“Benar, dengan kekuatan Tetua Witan yang sudah lama mencapai ranah penguasa Ingras, aku saja harus memanggil Tetua Witan dengan sebutan senior, kamu malah ingin menjadi lawan dari Tetua Witan? Apalagi Desa Saibu terkenal dengan teknik alkimia nya, kamu punya ramuan seperti apa yang harus direbut oleh Tetua Witan? Jangan berbicara omong kosong!” Donovan juga menjadi heboh dan langsung membentak Nathan dengan wajah datar.Saat ini, kalau dia bisa menarik Witan ke sisinya, walau Nathan memiliki kekuatan yang hebat dia tidak akan bisa menyentuhnya sama sekali, kalau Nathan sampai memiliki dendam dengan Desa Saibu maka dia pasti akan mati. Harris juga menatap Nathan saat ini, dia tidak tahu apakah Nathan ini benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh, dia berani sekali menyinggung orang dari Desa Saibu.“Tuan Nathan, pasti ada salah paham, Tetua Witan tidak mungkin melakukan hal seperti itu, pasti ada kesalahpahaman di sini?” Justin menatap Nathan dan berusaha keras mengedipkan matanya pada Na
Sekarang satu tangannya sudah patah, dan kekuatan dalam tubuhnya sudah hampir habis, kalau dia bertarung lagi dengan Nathan, maka dirinya pasti akan mati.“Kami akan mendengarkan perkataan Tetua Witan,” Justin angkat bicara lalu mengedipkan matanya pada Ryzen dan Nicole.Dua orang itu mengangguk dan melambaikan tangannya agar anggota Klan Kaiju dan Nocturnal mundur. Jelas saat ini Nathan lebih unggul, dan mereka tidak perlu ikut campur.Sedangkan Harris dan bawahan Keluarga Holcy mengawal Donovan dengan ketat dan tidak berniat pergi, karena Harris tahu kalau mereka pergi maka Nathan pasti akan mencabut nyawa Donovan.“Kalian tidak mendengar perkataanku?” Witan menatap Harris dengan dingin.“Tetua Witan, Keluarga Holcy tidak memiliki dendam denganmu, kalau Tetua Witan membantu kami kali ini, maka Keluarga Holcy akan sangat berterima kasih!” Harris menatap Witan dengan tatapan memohon.“Apa maksudmu? Kamu mau menyogokku di depan umum?” Witan menyipitkan matanya. “Saibu Care adalah sebua
Donovan berjuang untuk bangkit, dan memelototi Nathan dengan kedua matanya, dia membuka mulutnya dan ingin mengatakan sesuatu. Tapi sayangnya, wajahnya yang bengkak dan giginya yang tanggal membuat dia tidak bisa mengatakan apapun.“Kamu masih tidak puas?” Nathan langsung menamparnya lagi.Kali ini, wajah Donovan sudah membengkak, dan juga hidungnya terus mengeluarkan darah.“Haaa!” Tiba-tiba sepasang mata Donovan memerah dan meraung dengan keras.Segera setelah itu, tubuh Donovan mulai mengeluarkan kabut berwarna merah, dan kabut berwarna merah ini memiliki bau darah yang kuat seperti darah segar yang mendidih dan menguap. Banyak orang yang tersentak saat melihat adegan ini.“Gawat, Donovan berencana meledakkan diri dan mati bersama Tuan Nathan!” Melihat hal ini, Milan berkata dengan kaget.Saat ini, banyak orang yang berkeringat dingin, Donovan yang merupakan seorang penguasa Ingras kalau meledakkan dirinya? Maka akan membuat ledakan yang sekuat bom dan mungkin akan berdampak pada s
Awalnya, Donovan mengira dia bisa melihat Nathan menjadi panik sebelum mati, tapi sayangnya dia salah. Nathan bukannya takut malah memasang senyuman di wajahnya dan ini membuat Donovan sangat bingung. Tapi saat Donovan sedang bingung, dia merasa ada hal yang lebih luar biasa terjadi, dia hanya bisa merasakan energi di dalam tubuhnya terkuras dengan cepat.Untuk meledakkan diri seluruh energi harus dikumpulkan di dalam energi tubuh, lalu meledakkan energi tubuhnya. Tapi kalau energinya bocor, tidak akan bisa meledakkan diri. Energi dalam tubuhnya sudah hampir mencapai batas dan akan meledak, namun Donovan merasa energinya terkuras dengan tidak terkendali. Dan saat Donovan menatap dengan seksama, sebuah adegan yang tidak akan pernah dia lupakan terjadi, dia melihat Nathan yang tersenyum di depannya membuka sedikit mulutnya dan semua kabut merah yang keluar dari tubuhnya disedot oleh Nathan.Donovan tercengang, dia tidak mengerti. ‘A-apa? Kultivasi seperti apa yang dilakukan Nathan, baga
