Share

Bab 79- Jamuan

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 21:53:30

Ucapan Vindel membuat Lord Aron mengangkat alisnya sedikit. Sebuah gerakan kecil yang cukup menggambarkan keterkejutannya, meskipun wajahnya segera kembali datar dan penuh wibawa. Ia tersenyum tipis, sebuah senyum yang tidak sering muncul di wajahnya.

“Pembawa Takdir? Ini berita yang… menarik,” ujarnya pelan, matanya tajam menatap Vindel. “Di mana dia sekarang?”

Vindel, yang masih berlutut, memandang Lord Aron dengan tatapan penuh rasa hormat. Senyum kecil terukir di wajahnya saat ia menggerakkan tangannya, menunjuk ke arah Darrel. “Yang Mulia, izinkan saya memperkenalkan dia kepada Anda.”

Darrel melangkah maju, menghampiri singgasana dengan kepala tertunduk. Tubuhnya sedikit membungkuk sebagai tanda hormat kepada penguasa negeri para Elf.

“Hormat saya, Yang Mulia Lord Aron Liandorf. Nama saya Darrel Van Bertrand, putra dari Duke Davin Van Bertrand dari Kekaisaran Ravencroft,” ucap Darrel dengan nada sopan. “Merupakan kehormatan besar bagi saya dapat bertemu dengan Anda di negeri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 80- Artefak Kuno?

    Keesokan harinya, matahari pagi menghangatkan negeri para Elf, menyingkap embun yang menyelimuti dedaunan pohon raksasa di sekitar kediaman suku Windmare. Darrel berada di halaman belakang tempat tinggal Vindel, di mana ia melatih setiap ayunan pedangnya dengan penuh kesungguhan.Suara denting pedang yang menghantam udara memenuhi halaman belakang tempat tinggal Vindel. Darrel, dengan tekad yang tak tergoyahkan, terus berlatih tanpa kenal lelah. Setiap ayunan pedangnya semakin tegas dan mantap, menunjukkan kemajuan signifikan dari latihan sebelumnya.Dengan napas terengah-engah, ia terus menggerakkan tubuhnya. Setiap ayunan membawa intensitas yang luar biasa, seperti sedang melawan musuh yang tak terlihat. Keringat mengalir deras di tubuhnya, membasahi pakaian latihan sederhana yang ia kenakan. Sorot matanya tajam, mencerminkan keteguhan hatinya.Di dalam benaknya, suara Drakonis berbisik lembut namun penuh wibawa, memberikan arahan pada setiap gerakan. "Cobalah gerakan kombinasi yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 81- Kegundahan Orang Terdekat

    Di kediaman megah Duke Van Bertrand, suasana di ruang kerja terasa berat. Dinding batu kokoh dihiasi lukisan keluarga dan rak buku yang penuh dengan dokumen penting. Duke Davin Van Bertrand duduk di balik meja kerjanya yang besar, memandang kosong ke tumpukan dokumen yang memenuhi mejanya. Tangannya memijat pelipis, mencoba meredakan ketegangan yang terus mendera.Di hadapannya, Virgo berdiri tegap. Tubuhnya sedikit menegang, namun ia tetap tenang setelah menyampaikan laporan dan menyerahkan sepucuk surat. Surat itu adalah pesan yang ditinggalkan Darrel yang dia dapatkan dari temannya."Maafkan saya, Tuan," ujar Virgo dengan suara berat. "Tentang pesan dalam surat itu, saya khawatir ini sudah di luar kendali saya. Jika bukan karena teman Tuan Muda, kita semua mungkin tidak akan mengetahui bahwa ia telah pergi ke negeri para Elf."Duke Davin menghela napas panjang, lalu membuka surat itu. Matanya menyapu tiap kata dengan seksama. Setelah selesai membaca, ia melipat surat itu dengan ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 82- Kabar Buruk

