Share

Bab 40

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-02-28 23:08:58

“Tuan Nathan, silahkan duduk,” Ryzen maju, dan melakukan gerakan mempersilahkan untuk Nathan.

Nathan juga tidak segan-segan, dia langsung berjalan menuju kursi utama. Kemudian, beberapa orang mulai mengerumuninya, meskipun mereka tidak mengenal Nathan, tapi mereka tahu, dikemudian hari Nathan pasti akan menjadi tokoh berpengaruh di kota Vale. Orang yang dihormati Zayn dan Ryzen, dan merupakan menantu dari keluarga terkaya Wibowo, orang seperti ini tidak boleh diprovokasi.

Kevin dan Sarah saling bertatapan dengan terkejut, lalu mengikutinya. Setelah Nathan duduk, Zayn duduk disisinya, dan disisi lain kosong, tidak ada yang berani duduk.

“Nona Wibowo, tempat ini untukmu, kalian berdua harus duduk berdampingan!” Zayn melambaikan tangannya kepada Sarah dan tersenyum ceria.

Wajah Sarah merona merah, wanita itu duduk disamping Nathan dengan malu, Kevin duduk disisi lain Sarah, seharusnya yang duduk ditempat ini adalah Ryzen. Hanya saja, jika Nathan dan Sarah adalah pasangan kekasih, maka K
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Heri Eko Sasongko
rasain luh Rendy sherly sebentar lagi tamat riwayat kalian hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 41

    Di dalam acara pesta, Sarah berbisik kepada Nathan dengan penasaran. “Nathan, kenapa kamu bisa mengenal Tuan Zayn? Dan Tuan Zayn sangat segan padamu, kamu adalah bintang utama di pesta ini! Sial, kamu bahkan tidak memberitahuku!”“Sewaktu itu kamu terburu-buru menarikku pergi, tidak memberitahuku kita akan datang menghadiri pesta ini, kan? Hahaha …. Setelah mengetahuinya, aku ingin memberimu sebuah kejutan!” Nathan tertawa berkata.“Kejutan ini besar sekali, saat itu aku sangat ketakutan, kamu jahat sekali! Lain kali, kamu tidak boleh menyembunyikan sesuatu dariku!” Sarah meninju ringan dada Nathan, sedikit menggoda.Nathan segera menangkap tangan Sarah, pandangan mata mereka saling beradu. Tidak ada interaksi, juga tidak ada pergerakan, hanya saja tatapan mereka berdua terlihat saling memikat. Perlahan, Nathan mendekatkan kepalanya ke arah Sarah, hembusan nafas dapat terasa semakin dekat dan semakin dekat. Sarah ingin menghindar, tetapi dia merasa sekujur tubuhnya tidak bisa bergerak

    Last Updated : 2024-02-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 42

    “Ryzen! Akhirnya kita bertemu.” sahut Ruis menatap dingin ke arah Ryzen. “Hari ini aku akan membunuhmu! Nocturnal akan menjadi milikku!”“Kurang ajar!”Zayn menggebrak meja dengan keras, amarahnya memuncak!Orang-orang yang hadir dikejutkan oleh amarah Zayn, melihat dia mengamuk, Santo yang berdiri di sampingnya langsung melesat dengan cepat, dan mendarat tepat di depan Zayn.“Ruis!” teriak Santo dengan amarah. “Beraninya kau melawan tuan Zayn!”Aura membunuh menguar dari dalam tubuh Santo, pria itu meregangkan tubuhnya bersiap menyerang kapanpun.Melihat sikap Santo yang siap bertarung, Ruis mengerutkan keningnya dengan kuat. “Santo, jika hari ini terjadi pertarungan sengit, kamu tidak pasti bisa mengalahkanku! Lagi pula, hari ini aku membawa banyak sekali anak buahku!”“Hahaha …. menang atau kalah, itu urusan nanti!” Santo mendengus dingin, langsung mengambil ancang-ancang.“Tuan Zayn, aku tidak bermaksud melawanmu, tapi, karena kamu memaksa, Klan Martyr tidak akan tinggal diam!” Ma

