Sekarang satu tangannya sudah patah, dan kekuatan dalam tubuhnya sudah hampir habis, kalau dia bertarung lagi dengan Nathan, maka dirinya pasti akan mati.“Kami akan mendengarkan perkataan Tetua Witan,” Justin angkat bicara lalu mengedipkan matanya pada Ryzen dan Nicole.Dua orang itu mengangguk dan melambaikan tangannya agar anggota Klan Kaiju dan Nocturnal mundur. Jelas saat ini Nathan lebih unggul, dan mereka tidak perlu ikut campur.Sedangkan Harris dan bawahan Keluarga Holcy mengawal Donovan dengan ketat dan tidak berniat pergi, karena Harris tahu kalau mereka pergi maka Nathan pasti akan mencabut nyawa Donovan.“Kalian tidak mendengar perkataanku?” Witan menatap Harris dengan dingin.“Tetua Witan, Keluarga Holcy tidak memiliki dendam denganmu, kalau Tetua Witan membantu kami kali ini, maka Keluarga Holcy akan sangat berterima kasih!” Harris menatap Witan dengan tatapan memohon.“Apa maksudmu? Kamu mau menyogokku di depan umum?” Witan menyipitkan matanya. “Saibu Care adalah sebua
Donovan berjuang untuk bangkit, dan memelototi Nathan dengan kedua matanya, dia membuka mulutnya dan ingin mengatakan sesuatu. Tapi sayangnya, wajahnya yang bengkak dan giginya yang tanggal membuat dia tidak bisa mengatakan apapun.“Kamu masih tidak puas?” Nathan langsung menamparnya lagi.Kali ini, wajah Donovan sudah membengkak, dan juga hidungnya terus mengeluarkan darah.“Haaa!” Tiba-tiba sepasang mata Donovan memerah dan meraung dengan keras.Segera setelah itu, tubuh Donovan mulai mengeluarkan kabut berwarna merah, dan kabut berwarna merah ini memiliki bau darah yang kuat seperti darah segar yang mendidih dan menguap. Banyak orang yang tersentak saat melihat adegan ini.“Gawat, Donovan berencana meledakkan diri dan mati bersama Tuan Nathan!” Melihat hal ini, Milan berkata dengan kaget.Saat ini, banyak orang yang berkeringat dingin, Donovan yang merupakan seorang penguasa Ingras kalau meledakkan dirinya? Maka akan membuat ledakan yang sekuat bom dan mungkin akan berdampak pada s
Awalnya, Donovan mengira dia bisa melihat Nathan menjadi panik sebelum mati, tapi sayangnya dia salah. Nathan bukannya takut malah memasang senyuman di wajahnya dan ini membuat Donovan sangat bingung. Tapi saat Donovan sedang bingung, dia merasa ada hal yang lebih luar biasa terjadi, dia hanya bisa merasakan energi di dalam tubuhnya terkuras dengan cepat.Untuk meledakkan diri seluruh energi harus dikumpulkan di dalam energi tubuh, lalu meledakkan energi tubuhnya. Tapi kalau energinya bocor, tidak akan bisa meledakkan diri. Energi dalam tubuhnya sudah hampir mencapai batas dan akan meledak, namun Donovan merasa energinya terkuras dengan tidak terkendali. Dan saat Donovan menatap dengan seksama, sebuah adegan yang tidak akan pernah dia lupakan terjadi, dia melihat Nathan yang tersenyum di depannya membuka sedikit mulutnya dan semua kabut merah yang keluar dari tubuhnya disedot oleh Nathan.Donovan tercengang, dia tidak mengerti. ‘A-apa? Kultivasi seperti apa yang dilakukan Nathan, baga
Setelah Harris selesai bicara, dia membawa rombongannya pergi sedangkan Witan sama sekali tidak memperdulikan ancaman Harris.“Nathan, kamu tidak apa-apa, kan?” daat ini, Sarah bertanya pada Nathan dengan cemas.Nathan menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku hanya merasa sedikit lelah.”“Kalau begitu aku akan memapahmu,” Sarah yang mendengar Nathan sudah lelah bergegas memapah Nathan dan hendak pergi.“Saudara Nathan, sepertinya setelah pertarungan ini reputasimu akan menyebar di dunia bela diri, tapi jangan khawatir, Saibu Care akan selalu menjunjung tinggi aturan di dunia bela diri, dan tidak akan membiarkan mereka melakukan sesuka hati mereka. Kalau saudara Nathan punya waktu, aku berharap kamu bisa datang ke Saibu Care dan kita bisa saling belajar tentang alkimia!” Witan berkata dengan sopan pada Nathan.Nathan mengangguk. “Baik, kalau ada waktu, aku pasti akan pergi mencarimu.”Sikap Witan sangat baik, dan terus membantu dirinya, oleh karena itu, kesan Nathan terhadap Witan juga m
