Ryzen dan Nicole mengikuti dari dua sisi, Sienna serta Justin dan Reus juga mengikuti, dan raut wajah mereka terlihat sangat serius. Setelah mendengar perkataan Nathan, ekspresi semua orang berubah, ternyata pihak lawan mereka adalah seorang penguasa Ingras, pantas saja kekuatannya begitu mengerikan. Tapi Nathan adalah orang yang pernah membunuh penguasa Ingras, Donovan itu juga merupakan seorang penguasa Ingras, dan bukankah dia juga berakhir dibunuh oleh Nathan? Jadi, setelah Nathan keluar, mereka tidak terlalu takut lagi. “Tyan Vito, orang itu adalah Nathan, dia adalah orang yang membunuh putramu Stetsin, wanita di sampingnya adalah Sienna dari Lumina!” Pemuda di samping Vito menunjuk dengan amarah di matanya saat dia melihat Nathan berjalan keluar. Orang ini tidak lain tidak bukan adalah Fletch yang baru saja dikalahkan oleh Nathan. Nathan dihadang oleh Sienna, dan melepaskannya. Tapi orang itu bukannya kabur malah diam-diam pergi memberitahu Vito, dan datang bersama untuk memb
“Tuan Nathan, kami tidak akan pergi, aku akan mengorbankan tulang tuaku ini!” Justin juga berkata dengan tegas. Melihat beberapa orang ini tidak mungkin kabur duluan, Nathan hanya bisa tersenyum pasrah, tapi dalam hati dia merasa tersentuh. “Kalian jangan harap bisa kabur, tidak satupun dari kalian bisa kabur!” Vito sepertinya sudah melihat strategi Nathan, dan mencibir. “Tuan Vito, aku adalah Kepala Keluarga Alvaro dari Moniyan, Justin Alvaro, apakah aku bisa—” Justin belum sempat menyelesaikan perkataannya, tapi Vito sudah mengibaskan tangannya. “Melihat status Keluarga Alvaro, kamu boleh pergi, tapi kalau ingin memohon belas kasihan untuk anak ini? Itu sama sekali tidak mungkin! Walaupun dewa datang, tidak akan bisa menyelamatkannya!” Justin yang mendengarnya seketika wajahnya memerah lalu memucat, pihak lawan sama sekali tidak memberi muka padanya. “Tuan Justin, hidup dan mati belum dipastikan, tidak perlu memohon padanya,” Setelah selesai bicara, pedang Aruna muncul tiba-ti
Pada saat ini, Nathan menunjukkan tanda-tanda kegagalan, kalau mereka tetap tinggal maka mereka akan mati. Dihadapkan dengan kematian, semua orang itu kabur, sejak awal mereka tidak memiliki hubungan dengan Nathan. Alasan mengapa mereka merekomendasikan Nathan menjadi Ketua Martial Shrine, adalah agar mereka bisa mendapatkan manfaat. Sekarang Nathan diburu, mereka saja sudah sulit untuk melindungi diri mereka sendiri, jadi mereka juga tidak perlu memuji Nathan lagi. Orsng-orang itu bergegas melarikan diri, pada akhirnya hanya tersisa Daran dan Wenford, John dari Spiritual Roots dan dua muridnya yang tetap di tempat. Mereka tidak kabur, tapi juga tidak memiliki keberanian untuk menyerang. Karena kekuatan mereka sama sekali tidak cukup untuk bertempur dalam pertempuran seperti ini. Saat ini, Ryzen, Nicole dan Sienna berhadapan dengan Fletch. Meskipun tiga lawan satu, tapi ketiga orang itu sama sekali bukan lawan Fletch. Baru bertemu saja, ketiganya sudah dihempaskan oleh serangan Fle
“Bocah, aku akan mencabik-cabik tubuhmu!” BAAM! Setelah berkata, Vito mengeluarkan aura dari tubuhnya, aura menakutkan itu menekan tubuh Nathan dan membuat Nathan sedikit kehabisan nafas. “Bisa membunuhku atau tidak, itu masih belum bisa diketahui!” Nathan mengangkat pedang Aruna, saat ini pedang Aruna di tangan Nathan tidak berhenti berdengung, seperti sedang bersorak untuk Nathan. Vito menyipitkan matanya dan memusatkan seluruh perhatiannya pada pedang Aruna, sepertinya dia sangat tertarik pada pedang ini. Nathan melihat Vito yang begitu menyukai pedang Aruna tiba-tiba sebuah rencana terlintas di pikirannya, dia menarik kembali auranya, dan seluruh tubuhnya hampir ditekan oleh aura Vito. Saat ini Nathan memperlihatkan sosok yang sangat merosot, seolah dia tidak bisa mengumpulkan energi untuk bertarung dengan Vito. Melihat aura di tubuh Nathan tiba-tiba melemah, Vito menyeringai. “Seni bela diri adalah tentang bertarung dengan percaya diri dan mantap, memiliki fondasi yang bai