    Beberapa hari saat ketegangan perlahan mulai memuncak, berita buruk dari perbatasan negeri Elf menyebar cepat. Di aula megah istana Kerajaan Moondale, seorang kesatria elf berlutut dengan tubuh penuh debu, napasnya terengah-engah. Ia baru saja kembali dari garis depan, membawa kabar yang tak ingin didengar oleh siapa pun."L-lord Aron Liandorf," ucapnya dengan suara berat. "Kami mengalami kekalahan besar. Gerombolan iblis itu, gerombolan iblis di dalam Hutan Redthorn telah bergerak. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Benteng penjaga telah runtuh, dan pasukan kami terdesak."Lord Aron, dengan jubah birunya yang anggun, berdiri di atas singgasana ukiran kayu Elf yang indah. Matanya yang dingin menatap ke depan, berusaha memahami situasi tanpa menunjukkan emosi. Namun, dalam hati, ia sudah memperkirakan hal ini."Berapa banyak yang tersisa dari pasukan penjaga perbatasan?" tanyanya dengan suara tegas.Kesatria itu menunduk dalam-dalam. "Kurang dari separuh, Lord. Kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 83- Cibiran

    Beberapa waktu berlalu. Di tengah lapangan luas yang dikelilingi pepohonan tinggi khas negeri Elf, para anggota suku sibuk dengan persiapan. Ada yang mengasah pedang, memeriksa busur, dan memasang pelana pada kuda-kuda mereka. Angin dingin bertiup, membawa aroma kayu basah dan daun segar. Namun, suasana hati para prajurit tetap tegang. Darrel memandangi sekeliling, mencoba menyesuaikan diri dengan suasana asing ini. Sementara itu, Cilera berdiri di sampingnya, memperhatikan kesibukan dengan ekspresi tenang. "Kau terlihat diam," kata Cilera tiba-tiba, memecah keheningan di antara mereka. Darrel menghela napas pelan. "Aku hanya memikirkan sesuatu. Apakah semua ini cukup untuk menghadapi pasukan iblis?" Cilera memegang dagunya, berpikir sejenak sebelum menjawab. "Belum tentu. Tapi, jika kita tidak mencoba, apa lagi yang bisa kita lakukan? Setidaknya, kita harus bertarung sampai titik darah penghabisan." Darrel menatapnya dengan mata serius. "Apa Lord Aron memerintahkan semua suku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 84- Rencana Besar Kegelapan?

    Jauh di tengah kegelapan kastil yang megah namun menyeramkan, seorang pria bersiluet hitam duduk di atas singgasana besar, diselimuti bayang-bayang yang hampir sepenuhnya menyembunyikan sosoknya. Matanya yang berkilau ungu gelap menembus kegelapan, memancarkan aura dingin yang mencekam."Jadi, mereka akhirnya bergerak, ya?" ucapnya, suara beratnya bergema, memecah keheningan.Di hadapannya, seorang pria bertudung hitam berlutut dengan sikap hormat. "Benar, Tuan. Pasukan iblis telah bergerak, setengah dari mereka kini bergerak di perbatasan negeri Elf. Dari informasi terakhir kami, Raja Iblis kemungkinan akan menunjukkan dirinya dalam waktu dekat."Sosok di singgasana menyandarkan kepalanya dengan santai, seolah menikmati laporan itu. Sebuah tawa kecil keluar dari bibirnya. "Bagus. Itu berarti saat kita untuk bergerak sudah hampir tiba. Pastikan tidak ada informasi yang bocor ke negeri manusia. Semua jalur komunikasi harus diputuskan. Aku ingin kekacauan ini tetap terisolasi di tanah E

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 85- Langkah Penuh Tantangan

    Bab 85: Bayang-Bayang di Ujung JurangDi sisi lain Negeri Elf, Vindel terus memacu rusa seukuran kuda yang ditungganginya melewati hutan yang semakin gelap. Bayang-bayang pepohonan raksasa diiringi suara lolongan serigala mengiringi setiap langkahnya. Vindel menghela napas panjang, satu tangannya menggenggam busur, sementara tangan lainnya bersiap dengan anak panah yang membidik ke arah serigala hitam."Binatang sihir ini seperti tidak ada habisnya!" gerutunya sambil memutar tubuh, memanah kawanan serigala hitam yang mengejarnya.Anak panahnya melesat, menancap di tubuh beberapa serigala. Tubuh mereka meledak menjadi debu hitam, tetapi kawanan di belakangnya tampak tidak gentar sedikit pun."Brengsek, jumlah mereka lebih banyak dari yang kuduga!" Vindel berdecak kesal. Wajahnya yang biasanya santai kini semakin serius, matanya memantulkan tekad kuat untuk bertahan hidup.Ia mengerahkan ennerginya pada anak panah yang mulai berkilau, melesat dengan kecepatan luar biasa hingga menimbu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 86- Kubah Pelindung

