Beranda / Urban / Kembalinya sang Pewaris / Chapter 114: Teman Glenn

Share

Chapter 114: Teman Glenn

Penulis: Zila Aicha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-17 12:34:29

"Kau tidak salah membaca?" tanya Narendra menoleh pada adiknya.

Arnold menggelengkan kepala dan kemudian meminta suapin mereka untuk segera membawa mereka menjauh dari tempat itu sebelum nantinya berbicara hanya berdua di tempat yang lebih aman.

Wajah Narendra tiba-tiba saja menegang dan mulai terlihat dipenuhi oleh kecemasan. Begitu mereka tiba di perusahaan mereka sendiri dan bergerak menuju ke ruangan Narendra, Arnold dan kakaknya yang belum sampai di ruangan presiden direktur itu pun tidak tahan untuk tidak segera berbicara.

"Berapa pinalti yang harus kita bayar jika kita membatalkannya?" tanya Narendra yang harap-harap cemas.

Pasalnya saat ini perusahaan mereka tidaklah bisa kuat dulu dikarenakan sebagian perusahaan mereka telah dibeli oleh orang yang masih juga misterius.

Arnold mengambil napas dalam-dalam sebelum kemudian menghembuskannya dengan kasar, "Tujuh."

"Tujuh miliar?" tebak Narendra.

"Kalau hanya 7 miliar mudah saja kita-"

"Tujuh kali lipat, Mas."

Mata Narendra sontak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 115: Cara Licik

    "Mas, aku sebenarnya memiliki satu ide tapi aku tidak yakin jika Mas akan menyetujui ide itu," ujar Arnold.Narendra menatap adiknya dengan penuh tanya dan kemudian menghela napasnya lebih dalam lalu berkata, "Ayolah. Kau pikir kau itu sedang berbicara dengan siapa, Arnold? Kita bersaudara dan kau adalah satu-satunya orang yang aku percayai saat ini.""Katakan saja apa yang menurutmu benar dan bisa mengeluarkan kita dari situasi ini!" ujar Narendra.Arnold menganggukkan kepalanya lalu mulai berkata dengan serius, "Kita manfaatkan Alexander Barata, Mas."Narendra terlihat terkejut dengan ucapan adiknya itu, matanya menyipit bingung, "Apa hubungannya dengan Alexander Barata?""Mas, kan kamu tahu Glenn dan Alexander itu memang berhubungan dekat. Bagaimana jika kita manfaatkan situasi ini? Kita bisa meminta Alexander untuk membuat Garrick tidak lagi menyulitkan kita?"Narendra masih tidak mengerti dengan rencana adiknya itu, "Memang apa yang bisa dilakukan oleh Alexander?" "Sesama teman

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 116: Kejadian Tak Terduga

    "Entahlah, aku belum tahu tapi yang jelas aku tidak akan melepaskan dia begitu saja," ucap Glenn yang sedikit menahan rasa kesalnya akibat ulah Arnold yang tidak pernah ia sangka-sangka itu.Alexander mengangguk dan mempercayai ucapan Glenn sepenuhnya, "Kalau begitu kapan kau akan mengajak putriku untuk tinggal di sini?""Sekarang.""Hah? Sekarang? Kau mau ke sana sekarang juga?" tanya Alexander terlihat begitu terkejut dengan ucapan Glenn.Glenn hanya menjawab dengan anggukan lalu segera dia berganti baju dengan kilat. "Pulanglah dan bersikaplah seolah-olah kau tidak sedang mengetahui apapun. Aku yakin sekali saat ini Narendra pasti mengirim orang-orang untuk mengawasimu dengan ketat."Alexander yang sebenarnya ingin sekali menunggu kedatangan putrinya di sana pun hanya bisa mengangguk dengan helaan napas kecewa."Sabarlah! Kau bisa bertemu dengannya setelah aku membawanya ke sini," ujar Glenn yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Alexander saat ini.Pria usianya beberapa tahun l

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 117: Kau Bisa Berlari?

