Share

Bab 56

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-03-10 21:32:49

“Nathan, aku ….” Baru saja dia mau mengatakan sesuatu, dia melihat David dan Maria turun dari mobil dan kembali menutup mulutnya.

David yang menjumpai Lily berada di depan rumahnya mengira dia sedang menunggu mereka untuk bertanya tentang pekerjaannya, sehingga dia merasa malu, lalu berkata kepada Nathan. “Nathan, kamu bicaralah dengan Lily, Papa dan Mama akan masuk duluan.”

David tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Lily, karena dia sebagai orang yang dituakan semalam begitu yakin memberi janji, hari ini janji itu malah tidak bisa ditepati!

Setelah David dan Maria pergi, Nathan bertanya kepada Lily. ”Lily, apa yang telah terjadi ?”

Dengan cemas dia berkata kepada Nathan. “Nathan, a-aku takut, para rentenir itu mau datang mencariku, aku takut ibu mengetahuinya,” Air mata tergenang di mata Lily.

“Jangan takut Lily, ada aku disini, jika mereka datang, aku yang akan menghadapinya!” Nathan menepuk nepuk Lily sambil menenangkannya.

“Tapi, kamu jangan berkelahi, aku tidak ingin kamu m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Syarifah aini Ishak
lanjut bab nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 57

    “Kamu, melupakanku?” wanita itu melepaskan kacamata hitamnya. “Apa kita harus berkenalan? Karin Stevano ….” timpalnya menjulurkan tangan. Nathan segera tersadar dan berkata sambil tertawa. “Ahh, maaf aku sempat tidak mengenalmu!” Karin adalah teman sekelas Nathan waktu di sekolah akhir, dulu Karin adalah seorang yang terlihat tomboy, tetapi sekarang dia kelihatan begitu modis dan juga manis. Karin menilai Nathan sekilas, kemudian berkata dengan pandangan mata mengandung ejekan. ”Nathan, aku sempat mendengar bahwa kamu masuk penjara, apa itu benar?” Dia begitu terus terang mengatakan masalah masuk penjara di depan umum, sangat jelas maksudnya adalah ingin mempermalukan Nathan. “Kapan kamu bebas?” Dulu waktu mereka satu sekolah, Karin pernah menulis surat cinta kepada Nathan, karena waktu itu ayah Nathan menjabat di pemerintahan, keadaan keluarganya juga lumayan bagus, banyak wanita yang menyukai Nathan. Tetapi Nathan tidak pernah menanggapi Karin, karena Karin waktu itu sama seka

    Last Updated : 2024-03-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 58

    "Nathan, asalkan kamu tahu, memalsukan dokumen keuangan adalah tindakan ilegal. Kamu adalah mantan tahanan penjara, bagaimana kamu bisa memiliki uang sebesar satu itu? Kamu kira aku tidak tahu, kalian sekarang tinggal di komplek pemukiman yang sudah tua, dan pekerjaan ayahmu saat ini adalah tukang kuli, bagaimana mungkin kamu bisa mempunyai uang sebanyak itu?!” Bagaimana pun Karin berpikir, dia tidak bisa pernah percaya bahwa Nathan mempunyai uang hingga sepuluh miliar. Jika dia memang mempunyai uang sebanyak itu, bagaimana mungkin dia bisa tinggal di pemukiman kumuh seperti itu? Apalagi, Nathan baru saja keluar dari penjara, tidak mungkin bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam beberapa hari. Dia merasa Nathan pasti memiliki alasan tersendiri sehingga dia sengaja bertindak seperti itu di depannya, makanya dia berkata begitu. Ketika pelanggan lain di bank mendengar apa yang dikatakan Karin, mereka juga menatap Nathan dengan rasa ingin tahu. Sekarang ini, mereka semua menggunakan

    Last Updated : 2024-03-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 59

    "Kartu pria ini adalah kartu khusus milik keluarga Wibowo. Kami mengenali kartunya, bukan orangnya. Apakah kamu pikir kamu bisa bersaing dengan keluarga Wibowo?" Hinaan terpancar dari mata manager bank. Karin tertegun sejenak mendengar ucapan itu, dan orang-orang di sekitar mereka pun berseru. Harus diketahui bahwa keluarga Wibowo adalah keluarga terkaya di kota Vale. Tidak heran jika sikap para karyawan berubah drastis ketika melihat kartu yang ada di tangan Nathan. Datang sendiri untuk menarik uang dengan kartu keluarga Wibowo, bahkan hanya dengan satu panggilan telepon saja bank akan mengatur orang untuk mengantar uang secara langsung, pelanggan besar seperti ini adalah target semua bank! Mendengar bahwa Nathan memegang kartu khusus keluarga Wibowo, wajah pacar Karin pun berubah pucat. Jika ternyata Nathan memiliki hubungan dengan keluarga Wibowo, hanya dengan satu kalimat, perusahaan kecilnya akan segera bangkrut! "Tidak! Tidak mungkin, bagaimana mungkin dia mempunyai kartu kh

    Last Updated : 2024-03-12
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 60

