Di Rumah Sakit.
Suara ketukan indah silih berganti, dari sepatu hak tinggi milik seorang wanita cantik, suaranya bergema di lorong yang sunyi. Dia berjalan dengan anggun dan tenang."Bukankah dia Agnes Aditama, putri tertua dari keluarga Aditama? Wow, dia cantik sekali!" Salah satu orang di koridor berbisik."Benar, dia cantik. Dia adalah salah satu wanita paling terkenal di Kota A. Tapi ngak ada gunanya jadi cantik atau terkenal? Nasibnya ngak sebaik dirinya!" Yang lain menimpali."Sangat kasihan! Wanita secantik dia harus menjalani kehidupan yang buruk? Kecelakaan Arga telah membawa aib bagi keluarganya kali ini.""Aku jadi penasaran, apa sih yang dipikirkan Tuan Aditama. Jelas-jelas keluarga Pratama sudah bangkrut, tetapi mereka masih saja membiarkan cucunya menikah dengan Arga Pratama, padahal dia merupakan pecundang besar!"Meskipun keluarga Aditama bukan termasuk dalam daftar keluarga bangsawan, ia masih memegang posisi terhormat di Kota A karena kekayaannya. Agnes menguasai hati para pemuda. Dia cantik, cerdas, dan yang paling terpenting, dia berasal dari keluarga kaya. Pria muda dari berbagai keluarga terkaya di Kota A pun banyak yang tergila-gila padanya. Mereka menganggap Agnes bagaikan seorang dewi. Namun, semua orang sangat kecewa, saat, tiba-tiba keluarga Aditama mengumumkan pernikahan antara Agnes dengan Arga dua tahun yang lalu. Keduanya bertunangan sejak mereka masih kecil. Pernikahan mereka pun menjadi salah satu topik diskusi terpanas di kota A.Agnes terus melangkah maju, mengabaikan diskusi di sekitarnya. Dalam dua tahun terakhir ini, orang-orang membuat begitu banyak versi cerita yang berbeda. Masing-masing dari mereka sepertinya memiliki alasan mengapa mereka menikah. Agnes bosan dengan gosip dan spekulasi yang tak henti-hentinya. Dia mengabaikan tatapan ingin tahu orang-orang terhadap dirinya, diam-diam dia mengikuti seorang perawat ke bangsal VIP.Di dalam sebuah ruangan, seorang pria bertubuh tinggi dan memiliki wajah yang tampan sedang berbaring di atas tempat tidur. Matanya tampak terbuka lebar, dan dia kini perlahan duduk.Kedipan mata Daniel yang cerdas mengamati seisi ruangan, seakan dia mewaspadai adanya bahaya. Setelah yakin aman, Daniel pun menghela nafas lega.Kebingungan kini melintas di wajahnya, Daniel mengalihkan pandangannya ke tempat yang tidak dikenalnya. Dia ingat, dia jatuh ke laut saat itu. Terbangun di ranjang rumah sakit terasa aneh baginya, karena Daniel tidak ingat sama sekali apa yang telah terjadi padanya setelah dia jatuh ke laut."Oh sial!"Daniel bergumam pada dirinya sendiri. Ada sedikit rasa dingin di mata cerahnya. Untuk seorang seniman bela diri tingkat atas seperti dia, beberapa bulan terakhir adalah waktu terburuk dalam hidupnya. Racun itu kini perlahan mulai menunjukkan efek. Daniel dipaksa untuk menikah. Selain itu, musuh-musuhnya terus mengejar dirinya, mencoba memburunya.Seringai kejam mengembang di sudut bibirnya saat dia mengingat para pengawal dead di kapal pesiar itu.Daniel memutar persendiannya, dan hendak menghubungi anak buahnya melalui alat komunikasi khusus miliknya.Daniel ingin meminta mereka untuk menjemputnya. Tapi pada saat itu, kenop pintu tiba-tiba diputar. Merasakan akan ada seseorang yang hendak masuk, Daniel segera berbaring