Setelah Harris selesai bicara, dia membawa rombongannya pergi sedangkan Witan sama sekali tidak memperdulikan ancaman Harris.“Nathan, kamu tidak apa-apa, kan?” daat ini, Sarah bertanya pada Nathan dengan cemas.Nathan menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku hanya merasa sedikit lelah.”“Kalau begitu aku akan memapahmu,” Sarah yang mendengar Nathan sudah lelah bergegas memapah Nathan dan hendak pergi.“Saudara Nathan, sepertinya setelah pertarungan ini reputasimu akan menyebar di dunia bela diri, tapi jangan khawatir, Saibu Care akan selalu menjunjung tinggi aturan di dunia bela diri, dan tidak akan membiarkan mereka melakukan sesuka hati mereka. Kalau saudara Nathan punya waktu, aku berharap kamu bisa datang ke Saibu Care dan kita bisa saling belajar tentang alkimia!” Witan berkata dengan sopan pada Nathan.Nathan mengangguk. “Baik, kalau ada waktu, aku pasti akan pergi mencarimu.”Sikap Witan sangat baik, dan terus membantu dirinya, oleh karena itu, kesan Nathan terhadap Witan juga m
Dalam perjalanan dari Kota Vale menuju Kota Moniyan, Witan sedang duduk di kursi penumpang belakang dengan mata yang sedikit terpejam. Sedangkan Guyton mengemudikan mobil dan sesekali menatap Witan yang ada di belakang melalui kaca spion.“Guyton, kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja,” meskipun Witan tidak membuka matanya, dia sudah menyadari Guyton sedang mengintipnya. "Apa yang ingin kamu ketahui? Jangan menatapku seperti itu berulang kali."“Hmm .... Tetua, meskipun Nathan sanggup membunuh Donovan, tapi kamu tidak perlu sesungkan itu padanya bukan? Di depan begitu banyak orang dari dunia bela diri, bukankah ini mempermalukan Saibu Care?” Guyton bertanya dengan bingung.Mendengar perkataan Guyton, Witan membuka matanya dan berkata dengan senyuman di wajahnya. “Guyton, apakah kamu tahu keterampilan unik yang dimiliki oleh organisasi Matilda?”“Organisasi Matilda?” Guyton mengerutkan kenignya mendengar nama itu. “Aku pernah mendengar organisasi itu, namun tidak terlalu spes
Kota Vale, di villa Ascalon.Sarah menatap obat evoring yang diberikan Nathan kepadanya dan berkata dengan jijik. “Apa ini? Bau sekali, kelihatannya sangat menjijikan!”Nathan ingin Sarah memakan obat evoring itu, tapi saat melihat sikap Sarah seperti itu dia sedikit pasrah.“Eve, kamu makan dulu, ini adalah obat spiritual, setelah kamu memakannya, aku jamin tubuhmu akan terlahir kembali dan kekuatanmu akan meningkat banyak!” Nathan berkata kepada Beverly.Namun Beverly memegang obat evoring itu dan terlihat sulit menelannya, karena obat evoring ini memiliki aroma yang tidak terlalu enak. Melihat dua orang itu tidak mau memakannya, Nathan terdiam beberapa saat lalu sekali lagi membujuk mereka dengan tidak berdaya.“Obat ini adalah obat regenerasi dan dapay meningkatkan kekuatan kalian, banyak orang yang ingin memakannya dan tidak bisa mendapatkannya. Aku sudah menghabiskan begitu banyak tenaga untuk mendapatkannya, bukankah kalian ingin berkultivasi? Kalian harus memakan obat ini dan
