Share

Bab 552

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 22:34:03

“Paman Zephir, orang-orang ini adalah orang jahat, tadi kalau aku tidak membunuh mereka, mereka …. mereka akan melakukan itu padaku!” Rebecca berkata dengan cemberut.

“Banyak alasan, lantas apakah Nathan juga menganiayamu?” Zephir memelototi Rebecca.

“A-aku hanya mendengar kalau Paman Zephir mengatakan dia sangat hebat, jadi aku ingin mengujinya. Namun, tidak disangka, ternyata dia biasa-biasa saja,” Rebecca menatap Nathan dengan tatapan penghinaan. “Dan kualitas dari orang ini juga sangat biasa, saat melihatku dianiaya tadi, dia juga tidak membantuku.”

Mendengar percakapan antara Zephir dan Rebecca, Nathan tercengang, ternyata kedua orang ini saling kenal, dan Zephir juga sering membahas dirinya. Namun sepertinya, dua orang ini tidak memiliki niat jahat pada dirinya, dan tidak ingin melukai dirinya.

Zephir menatap Nathan, dia tidak percaya Nathan adalah tipe orang yang tidak mau membantu menyelamatkan orang.

Nathan menyadari Zephir menatap dirinya dan bergegas menjelaskan.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
lufyukimle
Judulnya Titisan Raja Naga
goodnovel comment avatar
lufyukimle
Ceritanya sama persis dengan Novel di aplikasi Tapon, cuma nama doang yg dibedakin.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 553

    Meskipun Rebecca juga seorang kultivator, tapi selain mantra pesona, dia tidak mengetahui mantra lainnya. Bahkan, dia tidak bisa mengumpulkan energinya. Artinya, jika Rebecca tidak menggunakan mantra pesonanya, ahli bela diri mana pun bisa menghadapinya. Dan disaat itulah Nathan baru tahu kalau tadi saat Zidan menghentikan Rebecca, kepanikan di mata Rebecca itu bukan kepura-puraan, tapi dia benar-benar panik. Dan saat memikirkan hal ini Nathan merasa sedikit tidak enak hati. “Apakah kamu merasa kalau kultivator harus bisa mengalahkan seorang ahli beladiri? Dan, ahli sihir jauh lebih hebat dibandingkan dengan mereka?” Zephir bertanya pada Nathan. Nathan mengangguk, menurutnya, kultivator pasti lebih kuat dibandingkan dengan ahli bela diri dan ahli sihir. Zephir tersenyum tipis. “Sebenarnya, kultivator tidak ada bedanya dengan ahli bela diri dan ahli sihir, yang berbeda hanyalah tahapannya. Sekarang kamu adalah kultivator, tapi kalau bertemu dengan seorang master seni bela diri, dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 554

    Saat melihat Zidan yang mati tragis dia menangis dengan histeris. Sedangkan saat ini Harris memandangi mayat putranya, tubuhnya gemetar tidak terkendali dan matanya berubah menjadi merah. “Siapa …. Siapa yang membunuh putraku!” Harris berteriak marah, matanya melotot tajam. Aura membunuh di tubuhnya menyelimuti seluruh pekarangan, membuat para pelayan keluarga Holcy takut dan tidak berani bicara, mereka semua menundukkan kepala mereka. “Tuan, aku sudah memeriksanya, saat itu Tuan Muda sedang makan dan bertemu dengan Reus serta Nathan. Hanya saja, menurut pemilik toko, Tuan Muda keluar dan mengejar seorang wanita, dan Nathan juga tidak menyelesaikan makanannya dan ikut keluar, meninggalkan Reus sendiri di tempat makan. Oleh karena itu, Tuan Muda kemungkinan besar dibunuh oleh Nathan!” Kepala pelayan menghampiri Harris dan berkata dengan suara pelan. Mendengar nama Nathan, membuat Harris sangat marah “Nathan lagi? Kali ini, aku benar-benar harus membunuhnya!” “Tuan, kekuatan Natha

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 555

    Di perjalanan kembali ke kota Vale, supir taksi sedang mengemudikan mobil dengan santai, tiba-tiba ada dua mobil jeep yang melewati taksi itu dengan sangat kencang. Kecepatannya yang begitu cepat membuat supir taksi itu bergegas berbelok ke samping dan hampir saja menabrak pembatas jalan. “Sial! Apa kalian tidak bisa mengemudi?!” Supir taksi menurunkan jendela mobil dan memaki. “Dasar brengsek!” Supir taksi itu melaju ke depan sambil mencaci maki, namun kedua mobil jeep yang baru saja melaju kencang tiba-tiba berhenti, dan mereka berhenti berdampingan dan langsung menghalangi seluruh jalan. Melihat kedua mobil itu berhenti, wajah supir taksi seketika berubah dan tatapan matanya terlihat ketakutan, dia bergegas menginjak rem. ​Ciiit! Melihat beberapa orang pria kekar berjalan keluar dari mobil, dan empat orang di antaranya memiliki rambut yang acak-acakan dan pakaian yang compang camping, mereka terlihat sangat menakutkan. Supir taksi itu seketika gemetaran, dia tidak menyangka, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 556