lagi di tempat tidur."Ms. Aditama, Tuan Arga baik-baik saja. Dia bisa menjalani prosedur pemulangan begitu dia bangun nanti." Seorang Perawat tersenyum simpatik.Wajah Agnes tegang karena marah. Setelah keluarga Pratama bangkrut, Arga menikahinya. Pria itu menyebabkan masalah ke mana pun dia pergi, alih-alih berubah menjadi menantu yang baik untuk membalas kebaikan keluarganya. Arga pergi balapan waktu itu. Namun, sayangnya pria itu kehilangan kendali; mobilnya jatuh ke laut."Terima kasih suster."Agnes memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam. Sebenarnya Agnes tidak ingin membuka pintu sampai dia benar-benar tenang.Sementara Daniel di dalam sana dengan cepat mengatur ulang ekspresinya, memastikan untuk tidak memancarkan aura pembunuh. Berbaring di ranjang sakit, pria itu tampak lemah dan tidak kompeten.Pintu bangsal kini terbuka. Aroma parfum yang samar bercampur dengan bau desinfektan di udara. Kemudian, Agnes berjalan masuk. Mata Daniel berbinar. Nafasnya seakan terhenti di tenggorokan. Daniel sudah menemukan banyak sekali wanita cantik di masa lalu. Namun, yang berdiri di depan membuat rahangnya jatuh. Dia adalah kecantikan yang menakjubkan.Agnes masih berusia dua puluhan. Dia mengenakan setelan tradisional yang modis, pakaian itu menempel cocok di tubuh rampingnya. Rambutnya yang panjang dan keriting bergoyang dalam setiap gerakan. Semua wajah Agnes diukir sempurna seolah-olah Agnes adalah bidadari yang turun ke bumi. Kulit putihnya tidak memiliki cacat sama sekali—Agnes begitu cantik alami. 'Siapa dia? Astaga! Dia terlihat sangat alami!'Daniel berpikir dalam hati. Dia baru saja menatap wanita itu tetapi Daniel sudah menumbuhkan rasa suka padanya. Namun, kemarahan di mata Agnes membingungkannya."Kau... kau sangat menyebalkan!"Agnes ingin mengumpat, tapi tatapan Daniel menghentikan dari keinginannya untuk mengatakan sesuatu yang kasar, namun Agnes tidak bisa mengendalikan rasa kekecewaannya. Melihat Arga tentu saja sudah membuat Arga kesal berlipat-lipat.Daniel menatapnya dengan tatapan bertanya. Dia berkedip dan memeriksa wajahnya, mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Daniel memutar otak. 'Apakah aku pernah melihatnya?'Daniel menyimpulkan bahwa dia belum pernah bertemu dengan wanita itu sebelumnya karena Daniel tidak akan mungkin melupakan wanita secantik Agnes dalam hidupnya."Sayang, aku tidak mengerti apa yang kau katakan."Cara terbaik untuk menangani situasi seperti ini adalah dengan berpura-pura tidak tahu dan bodoh."Kau baru saja memanggilku apa?" Agnes mencibir. Dia mengepalkan telapak tangannya, karena dia hampir tidak bisa menahan amarah dan frustrasinya."Arga Pratama, apakah kau berpura-pura kehilangan ingatanmu?" Kerutan di dahi Daniel semakin dalam. Dia merasa bahwa Agnes telah salah mengira dia sebagai orang lain."Kurasa ada kesalahpahaman. Namaku Daniel Khan, bukan Arga Pratama!""Salah paham kau bilang?" Kemarahan Agnes berada di puncaknya."Apakah kau pikir dengan mengubah namamu akan mengubah segalanya tentangmu? Aku bisa mengenalimu bahkan jika kau berubah jadi abu! kau masih memiliki hati nuranikan? Mengapa kau selalu menemukan cara untuk menciptakan masalah baru? Apakah keluarga kami pernah memperlakukanmu dengan buruk?"Kebingungan di