Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 80- Artefak Kuno?

Share

Bab 80- Artefak Kuno?

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-18 23:00:12

Keesokan harinya, matahari pagi menghangatkan negeri para Elf, menyingkap embun yang menyelimuti dedaunan pohon raksasa di sekitar kediaman suku Windmare. Darrel berada di halaman belakang tempat tinggal Vindel, di mana ia melatih setiap ayunan pedangnya dengan penuh kesungguhan.

Suara denting pedang yang menghantam udara memenuhi halaman belakang tempat tinggal Vindel. Darrel, dengan tekad yang tak tergoyahkan, terus berlatih tanpa kenal lelah. Setiap ayunan pedangnya semakin tegas dan mantap, menunjukkan kemajuan signifikan dari latihan sebelumnya.

Dengan napas terengah-engah, ia terus menggerakkan tubuhnya. Setiap ayunan membawa intensitas yang luar biasa, seperti sedang melawan musuh yang tak terlihat. Keringat mengalir deras di tubuhnya, membasahi pakaian latihan sederhana yang ia kenakan. Sorot matanya tajam, mencerminkan keteguhan hatinya.

Di dalam benaknya, suara Drakonis berbisik lembut namun penuh wibawa, memberikan arahan pada setiap gerakan. "Cobalah gerakan kombinasi yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 81- Kegundahan Orang Terdekat

    Di kediaman megah Duke Van Bertrand, suasana di ruang kerja terasa berat. Dinding batu kokoh dihiasi lukisan keluarga dan rak buku yang penuh dengan dokumen penting. Duke Davin Van Bertrand duduk di balik meja kerjanya yang besar, memandang kosong ke tumpukan dokumen yang memenuhi mejanya. Tangannya memijat pelipis, mencoba meredakan ketegangan yang terus mendera.Di hadapannya, Virgo berdiri tegap. Tubuhnya sedikit menegang, namun ia tetap tenang setelah menyampaikan laporan dan menyerahkan sepucuk surat. Surat itu adalah pesan yang ditinggalkan Darrel yang dia dapatkan dari temannya."Maafkan saya, Tuan," ujar Virgo dengan suara berat. "Tentang pesan dalam surat itu, saya khawatir ini sudah di luar kendali saya. Jika bukan karena teman Tuan Muda, kita semua mungkin tidak akan mengetahui bahwa ia telah pergi ke negeri para Elf."Duke Davin menghela napas panjang, lalu membuka surat itu. Matanya menyapu tiap kata dengan seksama. Setelah selesai membaca, ia melipat surat itu dengan ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 82- Kabar Buruk

    Beberapa hari saat ketegangan perlahan mulai memuncak, berita buruk dari perbatasan negeri Elf menyebar cepat. Di aula megah istana Kerajaan Moondale, seorang kesatria elf berlutut dengan tubuh penuh debu, napasnya terengah-engah. Ia baru saja kembali dari garis depan, membawa kabar yang tak ingin didengar oleh siapa pun."L-lord Aron Liandorf," ucapnya dengan suara berat. "Kami mengalami kekalahan besar. Gerombolan iblis itu, gerombolan iblis di dalam Hutan Redthorn telah bergerak. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Benteng penjaga telah runtuh, dan pasukan kami terdesak."Lord Aron, dengan jubah birunya yang anggun, berdiri di atas singgasana ukiran kayu Elf yang indah. Matanya yang dingin menatap ke depan, berusaha memahami situasi tanpa menunjukkan emosi. Namun, dalam hati, ia sudah memperkirakan hal ini."Berapa banyak yang tersisa dari pasukan penjaga perbatasan?" tanyanya dengan suara tegas.Kesatria itu menunduk dalam-dalam. "Kurang dari separuh, Lord. Kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 83- Cibiran