Dalam perjalanan dari Kota Vale menuju Kota Moniyan, Witan sedang duduk di kursi penumpang belakang dengan mata yang sedikit terpejam. Sedangkan Guyton mengemudikan mobil dan sesekali menatap Witan yang ada di belakang melalui kaca spion.“Guyton, kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja,” meskipun Witan tidak membuka matanya, dia sudah menyadari Guyton sedang mengintipnya. "Apa yang ingin kamu ketahui? Jangan menatapku seperti itu berulang kali."“Hmm .... Tetua, meskipun Nathan sanggup membunuh Donovan, tapi kamu tidak perlu sesungkan itu padanya bukan? Di depan begitu banyak orang dari dunia bela diri, bukankah ini mempermalukan Saibu Care?” Guyton bertanya dengan bingung.Mendengar perkataan Guyton, Witan membuka matanya dan berkata dengan senyuman di wajahnya. “Guyton, apakah kamu tahu keterampilan unik yang dimiliki oleh organisasi Matilda?”“Organisasi Matilda?” Guyton mengerutkan kenignya mendengar nama itu. “Aku pernah mendengar organisasi itu, namun tidak terlalu spes
Kota Vale, di villa Ascalon.Sarah menatap obat evoring yang diberikan Nathan kepadanya dan berkata dengan jijik. “Apa ini? Bau sekali, kelihatannya sangat menjijikan!”Nathan ingin Sarah memakan obat evoring itu, tapi saat melihat sikap Sarah seperti itu dia sedikit pasrah.“Eve, kamu makan dulu, ini adalah obat spiritual, setelah kamu memakannya, aku jamin tubuhmu akan terlahir kembali dan kekuatanmu akan meningkat banyak!” Nathan berkata kepada Beverly.Namun Beverly memegang obat evoring itu dan terlihat sulit menelannya, karena obat evoring ini memiliki aroma yang tidak terlalu enak. Melihat dua orang itu tidak mau memakannya, Nathan terdiam beberapa saat lalu sekali lagi membujuk mereka dengan tidak berdaya.“Obat ini adalah obat regenerasi dan dapay meningkatkan kekuatan kalian, banyak orang yang ingin memakannya dan tidak bisa mendapatkannya. Aku sudah menghabiskan begitu banyak tenaga untuk mendapatkannya, bukankah kalian ingin berkultivasi? Kalian harus memakan obat ini dan
Setengah jam berlalu, Sarah keluar dari toilet dengan wajah memerah.“Sarah, kamu—” Melihat Sarah keluar dari toilet, Nathan bergegas menghampirinya.Namun belum sempat menyelesaikan perkataannya, Nathan berdiri membeku di sana. Karena dia melihat kulit Sarah yang lebih putih dari sebelumnya dan pipinya yang berwarna merah muda walau tanpa riasan, dan dia terlihat seperti dewi yang turun dari langit, sangat cantik. Mata Beverly juga melebar, dan menatap Sarah dengan tidak percaya dan membuat Sarah yang ditatap seketika tercengang.“Ada apa? Apakah ada sesuatu di wajahku?” Sarah memegangi wajahnya dan merasa gelisah.Dia lalu bergegas menghirup bau di toilet, dan baunya sudah hilang, dia sebenarnya sudah selesai sejak tadi. Tapi, Sarah sengaja menunggu setengah jam di dalam toilet karena khawatir baunya terlalu kuat, dan kalau sampai Nathan mencium bau itu, maka itu akan menghancurkan bayangan di hatinya. Melihat Nathan dan Beverly yang tercengang seperti itu Sarah juga tertegun.“T-ti
Sarah menatap Nathan dengan dingin. “Aku tanya padamu, apa maksudmu barusan?! Apakah kamu akan melakukannya dengan Beverly kalau aku tidak ada disini?”“Melakukan apa? Apa yang kamu bicarakan? Kenapa aku tidak mengerti sedikitpun, jangan memutar perkataanku!” Nathan menghindari pandangannya dan tidak berani menatap Sarah lalu bergegas pergi ke ruang tamu dan duduk di sofa.“Hmm …. tidak ada laki-laki yang tidak mata keranjang!” Melihat Nathan seperti itu Sarah cemberut tapi dia tidak benar-benar marah.Meskipun Nathan melakukan sesuatu dengan Beverly, Sarah juga bisa menerimanya, asalkan di dalam hati Nathan hanya ada dirinya seorang. Terlebih lagi, Sarah juga berharap bisa menjaga Nathan bersama dengan Beverly, karena keduanya sudah menjadi akrab dan bisa menjadi pendampingnya saat Nathan tidak ada.Beverly berada di toilet selama satu jam penuh sebelum akhirnya keluar, dan setelah melihat Beverly yang keluar, Sarah membuka mulutnya dengan lebar karena terkejut. “Eve! A-apa itu dirim
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u