    Last Updated : 2024-02-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 43

    “Berhenti!” disaat Santo akan menerjang kearah Ruis, mendadak sebuah bayangan muncul dihadapan Santo, langsung menghalanginya.“Kamu bukan tandingannya, jika melanjutkan pertarungan ini, mungkin kamu akan mati!”“Biar aku saja yang menghadapinya!” Nathan berkata sambil menghalangi Santo.Santo merasa terhina, dia berkata dengan tegas. “Minggir, dengan perawakanmu yang seperti ini, jangan-jangan hanya sebuah pukulan saja sudah mati!” Saat ini Santo sudah kehilangan akal, dia mengucapkan perkataan yang kasar pada Nathan, dia lupa identitas Nathan, yang bahkan Zayn pun menaruh hormat. Tetapi Santo tidak pernah menyaksikan kehebatan Nathan, sehingga dalam hatinya, dia tidak begitu menaruh hormat pada Nathan, dia hanya memberi rasa hormat pada Zayn saja.Di dalam seni bela diri, perkembangan berlangsung secara bertahap, Nathan hanyalah pemuda berusia dua puluh delapan tahun, bahkan jika sudah berlatih bela diri sejak berada di dalam perut ibunya, bisa seberapa lihai?“Diam, keparat, beran

    Last Updated : 2024-02-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 44

    “Bocah, beraninya kau memanggil guruku seenak jidatmu?!” dengus Ruis saat mendengar Nathan memanggil Paul dengan sebutan namanya.“Tuan Nathan, Paul adalah seorang Guru besar seni bela diri kuno, tenaga dalamnya sangat kuat, tidak ada yang tahu kemampuannya yang sebenarnya, dengar-dengar Guru Paul mampu memetik daun untuk melukai lawan.” Ketika mengucapkan nama Paul, hati Ryzen masih penuh dengan ketakutan!“Memetik daun melukai musuh?” Nathan tersenyum sedikit. “Oh ya?”Sambil berkata, Nathan mengambil sebatang tusuk gigi, mengibaskannya dengan jari, tusuk gigi tersebut langsung melesat cepat ke arah Ruis. Ruis tidak sempat bereaksi, lengannya langsung tertusuk tusuk gigi itu, hanya tersisa sedikit tusuk gigi yang tersembul keluar."Argh!” Ruis berteriak terkejut. “S-siapa yang menyerangku?" Ruis mencabut tusuk gigi itu dengan kuat dan meraung keras. “Bajingan!”Namun, di dalam tatapan mata Ruis, terlihat ada sedikit kesakitan, dia tidak kebal walaupun dia menguasai kakuatan Scarlet

    Last Updated : 2024-02-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 45

    "Kamu bisa ahli bela diri, dan kamu tidak mengatakan apa-apa sebelumnya, aku telah mengkhawatirkanmu!" Sarah pura-pura marah dan berjalan di depan Nathan, lalu mencubit lengan Nathan. "Ah!" Nathan mengerutkan kening, menunjukkan rasa sakit yang luar biasa. "Sakit ..." Sarah tercengang ketika dia melihat Nathan seperti itu. "Aku... aku tidak mengeluarkan kekuatan apapun. Bagaimana bisa sakit?" Sarah sedikit panik mendengar itu. "Aku baru saja dilukai oleh Ruis, aku masih kesakitan, dan kamu mencubitku..." Nathan berpura-pura kesakitan, dan menatap Sarah dengan mata memelas. "Benarkah? Di mana lukanya? Aku ingin lihat, cepat tunjukkan padaku,” Sarah menatap tubuh Nathan dengan panik, dan dia sepertinya akan menangis. “A-aku tidak tahu!" Semua orang di sekitar dapat melihat bahwa Nathan sedang berpura-pura, bahkan Kevin dapat melihatnya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, dia menatap mereka berdua dengan tenang. Hanya Sarah yang tidak menyadari bahwa Nathan sedang berpura-pura