    “Nathan, Catur Maharaja memiliki kepala tembaga dan lengan besi, ototnya lebih keras dari baja, empat orang ini sudah bertahun-tahun diberikan pil obat oleh Keluarga Holcy! Sekarang, tubuh mereka sudah abadi, dan di hadapan mereka, hanya ada kematian yang menunggumu!” Harris berkata dan menatap Nathan dengan sikap angkuh. “Hahaha ….” Nathan tidak mengatakan apapun, hanya saja, dia sudah menyadarinya sejak awal kalau empat orang ini berlatih teknik Scarlet Shadow, dan setelah mengingat kalau tubuhnya juga sudah melalui pengolahan dia bisa memanfaatkan orang-orang ini untuk berlatih bersama. “Jangan omong kosong, suruh para anjingmu untuk menyerang, setelah membunuh mereka, aku masih harus melanjutkan perjalanan!” Nathan berkata dengan ekspresi jijik. “Arogan, bunuh dia!” Harris berkata dengan dingin. “Haaa!” Adalman meraung marah, dia melompat dan tiba di hadapan Nathan dalam sekejap mata. Nathan tidak mengerahkan kekuatan spiritual dalam tubuhnya, tetapi dia mengandalkan tubuh f

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 557

    Keempat orang itu segera mendekati Nathan dan mengepung Nathan di tengah lalu mereka memelototi Nathan dengan marah. Menghadapi empat orang ini Nathan merasa tertekan, karena kekuatan empat orang ini memang sangat kuat dan mereka semua bagaikan boneka, yang tidak mengenal rasa sakit dan takut sama sekali, dan itu membuat Nathan pusing. Selain membunuh Catur Maharaja, atau tanpa perintah dari Harris, maka empat orang ini tidak akan bisa mati. Perlu diingat, kalau Catur Maharaja sudah mencapai kekuatan seorang master tingkat Ingras, dan tubuh mereka bagaikan besi dan baja, ini menambah tingkat kesulitan untuk menghadapi mereka. Setelah Catur Maharaja mengepung Nathan, pada saat bersamaan mereka mengarahkan tinjunya ke arah Nathan, tinju yang besar bagaikan meriam memiliki kekuatan yang tidak terbatas. Nathan mencoba yang terbaik untuk menghindar, dan terus melawan. Meskipun sudah menggunakan Seni Kijutsu dengan ekstrim dan kekuatan spiritual mengerumuni tubuhnya, tapi bertarung satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 558

    Bugh! Bugh! Bugh! Setelah mengayunkan beberapa pukulan, pemandangan aneh muncul, tiba-tiba di udara muncul sebuah tinju raksasa yang perlahan mengembun seperti tapak dewa, diikuti dengan semburan cahaya di atas tapak itu. Tapak dewa itu terbentuk dari energi Catur Maharaja, dan pukulan yang baru saja mereka arahkan ke udara bukan untuk membuang-buang energi, melainkan mereka mengumpulkan kekuatan di udara untuk membentuk tapak dewa itu. Gelombang fluktuasi kekuatan yang sangat besar meluap dari tapak dewa itu, dan kemudian tapak dewa itu menyapu ke arah Nathan. Hanya satu pukulan sudah membuat angin berhembus dengan kencang bagaikan angin tingkat sepuluh yang berderu dan membuat pasir serta batu beterbangan. Harris yang merasakan hembusan angin tidak bisa membuka matanya dan bergegas melangkah mundur, dan wajahnya terlihat puas. “Nathan, biarkan aku melihat bagaimana kamu bisa selamat dari pukulan seperti ini.” Nathan menyipitkan matanya dan menatap tapak dewa yang mengarah dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 559