wajah Daniel membuatnya marah. Agnes mengira pria itu berpura-pura tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia melangkah ke tempat tidur dan menunjuk dahinya."Kau pergi balapan, bukan? Apakah kau menganggap dirimu sebagai putra kaya dari keluarga Pratama? Pegang kendali, Arga! Kau harus tahu bahwa kesehatan kakekku memburuk karenamu?"Rahang Daniel mengeras. Dia terus menatap wanita itu, tidak tahu mengapa Agnes terus berteriak padanya. Tidak ada yang berani menunjuk ke arahnya, tetapi wanita itu telah meneriaki dirinya sejak dia masuk ke kamar."Keluargaku telah membayar semua pengeluaranmu, setiap rupiah yang kau belanjakan adalah milik keluargaku. Keluargaku membersihkan kekacauan yang dibuat keluargamu. Keluargaku tidak berhutang apa pun padamu! Kau menjijikkan, Arga! Kakekku bahkan menikahkan kita setelah keluargamu bangkrut. Dia memperlakukanmu seperti cucunya sendiri. Apa lagi yang kau inginkan, dasar bajingan yang tidak tahu berterima kasih! Apakah kau tidak bahagia menikah denganku? Coba tebak? Bahkan aku tidak tertarik dengan pernikahan ini. Aku tidak menyukaimu! Tapi kau harus tahu kenapa aku sangat membencimu? Itu karena kau pengecut! Kau tidak berharga, tidak berguna, egois! Pernahkah kau peduli padaku dan keluargaku setelah kita menikah? Kau hanya memikirkan dirimu sendiri. Kakek mencintai dan menghormatimu. Tapi pernahkah kau memikirkan perasaannya?"Hati Daniel melunak saat melihat rasa sakit dan kegelisahan di mata Agnes. Daniel merasa kasihan padanya. Tapi Daniel tidak bisa mengerti mengapa wanita cantik itu menganggapnya sebagai suaminya. 'Apakah Aku terlihat seperti suaminya?'"Sayang, maafkan aku, tapi kau salah mengira. Aku bukan Arga Pratama."Meskipun Agnes sempurna baginya dalam segala hal, tapi dia tidak tertarik padanya karena dia sudah menikah."Kau masih tetap tidak akan mengakui kebenarannya, kan?" Wajah Agnes memerah karena marah. Tubuhnya mulai bergetar."Lihat ini. Apakah kau akan mengatakan ini bukan dirimu?"Dia mengeluarkan kartu identitas dan melemparkannya ke wajah Daniel. Daniel mengerutkan kening dan mengambilnya. Matanya terbelalak saat melihat gambar di kartu itu.'Apa-apaan ini!'Jika bukan karena nama "Arga Pratama" di kartu identitas tersebut, Daniel akan percaya bahwa itu adalah dia. Arga adalah kembaran dirinya. Keduanya tampak sama."Apakah kau masih akan mengatakan bahwa kau bukan Arga?" Agnes mendengus dingin. Ekspresi terkejut di wajah Daniel membuat Agnes marah."Jika kau mengulanginya lagi, aku akan menceraikanmu seperti apa yang dikatakan Kakek!"Awalnya Agnes sedikit memiliki kepercayaan terhadap Arga, dia juga mempertimbangkan untuk membiarkannya bekerja di perusahaan mereka. Namun, Agnes menyadari bahwa dia telah melebih-lebihkan pria itu. Arga adalah pecundang. Dia tidak cocok untuk apa pun. Agnes telah melalui penghinaan dan penderitaan tanpa akhir karena Arga selama dua tahun terakhir. Daniel tersentak kaget dan menatap wanita itu lagi. Dia telah menemui banyak hal aneh di dunia, jadi dia segera menerima kenyataan bahwa hiduplah seorang pria yang mirip dengannya. Mungkin Arga adalah saudara kembarnya.Meskipun Daniel saat ini adalah seorang yatim piatu, dia tidak bisa menghilangkan kemungkinan itu karena dia tahu bahwa hidup memiliki cara yang aneh untuk mengejutkan orang."Aku hanya bercanda, sayang." Daniel menyeringai, memutuskan untuk mengikuti arus. Racun di tubuhnya mulai beraksi lebih sering dalam beberapa tahun ini. Dia tidak bisa mendapatkan kembali kekuatan puncaknya kecuali racun itu sepenuhnya dikeluarkan dar