    Last Updated : 2024-03-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 46

    Saat ini di Hotel Northern perjamuan makan telah selesai dan semua orang sudah meninggalkan tempat. Sebelum Zayn meninggalkan Nathan, dia berkata. "Tuan Nathan, mengenai kalung suci dan akik sojol yang kamu minta kucarikan, karena Pemimpin itu sedang pergi berobat, dia baru bisa kembali beberapa hari lagi!" “Tidak apa-apa, kamu sudah bekerja keras!” Kata Nathan sambil tersenyum tipis. Mata ibunya sudah cukup lama buta, tidak masalah jika harus menunggu beberapa hari lagi, lagipula, hal semacam ini tidak bisa didesak. "Tuan Nathan, jika lain kali kamu membutuhkan apapun, kamu boleh datang ke tempatku, dan katakan saja!" Zayn berkata dengan penuh harap. Setelah beberapa percakapan, Nathan berencana untuk pergi, tetapi Santo menghentikannya. Lalu Santo tiba-tiba berlutut di depan Nathan. “Tunggu! Tuan Nathan, Anda memiliki bakat dalam seni bela diri, saya harap Tuan Nathan dapat menerima saya sebagai murid ..." Santo yang baru saja melihat keahlian Nathan, dia ingin mempelajari tekn

    Last Updated : 2024-03-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 47

    [Ah …. Bu, ada apa?!]Terdengar sebuah lenguhan seorang gadis di ujung telepon, dia terdengar malas."Anak ini, ini sudah sore, kenapa kamu masih tidur? Bukankah kamu harus pergi bekerja?" Mary tercengang.[Bu, aku harus lembur malam ini, jadi aku tidur siang dulu, ada apa?]"Oh, Nathan telah dibebaskan dari penjara. Ibu ingin kamu pulang malam ini untuk makan malam bersama!" ujar Mary tanpa basa-basi.[Bu, aku tidak punya waktu, tunggu beberapa hari lagi, dua hari ini aku sibuk…]Selesai berbicara, Lily langsung mematikan telepon.Mary tampak sedikit malu saat mendengar anaknya sibuk di telepon!"Bibi Mary, karena Lily terlalu sibuk, kita bisa makan bersama di lain hari!" Maria takut Mary akan marah, dia pun buru-buru membujuknya."Heh, sekarang anak itu sudah besar, benar-benar tidak patuh lagi..." Mary menghela nafas.Mary masih berada di rumah Nathan sampai malam hari, sementara Nathan yang tidak melakukan apa-apa, dan dia berencana untuk pergi keluar. Pada saat bersamaan, Ryzen m

    Last Updated : 2024-03-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 48

    "Kak Wulan ..." Penari yang baru saja diseret dari panggung berdiri dan berteriak kepada wanita itu dengan ekspresi sedih.Pada saat ini, tubuh penari itu penuh dengan jejak sentuhan, dan bahkan pakaian dalamnya rusak karena ditarik."Turun!" Wulan sedikit mengerutkan keningnya dan berteriak pada para penari itu.Penari itu ketakutan dan berlari ke belakang panggung. Setelah melihat sekelilingnya dan menatap Nathan, yang merupakan satu-satunya pria yang berdiri di tepi panggung, Wulan berkata kepada Lily yang masih berada di atas panggung. "Lily, turun!"Mendengar namanya dipanggil, Lily berhenti dan berjalan turun dari panggung. "Kak Wulan, ada apa?""Bos besar sudah datang, pergi temani dia!" Wulan langsung berkata tanpa basa basi.Tubuh Lily sedikit gemetar, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak mau, tetapi dia tidak berani mengatakan apa-apa, jadi dia hanya bisa mengikuti instruksi Wulan.Saat melewati Nathan, Lily menundukkan kepala, dia tidak berani menatap Nathan.“Lily .…” Natha

    Last Updated : 2024-03-03

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 980

    Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status