apa, Bu?” tanya Arief mengernyitkan keningnya.“Pak, coba kamu kemari!” panggil Nuni dengan melambaikan tangannya ke arah suaminya.Arief kemudian mendekati istrinya dan melihat apa yang ada di layar telepon genggam Nuni. Arief pun sama terkejutnya dengan Nuni. Dia bahkan sampai berulang kali menatap foto seorang gadis yang ada di layar telepon genggam Nuni.“Jadi, Lasmini anak kandung Aisyah yang hilang dari

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-02

Bab terbaru

  • Kembang Desa   Momen Bahagia

    Setelah acara makan malam, para tamu undangan memberikan selamat kepada pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu. “Selamat atas hari jadi pernikahannya Pak Ario, Bu Lasmini,” ucap salah seorang pria yang datang bersama istrinya . “Terima kasih atas kedatangannya di acara kami ini, Pak, Bu,” sahut Ario pada pasangan suami istri yang merupakan rekan bisnisnya. Setelah para tamu undangan mengucapkan selamat padanya dan juga istrinya secara bergantian, kini giliran Ario dan Lasmini mengucapkan sepatah dua kata di acara tersebut. “Terima kasih untuk para tamu undangan yang telah bersedia hadir di acara kami. Hari ini, satu tahun yang lalu saya telah membuat keputusan paling penting dalam hidup saya. Saya telah berjanji dengan wanita yang ada di sebelah saya ini, untuk selalu berjalan bersama di hari-hari yang terbentang di depan. Dan wanita yang ada di sebelah saya ini juga telah memberikan saya kebahagiaan. Membuat hidup saya menjadi berwarna dan dia juga telah memberikan saya d

  • Kembang Desa   Wedding Anniversary

    Lima bulan kemudian.Lasmini bingung saat bangun tidur, dia tidak mendapati Ario ada di sampingnya. Biasanya suaminya itu masih tertidur pulas di jam seperti ini. Lasmini melihat waktu menunjukkan pukul lima pagi. Dia bangkit dari tidurnya dan melangkah ke arah kamar bayi yang ada di sebelah kamarnya. Dia tersenyum saat melihat Anisa masih tertidur pulas. Lasmini lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh.Selesai menunaikan sholat subuh, Lasmini berjalan keluar kamar. Dia berencana untuk mencari keberadaan suaminya pagi ini.“Apa Mas Ario sedang olahraga? mungkin dia sedang lari pagi di luar rumah. Aku buatkan dia kopi saja kalau begitu. Jadi saat dia pulang, Mas Ario bisa langsung minum kopinya,” gumam Lasmini bermonolog.Lasmini melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Di sana dia melihat asisten rumah tangganya tengah sibuk menyiapkan sarapan.

  • Kembang Desa   Kejutan Untuk Lasmini

    Tiga bulan kemudian.Lasmini melihat penunjuk waktu di dinding dengan perasaan kesal yang menyelimuti dirinya. Sudah jam sembilan malam tetapi Ario dan Bima belum tampak juga batang hidungnya di rumah. Saat ini Bima seharusnya sudah bersiap untuk tidur, tetapi Ario yang membawa anak sulungnya itu pergi dari tadi sore belum kembali ke rumah.Lasmini menyesal menuruti perintah Ario agar tetap berada di rumah menjaga Anisa. Ario meminta Lasmini untuk tidak ikut serta dengan mereka, karena Anisa yang rewel sepanjang sore hari tadi. Waktu terus berjalan dan Lasmini sudah bolak-balik melihat ke luar rumah tapi tidak ada tanda-tanda mereka akan datang.Dia mencoba menelepon suaminya itu untuk mengetahui keberadaan mereka saat ini. Namun, Ario sama sekali tidak mengangkat teleponnya, bahkan pesan yang dia kirim hanya dibaca saja.‘Kenapa aku telepon tidak dia angkat, ya? kemana sih mereka sampai sekarang belum pulang? awas saja nanti kalau sudah sampai di r

  • Kembang Desa   Family Time

    “Mimpi kalau aku tidak disayang lagi sama Bunda dan Ayah. Aku duduk sendiri. Ayah sama Bunda mencium Dedek Nisa.” Bima kemudian menangis kala dia mengingat mimpinya itu.Lasmini tersenyum mendengar ucapan anak sulungnya itu. Dia lalu memeluk tubuh bocah itu seraya berkata, “Itu hanya mimpi, sayang. Jangan diambil hati. Bunda sama Ayah tetap sayang sama Bima, kok, walaupun sudah ada Dedek Nisa.” Lasmini lalu mencium pipi gembil Bima dengan penuh kasih sayang.Namun, tiba-tiba saja Bima menarik wajahnya dari wajah ibunya seraya berkata, “Beneran kalau Bunda tetep sayang sama aku?” tanya Bima dengan suara perlahan menatap Lasmini lekat.Lasmini kembali tertawa dan mencolek hidung mancung anaknya. “Benar dong sayang. Masak Bunda bohong.”Lasmini lalu mencium pipi anaknya gemas. Bima rupanya merasa lega dengan jawaban ibunya. Dia terkekeh kala ibunya terus mencium wajahnya. Hingga suara tangisan Anisa menghentika