    Tanpa membuang-buang waktu lagi Glenn segera berjalan menuju ke arah luar, sebelum dia mencari jenazah Hana, ia berpesan pada Clarita, "Tetap berada di sini! Jangan ke mana-mana!"Clarita mengangguk lemah.Tidak lama Glenn mencari jenazah Hana ambil sesekali harus menembak pelurunya ke arah pengawal yang masih tersisa. Ia pun memeriksa tubuh itu dan hanya bisa menghela napas sedih karena ternyata memang benar Hana telah tiada.Detak jantungnya sudah tak ada dan dengan hati yang tidak karuan lantaran perasaan bersalahnya pada Alexander yang tidak bisa menyelamatkan Hana tepat pada waktunya, ia berjalan menuju ke kamar tempat di mana Clarita berada.Ia melihat gadis yang sedang menangis itu dan berujar pelan, "Ibuku sudah tiada. Maaf, Om datang terlambat."Clarita segera menghapus air matanya dan kemudian berdiri dan menatap ke arah Glenn dengan pandangan bertanya, "Siapa mereka? Kenapa kami?"Glenn tidak tahu apakah dia harus mengatakan hal yang sebenarnya kepada gadis itu atau harus m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 118: Kemungkinan Lain

    "Jangan ke mana-mana!" ucap Glenn lewat telepon pada Alexander Barata.Alexander yang berada nan jauh di sana menjawab dengan setengah berteriak bahkan nada suaranya terdengar bergetar, "Bagaimana bisa aku diam saja? Hana tewas dan sekarang putriku masuk ke dalam ruang ICU. Kau bilang aku tidak boleh kemana-mana?""Kalau kau mau putrimu selamat dan tidak dikejar-kejar oleh orang itu maka berdiamlah di sana.""Glenn-""Percayalah! Kalau kau nekat untuk mencari-cari putrimu dan kemudian malah diikuti oleh orang-orang sialan itu, itu malah akan membahayakan putrimu. Kau mau kehilangan dia?"Alexander ingin mengumpat tetapi bukan pada Glenn, melainkan pada orang-orang yang telah lakukan pembunuhan itu pada Hana dan sekarang membuat putrinya sedang menderita di ruang gawat darurat.Berat sekali baginya menghadapi semua itu. Sebelumnya ia Padahal sudah merencanakan beberapa rencana matang untuk Hana dan juga Clarita.Ia sudah mencari-cari pengobatan untuk Hana sekaligus untuk menyiapkan sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 119: Lewati Saja!

    Lelaki berperawakan tinggi dan juga besar itu pun masuk ke dalam ruangan Alexander. Ia membukukan badannya terlebih dulu sebelum kemudian berkata, "Tuan Muda, saya baru saja menyelidiki sesuatu dan hasilnya cukup membuat saya terkejut."Alexander ikut berpura-pura kaget dan menjawab, "Tentang apa?""Tentang hm ... itu, Tuan Muda. Ini mengenai Nona Hana dan juga seorang gadis yang bernama Clarita," sahut Damar.Alexander yang sedang menulis sesuatu di sebuah dokumen yang sebenarnya hanya berupa coretan itu pun mengangkat wajahnya dan menghadap pada Damar, "Apa yang sudah kau temukan tentang mereka?" Damar sedikit meragu akan informasi yang telah ia dapatkan. Sebab, informasi tersebut bukanlah informasi yang baik melainkan justru kabar buruk yang mungkin akan membuat Alexander terkejut.Sorotan mata lelaki yang sebenarnya sudah merencanakan sesuatu sebelumnya dan terpaksa harus menerima kegagalan itu karena didahului oleh orang lain itupun terlihat begitu sendu.Hal itu bukan berarti d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 120: Taktik Alexander

    "Iya, Tuan Muda. Tapi Anda sama sekali tidak perlu khawatir karena saya sudah mengerahkan begitu banyak anak buah untuk melacak keberadaan putri Anda," ucap Damar dengan cepat karena tidak ingin Alexander curiga terhadapnya.Akan tetapi, Alexander yang dengan mudah bisa membaca ekspresi menyebalkan di wajah Damar itupun menyaho dengan santai, "Apa maksudmu?""Ya, Tuan Muda?""Siapa yang membiarkanmu untuk menyebut gadis itu sebagai putriku?" ucap Alexander sambil menyipitkan mata menatap tajam ke arah Damar yang wajahnya terlihat syok.Alexander kembali melanjutkan perkataannya, "Aku emang berhubungan dengan Hana tapi anak itu ... Aku tidak akan pernah menganggap dia sebagai anakku.""Tapi, Tuan ....""Aku kemarin-kemarin sedikit mencemaskan mereka tetapi malah sekarang aku sedikit lebih lega karena tak perlu lagi memikirkan tentang dua orang itu," jawab Alexander.Damar yang wajahnya diliputi kebingungan itu pun segera bertanya, "Anda tidak peduli dengan mereka, Tuan Muda?"Alexander

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 121: Pengkhianat?