    Karin menjelaskan dengan cepat. "Untuk apa aku membohongimu? Dia sendiri yang mengatakannya di bank tadi. Setelah beberapa saat, dia benar-benar dapat menarik uang sebesar satu miliar. Bukankah itu membuktikan bahwa dia mempunyai banyak uang di kartunya?"“Masuk akal!” Feri mengangguk!"Sudah, aku masih ada urusan, ayo cepat pergi," pria paruh baya itu menarik Karin dengan kuat."Apa yang kamu takutkan? Mari kita tunggu Nathan keluar sebentar disini, lalu pergi. Aku ingin melihat apakah Nathan benar-benar mempunyai uang itu!" Karin menarik dirinya, dia tidak ingin pergi, dia masih ingin melihat rasa malu Nathan untuk sesaat.Pria paruh baya itu tidak punya pilihan selain ikut berdiri dan menunggunya.Sepuluh menit kemudian, Nathan keluar dengan tas besar penuh uang tunai. Melihat Nathan keluar dengan tas besar berisi uang tunai di tangannya, Feri membawa orang untuk segera menyambutnya. Melihat ini, Karin juga mengikuti, dia ingin melihat apakah Nathan benar-benar menarik uangnya.Ket

    Last Updated : 2024-03-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 61

    Ketika Nathan kembali ke rumah, dia menemukan bahwa Lily dan Mary masih di sana, melihat Nathan kembali Lily segera menyambutnya dengan penuh semangat. Lily ingin bertanya kepada Nathan, tetapi mengingat bahwa ada ibunya, dia tidak jadi berbicara."Nathan, kemana kamu pergi? Lily telah lama menunggumu. Kalian berdua pergilah jalan-jalan dan mengobrol," Maria mendengar bahwa Nathan telah kembali, jadi dia menegur dengan tidak puas.“Ma, barusan aku pergi mengurus sedikit urusan!” jelas Nathan."Bibi Maria, aku akan pergi dengan Nathan untuk jalan-jalan," Lily menarik Nathan dan berjalan keluar, saat ini, dia sangat ingin tahu bagaimana Nathan menangani masalah ini."Baik, ayo pergi, aku akan mengobrol sebentar dengan kalian, lalu makan siang bersama di rumahku,” Maria mengangguk senang!Nathan pergi bersama Lily, dan Maria berkata dengan ekspresi lega. "Bibi Mary, aku pikir kedua anak ini lumayan cocok, kan?""Aku rasa tidak buruk juga, hahaha ..." Mary juga tertawa."Nathan, apakah or

    Last Updated : 2024-03-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 62

    Kesesokan paginya.Darby menelepon David, dia telah meminta Lisa menjemput Nathan untuk bersama pergi ke perusahaan Lisa. Ketika David mendengar ini, dia buru-buru mendesak Nathan untuk bangun."Nathan, kamu harus menampilkan yang terbaik hari ini, ini adalah perusahaan besar. Jika kamu dapat bekerja di sana, dan selanjutnya menjadi manajer departemen, masa depanmu akan tenteram!" Ucap David menasihati Nathan."Aku tahu, Pa!" Nathan mengangguk, mengambil sepotong pakaian dan mengenakannya.“Kamu mau pergi wawancara, bagaimana mungkin kamu memakai pakaian ini?!” David sedikit mengernyit: “Pakai jas yang rapi!”“Aku tidak punya jas, Pa!” Nathan tidak punya kebiasaan memakai jas sama sekali, jadi dia tidak pernah membeli jas.Maria berjalan mendatangi mereka dan berkata kepada Nathan. "Omong kosong, mana mungkin tidak ada? Kamu lupa, lima tahun yang lalu aku pernah membelikan jas untukmu sebagai persiapan pernikahanmu, namun pada akhirnya ...."Saat Maria hendak mengatakan hal ini, dia l

    Last Updated : 2024-03-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 63

    ‘SW Company?’“Bukankah ini perusahaan keluarga Wibowo?”Jika Nathan ingat dengan benar, SW Company juga merupakan perusahaan keluarga Wibowo. Dia ingat bahwa Sarah pernah menyebutkan SW Cimpany ini adalah perusahaan yang didirikan oleh Kevin untuk Sarah sebagai hadiah ulang tahun. Sarah adalah direktur serta subjek hukum di perusahaan ini, tetapi dia tidak berpartisipasi dalam manajemen dan jarang datang ke perusahaan ini."Ya benar, ini adalah perusahaan keluarga terkaya di kota Vale, keluarga Wibowo. Bisa bekerja di sini merupakan suatu kehormatan besar bisa bekerja di sini. Manfaat yang di dapat jauh lebih baik daripada perusahaan lain." Ucap Lisa dengan sangat bangga.Nathan hanya diam dan tersenyum, dan mengikuti Lisa berjalan masuk perusahaan. Sesampainya mereka di depan pintu masuk, terlihat seorang pemuda berbalut setelan jas yang tampan dan tinggi berdiri di depan pintu masuk, dia adalah kekasih Lisa, Andrew."Lisa, kenapa kamu baru datang?" Andrew menyambut Lisa dengan seny