    Beberapa waktu berlalu. Di tengah lapangan luas yang dikelilingi pepohonan tinggi khas negeri Elf, para anggota suku sibuk dengan persiapan. Ada yang mengasah pedang, memeriksa busur, dan memasang pelana pada kuda-kuda mereka. Angin dingin bertiup, membawa aroma kayu basah dan daun segar. Namun, suasana hati para prajurit tetap tegang. Darrel memandangi sekeliling, mencoba menyesuaikan diri dengan suasana asing ini. Sementara itu, Cilera berdiri di sampingnya, memperhatikan kesibukan dengan ekspresi tenang. "Kau terlihat diam," kata Cilera tiba-tiba, memecah keheningan di antara mereka. Darrel menghela napas pelan. "Aku hanya memikirkan sesuatu. Apakah semua ini cukup untuk menghadapi pasukan iblis?" Cilera memegang dagunya, berpikir sejenak sebelum menjawab. "Belum tentu. Tapi, jika kita tidak mencoba, apa lagi yang bisa kita lakukan? Setidaknya, kita harus bertarung sampai titik darah penghabisan." Darrel menatapnya dengan mata serius. "Apa Lord Aron memerintahkan semua suku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 84- Rencana Besar Kegelapan?

    Jauh di tengah kegelapan kastil yang megah namun menyeramkan, seorang pria bersiluet hitam duduk di atas singgasana besar, diselimuti bayang-bayang yang hampir sepenuhnya menyembunyikan sosoknya. Matanya yang berkilau ungu gelap menembus kegelapan, memancarkan aura dingin yang mencekam."Jadi, mereka akhirnya bergerak, ya?" ucapnya, suara beratnya bergema, memecah keheningan.Di hadapannya, seorang pria bertudung hitam berlutut dengan sikap hormat. "Benar, Tuan. Pasukan iblis telah bergerak, setengah dari mereka kini bergerak di perbatasan negeri Elf. Dari informasi terakhir kami, Raja Iblis kemungkinan akan menunjukkan dirinya dalam waktu dekat."Sosok di singgasana menyandarkan kepalanya dengan santai, seolah menikmati laporan itu. Sebuah tawa kecil keluar dari bibirnya. "Bagus. Itu berarti saat kita untuk bergerak sudah hampir tiba. Pastikan tidak ada informasi yang bocor ke negeri manusia. Semua jalur komunikasi harus diputuskan. Aku ingin kekacauan ini tetap terisolasi di tanah E

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 85- Langkah Penuh Tantangan

    Bab 85: Bayang-Bayang di Ujung JurangDi sisi lain Negeri Elf, Vindel terus memacu rusa seukuran kuda yang ditungganginya melewati hutan yang semakin gelap. Bayang-bayang pepohonan raksasa diiringi suara lolongan serigala mengiringi setiap langkahnya. Vindel menghela napas panjang, satu tangannya menggenggam busur, sementara tangan lainnya bersiap dengan anak panah yang membidik ke arah serigala hitam."Binatang sihir ini seperti tidak ada habisnya!" gerutunya sambil memutar tubuh, memanah kawanan serigala hitam yang mengejarnya.Anak panahnya melesat, menancap di tubuh beberapa serigala. Tubuh mereka meledak menjadi debu hitam, tetapi kawanan di belakangnya tampak tidak gentar sedikit pun."Brengsek, jumlah mereka lebih banyak dari yang kuduga!" Vindel berdecak kesal. Wajahnya yang biasanya santai kini semakin serius, matanya memantulkan tekad kuat untuk bertahan hidup.Ia mengerahkan ennerginya pada anak panah yang mulai berkilau, melesat dengan kecepatan luar biasa hingga menimbu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 86- Kubah Pelindung

    Butiran kerikil dan debu beterbangan dari ledakan itu, menciptakan kepulan asap pekat di atas tanah yang porak-prannda."Ugh..." Vindel terhuyung keluar dari asap, tubuhnya penuh luka dan darah mengalir deras dari bahu kirinya. Ledakan tadi memang tidak langsung membunuhnya, tetapi cukup untuk membuatnya kehilangan banyak tenaga."Oh? Keras kepala sekali kau, Nak," sosok berjubah hitam berkata dengan senyum mengejek. Matanya yang bersinar dingin menyipit, menunjukkan penghinaan yang mendalam.Vindel, meskipun terluka parah, tetap berusaha tegak. Tangannya gemetar ketika ia meraih busurnya lagi. Namun, ia tahu serangan berikutnya tidak akan memberinya kesempatan untuk bertahan. Pikiran Vindel berpacu, mencoba mencari jalan keluar.‘Aku belum boleh mati di sini,’ pikirnya. Vindel mengingat kembali tugasnya untuk menyampaikan permintaan bala bantuan ke suku pedalaman Great Forest belum selesai. Jika ia gagal, Kerajaan Moondale akan kehilangan sekutunya dalam perang melawan ras iblis.Sos

