PLAK!Di saat bersamaan, Stetsin juga muncul di hadapan Nathan, dan menampar Nathan dengan telapak tangannya.“Teknik pemakan jiwa milikku, kamu tidak akan bisa bertahan!” Mata Stetsin dipenuhi dengan rasa puas, telapak tangannya yang menampar Nathan juga menjadi sangat sembrono.Di matanya, Nathan harus mati, tidak ada orang yang bisa lepas dari serangan teknik pemakan jiwa milikinya.“Hanya mengandalkan ini, kamu juga berani menyebutnya dengan sebutan pemakan jiwa?” Nathan mendengus dingin lalu mengangkat kakinya dan melayangkan tendangan ke arah Stetsin.Bugh!Stetsin sama sekali tidak punya waktu untuk bereaksi, dan ditendang hingga terpental oleh Nathan, tubuhnya yang besar terhempas puluhan meter dan mendarat dengan keras di tanah.“Uhuk!”Stetsin bangkit dari tanah dan menyemburkan seteguk darah, lalu menatap Nathan dengan raut wajah muram.“Sudah terkena serangan teknik pemakan jiwaku, kamu masih bisa menggunakan kekuatan spiritualmu? Ternyata aku memang meremehkanmu, hanya sa
“Apa aku bilang aku akan pergi?” Nathan menatap Stetsin dengan dingin. “Energi spiritual yang ada di tubuhmu juga merupakan sumber daya yang langka bagiku!”“Apa?! Kamu .... juga mempraktikkan—” Stetsin hanya mengucapkan setengah kalimatnya dan menyadari dia hampir saja keceplosan, lalu segera menutup mulutnya dan mengubah kalimatnya. “Kamu juga melakukannya?!”“Cuih! Siapa yang melakukan cara sampah seperti itu?! Aku adalah pria yang normal, hanya saja, teknik yang aku latih juga membutuhkan itu!” Nathan meludah dengan keras.Stetsin menatap Nathan, dia tentu saja tidak akan memberikan energi spiritual di tubuhnya pada Nathan, dia sudah mengumpulkan energi itu selama bertahun-tahun. Jika dia memberikan energi spiritual yang dia serap pada Nathan, maka Stetsin akan menjadi orang tak berguna.“Para murid Minoan, dengarkan perintah, hentikan dia dengan segala cara!” Stetsin tiba-tiba memberi perintah dan dia bangkit berdiri lalu berlari ke arah luar pintu keluar dalam sekejap.Asalkan d
Meskipun saat ini dia sudah tidak memiliki energi spiritual dan tulangnya patah, tapi semangat untuk membalas dendam yang ada di dalam hati Stetsin belum padam, dia akan membalaskan dendam ini cepat atau lambat.“Pergi?” Nathan mencibir. “Apakah aku mengatakan aku akan pergi? Kalau tidak membunuhmu, maka mana sepadan untuk ratusan gadis itu, apakah kamu tahu rasa sakit seperti apa yang akan mereka rasakan jika kamu menyerap energi spiritual mereka?”Nathan berkata lalu mengulurkan tangan kanannya, dan sebuah pedang yang bersinar perlahan muncul di tangan Nathan, bilah pedangnya yang bersinar perlahan berubah menjadi berwarna merah dan darah terlihat mengalir di pedang itu.“Sebuah pedang yang baru aku dapatkan hari ini kebetulan bisa menggunakan darahmu sebagai pengorbanan pedang!” Setelah Nathan selesai bicara, dia mengayunkan Pedang di tangannya, dan sebuah cahaya merah menerjang langit. “Hahahaha!”“Tidak!” Stetsin membelalak dan berteriak dengan keras.Segera, terdengar suara gemu
Hanya saja dia teringat saat dia pergi, Zephir bersama dengan Sarah dan yang lainnya. Secara logika, tidak akan ada masalah, karena dengan kekuatan Zephir, hanya ada beberapa orang di dunia bela diri yang bisa melawannya. Setelah mencari sepanjang hari dan tidak menemukan mereka, Nathan juga tidak bisa menghubungi Zephir, dia berhenti mencari, mungkin saja beberapa orang itu sedang bersama dan tidak akan ada masalah. Tanggal enam akan segera tiba, Nathan harus menenangkan diri untuk berkultivasi, dan kebetulan Jane juga secara pribadi mengantarkan satu mobil batu-batu spiritual.Saat Jane melihat Sienna dan Nathan di villa, dia sedikit heran, karena dia pernah bertemu Sarah dan Beverly, tapi disisi Nathan kembali muncul seorang wanita cantik, dan tatapan mata Jane sedikit berubah. “Wah …. tidak disangka, Tuan Nathan, kamu adalah seorang pria yang penuh gairah, banyak sekali wanita cantik di sisimu, ya?” Jane berkata pada Nathan dengan penuh kecemburuan.“Nona Jane, kamu salah paham, d
