Share

Bab 48

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-03 17:08:11

"Kak Wulan ..." Penari yang baru saja diseret dari panggung berdiri dan berteriak kepada wanita itu dengan ekspresi sedih.

Pada saat ini, tubuh penari itu penuh dengan jejak sentuhan, dan bahkan pakaian dalamnya rusak karena ditarik.

"Turun!" Wulan sedikit mengerutkan keningnya dan berteriak pada para penari itu.

Penari itu ketakutan dan berlari ke belakang panggung. Setelah melihat sekelilingnya dan menatap Nathan, yang merupakan satu-satunya pria yang berdiri di tepi panggung, Wulan berkata kepada Lily yang masih berada di atas panggung. "Lily, turun!"

Mendengar namanya dipanggil, Lily berhenti dan berjalan turun dari panggung. "Kak Wulan, ada apa?"

"Bos besar sudah datang, pergi temani dia!" Wulan langsung berkata tanpa basa basi.

Tubuh Lily sedikit gemetar, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak mau, tetapi dia tidak berani mengatakan apa-apa, jadi dia hanya bisa mengikuti instruksi Wulan.

Saat melewati Nathan, Lily menundukkan kepala, dia tidak berani menatap Nathan.

“Lily .…” Natha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 49

    ‘Jika aku mengambilnya ….’Gadus itu menariknya kembali. Dia tahu jika dia mengambil cek ini, hidupnya akan benar-benar hancur.Meskipun dia adalah seorang penari bar sekarang, dia masih perawan. Setelah dia melunasi utangnya, dia masih bisa mencari pria yang dia cintai, hal ini tidak salah. Namun, dia takut saat dia menjadi selingkuhan orang lain dan dia juga menemukan pria yang dia cintai. Dia akan menyesal seumur hidupnya!Pada saat ini, dia tiba-tiba memikirkan Nathan. Dia ingat bahwa ketika dia masih remaja, Nathan sangat melindunginya. Lily selalu berkata bahwa dia ingin menikah dengan Nathan.Tetapi, seiring bertambahnya usia, mereka berdua menjadi lebih sedikit berinteraksi. Selain itu, Nathan menemukan Sherly, dan berpacaran dengannya. Mereka bahkan telah membahas tentang pernikahan. Lily belum pernah menghubungi Nathan lagi.Namun, hal-hal yang ada di dunia ini tidak kekal. Nathan dikirim ke penjara sebelum dia menikah. Lily, yang masih kuliah, ingin menjenguk Nathan di penj

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 50

    "Apa yang—"Di dalam kamar ini, Wulan sedang berhubungan dengan penuh gairah bersama pelayan itu di atas ranjang. Sepertinya, pesta mereka baru saja mulai.Plak!Saat pelayan itu melihat seseorang bergegas masuk, tepat ketika dia hendak berteriak, Nathan menamparnya hingga pingsan.Dia lalu meraih Wulan dan berteriak. "Kemana kau membawa Lily?""Sialan," ketika Wulan ditarik pria itu, dia langsung marah.Tapi saat dia membuka mulutnya, Nathan meraih leher Wulan, dan Wulan pun merasa kesulitan untuk bernapas, wajahnya memerah, dan ada ketakutan terpancar di matanya."D-dia, di kantor!” Wulan menjawab dengan susah payah."Bawa aku ke sana!" Nathan menghempaskan Wulan ke atas ranjang.Melihat wajah Nathan yang seperti seorang pembunuh, Wulan tidak berani menghalanginya, dia hanya bisa mengantarkannya. Setelah membawa Nathan ke kantor, Nathan langsung menendang pintu kantor hingga terbuka dengan satu tendangan.Brak!Suara keras itu mengejutkan pria paruh baya itu. Nathan bergegas masuk,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 51

    Nathan melihat sekilas kearah Yuda kemudian dia tertawa dingin dan tidak menggubrisnya.“Bos, telpon Tuan Ryze, katakan anak muda ini berbuat masalah disini! Biarkan Tuan Ryzen memberinya pelajaran, dengan begitu kita juga bisa tahu apakah yang barusan menelepon adalah Tuan Ryzen atau bukan!” Wulan berkata sambil memberi ide kepada Yuda.Yuda menganggukan kepala mengeluarkan ponselnya hendak menelpon Ryzen, tiba tiba ponselnya berbunyi, kebetulan itu telepon dari Ryzen.Yuda segera menerima telepon. ”Tuan Ryzen.”[Pria tua gendut Yuda Guntara, kamu keparat! Apayang kamu lakukan sehingga kamu menyinggung tuan Nathan, hah?! Tunggu kau, aku akan ke sana sekarang, apa Kafe Hilson mu tidak mau buka lagi? Coba saja kalau kamu berani melarikan diri!]Saat Yuda menerima telepon itu, sudah terdengar suara dari seberang sana yang marah marah, membuat pria tua itu terkejut seperti orang bodoh.Sekarang bagaimanapun dia menolak untuk percaya, kenyataan sudah terpapar di depan mata, barusan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 52