Setengah jam berlalu, Sarah keluar dari toilet dengan wajah memerah.“Sarah, kamu—” Melihat Sarah keluar dari toilet, Nathan bergegas menghampirinya.Namun belum sempat menyelesaikan perkataannya, Nathan berdiri membeku di sana. Karena dia melihat kulit Sarah yang lebih putih dari sebelumnya dan pipinya yang berwarna merah muda walau tanpa riasan, dan dia terlihat seperti dewi yang turun dari langit, sangat cantik. Mata Beverly juga melebar, dan menatap Sarah dengan tidak percaya dan membuat Sarah yang ditatap seketika tercengang.“Ada apa? Apakah ada sesuatu di wajahku?” Sarah memegangi wajahnya dan merasa gelisah.Dia lalu bergegas menghirup bau di toilet, dan baunya sudah hilang, dia sebenarnya sudah selesai sejak tadi. Tapi, Sarah sengaja menunggu setengah jam di dalam toilet karena khawatir baunya terlalu kuat, dan kalau sampai Nathan mencium bau itu, maka itu akan menghancurkan bayangan di hatinya. Melihat Nathan dan Beverly yang tercengang seperti itu Sarah juga tertegun.“T-ti
“Tutup mulutmu!” Ging menoleh, tatapannya membuat Russel terkejut dan segera diam. Kemudian Ging kembali berkata. “Nathan, kamu mempermalukanku di makam kuno. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam itu!” Pakaian Ging bergerak meski tak ada angin, lalu tiba-tiba, sosoknya menghilang. Detik berikutnya, Ging muncul di atas kepala Nathan, tubuhnya bercahaya seperti meteor yang melesat. Tanah di bawah kaki Nathan retak, tekanan yang dihasilkan Ging semakin besar, memaksa kaki Nathan terbenam ke dalam tanah. “Pukulan Meteor!” teriak Ging, cahaya keemasan di tubuhnya semakin terang. Russel, yang menyaksikan pemandangan itu, tersenyum lebar. Kemenangan sepertinya sudah di depan mata. “Hahaha …. Nathan, kali ini kamu pasti mati! Ini adalah jurus mematikan milik Ketua Ging, Pukulan Meteor! Tak ada orang yang bisa menahan pukulan ini. Aku akan melihatmu hancur berkeping-keping!” Russel tertawa terbahak-bahak, kegirangannya tak terbendung. Nathan mengabaikannya. Dia menyimpan ped
“Nathan, aku salah. Aku tahu aku salah. Ke depannya, keluarga Ransom bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!” Russel menundukkan kepalanya, kepala yang terhormat itu kini tunduk pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. Saat ini, kehormatan dan reputasi tak lagi penting. Yang tersisa hanyalah satu kesempatan untuk bertahan hidup. Selama dia masih hidup, masih ada harapan untuk bangkit kembali. “Jika aku membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Ransom akan berada di bawah kendaliku,” ucap Nathan, suaranya dingin seperti es. Tatapan matanya menusuk, tak ada belas kasihan. Saat Nathan selesai berbicara, dia mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, bilahnya memancarkan cahaya keemasan yang memancarkan aura kematian. Russel menatap pedang itu, matanya dipenuhi ketakutan. Tapi dia tak bergerak. Kepercayaan dirinya sudah hancur. Dia tahu, bahkan jika dia mencoba menghindar, hasilnya akan tetap sama. “Hentikan!” Tiba-tiba, suara teriakan yang menggema memecah
Russel berdiri dengan angkuh, matanya menyala dengan kemenangan. “Aku sudah bilang, di dalam formasi ini, aku adalah sang penguasa.” Tapi tiba-tiba, Nathan perlahan bangkit. Sisik-sisik yang rontok mulai tumbuh kembali, cahaya keemasan di tubuhnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. Russel tertegun, matanya membelalak. “Kamu .… Bagaimana kamu masih bisa berdiri?” Nathan menatapnya, senyumnya penuh keyakinan. “Kamu pikir formasi kecilmu bisa menghentikanku? Aku bukan sekadar musuh yang bisa kau remehkan, Russel.” Raut wajah Russel berubah drastis, pukulannya tadi sudah menggunakan energi dari lima orang puncak penguasa Ingras, tapi masih tidak bisa membunuh Nathan.“Aku akan menunjukkan padamu, siapa penguasa sebenarnya!” Nathan mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, nyala api menyembur dari bilahnya, mendesis seperti ular naga yang bangkit dari abu. Suaranya menggema ratusan meter, menghanguskan udara di sekelilingnya. Russel menatap Nathan, matanya membelalak. Aura ya