  • Kembang Desa   Akhir Dari Penantian

    “Sayang, sudah siap belum?” tanya Ario sambil mengetuk pintu kamar mandi. Istrinya tadi pamit padanya hendak ke kamar mandi sebentar sebelum mereka mulai ‘olahraga malam’ yang sudah ditunggu oleh Ario selama dua bulan.“Sebentar, Mas. Tunggu saja di tempat tidur, nanti juga aku keluar!” jawab Lasmini dari dalam kamar mandi. Ario kemudian kembali melangkah ke arah tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Lasmini yang memakai lingerie merah. Dia berjalan perlahan mendekati suaminya yang sudah siap di atas tempat tidur. Lasmini tersenyum menggoda ke arah suaminya yang kini menatap ke arahnya dengan tatapan takjub dan tanpa berkedip sedikitpun.“Jadi ini yang membuat kamu lama di kamar mandi, hm. Dan ini lingerie merah kapan belinya?” tanya Ario mulai menggoda

  • Kembang Desa   Menggoda Iman

    “Mini, ganti baju kamu!” ujar Ario saat akan mengantar istrinya ke rumah sakit, dengan tujuan ke dokter anak karena bayinya akan melakukan imunisasi tahap awal.“Kenapa memangnya, Mas. Sepertinya baju yang aku kenakan ini sopan.” Lasmini memindai lagi pakaian yang dia kenakan hari ini. Dan dia tidak menemukan ada yang salah pada pakaiannya itu.“Itu pakaiannya menggoda iman, sayang. Aku saja tergoda apalagi orang lain. Dan aku tidak mau kalau dokter anak itu menjadi sainganku,” sungut Ario yang mulai dengan mode sebagai suami posesif.Lasmini merotasi matanya dengan malas. Dia melepas pakaiannya di depan suaminya, yang seketika membuat Ario menelan saliva, saat melihat tubuh istrinya yang semakin menggoda setelah melahirkan anaknya. Lasmini kemudian mengenakan pakaian lainnya dan memperlihatkan penampilannya kini di depan Ario untuk meminta pendapat suaminya itu.“Ba

  • Kembang Desa   Nuni VS Aisyah

    Keesokan Harinya, Nuni datang ke kamar rawat inap Lasmini dengan senyum sumringah terbit dari bibirnya. Dia langsung membuka pintu ruang rawat inap itu. Senyumnya semakin merekah kala melihat cucunya saat ini tengah tertidur di box bayi.“Cucuku cantik sekali. Sayang sedang tidur, padahal Ibu mau menggendong dia,” ucap Nuni kala dia sudah memasuki ruang rawat inap itu dan menatap cucunya di pinggir box bayi.“Iya, Bu. Nisa baru saja selesai menyusu. Dan seperti biasanya kalau habis menyusu dia pasti tertidur.” Lasmini berkata sambil tersenyum menatap wajah ibu mertuanya.Di saat bersamaan, pintu kamar rawat Lasmini terbuka. Menampilkan sosok Aisyah dan Wahyu di ambang pintu.“Kamu sudah sampai dulu rupanya Nun. Arief mana? kamu datang sendiri kemari?” tanya Aisyah yang melangkah ke arah Lasmini. Dia lalu mengecup pipi anaknya lembut.“Mas Arief sedang main golf. Katanya, nanti langsung kemari setelah acara

  • Kembang Desa   Nama Bayi

    “Sabar, Bu. Ini sedang kami diskusikan. Nanti kalau sudah dapat pasti akan kami beritahu,” ucap Ario.“Jangan lama-lama memberi namanya! masak nanti kalau ada yang menjenguk tidak bisa memanggil namanya. Coba sekarang kamu arahkan kamera ke wajah cucu Ibu. Ibu sepertinya Ke rumah sakitnya besok pagi. Makanya sekarang Ibu mau melihat dulu cucunya,” cetus Nuni.Ario lalu mengarahkan telepon genggamnya ke arah bayi mungil nan cantik. Nuni memekik takjub kala melihat cucu keduanya itu sudah terlihat cantik saat ini.“Cantik sekali cucu Eyang. Jadi tidak sabar untuk segera ke sana. Ario, Mini, Bagaimana kalau Ibu yang memberi nama untuk cucu Ibu yang cantik ini?” tanya Nuni.“Boleh, Bu,” sahut Ario dan Lasmini bersamaan.Nuni terdiam sesaat. Dia tersenyum sumringah sebelum akhirnya berkata, “Bagaimana kalau Anisa Muliawati? kalian

  • Kembang Desa   Welcome Baby Girl

    Dua bulan kemudian....Lasmini tersenyum melihat kamar bayi yang warnanya sangat ‘girly’ dan indah dilihat. Lasmini berjalan mengelilingi kamar bayi yang didominasi warna pink. Lasmini semenjak tahu bayinya berjenis kelamin perempuan, langsung berbelanja perlengkapan bayi untuk bayi perempuan. Di saat dia tengah berkeliling kamar bayi, tiba-tiba saja Lasmini meringis sambil memegang perutnya. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur. Dia sudah mulai terbiasa dengan kontraksi dini yang kadang timbul secara tiba-tiba dan menghilang setelah beberapa menit. Namun kali ini yang dia rasakan sama sekali beda dengan yang biasanya. Kali ini rasanya lebih sakit dan terasa terus-menerus sakitnya.“Mini! kamu kenapa?” tanya Ario saat dia memasuki kamar bayi.“Perut-ku mulas, Mas. Aku merasa ada sesuatu yang mendorong ke bawah,” ucap Lasmini melirih.“Hah! jangan-jangan ka

DMCA.com Protection Status