"Agnes, kau sudah kembali! Kudengar orang-orang menemukan Arga. Aku tidak ingin kau tidur sendirian nanti malam, jadi aku datang untuk menemanimu." Zacky terus melirik mobil Agnes, dia merasa bangga pada dirinya sendiri. Pria itu datang ke vila keluarga Pratama secepatnya setelah dia mendengar Agnes pergi ke rumah sakit. Zacky tahu bahwa Arga sudah mati. Dia mengira Agnes pergi ke kamar mayat untuk mengambil jenazahnya."Aku sudah dengar tentang apa yang terjadi pada Arga. Kasihan! Dia seharusnya tidak pergi balapan. Aku tahu betapa menyakitkannya ini untukmu, tetapi kau harus menahan kesedihanmu. Tolong jaga dirimu, Agnes. Aku selalu di sini untukmu. Jangan ragu untuk bertanya padaku jika kau butuh sesuatu." Kerutan di dahi Agnes semakin dalam. Dia memandang pria itu seolah-olah dia telah kehilangan akal sehatnya."Apa maksudmu, Tuan Zacky? Mengapa aku harus menahan kesedihanku?" Zacky menarik napas dalam-dalam dan menatapnya dengan seksama."Agnes, aku hanya ingin menyadarkanmu ba
Zacky tak percaya bahwa pria di depannya adalah Arga. Pria itu selalu pengecut, dia tak pernah berani mengucapkan sepatah kata pun, apalagi memukulnya. Dulu, Arga selalu lari darinya seperti tikus yang melarikan diri dari kucing. Dia terlalu takut bahkan untuk sekedar bernapas dengan keras."Menurutmu siapa aku?" Daniel berjongkok di samping Zacky dan menampar wajahnya dengan ekspresi kejam. Zacky berteriak, "Arga! Kau telah menyinggung perasaanku. Akan kupastikan kau tidak akan bisa melihat matahari besok!" Suaranya tegang karena marah. Dia tidak menyangka bahwa pria itu berpura-pura menjadi orang lemah selama ini. Tidak heran jika anak buahnya gagal membunuhnya. Sebelum Zacky bisa mengucapkan sepatah kata, serangkaian suara keras bergema di tempat yang sunyi itu. Zacky menyipitkan mata pada pria itu, wajahnya bengkak seperti binatang."Mari kita lihat siapa yang tidak akan bisa melihat matahari besok!" Daniel tersenyum lembut sambil meniup telapak tangannya sendiri."Kau... Dasar
"Sayang, kamu salah. Kita adalah suami istri. Wajar jika kita tidur bersama."Daniel tidak peduli diantara hubungan antara Arga dan Agnes. Dia hanya ingin menjalankan tugasnya sebagai suaminya sekarang."Jadi apa? Aku memperingatkanmu, Arga. Jangan pernah memiliki ide seperti itu di benakmu. Aku mendukungmu, jadi kau harus mengikuti perintahku. Keluar dari sini!" Agnes berteriak, menunjuk ke pintu."Dan jangan masuk ke kamarku tanpa izinku.""Apa?" Daniel menggelengkan kepalanya tidak percaya.Dia tidak percaya bahwa seorang wanita telah menolaknya. Ini belum pernah terjadi sebelumnya."Baiklah! Kau akan menyesalinya nanti. Hanya tiga bulan saja yang ku butuhkan. Dalam waktu itu, aku akan membuatmu tidur denganku seperti halnya suami istri.""Itu hanya di mimpimu saja!" Agnes merengut padanya."Keluar sekarang!""Baiklah. Mari kita tunggu dan lihat apa yang terjadi setelah tiga bulan!" Daniel berbalik dan pergi dengan gusar. Sementara Agnes mendidih karena marah."Kau akan membuatku ti
