“Diam, sialan!” Raut wajah Jordan menjadi dingin, dia mengerahkan sedikit tenaga pada tangannya, membuat Sarah dan Beverly seketika menjadi kesakitan dan berkeringat.“Hentikan!” raung Nathan dengan sangat marah melihat hal itu, tapi dia juga tidak berani menyerang begitu saja.Dia tidak yakin bisa membunuhnya dengan satu pukulan, bagaimanapun Jordan adalah seorang tahap awal penguasa Ingras di tingkat puncak, dia sudah hampir memasuki ranah puncak penguasa Ingras. Nathan tidak yakin bisa membunuhnya dengan satu pukulan. Kalau dia tidak bisa membunuh Jordan dalam satu pukulan, maka Sarah dan Beverly yang ada di tangan Jordan akan berada dalam bahaya.“Kenapa? Sudah memikirkannya?” Jordan mencibir.“Baik, aku akan ikut denganmu, apapun yang kamu inginkan akan kulakukan,” Nathan menyimpan pedang Aruna di tangannya dan meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya dengan ekspresi wajah yang lesu.Sekarang sudah tidak ada hal lain yang bisa Nathan lakukan selain menuruti perkataan Jordan,
“Argghh!”Bugh!Rasa sakit yang begitu dahsyat kembali membuat Jordan berteriak kesakitan, dia menendang dada beruang kutub dengan keras, dan membuat beruang kutub itu terpental.Beruang kutub berguling sekali dan kembali berdiri seolah-olah tidak terluka sama sekali.Jordan hanya memiliki kekuatan seorang tahap awal penguasa Ingras di tingkatan puncak, tapi jika dibandingkan beruang kutub ini yang memiliki kekuatan seperti seorang puncak penguasa Ingras, dan tendangan Jordan yang tergesa-gesa itu tidak mungkin bisa melukainya.Teriakan kesakitan Jordan menarik perhatian bawahannya, melihat Tuan mereka sudah terluka, para bawahan Keluarga Ransom bergegas menjauh dari pertarungan dengan keluarga Yaju untuk melindungi Jordan.Mata Jordan memerah saat dia melihat tangannya yang putus.“Bunuh, bunuh mereka semua!” Jordan berteriak, dan memerintahkan bawahannya untuk membunuh Nathan.Hwoossshhh!Tapi di saat bawahan Keluarga Ransom bersiap untuk menyerang Nathan, sebuah hembusan angin tiba
Nelson melihat Prisly yang telah berubah menjadi patung es dan mengernyitkan keningnya, tapi dia segera menatap Abel dengan marah. “Kamu tidak punya hal lain, hah?! Setiap hari hanya tahu mencari wanita, ikut aku pulang sekarang juga!”Nelson langsung menarik kerah baju Abel dan mengangkatnya. Tidak peduli seberapa keras Abel berjuang, semua itu sia-sia. “Tidak, lepaskan aku, ayah!”Melihat Nelson hendak pergi, baik Nathan maupun Jordan yang lainnya merasa lega, bagaimanapun kehadiran seorang ahli yang begitu menindas membuat mereka bahkan takut untuk bergerak.“Ayah, aku akan pergi denganmu tapi kamu juga harus membawa temanku!” Abel tiba-tiba berkata pada Nelson saat dia lewat di hadapan Nathan dan yang lainnya.Karena Nathan, Sarah dan Beverly adalah teman Prisly. Sedangkan Prisly juga membeku demi menyelamatkan Nathan, Abel tidak ingin Nathan dan yang lainnya tetap berada di sini dan diserang oleh Jordan serta yang lainnya.Pertarungan yang kacau itu disaksikan oleh Abel, hanya sa
Karena Abel mengatakan Nathan adalah temannya, jika dia adalah teman, kenapa dia memenggal tangan Jordan? Karena, keluarga Calderon dan Keluarga Ransom juga tidak memiliki masalah.Abel menatap Nathan lalu menatap Jordan dan menggertakkan giginya. “Ayah, Nathan sudah menyerap batu mata Naga Yang, mereka ingin mendapatkan batu mata Naga jadi berseteru,” Abel menceritakan tentang Nathan yang memakan batu mata Naga.“Apa?!” Mendengar kata batu mata Naga, sepasang mata Nelson bersinar. “Batu mata Naga?!”Melihat ekspresi Nelson, Abel tiba-tiba merasa menyesal, dia tidak seharusnya menceritakan ini kepada ayahnya. Meskipun dia tidak menginginkan batu mata Naga, tapi tidak berarti ayahnya juga sama dengan dirinya.Jordan dan Remy melihat raut wajah Nelson dan merasa tidak beres, kali ini batu mata Naga akan semakin jauh dari jangkauan mereka.Tubuh Nathan langsung mundur dua langkah setelah merasakan tatapan tajam dari Nelson.“Kamu sudah menyerap batu mata Naga itu?” Nelson bertanya pada Na
