Share

Bab 227

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-06-08 18:57:39

“K-kamu ….”

Matanya penuh amarah menatap Nathan.

“Aku sudah memberimu kesempatan, tapi, kamu yang tidak bisa menghargainya,” Nathan berjalan menghampirinya dengan wajah yang dingin!m.

“Bunuh, bunuh dia!" Melihat tampang Nathan yang menyeramkan, hati Rendy menciut dan timbul rasa takut.

Dua orang pengawal melirik kearah Marco karena mereka hanya mendengar perintahnya.

Marco menganggukkan kepalanya. “Bunuh dia!”

Keduanya saling menatap sejenak dan langsung menyerbu ke arah Nathan.

Langkah kaki Nathan sama sekali tidak berhenti, begitu kedua orang pengawal itu sampai di depannya, Nathan menjulurkan tangannya dan langsung mencengkeram tenggorokan keduanya. Dua orang pengawal yang bertubuh kekar itu, begitu mudah lehernya telah dicengkeram dan diangkat tinggi-tinggi ke atas oleh Nathan.

“Uhuk!”

Wajah keduanya berubah menjadi merah, mereka meronta ronta karena tidak dapat bernafas.

Kraak! Kraak!

Terdengar dua kali suara tulang yang patah, dua pengawal yang semula masih meronta ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 228

    "Berhenti!" Marco ketakutan setengah mati. "Jangan mendekat! Ja-jangan!" Bugh! Tanpa menghiraukan ucapan Marco, Nathan menendang pria di hadapannya sekuat tenaga. Marco yang mendapatkan tendangan itu meringkuk kesakitan. Marco dan Rendy sekarang seperti sepasang udang meringkuk sambil memegangi perut dan menunjukkan ekspresi yang menderita. Menatap dua orang yang terbaring diatas lantai, sebelah kaki Nathan menginjak kepala Rendy. Raut wajahnya terlihat sangat dingin dan ganas, tatapan matanya seperti elang yang sedang menerkam mangsanya. “N-Nathan, aku bersalah, tolong ampuni aku!” Rendy ketakutan dan segera memohon. “A-aku berjanji, aku tidak akan mencari masalah denganmu lagi, aku bisa memberikan aset Keluarga Orton untukmu, asalkan kamu mengampuni nyawaku!” Rendy terus menerus memohon ampun! “Aku sudah pernah memberimu kesempatan, tapi, kamu tidak menghargainya,” Nathan memandangnya dengan dingin, kemudian Nathan memusatkan kekuatannya pada sebelah kakinya. Krraaaakk!

    Last Updated : 2024-06-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 229

    “Nathan, semuanya sudah selesai, kamu jangan mencari masalah lagi, ya?” Sarah merasa takut Nathan akan pergi mencari Frans. “Hmm!” Nathan mengiyakan lalu memeluk Sarah. Sarah menyandarkan kepalanya di dada Nathan dan merasakan kehangatannya, ada rasa aman yang tidak terkatakan menyebabkan Sarah begitu menikmatinya. “Mulai sekarang dan seterusnya, aku tidak akan membiarkan seorangpun melukaimu, selamanya tidak akan!” Nathan melihat Sarah yang berada dalam pelukannya dengan perasaan bersalah. “Aku percaya kepadamu!” Sarah mengulurkan sepasang tangannya mengelilingi leher Nathan, lalu memberikan sebuah kecupan di wajahnya. Ini adalah pertama kalinya mereka melakukan tindakan yang begitu intim, walaupun mereka menyukai satu sama lain, tetapi tindakan intim seperti tadi baru pertama kali terjadi. Nathan menggendong Sarah masuk ke mobil, lalu mengemudi menuju kediaman Keluarga Wibowo. Di dalam ruangan pabrik yang terbengkalai, Marco berusaha untuk bangkit berdiri, tetapi tindakannya s

    Last Updated : 2024-06-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 230

    “Apa yang dilakukan anak itu di Kota Vale? Siapa pula yang bernyali begitu besar, berani menyentuh Tuan Muda Keluarga Juventus?” Heryani berseru dengan terkejut. Ketika Frans yang berada disana mendengar kabar ini, dia terkejut setengah mati sampai tubuhnya gemetaran, dan mukanya menjadi pucat seketika. “Kamu jangan bertanya lagi, aku tidak bisa menjelaskan kepadamu!” Martin mengayunkan tangannya. Sebenarnya dia tahu pelakunya adalah Nathan, akan tetapi dia juga berhutang nyawa kepada Nathan. Sehingga, dia tidak akan mengkhianatinya, dia akan berusaha mencari jalan untuk membantu Nathan melewati masalah ini dengan aman. “Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi, tetapi kamu sendiri juga harus berhati-hati, jangan semua urusan dilakukan sendiri. Pelaku berani menyentuh Keluarga Juventus, orang ini pasti berani melakukan apa saja!” Heryani berpesan seperti itu kepada suaminya. Orang yang berani bertindak kepada anggota keluarga Juventus, pasti adalah orang yang tidak takut mati, orang

    Last Updated : 2024-06-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 231

    Rumah Sakit kota Vale. Terlihat Marco yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan lemas. Malam hari, Marco sudah mendapat kabar kepala Keluarga Juventus akan datang sendiri ke Kota Vale dengan membawa belasan ahli beladiri. Mereka semua terlihat begitu kuat, kekar, dan juga mengerikan, pelipis mereka menonjol menandakan bahwa mereka memiliki kekuatan. Melihat putranya yang terbaring di ranjang rumah sakit, Santos Juventus, wajahnya sangat tidak enak dipandang. Di Kota Vale yang kecil ini, ternyata masih ada orang yang berani turun tangan terhadap anaknya. “Ayah, akhirnya kamu datang, aku sudah jadi orang cacat, kakiku sudah cacat, tidak bisa sembuh lagi!” Melihat kedatangan ayahnya, Marco seketika mengadu sambil menangis. “Jangan menangis, kamu harus tegar jangan memalukan!" Santos menatap tajam kepada Marco. “Kamu bahkan berani menyandera Nona Keluarga Wibowo, apakah kamu mengira dirimu sudah tidak ada tandingan di dunia ini?” Kelihatannya Santos telah mengetahui seluk belu

