Share

Bab 791

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-12-25 21:23:08

Pikiran Nathan menjadi kacau, dia bisa saja tidak menginginkan batu mata Naga, tapi dia tidak mau mengorbankan orang-orang di sekitarnya.

“Marcel, kenapa …. kenapa harus seperti ini?!” Nathan berteriak keras, dia ingin membenci Marcel tapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.

​Sama seperti Nathan, Abel yang sudah hampir menggila menatap Prisly yang membeku dengan senyuman di wajahnya dan tidak bisa bergerak. Abel menghampiri dan memeluknya dengan erat, dia ingin menggunakan kehangatan dari tubuhnya untuk melelehkan Prisly yang membeku. Jelas terlihat kalau anak ini benar-benar jatuh cinta pada Prisly.

“Cepat, aku perintahkan buatkan aku api, cepat buatkan aku api!” Abel berteriak dan memberi perintah pada bawahannya sendiri dengan suara yang bergetar.

Tapi, ditempat sedingin ini …. apa yang bisa digunakan untuk membuat api? Meskipun ada, membutuhkan waktu berapa lama hingga api itu mampu melelehkan tubuh Prisly?

Bugh! Bugh!

“Apa kalian tidak mendengar perintahku? Hah?!” Abel melay
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 792

    “Nathan, kamu tahu saat pertama kali aku bertemu denganmu, aku kira dengan statusku sebagai Nona dari Keluarga Wibowo, sudah cukup untuk melindungimu, menafkahimu seumur hidup. Tapi perlahan-lahan, aku menyadari orang yang dilindungi adalah aku, sedangkan aku tidak bisa membantumu sedikitpun. Aku sering menyalahkan diriku sendiri, merasa rendah diri. Saat orang-orang dan musuh yang ada di sekelilingmu menjadi semakin kuat, aku merasa aku menjadi semakin kecil dan tidak pantas untukmu ….”“Hingga tiba di pulau, Kakek Marcel bercerita tentang dirimu, tentang identitasmu yang sebenarnya, mengatakan bahwa kamu membutuhkan bantuanku. Saat itulah, aku baru menyadari aku berguna untukmu, aku bisa melakukan apa saja untukmu, aku melakukannya untukmu. Sekarang, kita pergi mencari Naga Yin ya, jangan menunda-nunda waktu lagi!” Sarah yang berada di dalam pelukan Nathan berkata dengan nada lembut.“Tidak, aku tidak akan membiarkan kalian mengorbankan diri kalian demi diriku sendiri, tidak akan!”

    Last Updated : 2024-12-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 793

    Salju yang mencair menjadi semakin luas, hingga akhirnya salju yang mencair berkumpul membentuk sebuah sungai dan mengalir ke laut. Sementara di tempat salju mencair, terlihat sebagian tanah yang menjadi hidup. Separuh pulau Draken yang dingin dan dipenuhi salju perlahan berubah mulai mencair dan berubah menjadi pemandangan layaknya perkebunan yang indah.“Sialan, orang itu sudah menyerap batu mata Naga!” Melihat Nathan sudah menyerap batu mata Naga, Remy meraung dengan gelisah.“Nathan, batu mata Naga ini adalah harta yang tidak ternilai, walau menukarkan seisi kota dengan batu mata Naga juga tidak akan bisa menandingi, kamu malah menghancurkannya?!” Herry meraung marah saat melihat Nathan menghancurkan batu mata Naga itu.“Sialan!” Mata Jordan bersinar dengan keganasan, pedang di tangannya hendak menikam ke arah Nathan.Tapi belum sempat Jordan bergerak, Herry sudah mengarahkan pukulannya pada Nathan, kalau dia bisa menangkap Nathan dan membawanya kembali ke keluarga Keluarga Holcy

    Last Updated : 2024-12-26
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 794

    Kali ini, ketiga keluarga itu bersatu dan menatap Nathan dengan seksama.Menghadapi tatapan serakah dan ganas dari tiga keluarga itu, punggung Nathan dipenuhi dengan keringat dingin. Kalau hanya seorang puncak penguasa Ingras tingkat empat, Nathan tidak akan takut sedikitpun. Tapi saat ini, ada tiga orang puncak penguasa Ingras yang mengawasinya, walau Nathan sudah menelan batu mata Naga, dan mempunyai Pedang Aruna, juga tidak mungkin bisa melawan tiga orang puncak penguasa Ingras bersamaan.“Nathan, sebaiknya kamu bunuh diri saja sekarang, dengan begitu kamu akan mengurangi penderitaanmu sendiri! Kamu sudah membunuh kakak pertamaku, hari ini aku akan membalaskan dendam kakak pertamaku!” Herry berkata dan menatap Nathan dengan dingin.“Kalian sebagai puncak penguasa Ingras malah bersekutu untuk melawanku? Apa kalian tidak punya rasa malu? Aku benar-benar tidak tahu bagaimana kalian bisa menembus tahap puncak penguasa Ingras selama ini!” Nathan mencibir. Dia sedang menggunakan metode a

    Last Updated : 2024-12-26
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 795

    “Nathan, biarkan saja, kalau kamu benar-benar terbunuh, maka aku dan Beverly akan bunuh diri, tidak akan membiarkan mereka melecehkan kami!” Sarah tahu apa yang dikhawatirkan oleh Nathan jadi dia angkat bicara.Nathan menganggukkan kepalanya dengan berat, dia mengulurkan tangan dan Pedang Aruna muncul di tangannya. Dengan wajah yang tenang namun penuh dengan aura yang mengintimidasi, Nathan melangkahkan kakinya, setiap langkah yang dilakukan olehnya seakan membawa pedang kematian di tangannya.“Tidak disangka, kamu cukup memiliki daya tarik, sampai-sampai dua orang gadis cantik bersedia mati demi dirimu. Kalau begitu, maka aku akan mengabulkan keinginan kalian!” Tubuh Herry bergetar, aura dari tubuhnya terpancar, tapi di saat bersamaan darah kembali mengalir dari sudut mulut Herry lagi.Herry mengernyitkan keningnya, dia baru saja diserang oleh dua orang puncak penguasa Ingras dari Keluarga Ransom dan Yaju bersamaan, sekarang organ-organ dalam tubuh Herry mulai bergejolak. Herry melir