Russel menatap Nathan dengan kaget, merasakan aura yang mengerikan. Dalam benaknya, kekuatan Nathan sudah hampir mencapai tahap Villain. Namun, sosok Nathan hanya tampak seperti puncak penguasa Ingras yang baru saja menerobos tahap, dan Russel tidak bisa memahami bagaimana dia bisa meledakkan kekuatan yang begitu luar biasa.Russel bukanlah orang yang asing dengan pembunuh berbakat. Banyak ahli bela diri jenius yang pernah menantang lawan dengan kekuatan satu atau dua tingkat di atas mereka. Namun, sosok seperti Nathan—yang mampu menerobos sebuah tahap besar dengan begitu mudah—benar-benar langka. Russel tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.“Kamu tidak perlu tahu tentang diriku,” Nathan berkata, suaranya dingin seperti es. “Yang perlu kamu tahu adalah, kamu akan segera bertemu lagi dengan putramu!”“Hmm, kamu tidak perlu sesombong itu. Kamu kira aku hanya memiliki kekuatan seperti ini?” Russel mendengus dingin, berusaha menegaskan keberaniannya. “Kalau kamu punya kemampua
"Kabur?" Bisiknya menggelitik tengkuk para anggota Keluaraga Yaju yang sedang memanjat tebing. "Kalian pikir neraka punya pintu keluar?"Swooossshhhh!Tubuhnya melesat melebihi kecepatan kilat. Setiap kali kilatan pedangnya berkelebat, sepasang matanya membeku, tubuh tanpa kepala masih berlari-lari sebelum akhirnya roboh. Darah menyembur dengan ngeri membentuk hujan di atas rerumputan. Di lereng bukit keluarga Calderon, mayat-mayat bergelimpangan membentuk spiral mistis—mulut terbuka dalam koor bisu, tangan terkunci dalam posisi memohon."Ka-kakak! Dia …. dia di belakangmu!" Ferdi menjerit sambil menunjuk ke bayangan yang sedang berjalan di dinding tebing. Kakinya basah—tidak tahu apakah itu keringat atau air seni—tapi yang pasti, bau amonia menusuk hidungnya. Setiap kali kelopak matanya berkedip, dia melihat kepala James bergulir pelan, lalu berubah menjadi wajahnya sendiri yang mungkin akan menjadi giliranya."Na-Nathan—" Russel terisak sambil memanjat dengan kuku yang berdarah-dara
“Maaf aku datang terlambat,” Nathan menatap Nelson dan Abel yang berlumuran darah, niat membunuh di dalam dirinya semakin membara, seolah-olah darah mereka adalah bahan bakar untuk amarahnya.“Tuan Nathan, bisa melakukan sesuatu untukmu adalah kehormatan dalam hidupku, namun sayangnya—” mata Nelson memerah, air mata menetes di pipinya. “Keluarga Calderon sudah lenyap. Sepertinya ke depannya aku tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuk Tuan Nathan!”“Keluar dari kegelapan, keluarga Calderon tidak akan lenyap selamanya. Kita bisa membangunnya kembali,” Nathan menjawab dengan tegas, suaranya penuh keyakinan. “Mulai hari ini, seluruh aset milik Yaju dan organisasi lainnya akan menjadi milik keluarga Calderon. Aku akan menunjukkan kepada komunitas bela diri di Kota Moniyan bahwa keluarga Calderon adalah milikku, dan tidak akan ada yang berani menyentuhnya!”Setelah Nathan selesai berbicara, dia perlahan berbalik. Cahaya bersinar di tangan kanannya, dan pedang Aruna muncul dengan kilauan
Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan
Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant
“Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek