Mendengar suara itu, Paul memalingkan kepalanya, dia menatap tak percaya pada Nathan sambil bertanya. “Apa maksudmu, hah?!” "Aku rasa, kamu pasti tahu apa maksudku kali ini," Nathan mengangkat alis kanan nya. Paul merasakan hawa membunuh yang sangat kuat mengelilingi tubuh Nathan, dia menyadari, bahwa pria ini tidak mungkin melepaskannya begitu saja. “Ada apa?" Sudut bibir Nathan terangkat. "Apakah kamu siap menerima kematianmu hari ini?" "Jika hari ini aku yang kalah, apakah kamu akan melepaskanku?” “Anak muda, aku adalah orang dari Klan Shaloom, walaupun aku sudah keluar dari sana dan mendirikan klan baru, jika kamu membunuhku, kamu kira saudara seperguruanku akan mengampunimu? Sampai waktunya tiba, kamu pasti akan diburu Klan Shaloom!” Paul melaporkan asal usulnya, berharap Nathan bisa melepaskannya. “Aku tidak tahu apa itu Klan Shaloom, semua omong kosongmu ini hanya untuk menyelamatkan nyawamu, kan? Sekarang berlututlah, maka aku akan mengampunimu!" Mata Nathan bersinar m
“Sulit untuk mengatakannya, obat kesehatan yang kita jual, hari ini menerima banyak sekali pesanan!” Ryzen berkata dengan wajah antusias. Sebenarnya Nathan sudah menyaksikan sendiri dari belakang, tapi dia tidak seperti Ryzen yang begitu antusias. Sebutir obat itu dijual seharga 200 juta, walaupun kelihatannya tidak murah, tapi masih jauh dari ekspektasinya. “T-Tuan, apakah kamu tidak puas?” Ryzen melihat Nathan tidak terlalu senang, dia bertanya penasaran. “Kota Vale merupakan kota kecil, kalau mau menghasilkan banyak uang, kita harus mempromosikan obat kesehatan keluar dari sini!" Nathan berkata datar. Mendengar hal ini, Ryzen sedikit serba salah. “Tuan, aku juga tidak terlalu pintar berbisnis, mengenai promosi obat kesehatan, harus dilakukan secara profesional.” Ryzen berkata terus terang, dia hanya seorang mafia yang mengelola restoran, bar dan sebagainya. Jika menyuruhnya berbisnis, hal itu cukup menyulitkannya. Mendengar itu, Nathan mengerutman keningnya, dia juga tahu, j
[Rendy, bisakah kamu melakukan sesuatu? Sudah tiga hari, kamu tidak bertindak sedikitpun?] Sosok pria duduk di dalam Lamborghini, sebelah tangan Marco merangkul Sherly, tangan lainnya menggenggam ponsel, dia mengaum marah pada Rendy. Sudah lewat tiga hari, dia meminta Rendy menculik Sarah, tetapi tidak ada gerakan sama sekali. Mendengar ucapan itu, Rendy merasa serba salah. “Tuan Marco, aku juga tidak berdaya …. beberapa hari ini Sarah sama sekali tidak keluar dari rumah. Aku tidak memiliki kesempatan itu, tidak mungkin aku langsung pergi ke rumahnya dan menculiknya, kan?!” “Brengsek, aku tidak peduli, kamu tidak bisa memikirkan cara membuatnya keluar dari rumah? Jika tidak mampu, aku tidak membutuhkanmu lagi, orang tak berguna!” Marco mengamuk, hal sepele seperti ini tidak mampu dilakukannya, dia merasa sudah meninggikan kemampuan Rendy. “T-tunggu!” Rendy berseru panik dan segera berkata. “Tuan Marco, tenang saja, hari ini aku pasti akan menculik Sarah, tapi aku memerlukan bantua
Villa Ascalon. Sudah beberapa hari Nathan sedang melakukan kultivasi dan mendalami kekuatan spiritualnya untuk meramu obat kesehatan. Kring~~~ Pada saat ini tiba tiba ponselnya berbunyi, dia membuka matanya lalu melihat layar ponselnya dengan kerutan di alisnya. "Kevin?" Setelah mengangkat telepon terdengar suara Kevin Wibowo yang sedang cemas dan gelisah. “Nathan, apakah Sarah sedang bersamamu?” “Tidak, kenapa?” Nathan bertanya sembari kerutan di keningnya semakin kuat. “Sial, Sarah menghilang, dia tidak menjawab teleponku, mobilnya juga tidak berada di rumah, dia belum pernah pergi tanpa memberi kabar sebelumnya!” Kevin berkata dengan suara cemas. “Paman, kamu tenangkan dulu jangan cemas, aku akan segera kesana!” Setelah mendengar kabar ini, Nathan langsung berangkat menuju kediaman Keluarga Wibowo. Di tengah perjalanan, Nathan berusaha menelepon Sarah beberapa kali, tetapi tidak berhasil tersambung. Pada saat ini di dalam hatinya timbul firasat buruk, dia segera menelpon R