Satu jam kemudian.Lamborghini berhenti di gerbang diamond palace, yaitu merupakan pusat hiburan ternama. Tempat dimana berbagai fasilitas nya lengkap, ada pub, restoran, kasino, dan hotel. Beberapa orang bisa bersenang-senang dalam pintu yang tertutup. Masuk ke tempat itu juga sangat mahal. Hanya orang kaya yang bebas keluar masuk. Tempat itu ramai di kunjungi oleh orang-orang meski pada siang hari."Keluar dari mobil sekarang." Aura mendorong Daniel turun dari mobil sambil terus menatap gedung besar di depannya dengan mata terbelalak."Kau pecundang!" Aura merasa frustrasi. Dia tidak ingin teman-temannya melihat kakak iparnya, jadi diapun mulai memikirkan cara untuk menyingkirkannya. Kini mereka berada di lantai tiga Diamond Palace. Tepat ketika Aura mencoba mengusir Daniel, seorang pria menawan dengan kemeja warna-warni berlari ke arahnya—senyuman permanen terukir di wajahnya. Wajah Aura berubah drastis. Dia berbalik untuk pergi. Sebelum Daniel bisa tahu alasan perubahan drasti
"Aku tak menyangka kau akan memukulnya. Ya Tuhan, itu luar biasa!" Aura tertawa terbahak-bahak dan menepuk bahu Daniel seolah-olah dia adalah ketua dari gank. Cara Daniel menendang Gery terlihat sempurna dan elegan. Bahkan ketua klub Taekwondo di sekolahnyapun tidak akan bisa melakukan tendangan yang begitu mudah."Tentu saja. Bagaimana aku bisa menjadi kakak iparmu jika aku tidak hebat?" Daniel menyeringai. Aura memutar bola matanya."Berhenti menyombongkan diri. Kau tidak tahu apa-apa. Menantu angkat seharusnya tidak pamer seperti ini." Aura menyilangkan tangan di depan dada dan mengukurnya. Kakak iparnya masih sama, namun ada yang berbeda darinya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan menunjuk ke arah di mana Gery pergi."Apakah kau tahu siapa dia?""Siapa dia memang?" tanya Daniel penasaran."Dia adalah Gery, satu-satunya putra presiden Grup BD." Aura mencibir."Apa kau sadar akan konsekuensi dari memukulinya?"Daniel menggelengkan kepalanya."Tidak." Melihat ekspresi bingung di
"Jadi, kau adalah menantu keluarga Aditama yang tidak berguna itu, ya?" Pria botak itu tertawa terbahak-bahak. Kemudian, pandangannya beralih ke Aura."Kau sudah menyinggung tuan muda kami karena pecundang ini. Bagaimana kau bisa begitu bodoh, Nak?" Pria botak itu sebenarnya tak mengenal Aura. Namun, Gery menginstruksikan padanya untuk tidak bersikap kasar padanya dengan cara apa pun sebelum mereka bisa menyerang Daniel. Pria botak itu mengedipkan mata pada anak buahnya. Dua dari mereka melangkah maju dan berjalan ke arahnya. Tubuh Aura menegang. Meskipun dia mencoba untuk menjadi kuat, dia tetap seorang gadis muda yang penakut. Kini ketakutan benar-benar menguasai dirinya—dia takut melihat pria kekar itu menunggu untuk membawanya pergi."Daniel, pikirkan cara untuk kabur. Cepat!" Aura menyenggol lengan Daniel dengan gugup. Namun, Daniel masih bersikap tenang. Dia tersenyum pada mereka dengan tangan di dadanya. Sikapnya membuat Aura kesal. Pria botak itu mengerutkan kening. Dia sang