    Last Updated : 2024-06-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 232

    Saat ini, di dalam sebuah kamar mewah di Hotel Northern, Santos sedang duduk menunggu di dalam sambil minum teh. Sedangkan di luar kamar, terbaring sekelompok penjaga keamanan, semua ini adalah hasil perbuatan Santos. Ketika Kevin sampai di hotel dan melihat kelompok penjaga keamanan yang tergeletak, hatinya sangat marah. Kevin mendorong pintu dan masuk ke dalam kamar, dia berkata sambil menatap Santos dengan wajah dingin. “Tuan Juventus, Anda jauh-jauh datang menjadi tamu kami, jika ada anak buahku yang menggangumu, Anda boleh mengatakannya secara baik-baik, tidak perlu sampai turun tangan!” “Turun tangan?” Santos terkekeh. “Aku tidak membunuh mereka sudah termasuk menghargaimu, kamu tahu, ka? Kaki putraku telah cacat, dan sekarang, serahkan bajingan yang mematahkan kaki putraku maka aku akan mengampuni Keluarga Wibowo!” Tatapan mata Kevin sangat dingin. “Anakmu telah menyandera putriku, mematahkan sebelah kakinya sudah termasuk ringan, disini Kota Vale bukan Kota Boulmer, har

    Last Updated : 2024-06-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 233

    Zayn memandang para pengawal Keluarga Wibowo yang sedang merintih kesakitan, lalu memandang pisau belati di tangan Santos, dia lalu tersenyum. “Tuan Santos, Anda baru saja sampai di Kota Vale. Jika ada masalah, kita bisa diskusi baik-baik tanpa perlu menggunakan kekerasan!” Zayn maju kedepan dan mengambil pisau belati dari tangan Santos. Dulu, Zayn juga merupakan seorang pejabat di Kota Boulmer sehingga mengenal Santos Juventus, sekarang dia sudah pensiun sehingga kekuatannya tidak begitu berpengaruh lagi. Tetapi Santos masih menghargainya karena dia telah duduk kembali di tempat semula. “Tuan Wibowo, Anda juga, silahkan duduk, kita bisa diskusikan masalah ini!” Zayn bertindak sebagai penengah dan menyuruh Kevin duduk untuk diskusi. Kevin menganggukkan kepala dan mengikuti petunjuk Zayn untuk duduk. Dalam perjalanan tadi, Kevin telah menghubungi Zayn. Karena, dia tahu berdasarkan kekuatan Keluarga Wibowo masih belum bisa melawan Keluarga Juventus. Sehingga, dia sengaja menghubungi

    Last Updated : 2024-06-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 234

    Dia adalah orang nomor satu di Kota Vale, Martin Luther, begitu mendengar kabar Santos Juventus telah sampai di Kota Vale, dengan cepat dia sudah menyusul kemari. “Tuan Santos, di sini adalah Kota Vale, bukan Kota Boulmer, kamu sembarangan melukai orang di wilayahku, apakah kamu tidak menghargaiku?” Martin bertanya dengan dingin sambil menatap para pengawal Keluarga Wibowo yang tergeletak. Kedatangan Martin, menyebabkan Santos merasa terkejut, dia tidak menyangka Keluarga Wibowo bisa mengerahkan orang nomor satu di kota Vale. Walaupun Keluarga Wibowo termasuk orang kaya di Kota Vale, tetapi, seharusnya belum cukup kemampuan untuk menggerakkan seorang walikota. Dia tidak tahu kedatangan Martin bukan karena Keluarga Wibowo, melainkan karena Nathan. “Pak Walikota, untuk masalah ini, aku harap Anda tidak turut campur, lebih baik kerjakan tugas Anda, kita tidak saling mengganggu!” Santos merasa terkejut dengan kedatangan Martin tetapi dia sama sekali tidak takut. Seorang walikota

    Last Updated : 2024-06-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 235

    Di sisi lain, Nathan yang sedang makan tiba-tiba menerima sebuah pesan yang dikirim oleh Ryzen. Setelah Nathan melihat isinya, aura membunuh yang sangat mengerikan menguar dari dalam tubuhnya. “Nathan, ada apa denganmu?” Sarah bertanya dengan hati-hati, dia merasakan hawa membunuh yang terpancar dari tubuh Nathan. “Aku tidak apa apa, kamu makan duluan!” Nathan bangkit dan memakai jaketnya lalu berpesan kepada pembantu rumah. “Awasi Nona, jangan biarkan dia keluar rumah!” “Baik, Tuan!” Pembantu rumah Wibowo menjawab dengan hormat. Nathan tertegun, dia tersenyum tak berdaya menatap pembantu rumah Wibowo yang begitu hormat kepadanya. Dia dan Sarah belum berhubungan secara resmi, hanya saling menyukai dan saling memahami. Tetapi, di dalam pandangan orang bawahan Keluarga Wibowo, dia sudah dianggap sebagai Tuan Muda Wibowo. “Saat aku kembali, aku akan membawakanmu hadiah!” Nathan menepuk pelan pundak pembantu itu, selesai berkata dia langsung meninggalkan rumah. Sebuah sapaan sebagai

    Last Updated : 2024-06-11

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status