    Nathan membawa Lily sampai ke rumahnya, lalu menyadari Mary berada di rumahnya sedang bercengkrama dengan orang tuanya, semula Nathan bermaksud agar Lily menenangkan diri dulu sebelum pulang, sekarang jadi ketahuan.Melihat Nathan yang pulang bersama Lily, Mary dan juga David tertegun sejenak, hanya Maria yang tidak melihat mereka pulang.“Nathan, apakah kamu sudah pulang? Mengapa pulang larut malam sekali?”David yang berada disamping segera menarik lengan Maria. ”Nathan dan Lily sudah jadian, mereka pulang bersama.”Waktu menyampaikan kata kata tersebut, wajah David terlihat sangat senang.Maria yang mendengarnya seketika juga merasa senang dia lalu berkata. ”Nathan, kamu ini kalau ingin pergi mencari Lily terus terang saja, jangan diam diam, apakah kamu ingin memberi kejutan kepada kami?”Nathan tidak bisa berkata apa apa, sebenarnya dia ingin menjelaskan tetapi tidak tahu bagaimana caranya.Saat ini cuma Mary yang menyadari raut wajah Lily tidak normal bahkan tampaknya habis menan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 53

    Pada saat ini, di perumahan Riscon Residence dalam sebuah rumah villa berlantai dua, Darby yang berusia lima puluhan mengenakan pakaian tentara, dia sedang merapikan diri di depan cermin.Ada seorang gadis berusia dua puluhan sedang duduk di sofa, tampangnya lumayan cantik, badannya tinggi memakai baju tidur berbunga bunga, setengah berbaring di sofa sambil memainkan ponsel.“Ayah, ada apa denganmu? Baju tentara yang sudah begitu lama kenapa dipakai lagi!” Gadis itu melirik sekejap kearah Darby.Gadis ini adalah putri tunggal Darby yang beanama Lisa Forger.“Ayahmu ini mau menemui teman seperjuangan di dalam kemiliteran, sehingga ayah mengeluarkan baju ini untuk mengingat masa lalu. Akan tetapi, perut ini sudah terlalu besar, jadi bajunya tidak muat lagi! Hahaha ….”Seorang wanita setengah baya membawa sepiring buah buahan berjalan keluar dari dapur, wanita itu memakai setelan rok berwarna hitam, didalamnya memakai kemeja berwarna putih. Dia memakai stocking berwarna kulit dan sepasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 54

    “Ada apa? Kapten sedang berbicara denganmu!” Darby yang melihat istrinya tertegun cepat cepat menariknya.“Ahh, apa kabar kakak ipar, cepatlah duduk, ini ada buah buahan, silahkan dinikmati,” Monica sudah tersadar dan menyambut dengan senyuman.David sekeluarga duduk di sofa, Darby menuangkan minuman untuk mereka dan tidak lupa berteriak memanggil putrinya. ”Lisa, paman Sykes dan keluarganya sudah datang, cepatlah kemari!”“Darby, tidak apa, maaf kami datang secara tiba-tiba,” David yang melihat Darby begitu hangat menyambutnya, hatinya merasa tidak enak.“Kapten, tidak usah merasa tidak enak hati, kita sudah lama sekali tidak bertemu, anggap saja sebagai rumah sendiri. Oh ya, nanti siang aku sudah memesan makanan di hotel, kita berdua harus minum sepuasnya!” Darby berkata sambil menuangkan minuman kepada David.Pada saat ini, Lisa berjalan keluar, dia sudah memakai pakaian dengan setelan olahraga, rambutnya dikuncir dan terlihat sangat muda dan energik.Pandangannya jatuh pada sosok

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 55

    “Apa, hah?”“Sudahlah, Darby, tidak apa,” seru David sedikit malu.Darby lalu berkata dengan perasaan menyesal. “Kapten, jangan hiraukan perkataan wanita ini, perusahaan kami mempunyai hubungan bisnis dengan Dwimas Company. Akan tetapi, hasil keuntungan bersama ditahan mereka, dan sekarang dana perusahaan jadi terputus mungkin tidak bisa bertahan lagi!”“Tetapi masalah pekerjaan Nathan, aku akan menyuruh Lisa bertanya di perusahaannya, kesejahteraan bagi karyawan juga cukup bagus, biarkan Nathan masuk dulu dan bekerja dari awal secara pelan-pelan!”“Ayah, aku hanyalah seorang pegawai biasa, kamu jangan menambah beban pekerjaanku!” Lisa menggerutu dengan perasaan kurang senang.“Kamu tidak mampu, tetapi bukankah Andrew adalah manajer pemasaran? Masa seorang manajer tidak mampu menerima seorang karyawan?” Darby bertanya.“Dia ….”“Sudahlah, kita sudah sepakat, jika si Andrew tidak bisa menyelesaikan masalah sepele ini, aku pikir kalian berdua tidak cocok!” Tidak menunggu Lisa berbicara,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 56

    “Nathan, aku ….” Baru saja dia mau mengatakan sesuatu, dia melihat David dan Maria turun dari mobil dan kembali menutup mulutnya.David yang menjumpai Lily berada di depan rumahnya mengira dia sedang menunggu mereka untuk bertanya tentang pekerjaannya, sehingga dia merasa malu, lalu berkata kepada Nathan. “Nathan, kamu bicaralah dengan Lily, Papa dan Mama akan masuk duluan.”David tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Lily, karena dia sebagai orang yang dituakan semalam begitu yakin memberi janji, hari ini janji itu malah tidak bisa ditepati!Setelah David dan Maria pergi, Nathan bertanya kepada Lily. ”Lily, apa yang telah terjadi ?”Dengan cemas dia berkata kepada Nathan. “Nathan, a-aku takut, para rentenir itu mau datang mencariku, aku takut ibu mengetahuinya,” Air mata tergenang di mata Lily.“Jangan takut Lily, ada aku disini, jika mereka datang, aku yang akan menghadapinya!” Nathan menepuk nepuk Lily sambil menenangkannya.“Tapi, kamu jangan berkelahi, aku tidak ingin kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 980

    Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status