"Hmm, jika begitu jangan lupa memberitahuku ketika kau berusia delapan belas tahun," canda Daniel."Tidak! Kau tidak bisa melakukan apa pun padaku bahkan jika aku sudah berusia delapan belas tahun." Aura memelototinya."Apa yang kau pikirkan? Apakah kau benar-benar mengharapkan aku untuk melakukan sesuatu padamu?" Daniel menggoda. Aura masih remaja. Digoda seperti itu, dia sangat marah hingga wajahnya memerah. Daniel menjadi sangat senang ketika melihat wajahnya memerah karena marah. Dia ingin terus menggodanya. Namun, teleponnya berdering. Mata Daniel berbinar melihat nama di ID penelepon."Sayang, kita baru berpisah beberapa saat. Apakah kau sudah merindukanku?" Rahang Aura ternganga kaget. Dia yakin bahwa sekarang kakak iparnya telah berubah menjadi orang yang kurang ajar. Agnes sama terkejutnya. Dia tidak berpikir bahwa apa yang disebut suaminya akan menggodanya. Setelah jeda beberapa saat, dia baru menjawab, "Pulang sekarang juga Arga. Ibu ada di sini!" Aura pergi untuk mengha
Daniel memanggil nama Agnes dua kali, tetapi dia tidak bereaksi dan dengan cepat menutup matanya kembali. Daniel merasa sedikit khawatir tentangnya, jadi Daniel segera merasakan denyut nadinya dan tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Meskipun Daniel sudah mengambil halusinogen, toksinnya ditutupi oleh toksin Blood Malevolence, dan sub-poison telah ditekan. Daniel merasa lega. Baru saat inilah Daniel merasa bahwa dia sangat lemah. Daniel kembali ke kamarnya dan mulai berkultivasi.Karena Daniel banyak menggunakan sejumlah besar energi kehidupan, sulit bagi tubuhnya untuk beradaptasi, dan bahkan racun di tubuhnya mulai siap untuk membuat masalah sebagai hasilnya. Tidak ada yang terjadi di malam hari. Namun, di pagi hari berikutnya, tubuhnya tiba-tiba menjadi panas, dan kesadarannya mulai menjadi agak linglung. Racun itu menyerang lagi. Hati Daniel bergetar. Dia dengan cepat duduk dan mencoba yang terbaik untuk menekan racun yang gelisah.Serangan yang sering dari Blood Malevolence mung
Beberapa menit kemudian, seorang pria berusia empat puluhan, mengenakan setelan hitam, masuk kedalam ruang kerja keluarga Ardilla dengan laptop di tangannya. Dia berbicara kepada Kaka, "Tuan Kaka, videonya telah ditemukan." "Biarkan aku melihatnya." Kaka menyapu dokumen yang ada di tangannya dan mengklik video di laptop. Tangannya gemetar. Dia melepas kacamatanya dan menyekanya dengan kain beludru. Kemudian dia menatap layar dengan saksama. Video itu baru saja dikirim dari gedung teh putih. Dia tahu bahwa Benni mengambil tindakan terhadap Arga, jadi dia mengatur pengawal di gedung itu. Sebagian besar pengawal di lantai pertama adalah orang-orangnya. Bahkan secara khusus dia mengundang seorang seniman bela diri yang kuat untuk menangani masalah ini. Karena Daniel dan Nando berkelahi di dalam kamar mandi, jadi tidak ada kamera, mereka hanya bisa melihat saat Nando mengikuti Daniel masuk, namun pada akhirnya, hanya Daniel yang keluar sendiri. Setelah itu Nando dibawa anak buahnya dan
Aura yang familiar datang dari ruangan itu. Daniel berdiri dengan susah payah dan melihat ke dalam ruangan. Kemudian pupilnya menyusut dalam sekejap."Agnes."Daniel melihat Agnes berbaring di tempat tidur dengan wajah pucat pasi tanpa vitalitas apa pun, dia tiba-tiba merasa jantungnya sedikit berkontraksi, dan rasa sakit yang tak terlukiskan menyebar ke seluruh tubuhnya. Ketika dia melihat Benni, yang juga terbaring tak bernyawa di lantai, dia menyadari apa yang telah terjadi. Daniel