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 87- Gemuruh Medan Perang

    Hamparan tanah tandus di hutan Redthorn kini berubah menjadi medan perang yang mencekam. Tanah retak, langit kelabu, dan udara berat oleh aroma busuk iblis yang bercampur dengan debu. Kabut hitam pekat mengambang, seolah menjadi tirai yang menutupi kekacauan di tempat itu.Di kejauhan, pasukan Kerajaan Moondale yang baru tiba melangkah dengan megah. Pancaran cahaya perak dari armor mereka memantulkan sinar matahari yang samar, menciptakan kilauan di tengah kegelapan. Bendera kerajaan berkibar di tengah angin, simbol dari sebuah pohon raksasa yang persis mencerminkan Tree Of Wisdom, mengingatkan setiap prajurit pada tekad dan harapan untuk bangkit meskipun menghadapi kehancuran.Seorang prajurit elf muda, wajahnya penuh luka dan darah, mendekati Jenderal Leonor. "Jenderal, pasukan utama telah tiba," katanya dengan nada lega, tetapi suaranya gemetar oleh kelelahan.Jenderal Leonor, pria paruh baya dengan wajah tegas dan sorot mata tajam, memandangnya sekilas. "Bagaimana situasi di si

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 88- Gemuruh Medan Perang II

    Medan perang itu bergetar hebat saat golem raksasa hendak mengangkat tangannya yang besar dan dipenuhi bebatuan keras, mencoba menghantam barisan prajurit elf yang ketakutan. Sebuah dentuman keras terdengar, seakan seluruh tanah itu akan terbelah. Namun, saat tangan golem yang besar hendak mendaratkan pukulan, tiba-tiba tangan itu terpotong menjadi dua bagian."Sssrreeettttt!"Sebuah suara tajam terdengar, dan gumpalan batu besar yang mengelilingi lengan golem terjatuh berantakan ke tanah, menciptakan percikan batu yang menyebar di sekitar medan perang.Para prajurit elf dan penyihir yang sebelumnya tampak terkejut dan takut, kini terdiam, kebingungan dan tak percaya. "Apa yang terjadi? Tangan golem itu... terputus?!" teriak salah satu prajurit dengan nada penuh keheranan.Di tengah kebingungannya, mereka melihat seorang pemuda muncul entah dari mana, melompat tinggi di udara, langsung menerjang golem itu dengan keberanian yang luar biasa. Pedangnya yang terhunus bersinar dingin, mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 108- Pangeran Ignor Ravendel

    Saat suasana mulai tegang, Darrel tetap tenang di kursinya. Gelas anggur di tangannya berkilau diterpa cahaya lilin, sementara ia menikmati pemandangan aula tanpa terganggu oleh suara berisik Armand, pemuda yang terus berusaha menarik perhatian dengan cara murahan.Namun, ketenangan itu segera pecah oleh kedatangan seorang gadis berambut hitam panjang yang melangkah anggun menuju tempat mereka.Yurie Lionheart, dengan wajah cantik yang tak tertandingi dan tatapan dingin yang menusuk, menghentikan langkahnya di dekat Darrel. Kehadirannya langsung menarik perhatian seluruh orang, terutama Armand, yang tampak terkejut.“Oh, itu kamu, Nona Yurie. Senang bisa bertemu denganmu lagi!” Clara, yang berdiri di samping Armand, menyapa dengan suara ramah.Namun, sapaan Clara tak cukup mengalihkan perhatian Armand yang kini terpaku pada Yurie. Tatapan matanya berubah menjadi genit, sementara senyum ramah yang dibuat-buat tersungging di bibirnya.Siapa gadis cantik ini? Apa dia punya hubungan deng

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 107- Pemuda Arogan

    Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan. Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan. Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa. Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas. Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 106- Keputusan