“Nathan, kamu jangan merasa hebat karena mengenal Tuan Ryzen, sekarang aku adalah orang dari Tuan muda Marco, apakah kamu berani kepada Keluarga Juventus dari Kota Boulmer?” Sherly berkata kepada Nathan dengan lagak dan angkuh.PLAK!Tanpa ragu sedikitpun Nathan maju dan memberikan sebuah tamparan keras ke wajah Sherly, darah mengalir dari sudut bibirnya.Catherine yang menyaksikan putrinya ditampar oleh Nathan, dia meraung dengan keras. “Nathan, kamu berani memukul putriku, aku akan—!”PLAK!Sebelum kata-katanya terucap, Ryzen langsung memberikan sebuah tamparan ke arah Catherine, begitupun dengan wanita tua itu, sudut bibirnya mengeluarkan darah yang lebih banyak.“Tuan Nathan, apa yang akan kita lakukan?” Ryzen bertanya.“Kerahkan semua orang untuk mengepung Kediaman Orton, tidak ada seorangpun yang boleh meninggalkan rumah itu!” Nada suara Nathan sangat mendominasi.“Baik!” Ryzen menganggukkan kepala tanda mengerti, dia segera menelpon anak buahnya untuk mengepung kediaman Orton d
“Marco?” Sarah merasa terkejut. “A-apa yang kamu lakukan?!”“Tidak, kamu salah sangka, Rendy yang menangkapmu, sedangkan aku kemari untuk menolongmu,” Sambil berbicara, dia maju untuk melepaskan tali yang mengikat Sarah.Melihat Marco membantunya melepaskan tali ikatan, hati Sarah yang gelisah seketika merasa lega, raut wajahnya juga kelihatan membaik.“Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah bertanya sambil mengelus pergelangan tangannya yang terasa nyeri.“Rendy sangat membenci Nathan, jadi dia menangkapmu untuk memancing Nathan kemari agar bisa membunuhnya!” Marco memberi penjelasan kepada Sarah, senyuman picik tersungging di sudut bibirnya.Mendengar perkataannya, Sarah seketika menjadi panik. “Marco, berikan ponselku, aku akan menelpon Nathan, jangan sampai dia terjebak!”Didalam mata Marco terlintas perasaan cemburu melihat tampang Sarah yang mengkhawatirkan keselamatan Nathan. “Sarah, dia hanyalah seorang mantan narapidana, mengapa kamu sangat peduli terhadapnya?”Sarah ter
“T-tuan Ryzen, dia tidak berada di rumah, barusan aku suruh orang menghubunginya tetapi tidak berhasil,” Zein menyampaikan dengan gemetaran. Barusan dia memang sudah menyuruh orang menghubungi Rendy karena mereka akan mengadakan rapat keluarga, dan Rendy harus hadir. Akan tetapi, dia sama sekali tidak bisa dihubungi, akhirnya rapat dimulai tanpa menunggunya. “Bajingan!” Ryzen maju dan mencengkeram Zein tinggi- tinggi. “Jangan berbohong padaku!” “Tuan Ryzen, aku benar benar tidak berbohong, aku memang tidak bisa menghubunginya, aku berani bersumpah!” Zein ketakutan sampai wajahnya pucat pasi, tubuhnya gemetaran dengan sangat hebat. “Ryzen, lepaskan dia!” Nathan dapat melihat bahwa Zein memang tidak berbohong. Ryzen melepaskan Zein dengan kuat, tatapan matanya terlihat seakan-akan siap membunuhnya kapan saja! Zein sedikit dapat bernafas lega, kemudian dengan hati-hati dia bertanya. “Tuan Nathan, Tuan Ryzen, apa yang telah diperbuat anak durhaka itu kepada kalian?” “Bocah itu tida
Gerbang bangunan terbengkalai. Berhenti sebuah mobil berwarna putih, Nathan berjalan turun dengan langkah kaki yang kuat, aura membunuh yang menguar dari dalam tubuhnya sangat kental. “Sudah datang!” Melihat Nathan datang sendiri untuk memenuhi janji, perasaan Rendy campur aduk antara senang dan gelisah, lalu dia berkata kepada Marco. “Tuan Marco, kemampuan Nathan sangat hebat, apakah Anda yakin dua orang pengawalmu ini dapat mengalahkannya?” Dua orang pengawal mendengar ada orang yang meragukan kemampuan mereka, wajah mereka berubah menjadi dingin. Salah satu dari mereka menghampiri sebuah alat berat dan menghantamnya. Baaam! Kraaak! Alat berat itu langsung hancur dengan sekali pukulan, batangan baja di dalamnya juga menonjol keluar. Rendy yang melihatnya, seketika terperanjat. Melihat tampang Rendy yang terkejut, Marco berkata dengan penuh penghinaan. “Dua orang ini adalah ahli dalam ilmu tenaga dalam, dengan satu tinju dapat mematikan seekor sapi dengan mudah, coba katakan
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P