mendekati Agnes dengan tidak percaya, meraih pergelangan tangannya dan memasukkan energi vital ke tubuhnya."Ha ha ha..."Tiba-tiba, Daniel tertawa dengan suara rendah. Yang menjelaskan masalah itu. Tidak heran ketika dia pertama kali melihat Agnes, dia memiliki perasaan halus di tubuhnya. Daniel dulu sangat bangga, tetapi setelah bertemu Agnes, bahkan dia bersedia menjadi menantu matrilokal dan tinggal bersamanya atas nama orang lain.Ternyata Agnes adalah wanita yang ditemuinya lima tahun lalu, yang me
Agnes bingung. Memang, dia merasa panas di sekujur tubuhnya, seolah-olah ada api yang membakar tubuhnya, dan pipinya juga sangat panas. Dan api itu semakin kuat. Gesekan kecil di antara kedua kakinya akan membuatnya gemetar tak terlukiskan. Perasaan ini benar-benar tidak normal."Kau... Apa yang kau lakukan padaku?" Tiba-tiba terpikir oleh Agnes bahwa ada yang salah dengan segelas anggur merah yang diserahkan kepadanya oleh Benni pada pertemuan penghargaan."Apakah kau menambahkan sesuatu ke dalam anggur?" Dia merasa bahwa semua kekuatannya tampaknya perlahan memudar, dan tubuhnya secara bertahap menjadi lemah."Agnes, jangan terlalu khawatir. Aku memang baru saja menambahkan sesuatu kedalam anggur yang kau minum," kata Benni sambil tersenyum. Tidak lagi menyembunyikan warna aslinya, dia mulai melepas mantelnya."Apa ... apa yang ingin kau lakukan?" Agnes panik."Apa yang ingin kulakukan? Agnes, hal yang kutambahkan untukmu adalah halusinogen super kuat terbaru dari luar negeri. Semac
Uhuk Uhuk..Darah mengucur dari sudut mulut Nando. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Daniel dengan ngeri. Dia tidak bisa membayangkan betapa kuatnya Daniel.Kapan seniman bela diri yang begitu kuat muncul di kota A? Di Aliansi Seni Bela Diri, seseorang dengan kekuatan seperti itu setidaknya akan berada di atas level Prajurit Bela Diri. Dan di atas level Prajurit Bela Diri adalah Master Bela Diri."Apakah ... Apakah kau seorang Master Bela Diri?" kata Nando dengan susah payah."Aku tidak suka bicara terlalu banyak. Katakan padaku, apa yang diminta Benni darimu?" Tidak masalah jika Benni ingin berurusan dengannya, tetapi Daniel takut Benni memiliki niat lain. Saat Daniel berbicara, dia mengulurkan tangan kanannya.PRANG!Dan asbak kaca di samping wastafel langsung pecah menjadi dua."Jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya, aku akan membuatmu menderita seperti itu."Nando memandang asbak yang rusak dengan ngeri dan menelan ludah. Dia telah melihat banyak prajurit yang kuat sebelum
Begitu Benni mengatakannya, ada tawa di ujung telepon."Gadis-gadis asing itu lebih menarik. Kirim mereka ke kamarku untuk menungguku." Kemudian telepon ditutup. Bennipun melihat ponselnya dengan senyum sinis.Tuan Kesembilan adalah seorang master kuat yang dia undang dari ibu kota, dan dikatakan bahwa dia adalah master seni bela diri. Statusnya sangat luar biasa. Jika bukan karena bantuan ayahnya, Benni tidak mungkin akan bisa mengundangnya ke sini. Dengan adanya seorang master bela diri malam ini, tidak akan sulit untuk melaksanakan rencananya dengan sukses. Saat itu, pertemuan apresiasi telah mencapai klimaks. Setelah dipanggil oleh Tuan Donnie, Lisey mengumumkan hasil penilaian di belakang panggung. Penyebutan Grup Aditama yang tiba-tiba membuat Agnes linglung. Karena hasil tersebut, tempat itu penuh dengan hiruk pikuk. Beberapa orang bahkan tidak tahu perusahaan macam apa Grup Aditama itu. Namun, begitu berita itu keluar, banyak mata orang mulai terbakar, mencari ke mana-mana o