    Last Updated : 2024-12-26
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 796

    “Lepaskan mereka berdua!” Nathan menatap Jordan dengan marah.Aura membunuh di tubuhnya langsung menyelimuti seluruh orang dari Keluarga Ransom. Dia tidak menyangka, Jordan begitu keji, dia terlihat mengutus orang untuk menyerang dirinya namun ternyata dibelakang itu dia menargetkan untuk menangkap Sarah dan Beverly, benar-benar keji.​“Melepaskan mereka berdua? Boleh-boleh saja …. jangan mencoba untuk melakukan perlawanan dan aku akan menjamin keselamatan mereka berdua,” Jordan menyeringai dan berkata dengan ekspresi puas.Sedangkan puncak penguasa Ingras dari Keluarga Ransom itu mengendalikan Sarah dan Beverly. Sekarang jika dia mengerahkan sedikit tenaganya, maka Beverly dan Sarah akan segera menemui ajal mereka.“Jordan, apa maksudmu? Sialan! Kamu mencoba untuk mengambil semuanya untuk dirimu sendiri ya?” Remy melihat Jordan yang menangkap Sarah dan Beverly untuk mengancam Nathan, menunjukkan raut wajah tidak senang.Tiga keluarga itu sudah sepakat akan menyerang bersama, tapi Jo

    Last Updated : 2024-12-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 797

    “Diam, sialan!” Raut wajah Jordan menjadi dingin, dia mengerahkan sedikit tenaga pada tangannya, membuat Sarah dan Beverly seketika menjadi kesakitan dan berkeringat.“Hentikan!” raung Nathan dengan sangat marah melihat hal itu, tapi dia juga tidak berani menyerang begitu saja.Dia tidak yakin bisa membunuhnya dengan satu pukulan, bagaimanapun Jordan adalah seorang tahap awal penguasa Ingras di tingkat puncak, dia sudah hampir memasuki ranah puncak penguasa Ingras. Nathan tidak yakin bisa membunuhnya dengan satu pukulan. Kalau dia tidak bisa membunuh Jordan dalam satu pukulan, maka Sarah dan Beverly yang ada di tangan Jordan akan berada dalam bahaya.“Kenapa? Sudah memikirkannya?” Jordan mencibir.“Baik, aku akan ikut denganmu, apapun yang kamu inginkan akan kulakukan,” Nathan menyimpan pedang Aruna di tangannya dan meletakkan kedua tangannya di atas kepalanya dengan ekspresi wajah yang lesu.Sekarang sudah tidak ada hal lain yang bisa Nathan lakukan selain menuruti perkataan Jordan,

    Last Updated : 2024-12-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 798

    “Argghh!”Bugh!Rasa sakit yang begitu dahsyat kembali membuat Jordan berteriak kesakitan, dia menendang dada beruang kutub dengan keras, dan membuat beruang kutub itu terpental.Beruang kutub berguling sekali dan kembali berdiri seolah-olah tidak terluka sama sekali.Jordan hanya memiliki kekuatan seorang tahap awal penguasa Ingras di tingkatan puncak, tapi jika dibandingkan beruang kutub ini yang memiliki kekuatan seperti seorang puncak penguasa Ingras, dan tendangan Jordan yang tergesa-gesa itu tidak mungkin bisa melukainya.Teriakan kesakitan Jordan menarik perhatian bawahannya, melihat Tuan mereka sudah terluka, para bawahan Keluarga Ransom bergegas menjauh dari pertarungan dengan keluarga Yaju untuk melindungi Jordan.Mata Jordan memerah saat dia melihat tangannya yang putus.“Bunuh, bunuh mereka semua!” Jordan berteriak, dan memerintahkan bawahannya untuk membunuh Nathan.Hwoossshhh!Tapi di saat bawahan Keluarga Ransom bersiap untuk menyerang Nathan, sebuah hembusan angin tiba

    Last Updated : 2024-12-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 799

    Nelson melihat Prisly yang telah berubah menjadi patung es dan mengernyitkan keningnya, tapi dia segera menatap Abel dengan marah. “Kamu tidak punya hal lain, hah?! Setiap hari hanya tahu mencari wanita, ikut aku pulang sekarang juga!”Nelson langsung menarik kerah baju Abel dan mengangkatnya. Tidak peduli seberapa keras Abel berjuang, semua itu sia-sia. “Tidak, lepaskan aku, ayah!”Melihat Nelson hendak pergi, baik Nathan maupun Jordan yang lainnya merasa lega, bagaimanapun kehadiran seorang ahli yang begitu menindas membuat mereka bahkan takut untuk bergerak.“Ayah, aku akan pergi denganmu tapi kamu juga harus membawa temanku!” Abel tiba-tiba berkata pada Nelson saat dia lewat di hadapan Nathan dan yang lainnya.Karena Nathan, Sarah dan Beverly adalah teman Prisly. Sedangkan Prisly juga membeku demi menyelamatkan Nathan, Abel tidak ingin Nathan dan yang lainnya tetap berada di sini dan diserang oleh Jordan serta yang lainnya.Pertarungan yang kacau itu disaksikan oleh Abel, hanya sa

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1075

    Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1074

    “Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1073

    Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status