Setelah makan malam sederhana, Nathan mengunci diri di dalam kamar untuk berkultivasi, dia berharap satu truk batu-batu itu, bisa membantu dirinya menembus tahapan selanjutnya. Setelah duduk bersila di tempat tidur, Nathan mengaktifkan teknik kijutsu, dan batu spiritual yang ada di halaman mulai memancarkan energi spiritual dalam jumlah besar dan menyerbu masuk ke dalam tubuh Nathan. Tapi anehnya, energi spiritual itu tidak masuk ke dalam tubuh Nathan, melainkan dengan cepat diserap oleh pedang itu.Setelah sepanjang malam, Nathan menemukan kalau kekuatan spiritual di dalam tubuhnya tidak mengalami perubahan sedikit pun, hanya saja, satu truk batu-batuan yang ada di halaman sudah lama menghilang.“Apa? Pedang ini …. ternyata memerlukan energi spiritual?” Nathan mengernyitkan keningnya dan kepahitan terlihat di wajahnya.Energi spiritual untuk berlatih saja tidak cukup, dia harus mencari sumber daya kemana-mana, sekarang malah bertambah sebuah pedang yang berebut energi spiritual denga
“Tuan Nathan, sejak kamu mengalahkan Donovan, banyak rumor tentang dirimu di dunia bela diri. Sekarang, di Northern dan Agelta, dunia bela diri kedua wilayah ini sudah membentuk aliansi bela diri, dan berharap bisa merekomendasikan Tuan Nathan untuk menjadi pemimpin aliansi, jadi kami berdua datang untuk mengundang Tuan Nathan!” Nicole langsung menjelaskan maksud kedatangannya.Nathan langsung menolak, dia masih memiliki banyak hal yang perlu dikhawatirkan, mana sempat mengurus aliansi bela diri apapun, bahkan menjadi pemimpinnya.Melihat Nathan menolak, Ryzen dan Nicole seketika menjadi serba salah.Melihat situasi ini, Nathan berkata dengan raut wajah dingin. “Apa yang kalian dapatkan dari mereka?”Melihat Nathan berkata seperti itu, Ryzen dan Nicole seketika terkejut. “Tuan Nathan, kami tidak berani, aku hanya merasa Tuan Nathan mau menjadi pemimpin aliansi atau tidak, juga perlu kesana.”“Karena kali ini Keluarga Maven dari Agelta mengatakan kalau mereka menyiapkan hadiah untuk Tu
Ryzen tersenyum dan berlari untuk mengemudikan mobilnya, sedangkan Nicole yang melihat itu segera duduk di kursi penumpang depan, lalu membiarkan Nathan dan Sienna duduk di kursi belakang. Nathan yang awalnya ingin duduk di kursi penumpang depan, hanya bisa duduk di kursi belakang dengan Sienna setelah tempatnya direbut oleh Nicole. Ryzen dan Nicole melihat ke belakang melalui kaca spion dan saling tersenyum.Nathan sedikit tidak berdaya, Sienna dan Nathan duduk bersama dan dia tidak segan-segan merayu Nathan terus menerus, aroma tubuh Sienna ditambah dengan kecantikan Sienna yang alami, membuat Nathan hampir tidak bisa mengendalikan diri. Jika dia membereskan Sienna langsung di mobil, Nathan akan merasa bersalah pada Sarah.“Melihat kamu begitu tidak nyaman, jangan mengendalikan diri lagi, aku juga tidak akan menyalahkanmu,” Sienna berkata dengan kelembutan di matanya.Nathan memejamkan matanya dengan erat, dia tidak berani menatap Sienna, namun meski begitu, aroma di tubuh Sienna ya
Kali ini, Brian dan Draken tidak berani membantah. Dalam pertemuan seni bela diri terakhir kalinya, Nathan masih hanya seorang awal Penguasa Ingras. Tapi meskipun begitu, mereka semua merasa itu sudah berada di luar jangkauan mereka, tapi sekarang Nathan sudah bisa membunuh eksistensi penguasa Ingras, ini jelas-jelas adalah keajaiban.“Wenford?” Setelah mengobrol dengan beberapa orang, Nathan melihat Wenford yang berdiri di belakang dan berinisiatif untuk menyapa.“Tuan Nathan!” Melihat Nathan berinisiatif untuk berbicara dengannya, Wenford melangkah maju dengan penuh semangat.Saat ini, bisa berbicara dengan Nathan adalah sebuah kehormatan yang tidak tertandingi. Dulu, Ryzen hanya seorang pemimpin geng yang kurang terkenal di Kota Vale, saat di hadapan bos besar yang sebenarnya, dia tidak termasuk apa-apa, Tapi hari ini, dia berdiri di belakang Nathan, banyak kepala keluarga keluarga bela diri yang berinisiatif untuk bicara dengan Ryzen.“Tuan Nathan ….”Brian dan Draken juga bergeg
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u