Selain pria berambut emas, ada juga lebih dari selusin penilai. Mereka semua adalah penilai rencana proyek kota pelabuhan. Setelah mendengar apa yang dikatakan pria asing itu, mereka semua menatapnya bersamaan."Oki, rencana di tanganmu adalah desain perusahaanmu," kata seorang gadis muda yang berdiri di sebelah pria asing itu sambil tersenyum, menutupi mulutnya.Nama gadis itu adalah Liney, sekretaris proyek kota pelabuhan. Dia juga telah menindaklanjuti rencana proyek tersebut. Dan nama pria asing itu adalah Oki karles. Dia diundang secara khusus oleh Donnie untuk menilai rencana proyek. Mereka mengerjakannya selama sehari, dan mereka pun telah membaca sebagian besar rencana proyek. Sayangnya, mereka masih belum melihat rencana yang memuaskan. Oki sudah beberapa kali mengeluh."Desain perusahaan kita?" Begitu Oki mendengar kata-kata gadis itu, dia dengan cepat membalik ke halaman pertama dari rencana itu. Setelah membaca informasi di halaman itu, dia tidak bisa menahan diri untuk t
Tidak lama setelah pertemuan penghargaan dimulai, ada seseorang yang bertanya dengan cemas, "Tuan Donnie, alasan utama mengapa kami di sini untuk menghadiri pertemuan penghargaan adalah untuk mengetahui cara menawar proyek kota pelabuhan."Karena mereka yang menghadiri pertemuan apresiasi adalah semua perusahaan yang berpartisipasi dalam kompetisi untuk proyek ini, maka setelah orang itu menyebutkannya, yang lain ikut bergema dengannya.“Ya, kami sudah membicarakan proyek ini selama lebih dari setengah tahun. Perusahaan kami telah merevisi rencana lebih dari belasan kali, tetapi penawarannya belum diadakan. Apakah Anda ingin melaksanakan proyek ini atau tidak?""Benar. Tuan Donnie, kami di sini untuk proyek ini hari ini. Dan kali ini, aku juga membawa insinyur perusahaan kami. Jika Anda membutuhkan penjelasan kami, aku bisa segera memanggilnya ke sini."Semua orang mulai berbicara dengan nada tidak puas, terutama para pemimpin beberapa perusahaan besar. Semakin lama proyek tertunda, s
"Kau harus melakukan apa yang kau katakan. Apakah kau ingin melanggar janjimu, Tuan Nando?" Agnes bertanya sambil tersenyum.Agnes tidak peduli apa taruhannya, tetapi yang terpenting, ini adalah pertama kalinya Arga menang atas orang lain. Benni melirik Nando dan berkata,"Agnes, apa yang kau inginkan? Aku akan mewujudkan taruhan untuk Tuan Nando."Orang-orang di pertemuan penghargaan tidak menyangka Nando bahkan tidak berani menepati janjinya. Mereka yang baru saja memujinya tidak bisa mengatakan apa-apa saat ini. Nando mendengus dan pergi tanpa melihat ke belakang.Karena apa yang dikatakan Benni barusan, Donnie tidak meminta Nando untuk tinggal lagi. Lagi pula, siapa pun yang melihat dengan mata tajam bisa mengatakan bahwa Nando tidak mungkin kalah.Agnes terkejut mendengar apa yang dikatakan Benni. Jika itu adalah Nando, Agnes pasti akan mengajukan apa yang dia inginkan, tetapi karena ini adalah Benni, Agnes tidak tahu apa yang harus dia minta.Ketika Agnes hendak mengatakan tidak