    Butiran kerikil dan debu beterbangan dari ledakan itu, menciptakan kepulan asap pekat di atas tanah yang porak-prannda."Ugh..." Vindel terhuyung keluar dari asap, tubuhnya penuh luka dan darah mengalir deras dari bahu kirinya. Ledakan tadi memang tidak langsung membunuhnya, tetapi cukup untuk membuatnya kehilangan banyak tenaga."Oh? Keras kepala sekali kau, Nak," sosok berjubah hitam berkata dengan senyum mengejek. Matanya yang bersinar dingin menyipit, menunjukkan penghinaan yang mendalam.Vindel, meskipun terluka parah, tetap berusaha tegak. Tangannya gemetar ketika ia meraih busurnya lagi. Namun, ia tahu serangan berikutnya tidak akan memberinya kesempatan untuk bertahan. Pikiran Vindel berpacu, mencoba mencari jalan keluar.‘Aku belum boleh mati di sini,’ pikirnya. Vindel mengingat kembali tugasnya untuk menyampaikan permintaan bala bantuan ke suku pedalaman Great Forest belum selesai. Jika ia gagal, Kerajaan Moondale akan kehilangan sekutunya dalam perang melawan ras iblis.Sos

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 87- Gemuruh Medan Perang

    Hamparan tanah tandus di hutan Redthorn kini berubah menjadi medan perang yang mencekam. Tanah retak, langit kelabu, dan udara berat oleh aroma busuk iblis yang bercampur dengan debu. Kabut hitam pekat mengambang, seolah menjadi tirai yang menutupi kekacauan di tempat itu.Di kejauhan, pasukan Kerajaan Moondale yang baru tiba melangkah dengan megah. Pancaran cahaya perak dari armor mereka memantulkan sinar matahari yang samar, menciptakan kilauan di tengah kegelapan. Bendera kerajaan berkibar di tengah angin, simbol dari sebuah pohon raksasa yang persis mencerminkan Tree Of Wisdom, mengingatkan setiap prajurit pada tekad dan harapan untuk bangkit meskipun menghadapi kehancuran.Seorang prajurit elf muda, wajahnya penuh luka dan darah, mendekati Jenderal Leonor. "Jenderal, pasukan utama telah tiba," katanya dengan nada lega, tetapi suaranya gemetar oleh kelelahan.Jenderal Leonor, pria paruh baya dengan wajah tegas dan sorot mata tajam, memandangnya sekilas. "Bagaimana situasi di si

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

    Di kedalaman istana kekaisaran, dalam sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang berkedip-kedip, suasana penuh ketegangan terasa menyesakkan. Beberapa sosok berdiri di dalam bayang-bayang, sementara satu sosok berlutut di lantai marmer yang dingin.Smith tampak gemetar. Peluh deras mengalir di pelipisnya, perlahan menetes ke lantai. "B-benar, Tuan Pangeran. Pemuda bernama Darrel Van Bertrand itulah yang menghentikan kekacauan yang diciptakan oleh para undead itu," ucapnya dengan nada penuh ketakutan.Pangeran Kedua Kekaisaran Ravencroft, Ignor Ravendel, memukul meja di depannya dengan kemarahan membara. Suara dentuman kayu memenuhi ruangan, membuat semua orang yang ada di sana tersentak."Sialan! Sudah kuduga bocah itu akan menjadi duri dalam rencanaku! Padahal kekacauan itu seharusnya memastikan kematian si anak haram itu!" seru Ignor penuh amarah. Matanya memancarkan kebencian mendalam, seolah membara seperti api neraka.Sosok berjubah hitam yang berdiri di sa