    "Ya. Biarkan saja, itu lebih bagus jika dia menghilang tanpa jejak." Alexander terlihat begitu santai dan tenang sekaligus hingga membuat Damar sontak mempercayai perkataan sang tuan muda.Dengan sedikit dorongan yang lebih, Alexander sendiri telah memahami bagaimana caranya ia menipu Damar agar pria itu bisa jatuh ke dalam perangkapnya.Ia bersorak dalam hati karena sekali lagi ia telah berhasil membuat lelaki yang usianya tak terlalu jauh berbeda dengannya itu memasuki jebakan yang telah ia siapkan bersama dengan Glenn."Baiklah, saya mengerti sekarang. Anda benar, Tuan Muda. Jika anak itu masih bersama dengan Anda, Anda bisa begitu kerepotan dan ini juga pasti akan dimanfaatkan oleh Narendra."Sebuah senyuman sinis terbit di bibir Alexander, "Nah, itu dia yang aku maksud. Narendra yang bodoh itu justru telah melakukan kesalahan yang besar karena membunuh Hanya dan menyebabkan anak itu menghilang tanpa jejak. Itu sama artinya dia tidak lagi memiliki kunci untuk menggangguku."Damar

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 122: Kecemasan

    "Tidak, Tuan. Saya yakin sekali tidak mungkin ada anak buah kita yang berani mengkhianati Anda."Narendra menaikkan kedua alisnya seakan tidak mempercayai perkataan anak buahnya tersebut. "Bagaimana kau bisa seyakin itu?""Karena kami semua menembakkan peluru ke arah orang yang menyelamatkan gadis itu sehingga tidak mungkin ada seorang penghianat di antara kami," jelas orang itu.Narendra kembali berpikir keras dan menimbang-nimbang apakah orang itu benar-benar telah berkata jujur atau tidak. Namun, sebelum ia sempat mengatakan apa yang ada di kepalanya, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang dari luar."Ya, masuk!" kata Narendra.Ia pun memerintah anak buahnya tersebut, "Pergilah!"Pria itu mengangguk dan kemudian undur diri dari ruangan sang tuan muda. Narendra tersenyum ramah pada adik laki-lakinya yang masuk ke dalam ruangannya sambil membawa beberapa dokumen. "Kita tidak bisa membuat pembatalan itu, Mas."Narendra tidak tahu jika hari itu ternyata merupakan hari yang sangat sia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 168: The Ending

    Narendra tidak mempercayai apa yang sedang terjadi kepadanya, "Glenn, kau-""Bukti yang aku miliki sudah lengkap semuanya dan semua ini berkat bantuan dari adik kesayanganmu. Selain itu, Om Satria kebetulan telah menyerahkan dirinya pagi tadi jadi lebih baik sekarang tidak perlu melawan lagi karena kau sudah tamat," ucap Glenn dengan begitu senangnya.Narendra tentu saja memberontak dan berhasil melepaskan diri dari kedua polisi yang memegang lengannya. Pria muda tersebut kemudian langsung saja menarik Glenn ke arahnya lalu mengeluarkan sebuah pisau yang nyata ia sembunyikan dibalik saku jasnya.Glenn tentu saja tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi. Ia pikir ia telah bersiap-siap menghadapi segala hal yang mungkin saja terburuk tetapi nyatanya ia masih melupakan sesuatu sehingga sekarang harus menghadapi kemarahan Narendra yang seharusnya tidak perlu dihadapi.Dewa dan Alexander yang berada di sana sontak memerintah anak buah mereka untuk menyelamatkan Glenn tetapi Glenn memint

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 167: Sadar

    "Astaga, kau benar-benar membuatnya takut," ucap Glenn yang tidak bisa tidur apalagi mendengar ketika orang yang berada di dalam kamarnya itu dari tadi masih saja bercolotest seolah dia tidak ada di sana.Clarita menoleh pada pria yang telah membuka matanya secara penuh itu. "Om, Om pasti terganggu dengan suara kami ya?"Glenn tersenyum tipis dan menanggapi, "Ah, Clarita. Kau benar-benar sangat peka sekali, tidak seperti ayahmu yang bodoh ini."Alexander sedikit tersinggung tetapi dia membiarkan sahabatnya itu berbicara seperti itu."Kau benar-benar sudah tidak apa-apa?" tanya Dewa, terdapat kecemasan yang begitu terlihat dengan sangat jelas di mata sahabat Glenn yang satu itu."Kau gila atau bagaimana? Aku baru saja tertembak di perutku dan kau bilang aku tidak apa-apa? Luka tembak tidak mungkin bisa sembuh hanya dalam waktu beberapa jam kan?" omel Glenn.Alexander tertawa meringis mendengarkan ocehan Glenn pada Dewa, ia benar-benar sangat puas terhadap omelan Glenn tersebut."Nah, s