    Setelah kejadian di tempat latihan sehari yang lalu, kini komdisi di kediaman Duke Van Bertrand kembali seperti semula...Suasana di dalam ruang tamu yang besar itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Lampu gantung kristal yang berkilauan memantulkan bayangan samar di dinding, seolah menjadi saksi bisu percakapan penting yang akan memengaruhi masa depan dua keluarga besar.Duke Davin duduk dengan tenang di kursinya, wajahnya menunjukkan ketegasan. Tatapan matanya yang tajam mengarah pada Darrel dan Yurie yang duduk berdampingan di hadapan meja panjang. Suaranya terdengar tegas, penuh wibawa, namun tetap mempertimbangkan kepentingan semua pihak.“Kita seharusnya menyerahkan masalah ini kepada anak-anak kita. Meskipun pertunangan ini telah dijalin sejak mereka kecil, kita harus mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu,” ujar Duke Davin sambil melirik Melwyn, sahabat sekaligus pemimpin keluarga Lionheart.Duke Melwyn, yang duduk di sisi lain meja, menghela napas panjang. Ia menat

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 105- Darrel Vs Revil Lionheart

    Kerumunan di sekitar lapangan latihan semakin ramai. Bisik-bisik dan antisipasi memenuhi udara saat dua pemuda bangsawan berdiri saling berhadapan, dikelilingi aura persaingan yang intens. Para pelayan, prajurit, bahkan tamu dari keluarga Lionheart menahan napas, menanti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Duke Melwyn, yang duduk di podium kehormatan bersama Duke Davin, menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Haa, anak itu. Dia selalu seperti ini kemanapun dia pergi,” katanya, nada suaranya campur aduk antara lelah dan sedikit malu.Namun, Duke Davin hanya tertawa kecil, menyambut ucapan sahabat lamanya dengan ringan. “Anak muda zaman sekarang memang dipenuhi semangat yang membara, bukankah ini hal yang biasa, Tuan Melwyn?”“Tetap saja, aku khawatir ini akan merepotkan…” Duke Melwyn tampak cemas, meski sedikit lega mendengar tanggapan sahabatnya.Duke Davin menepuk bahu Melwyn dengan lembut. “Tenang saja. Ini hanya urusan kecil antara anak muda. Tidak mungkin hubun

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 104- Penghinaan

    Darrel berdiri di samping ayahnya, Duke Davin Van Bertrand, di aula utama kediaman keluarga mereka. Ruangan megah itu dipenuhi ukiran halus di dinding dan lantai marmer yang berkilauan, memberikan suasana yang anggun namun tegang.“Maaf jika aku mengejutkanmu, nak,” ujar Duke Davin pelan, suaranya agak terpaut dengan rasa bersalah. “Alasan kedatangan Duke Melwyn Lionheart kali ini adalah untuk membahas pertunangan yang telah disepakati sejak kau masih kecil.”Darrel menatap ayahnya dengan ekspresi terkejut yang sulit disembunyikan. “Pertunangan?!” serunya setengah berbisik. “Sejak kapan ayah melakukan itu? Dan kenapa aku tidak pernah tahu?”Duke Davin hanya tersenyum tipis, menepuk bahu putranya dengan lembut. “Kau tahu, saat itu, aku hanya berpikir ini adalah keputusan terbaik untuk keluarga kita. Tapi kupikir sekarang waktu yang tepat untuk kau mengetahuinya.”Namun, Darrel tidak memiliki kesempatan untuk memprotes lebih jauh. Sebuah suara menggema di aula.“Duke Lionheart dan kelua

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 103- Tamu? Duke Lionheart?

    Darrel melangkah dengan tenang menuju lapangan latihan yang terletak di sebelah timur kediaman Duke. Udara pagi masih segar, dengan sinar matahari yang memantul lembut di atas permukaan rumput hijau. Namun, suasana hati Darrel tidak seluas langit yang cerah.Dari kejauhan, ia melihat sosok yang tak asing, seorang kesatria paruh baya yang sedang memberikan instruksi kepada beberapa prajurit muda. Tiba-tiba, Virgo menghentikan ucapannya, matanya membelalak saat melihat Darrel yang berdiri di sana dengan postur tegap dan aura yang begitu kuat."Tuan Muda!?" seru Virgo, nyaris terengah-engah oleh keterkejutannya. Ia bergegas mendekati Darrel, meninggalkan para prajurit yang kebingungan. Sesampainya di hadapan Darrel, ia menundukkan kepala dengan hormat, emosinya tampak jelas dari air mata yang nyaris jatuh."Akhirnya Anda kembali, Tuan Muda. Sukurlah Anda baik-baik saja," ucap Virgo dengan suara parau yang dipenuhi kelegaan. Tangannya bahkan menyeka sudut matanya.Darrel tersenyum tipi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 102- Kembali Ke Kota Morph