    Harris hampir mati kesal, dan saat dia bersiap memerintahkan Catur Maharaja lagi, dia menemukan Catur Maharaja sudah tergeletak di tanah. Empat orang itu adalah boneka, dan mereka terus menuruti perkataan Harris, Catur Maharaja tidak berhenti sampai kelelahan dan mati kelelahan. Sekarang, mereka ini tergeletak di tanah, dan itu menunjukkan dengan jelas kalau mereka sudah kehabisan nafas. Harris yang melihat kematian Catur Maharaja, perlahan-lahan tersadar dan tatapan matanya dipenuhi dengan kepanikan. Catur Maharaja adalah kartu as dari Keluarga Holcy, dan saat ini mereka mati kelelahan karena Harris. Kalau sampai Donovan tahu, maka dia pasti tidak akan mengampuninya. Harris menyesal saat ini, dia seharusnya tahu sejak awal, kalau kekuatan Catur Maharaja tidak dapat melukai Nathan. Akan tetapi, pada saat itu, dia terprovokasi oleh Nathan. Sehingga, dia terus memerintahkan Catur Maharaja untuk bertindak, dan hasilnya mereka mati kelelahan. Pada saat ini, Nathan yang berada di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 560

    “Kalau keempat orang itu bukan boneka, walau kamu sudah mengolah tubuhmu, kamu juga akan sulit menghindari bencana,” Pada saat ini, Zephir muncul entah dari mana dan dia memegang baju di tangannya. Nathan menatap Zephir dengan kaget, ternyata Zephir tidak pergi, dia terus bersembunyi dan mengawasinya diam-diam. “Cepat pakai baju itu!” Zephir melemparkan baju itu pada Nathan. “Kamu tidak boleh menaruh semua harapanmu pada tubuhmu. Bahkan, jika kamu sudah mengolah tubuhmu, itu tidak abadi. Kalau saja empat orang itu bukan boneka yang pikirannya dikendalikan, kamu tidak akan bisa melawan mereka berempat,” keningnya mengerut dengan kuat, dia masih memiliki harapan penuh terhadap Nathan. “Kedepannya, kamu tidak boleh seperti hari ini, saat berhadapan dengan kekuatan absolut, walau itu besi dan baja, tetap bisa dihancurkan!” timpalnya seraya berbalik pergi. Saat ini, Nathan sudah keluar dari bahaya dan Zephir meninggalkan tempat ini. “T-tunggu!” Nathan ingin memanggil Zephir, tapi pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 961

    “Tutup mulutmu!” Ging menoleh, tatapannya membuat Russel terkejut dan segera diam. Kemudian Ging kembali berkata. “Nathan, kamu mempermalukanku di makam kuno. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam itu!” Pakaian Ging bergerak meski tak ada angin, lalu tiba-tiba, sosoknya menghilang. Detik berikutnya, Ging muncul di atas kepala Nathan, tubuhnya bercahaya seperti meteor yang melesat. Tanah di bawah kaki Nathan retak, tekanan yang dihasilkan Ging semakin besar, memaksa kaki Nathan terbenam ke dalam tanah. “Pukulan Meteor!” teriak Ging, cahaya keemasan di tubuhnya semakin terang. Russel, yang menyaksikan pemandangan itu, tersenyum lebar. Kemenangan sepertinya sudah di depan mata. “Hahaha …. Nathan, kali ini kamu pasti mati! Ini adalah jurus mematikan milik Ketua Ging, Pukulan Meteor! Tak ada orang yang bisa menahan pukulan ini. Aku akan melihatmu hancur berkeping-keping!” Russel tertawa terbahak-bahak, kegirangannya tak terbendung. Nathan mengabaikannya. Dia menyimpan ped

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 960

    “Nathan, aku salah. Aku tahu aku salah. Ke depannya, keluarga Ransom bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!” Russel menundukkan kepalanya, kepala yang terhormat itu kini tunduk pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. Saat ini, kehormatan dan reputasi tak lagi penting. Yang tersisa hanyalah satu kesempatan untuk bertahan hidup. Selama dia masih hidup, masih ada harapan untuk bangkit kembali. “Jika aku membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Ransom akan berada di bawah kendaliku,” ucap Nathan, suaranya dingin seperti es. Tatapan matanya menusuk, tak ada belas kasihan. Saat Nathan selesai berbicara, dia mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, bilahnya memancarkan cahaya keemasan yang memancarkan aura kematian. Russel menatap pedang itu, matanya dipenuhi ketakutan. Tapi dia tak bergerak. Kepercayaan dirinya sudah hancur. Dia tahu, bahkan jika dia mencoba menghindar, hasilnya akan tetap sama. “Hentikan!” Tiba-tiba, suara teriakan yang menggema memecah