Melihat pedang Aruna di tangannya, Vito tertawa terbahak-bahak, dia tidak menyangka pedang Aruna itu bisa beresonansi dengan penggunanya. Fletch yang melihat dari samping, tatapannya menunjukkan rasa iri. Sepertinya, pedang Aruna ini jauh lebih baik daripada pedang miliknya. “Sekarang aku sudah memberikan pedang itu kepadamu, apa kamu bisa untuk tidak membunuhku?” Nathan bertanya kepada Vito yang sedang tertawa terbahak-bahak. “Tidak membunuhmu?” Vito mencibir. “Kalau tidak membunuhmu, bagaimana aku bisa menghadapi arwah putraku yang ada di surga? Kamu harus pergi ke neraka untuk menjaga makam putraku!” Setelah Vito berbicara, dia mengibaskan pedang Aruna di tangannya, dan mengerahkan banyak energi ke pedang Aruna, nyala api tua mulai muncul di pedang Aruna. “Ternyata kamu juga seorang kultivator jahat, pantas saja perkataanmu tidak bisa dipercaya!” Nathan menatap Vito yang mengangkat pedang Aruna, dia tidak mengelak, raut wajahnya terlihat tenang. Vito tidak mengatakan apapun,
Nathan merasakan organ dalamnya terbalik sesaat, namun akhirnya dia menahannya dan perlahan bangkit berdiri. Meskipun pukulan itu mengguncang organ dalam Nathan, tapi tubuhnya tidak mengalami cedera apapun, karena tubuh fisik Nathan yang kuat sudah sebanding dengan besi.Melihat Nathan tiba-tiba bangkit berdiri, dan tidak mengalami cedera di tubuhnya, bahkan jejak tangannya tidak meninggalkan bekas sama sekali, membuat Vito sedikit tercengang.“Tidak disangka, tubuhmu begitu kuat,” setelah Vito selesai bicara, dia meraih dengan tangannya dan pedang raksasa yang terbentuk dari kabut hitam muncul di tangannya.Klang!Vito tidak bergerak, tapi pedang raksasa di tangannya mulai berubah menjadi besar dan menebas ke arah Nathan.Raut wajah Nathan berubah, dia juga memegang pedang Aruna di tangannya dan tiba-tiba mengangkatnya, lalu kedua pedang itu bertabrakan dengan ganas.BAAM!Sreeet!Ada semburan ledakan yang dahsyat, pedang Vito menebas bahu Nathan dengan keras. Tubuh Nathan seperti di
“Kamu bunuh diri saja, di hadapanku kamu tidak memiliki peluang untuk menan!” Vito berkata dengan dingin.Setelah beberapa kali bertarung, Vito tahu kalau energi di dalam tubuh Nathan sudah kosong sejak tadi, dan dia sudah tidak memiliki kemampuan untuk melawannya.Nathan menggertakkan giginya, lalu menggunakan pedang Aruna untuk menopang tubuhnya, dia menatap erat pada Vito, dia tidak akan bunuh diri.Srrrrr …..Tiba-tiba terdengar suara desiran, dan gelombang kekuatan spiritual di dalam pedang Aruna terus mengalir ke dalam tubuh Nathan. Dia tercengang, seketika dia menjadi sangat gembira, dia tidak menyangka pedang Aruna akan memberinya kekuatan spiritual.Saat dia sedang berkultivasi di villa Ascalon, hampir satu gerbong energi spiritual dari Batu Spiritual disedot oleh pedang Aruna. Saat itu Nathan mengeluh, tapi tidak disangka, dalam keadaan kritis seperti ini pedang Aruna akan memberikan kekuatan spiritual kepada Nathan.“Kamu masih ingin bertarung denganku?” Vito melihat Nathan
“Sienna, kamu jangan tidur, jangan tidur!”Melihat mata Sienna perlahan menutup, Nathan berteriak dengan tergesa-gesa. Tapi bagaimanapun Nathan berteriak, sepasang mata Sienna pada akhirnya tertutup perlahan. Melihat Sienna yang sudah tidak bernafas, tubuh Nathan sedikit gemetar.Ini adalah orang pertama yang mati demi dirinya, kemarahan di hati Nathan membara.“Aaaaarrrgghhhh!”Nathan mengangkat kepalanya ke belakang dan meraung, sepasang matanya memerah. Dan raungan kemarahan Nathan, tidak terdengar seperti raungan manusia di telinga orang lain.Suara ini dapat didengar dengan jelas oleh semua orang dalam radius ratusan kilo meter. Sedangkan Ryzen dan yang lainnya yang ada di lokasi segera menutupi telinga mereka dengan sepasang tangannya, ekspresi mereka menunjukkan rasa sakit yang luar biasa.Bahkan Vito juga kaget saat mendengar suara itu, tubuhnya terus mundur.Nathan perlahan meletakkan Sienna di atas tanah dan menatap Vito yang ada di depannya, di depan dada Nathan seberkas ca
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u