    Last Updated : 2024-03-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 64

    Hanya pemuda yang baru saja berbicara dengan Nathan, dia memandang Nathan dengan sedikit aneh lalu berbisik. "Hei, apakah kamu memiliki kerabat dan masuk melalui orang dalam?"Nathan tertegun sejenak, tidak tahu mengapa pemuda ini bisa bertanya seperti itu.“Kamu pasti lewat ordal, jika tidak kenapa kamu tidak menyiapkan CV? Dan, orang yang membawamu ke sini tadi, aku lihat dia adalah eksekutif di perusahaan ini, pantas saja kamu begitu tenang!” senyuman terpampang di wajah pemuda itu. Sambil tersenyum, dia mengeluarkan sekotak permen karet dari sakunya untuk diberikan kepada Nathan.Nathan tanpa sungkan mengambilnya dan langsung memasukkan permen karet itu ke mulutnya."Hei, jika kamu benar-benar punya kerabat, bisakah kamu mengatakan hal yang baik tentangku nanti? Jika aku diterima, aku akan mentraktirmu untuk makan di hotel besar!" Pria muda itu menatap Nathan dengan penuh harap.Nathan tersenyum sedikit. "Oke, jika aku berhasil, aku akan menyampaikan hal-hal baik tentangmu!""Teri

    Last Updated : 2024-03-17

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1075

    Cahaya lembut itu merambat ke rantai hitam yang menyekapnya, mengikis aura dingin kegelapan yang membekukan. Satu per satu rantai itu tergerus tenaga damai, lalu melingkup ke dalam tanah seperti akar yang kembali pulang. Suara raungan naga raksasa teredam, tubuh Nathan kembali bersih dari cengkraman gelap.Kaidar menegang, pandangannya melekat pada mutiara di tangan Nathan. Air mukanya memerah—rasa iri menyala di balik sorot matanya yang tajam. Baginya, harta Nathan adalah pusaka legendaris, pedang Aruna, cincin Ruang, Batu Mata Naga… dan kini cahaya Langit yang lebih agung lagi.“Nathan, semua itu akan jadi milikku, setelah kau mati!” desis Kaidar, suaranya bergema dingin.Cahaya hitam di atas kepalanya kembali memancar, menyembur seperti laser ganas, siap meremukkan segalanya.Namun Nathan hanya tersenyum tenang. Dia mengangkat kedua tangan, membiarkan kilau cahaya jatuh di telapak. Cahaya damai merembes ke pori-pori kulitnya, mengeras menjadi aura emas yang menyala-lenyap.Saat ali

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1074

    “Inikah kartu terakhirmu?” suara Nathan dalam bisik dingin.Sementara Kaidar terhuyung, mata mereka bertemu, rasa benci dan keinginan menang beradu tajam.Kaidar mengerang, lalu senyumnya memberi amaran. "Kau pikir ini sudah selesai? Saatnya kutunjukan kekuatan utamaku!”Dalam satu gerakan kilat, aura hitam di sekujur tubuhnya meroket, membentuk lingkaran manik-manik darah yang melayang di udara. Api malam menyala lebih pekat, memancarkan cahaya jingga dan ungu yang memutihkan langit. “Naga kegelapan!” teriaknya, sebuah ikatan darah naga yang membangkitkan roh kegelapan di dalamnya.Kegelapan pekat berdenyut di atas kepala Kaidar, merangkai diri menjadi lingkaran hitam pekat yang melayang. Dalam pusaran itu, udara bergetar, seperti permukaan danau yang berubah menjadi lautan gelombang badai. Cahaya sirna, hanya bayangan pekat yang menelan segalanya.Nathan menyipitkan mata, merasakan tekanan dalam rongga dada. “Apakah dia akan memanggil makhluk gelap lagi?” gumamnya pelan, ingatan ten

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1073

    Satu menjadi dua, dua menjadi tiga—hingga akhirnya, enam sosok Nathan berdiri sejajar, masing-masing memegang pedang Aruna yang berkobar.Mantra Kaidar berubah menjadi enam telapak tangan raksasa, turun dari langit seperti hukuman para dewa.BAAAAANG!Langit seolah runtuh oleh tekanan dari telapak-telapak tangan itu. Namun di tengah tekanan, Nathan mengangkat pedangnya dan berteriak. “Api spiritual, bangkit!”Keenam pedang Aruna menyala, api merah membubung lebih dari sepuluh meter. Dalam sekejap, kobaran itu menembus telapak-telapak raksasa, membakar mantra hingga menguap di udara.“AAARGHH!”Teriakan memilukan terdengar. Kaidar muncul dari balik api, tubuhnya terbungkus jilatan merah membara. Dia berteriak panik, berguling di tanah, mencoba memadamkan api yang melahap pakaiannya.Saat apinya padam dan dia baru merasa lega.Namun, sebuah tangan emas mencengkeram kerah bajunya. Tatapan Kaidar membeku saat dia melihat Nathan berdiri di hadapannya, mata bersinar, wajahnya keras dan mend

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status