    Di balik pintu besar ruang kerja Duke Davin, suara berat dan penuh wibawa pemiliknya terdengar bercampur rasa penasaran. Namun, semua itu seolah hilang saat sosok yang ia kenali memasuki ruangan dengan langkah tenang. Pemuda itu berdiri tegak, tubuhnya memancarkan aura yang berbeda, lebih matang, dan penuh wibawa."Sudah lama tak bertemu, Ayah," ujar Darrel dengan suara tenang namun sarat emosi yang ia coba kendalikan.Duke Davin, yang sedang memeriksa dokumen di mejanya, mendongak. Ia tertegun sejenak, matanya membelalak penuh keterkejutan. Aura pemuda di depannya membuatnya sulit dipercaya. Bagaimana mungkin ia tidak merasakan kehadirannya, padahal sebagai Great Sword Master, kepekaan adalah kekuatan alaminya."Darrel?" gumam Duke Davin pelan, seolah ingin memastikan dirinya tidak salah lihat.Darrel mengangguk kecil. "Ya, Ayah. Aku kembali."Beberapa saat hening. Duke Davin hanya berdiri menatap Darrel, menganalisis setiap inci dari anaknya. Pemuda itu telah berubah. Sorot mata

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 101- Ucapan Terimakasih

    Di aula megah Istana Moodale, suasana berubah menjadi hening ketika Darrel, Vindel, dan Cilera berlutut dengan penuh penghormatan di hadapan Lord Aron, penguasa negeri Elf yang dihormati. Lord Aron duduk di atas singgasananya yang terbuat dari kayu kuno dengan ukiran unik, dihiasi dengan kilauan kristal yang memancarkan cahaya lembut. Ia memandangi mereka bertiga dengan tatapan lega sekaligus senang."Sudahlah, anak muda," ujar Lord Aron sambil melangkah maju. Suaranya tegas namun penuh kehangatan. "Kalian tak perlu berlutut terlalu lama, terutama bagi seorang Pembawa Takdir sepertimu, Darrel... Berdirilah."Vindel, dengan rasa gugup yang jelas terlihat dari raut wajahnya, segera menjawab, "Sudah tugas kami memberikan penghormatan padamu, Yang Mulia. Anda tidak perlu merasa sungkan." Suaranya terdengar penuh hormat, tetapi sedikit gugup.Lord Aron tertawa ringan, menunjukkan kebijaksanaan dan wibawanya. "Tak ada yang lebih patut dihargai selain orang yang gagah berani menyelamatkan n

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 100- Pelukan Hangat

    Sosok berjubah hitam itu menatap Darrel dengan waspada. Ada sesuatu yang begitu kuat dalam diri pemuda itu—sesuatu yang bahkan ia sendiri tak bisa mengukur batasnya. Dalam kekosongan ruang gua di bawah jurang yang sunyi, sosok itu tahu, dia sedang menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan.Namun, kebanggaan dan keberaniannya tak memudar. "Siapapun dirimu, aku tak peduli," teriaknya, suaranya penuh kebencian. "Yang jelas, kau harus bertanggung jawab karena merusak benda itu!" Ia mengangkat kedua tangannya, bola energi hitam besar terbentuk di telapak tangannya. Dalam sekejap, bola itu melesat ke arah Darrel, mengguncang udara di sekitarnya dengan energi gelap yang mengerikan.Serangan itu terbang dengan kecepatan luar biasa, seakan-akan tak ada yang bisa menghalanginya. Tapi Darrel, yang hanya berdiri diam, menunjukkan ketenangan yang luar biasa. Sebelum bola energi hitam itu mencapai sasaran, sebuah cahaya keemasan melesat begitu cepat, membelah bola itu dengan

DMCA.com Protection Status