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 112- Salah Target

    Lanjutkan cerita di atas dengan alur bab 112 berikut ini, panjang cerita minimal hingga 1100 kata:Pria itu tampak terkejut, namun ia segera menyembunyikannya di balik wajah datarnya yang berpura-pura tampak tegas.Pria yang memimpin para kesatria itu, Smith, tampak terkejut melihat situasi penuh kerusakan di dalam aula istana. Namun, ia segera menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah datar yang berusaha terlihat tegas.“Tampaknya semua sudah ber—” ucap Smith terputus ketika seorang pemuda melangkah keluar dari aula, melewati para kesatria tanpa sedikit pun rasa gentar.Smith, yang merasa tugasnya dipertanyakan, segera berbalik dan berteriak, “Berhenti di sana, anak muda!”Langkah Darrel terhenti. Ia menoleh perlahan, menatap Smith dengan ekspresi santai namun dingin. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tampak lebih seperti peringatan. “Ada apa, Tuan Kesatria?” tanyanya dingin, nada suaranya datar namun penuh tekanan.Smith melangkah maju dengan dagu terangkat. “Ti

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 111- Menghentikan Kekacauan

    Aula pesta yang megah kini telah menjadi arena pertarungan penuh darah dan kehancuran. Undead dengan rupa mengerikan terus bermunculan, menyeret tubuh mereka yang busuk dan menyerang tanpa henti.Suara jeritan manusia bersahut-sahutan dengan raungan monster, menciptakan harmoni kegelapan yang menggetarkan.Namun, di tengah badai kekacauan, Darrel berdiri tenang. Pancaran aura keemasan menyelubungi tubuhnya, membuat undead yang mendekat langsung meleleh menjadi debu.Pandangannya menyapu seluruh ruangan, berusaha menemukan sumber energi gelap yang menjadi dalang dari kekacauan ini.Sudut matanya menangkap gerakan mencurigakan di balik salah satu tiang besar. Darrel memperhatikan dengan seksama, memastikan gerak-gerik sosok bertudung hitam yang terlihat menyembunyikan dirinya di sana. Meskipun wajah sosok itu sebagian besar tertutup, senyum dingin yang melengkung di bibirnya menunjukkan kebencian dan niat jahat."Jadi kaukah dalang di balik semua ini," gumam Darrel, suaranya rendah nam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 110- Kekacauan

    "Apakah Duke Van Bertrand tak pernah mengajarimu sopan santun, nak?" Sebuah suara lantang penuh arogansi memecah keheningan. Marquis Gareth Bicris, seorang bangsawan paruh baya dengan tubuh tinggi besar dan wajah penuh keangkuhan, melangkah maju. Ia berdiri di sisi Pangeran Ignor, matanya menatap Darrel seolah memandang seorang budak rendah.Darrel tetap tenang, tatapannya tidak bergeming. Namun, di balik ketenangannya, api kecil berkobar dalam dirinya. Ia tahu Marquis Gareth tipe orang yang hanya mengandalkan status dan jabatan untuk menghina orang lain.“Benar!” sahut Armand dengan nada keras, seolah mendapatkan dukungan. Ia melangkah maju, menunjuk Darrel dengan jari gemetar. “Anak muda ini tidak tahu tempatnya. Berlagak sok hebat, tapi hanya memalukan dirinya sendiri!”Beberapa bangsawan tertawa kecil, suara mereka bercampur antara rasa takut dan kepuasan melihat seorang pemuda "rendahan" seperti Darrel dipojokkan.Namun, Darrel hanya tersenyum tipis. Senyumnya bukan karena kesen

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 109- Perseteruan Pangeran

    Setelah Pangeran Ignor menyelesaikan pidatonya dan mendapat tepuk tangan penuh penghormatan, suasana aula kembali menjadi riuh. Namun, ketegangan merayap saat pintu utama aula terbuka sekali lagi.Seorang pemuda berambut cokelat tua memasuki ruangan, mengenakan jubah sederhana berwarna hitam dengan lambang keluarga kekaisaran Ravendel di dadanya. Langkahnya tegap, namun aura yang ia bawa tampak sunyi.Pangeran Lucas Ravendel, putra pertama Kaisar Ravendel, telah tiba.Namun, berbeda dengan sambutan hangat yang diterima Pangeran Ignor, kehadiran Lucas disambut dengan tatapan dingin, senyuman palsu, dan bisikan sinis.“Beraninya anak haram ini muncul di acara sebesar ini?” bisik seorang bangsawan perempuan sambil menutup mulutnya dengan kipas. “Dia tak tahu malu. Pangeran Ignor jelas lebih pantas menjadi putra mahkota.”“Aku heran mengapa Kaisar masih membiarkan dia memakai lambang Ravendel,” sahut seorang pria tua dengan nada menghina.Namun, Lucas berjalan dengan kepala tegak. Tatapan