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 166: Kebimbangan Satria

    Narendra mendecakkan menatap ayahnya dengan tatapan tidak suka. Pria itu bahkan tidak menutupi jika mungkin dia menganggap ayahnya itu cukup bodoh karena tidak benar-benar menyimak ceritanya dengan benar.Narendra menghela napas panjang sebelum kemudian menanggapi, "Ayah, tidakkah tadi Ayah mendengarkan ceritaku dengan baik?"Satria terbelalak tetapi dia membalas pertanyaan putranya, "Dengar. Peluru itu sedikit meleset tetapi mengenai Glenn. Iya kan?""Hm, itu benar. Peluru itu katanya mengenai perut Glenn dan bukannya jantungnya jadi mungkin dia masih hidup atau bisa saja sedang sekarat. Entahlah, aku tidak mengetahuinya. Anak buahku masih mencarinya di seluruh rumah sakit yang ada di Jakarta ini. Dan aku yakin sekali dia akan segera ditemukan," ujar Narendra begitu senang.Satria mengangguk mengerti. "Jika kau sudah menemukannya, apa yang akan kau lakukan terhadapnya?"Narendra menyipitkan mata, memperlihatkan ayahnya senyumannya yang kejam. "Ayah, apakah sekarang ini Ayah masih har

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 165: Apakah Dia Mati?

    Alexander dan Dewa menyadari jika di sana masih ada gadis muda yang mendengarkan percakapan mereka yang cukup bisa dikatakan berbahaya dan tidak pantas didengar oleh gadis itu.Dewa seketika berkata, "Oh, Sayang. Maaf, percakapan ini tidak pantas untuk kamu dengar. Ah, Alex. Kita tunda saja percakapan ini daripada putrimu harus mendengar hal seperti itu."Clarita sebenarnya tidak ingin menyerah begitu saja tetapi melihat kedua pria dewasa itu terlihat tidak ingin lagi melanjutkan percakapan mereka mengenai permasalahan tentang aksi balas dendam itu maka ia pun juga tidak bisa lagi bertanya."Kamu mau minum atau mungkin camilan?" tawar Alexander.Clarita dengan segera menggelengkan kepala. "Bagaimana mungkin aku bisa makan dalam situasi seperti ini? Ayolah Ayah, aku bukan gadis berdarah dingin yang tidak mementingkan situasi dan kondisi."Alexander meringis mendengar ucapan putrinya yang begitu mengguncangnya Itu.Dewa sendiri tidak tahan untuk tidak tertawa telan tetapi dia kemudian t

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 164: Kenekatan

    Sang pengawal dengan sangat terpaksa akhirnya menjawab kembali, "Tuan Alex tidak apa-apa dan baik-baik saja tetapi Tuan Glenn baru saja tertembak karena diserang."Clarita langsung saja membungkam mulutnya karena kaget. Tak bisa dipercaya, hanya sangat mustahil sekali pria sekuat Glenn bisa tertembak dan kini nyawanya sedang dalam bahaya di dalam rumah sakit.Clarita terdiam sejenak bingung atas apa yang harus dia lakukan setelahnya.Namun, dia tentu tidak bisa berdiam saja di sana sehingga dia memutuskan, "Aku akan ke rumah sakit."Sang pengawal tentu saja langsung saja menjawab, "Tidak, Nona. Tuan Alexander meminta Anda untuk tetap di rumah dan tidak melakukan apapun. Sebenarnya yang diserang itu adalah Tuan Alex tetapi Tuan Glenn datang untuk menyelamatkannya sehingga yang terkena malah Tuan Glenn.""Iya, Nona. Di luar sana masih begitu berbahaya dan kita juga tidak tahu apakah penyerang itu akan mencari-cari Nona karena anda merupakan putri satu-satunya Tuan Alexander sekaligus ke