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 959

    Russel berdiri dengan angkuh, matanya menyala dengan kemenangan. “Aku sudah bilang, di dalam formasi ini, aku adalah sang penguasa.” Tapi tiba-tiba, Nathan perlahan bangkit. Sisik-sisik yang rontok mulai tumbuh kembali, cahaya keemasan di tubuhnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. Russel tertegun, matanya membelalak. “Kamu .… Bagaimana kamu masih bisa berdiri?” Nathan menatapnya, senyumnya penuh keyakinan. “Kamu pikir formasi kecilmu bisa menghentikanku? Aku bukan sekadar musuh yang bisa kau remehkan, Russel.” Raut wajah Russel berubah drastis, pukulannya tadi sudah menggunakan energi dari lima orang puncak penguasa Ingras, tapi masih tidak bisa membunuh Nathan.“Aku akan menunjukkan padamu, siapa penguasa sebenarnya!” Nathan mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, nyala api menyembur dari bilahnya, mendesis seperti ular naga yang bangkit dari abu. Suaranya menggema ratusan meter, menghanguskan udara di sekelilingnya. Russel menatap Nathan, matanya membelalak. Aura ya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 958

    Russel menatap Nathan dengan kaget, merasakan aura yang mengerikan. Dalam benaknya, kekuatan Nathan sudah hampir mencapai tahap Villain. Namun, sosok Nathan hanya tampak seperti puncak penguasa Ingras yang baru saja menerobos tahap, dan Russel tidak bisa memahami bagaimana dia bisa meledakkan kekuatan yang begitu luar biasa.Russel bukanlah orang yang asing dengan pembunuh berbakat. Banyak ahli bela diri jenius yang pernah menantang lawan dengan kekuatan satu atau dua tingkat di atas mereka. Namun, sosok seperti Nathan—yang mampu menerobos sebuah tahap besar dengan begitu mudah—benar-benar langka. Russel tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.“Kamu tidak perlu tahu tentang diriku,” Nathan berkata, suaranya dingin seperti es. “Yang perlu kamu tahu adalah, kamu akan segera bertemu lagi dengan putramu!”“Hmm, kamu tidak perlu sesombong itu. Kamu kira aku hanya memiliki kekuatan seperti ini?” Russel mendengus dingin, berusaha menegaskan keberaniannya. “Kalau kamu punya kemampua

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 957

    "Kabur?" Bisiknya menggelitik tengkuk para anggota Keluaraga Yaju yang sedang memanjat tebing. "Kalian pikir neraka punya pintu keluar?"Swooossshhhh!Tubuhnya melesat melebihi kecepatan kilat. Setiap kali kilatan pedangnya berkelebat, sepasang matanya membeku, tubuh tanpa kepala masih berlari-lari sebelum akhirnya roboh. Darah menyembur dengan ngeri membentuk hujan di atas rerumputan. Di lereng bukit keluarga Calderon, mayat-mayat bergelimpangan membentuk spiral mistis—mulut terbuka dalam koor bisu, tangan terkunci dalam posisi memohon."Ka-kakak! Dia …. dia di belakangmu!" Ferdi menjerit sambil menunjuk ke bayangan yang sedang berjalan di dinding tebing. Kakinya basah—tidak tahu apakah itu keringat atau air seni—tapi yang pasti, bau amonia menusuk hidungnya. Setiap kali kelopak matanya berkedip, dia melihat kepala James bergulir pelan, lalu berubah menjadi wajahnya sendiri yang mungkin akan menjadi giliranya."Na-Nathan—" Russel terisak sambil memanjat dengan kuku yang berdarah-dara

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 956

    “Maaf aku datang terlambat,” Nathan menatap Nelson dan Abel yang berlumuran darah, niat membunuh di dalam dirinya semakin membara, seolah-olah darah mereka adalah bahan bakar untuk amarahnya.“Tuan Nathan, bisa melakukan sesuatu untukmu adalah kehormatan dalam hidupku, namun sayangnya—” mata Nelson memerah, air mata menetes di pipinya. “Keluarga Calderon sudah lenyap. Sepertinya ke depannya aku tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuk Tuan Nathan!”“Keluar dari kegelapan, keluarga Calderon tidak akan lenyap selamanya. Kita bisa membangunnya kembali,” Nathan menjawab dengan tegas, suaranya penuh keyakinan. “Mulai hari ini, seluruh aset milik Yaju dan organisasi lainnya akan menjadi milik keluarga Calderon. Aku akan menunjukkan kepada komunitas bela diri di Kota Moniyan bahwa keluarga Calderon adalah milikku, dan tidak akan ada yang berani menyentuhnya!”Setelah Nathan selesai berbicara, dia perlahan berbalik. Cahaya bersinar di tangan kanannya, dan pedang Aruna muncul dengan kilauan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status