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 108- Pangeran Ignor Ravendel

    Saat suasana mulai tegang, Darrel tetap tenang di kursinya. Gelas anggur di tangannya berkilau diterpa cahaya lilin, sementara ia menikmati pemandangan aula tanpa terganggu oleh suara berisik Armand, pemuda yang terus berusaha menarik perhatian dengan cara murahan.Namun, ketenangan itu segera pecah oleh kedatangan seorang gadis berambut hitam panjang yang melangkah anggun menuju tempat mereka.Yurie Lionheart, dengan wajah cantik yang tak tertandingi dan tatapan dingin yang menusuk, menghentikan langkahnya di dekat Darrel. Kehadirannya langsung menarik perhatian seluruh orang, terutama Armand, yang tampak terkejut.“Oh, itu kamu, Nona Yurie. Senang bisa bertemu denganmu lagi!” Clara, yang berdiri di samping Armand, menyapa dengan suara ramah.Namun, sapaan Clara tak cukup mengalihkan perhatian Armand yang kini terpaku pada Yurie. Tatapan matanya berubah menjadi genit, sementara senyum ramah yang dibuat-buat tersungging di bibirnya.Siapa gadis cantik ini? Apa dia punya hubungan deng

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 107- Pemuda Arogan

    Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan. Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan. Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa. Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas. Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 106- Keputusan

    Setelah kejadian di tempat latihan sehari yang lalu, kini komdisi di kediaman Duke Van Bertrand kembali seperti semula...Suasana di dalam ruang tamu yang besar itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Lampu gantung kristal yang berkilauan memantulkan bayangan samar di dinding, seolah menjadi saksi bisu percakapan penting yang akan memengaruhi masa depan dua keluarga besar.Duke Davin duduk dengan tenang di kursinya, wajahnya menunjukkan ketegasan. Tatapan matanya yang tajam mengarah pada Darrel dan Yurie yang duduk berdampingan di hadapan meja panjang. Suaranya terdengar tegas, penuh wibawa, namun tetap mempertimbangkan kepentingan semua pihak.“Kita seharusnya menyerahkan masalah ini kepada anak-anak kita. Meskipun pertunangan ini telah dijalin sejak mereka kecil, kita harus mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu,” ujar Duke Davin sambil melirik Melwyn, sahabat sekaligus pemimpin keluarga Lionheart.Duke Melwyn, yang duduk di sisi lain meja, menghela napas panjang. Ia menat

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 105- Darrel Vs Revil Lionheart

    Kerumunan di sekitar lapangan latihan semakin ramai. Bisik-bisik dan antisipasi memenuhi udara saat dua pemuda bangsawan berdiri saling berhadapan, dikelilingi aura persaingan yang intens. Para pelayan, prajurit, bahkan tamu dari keluarga Lionheart menahan napas, menanti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Duke Melwyn, yang duduk di podium kehormatan bersama Duke Davin, menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Haa, anak itu. Dia selalu seperti ini kemanapun dia pergi,” katanya, nada suaranya campur aduk antara lelah dan sedikit malu.Namun, Duke Davin hanya tertawa kecil, menyambut ucapan sahabat lamanya dengan ringan. “Anak muda zaman sekarang memang dipenuhi semangat yang membara, bukankah ini hal yang biasa, Tuan Melwyn?”“Tetap saja, aku khawatir ini akan merepotkan…” Duke Melwyn tampak cemas, meski sedikit lega mendengar tanggapan sahabatnya.Duke Davin menepuk bahu Melwyn dengan lembut. “Tenang saja. Ini hanya urusan kecil antara anak muda. Tidak mungkin hubun

DMCA.com Protection Status