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 163: Rasa Cemas

    Ken, sopir Alexander Barata segera melajukan mobilnya lebih cepat dan berusaha menghindari 3 mobil yang mengejar mereka.Alexander mulai tegang dan kemudian segera menghubungi Glenn dengan cepat. Ia benar-benar sangat beruntung sekali karena hanya dalam dari yang pertama panggilannya telah dijawab oleh Glenn."Kenapa kau-""Kirim bantuan sekarang, Glenn! Aku sedang dikejar-kejar!" ujar Alexander dengan suara yang begitu panik.Glenn yang sedang duduk di atas atap itu segera berdiri dan berkata dengan nada yang juga panik, "Di mana posisimu?""Ah, tidak usah. Aku tahu. Bertahanlah sebentar!" ucap Glenn.Glenn segera membuka aplikasinya dan memerintah dengan cepat, "Susul Alexander!"Beberapa anak buahnya yang telah siap siaga itu pun segera mengambil posisi masing-masing dan Glen ikut ke dalam salah satu mobil itu.Sementara itu, Alexander masih dalam pengejaran dan hampir saja terkena sebuah tembakan saat salah satu orang yang berada di mobil kirinya tersebut melemparkan sebuah tembak

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 162: Cepat!

    "Ayah bukan saudara kandung dari Paman Andi," ujar Arnold.Narendra menatap adiknya itu dengan tatapan heran tetapi ia masih terlihat begitu bingung.Arnold mengamati ekspresi kakaknya yang tidak ada keterkejutan di sana. Ia pun mulai berpikir jauh, "Ah, jadi Mas juga tahu masalah ini? Tapi kenapa Mas hanya diam saja?"Narendra bertanya, "Dari mana kamu tahu masalah ini?"Arnold mengulas sebuah senyum pada sang kakak. "Tidak penting bagaimana aku tahu tapi fakta jika ternyata kamu juga mengetahuinya itu Cukup membuatku heran.""Kenapa lagi?" tanya Narendra malas."Masih bertanya kenapa? Ini semakin membuat kita itu tidak memiliki hak apapun atas harta itu. Mas, kita tidak memiliki hubungan darah dengan keluarga Glenn. Bisa tidak kamu mengembalikan saja semua yang memang bukan milikmu terhadap Glenn? Apa sedikitpun kamu tidak merasa aneh ketika melakukan apapun pada harta yang bukan milikmu?"Narendra mencibir, "Oke, kita memang tidak memiliki hubungan darah dengan mereka tetapi kita t

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 161: Pigura

    Kenyataan itu begitu menampar Satria. Ia pun tidak lagi bisa berkutik lagi ataupun membela putra bungsunya.Narendra melihat ayahnya yang tidak bisa menjawab perkataannya itu pun membuatnya semakin yakin untuk memberi satu pelajaran bagi sang adik."Lebih baik Ayah tidak usah ikut campur masalah ini. Biarkan aku yang menyelesaikannya," ucap Narendra.Satria hanya bisa terdiam di sofa ruang tamu itu, meresapi semua yang terjadi di kehidupannya.Tiba-tiba saja ia bangkit dari tempat duduknya itu lalu berjalan menuju ke sebuah gudang yang terletak di luar ruangan.Gudang itu terpisah dari rumah utama sehingga ia harus berjalan sendirian ke sana dan melarang semua anak buah Narendra untuk menemaninya.Begitu ia masuk ke dalam gudang tersebut, ia segera berjalan mendekat ke sebuah benda yang tertutup oleh kain putih besar.Segera saja ia ambil kain yang menutupi sebuah pigura besar itu. Ia pun kemudian duduk di depan pigura tersebut dengan wajah yang terlihat amat sangat letih.Ia mulai be

  • Kembalinya sang Pewaris   Chapter 160: Kekejutan Lain

    "Apa yang Ayah bicarakan itu? Tentu saja aku menyukainya," ucap Clarita menatap ke arah ayahnya dengan tatapan heran.Alexander kembali menyipitkan mata dan menatap putrinya dengan tatapan bingung, "Tunggu dulu, Nak. Yang Ayah maksud itu adalah menyukai layaknya seorang wanita menyukai laki-laki. Seperti itu. Kamu tidak seperti yang Ayah maksud kan?" Mata Clarita membola begitu sempurna usai dirinya mendengar perkataan ayahnya tersebut. Ia kehilangan kata-kata untuk beberapa saat dan kemudian membalas perkataan ayahnya itu dengan cepat, "Maksud Ayah, cinta pasangan? Astaga, Ayah. Yang benar saja. Aku menganggap dia sebagai aku menganggap Ayah. Dia sama saja dengan orang tua keduaku."Mendengar perkataan putrinya, Alexander benar-benar menghela napas dengan lega. Ia tertawa konyol lalu kemudian menyesat minuman yang tidak ia ketahui namanya itu.Minuman khas Korea Selatan yang rasanya asam manis cukup menyegarkan tenggorokannya.Alexander kemudian tersenyum pada Sang Putri, "Ayah bena

DMCA.com Protection Status