Nathan merasakan aura mengerikan di sekelilingnya tiba-tiba lenyap, dan membuat Nathan menatap Nelson dengan penuh keterkejutan. Sedangkan saat ini sepasang mata Nelson melekat pada cincin yang ada di tangan Nathan, alasan kenapa dia berhenti adalah karena dia melihat cincin itu.Melihat raut wajah Nelson, Nathan mengernyitkan keningnya seolah teringat sesuatu, dulu Ryzen dan Nicole juga menunjukkan ekspresi yang sama saat melihat cincin miliknya.Segera, Nelson tersadar kembali dan raut wajahnya sedikit berubah, dia kembali ke dirinya yang normal dan berkata pada Nathan. “Karena kamu adalah teman putraku, lupakan saja masalah hari ini, ikutlah denganku!”Perubahan Nelson yang mendadak membuat Sarah dan Beverly tercengang, mereka mengira Nathan pasti akan mati hari ini, tidak disangka Nelson malah berhenti. Yang sama-sama merasa terkejut adalah Jordan dan Remy, mereka tidak paham apa yang sedang dilakukan oleh Nelson. Namun perubahan Nelson membuat Nathan merasa lega dalam hatinya, k
“Bagus!” Nelson menganggukkan kepalanya kemudian merasa puas dan membawa Nathan pergi.“Kak Herry, Nathan akan pergi begitu saja, kita tidak membalas dendam lagi?” Harris melihat Nathan akan dibawa pergi begitu saja seketika merasa gelisah.“Tenang saja, dia tidak akan bisa bertahan hidup, keluarga Calderon tidak akan mungkin membiarkan dia tetap hidup!” setelah selesai berkata, Herry membawa bawahannya pergi. “Ayo!”“Sialan!” Jordan dipapah oleh anak buahnya dan menyeka darah di sudut mulutnya. “Ayo, kita segera kembali dan laporkan kepada ayahku, batu mata Naga sudah muncul dan sudah diserap oleh Nathan, ini adalah masalah besar!”Remy melihat Jordan hendak pergi juga tidak berlama-lama, dia segera membawa orangnya pergi.***Di sisi lain, Nathan dan yang lainnya berjalan mengikuti Nelson hingga ke pantai, beruang kutub itu juga mengikuti jauh-jauh dari belakang. Nathan merasa berterima kasih kepada beruang kutub yang sudah menyelamatkan Sarah dan Beverly, tapi beruang kutub telah be
“Aku tidak pernah bertemu dengan pemilik cincin ini, aku mendapatkannya dari tangan orang lain,” Nathan berkata kepada Nelson dengan datar.Lalu, Nelson berkata. “Sebenarnya aku juga tidak tahu siapa pemilik terakhir dari Cincin Naga ini, kami hanya mengenali cincinnya bukan tuannya. Bahkan, kami juga tidak mengetahui dimana para petinggi cabang Dragnows.”“Termasuk dengan dirimu, aku sudah menemukan tiga para pemimpin itu,” setelah Nathan berkata, dia langsung berpikir keras.Saat dia mendapatkan Cincin Naga pada awalnya dia mengira itu adalah milik Marcel, lalu dia bertemu dengan Ryzen, bertemu dengan Nicole, lalu mengetahui tentang kekuatan Dragnows, namun saat itu Nathan tidak terlalu memikirkannya. Lagipula sebuah ketua geng preman di kota kecil seperti Ryzen bisa menjadi salah satu pemimpin dari Dragnows, menunjukkan Dragnows memiliki kekuatan yang biasa-biasa saja.Marcel telah mengungkapkan kebenaran dan memberitahukan identitas asli dirinya, mengetahui kalau cincin itu adalah
“Tuan Muda Kieran, aku akan mengingatnya, kedepannya aku pasti akan memberitahumu sebelum pergi ke pulau Draken. Ini sudah terlalu larut, aku harus bergegas kembali, jadi aku tidak akan mengobrol terlalu lama dengamu,” setelah selesai berbicara, Nelson melambaikan tangannya pada anak buahnya dan kapal pesiar itu langsung bergerak, dan melaju menuju kejauhan tepat di depan mata Kieran.Kieran menatap Nelson yang hendak pergi, raut wajahnya menjadi sangat jelek. Tapi dia tidak menyerang dan menghentikan, karena dia tahu dengan kekuatannya sendiri dia tidak bisa menghentikannya.Selama Nathan berada di sisi Nelson, Kieran juga tidak menaruh curiga, dia sama sekali tidak menyangka kalau orang yang mengambil batu mata Naga adalah Nathan, dan lebih tidak menyangka kalau orang yang dicari oleh keluarga Zellon, juga adalah Nathan.Tidak lama setelah Nathan dan Nelson serta yang lainnya pergi, Jordan, Herry serta Remy dan yang lainnya juga tiba.Kieran menatap Jordan yang terluka parah, lalu be
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P
Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago
Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda
Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo
Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali
“Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten
Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend