Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 77- Masa Lalu Vindel

Share

Bab 77- Masa Lalu Vindel

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-11 15:09:40

Malam itu, di bawah sinar bulan yang temaram, Vindel duduk bersandar pada batang pohon tua di halaman rumahnya.

Darrel duduk tak jauh darinya, mencoba menyimak kisah yang keluar dari bibir Elf muda itu. Suasana tenang, hanya suara daun-daun bergesekan dihembus angin yang terdengar.

“Darrel,” Vindel memulai dengan suara pelan. “Kau tahu, suku kami hidup damai, tapi tak berarti kami tidak pernah dihantam oleh kegelapan. Masa laluku juga sama... mungkin tidak asing bagi mereka yang pernah kehilangan.”

Darrel memiringkan kepala, menatap Vindel dengan rasa ingin tahu. “Apa yang terjadi, Vindel?”

“Sepuluh tahun yang lalu,” Vindel menghela napas panjang, “aku punya seorang saudara kembar, Vinder. Dia... dia adalah adikku. Meski usianya hanya terpaut beberapa menit lebih muda dariku, dia selalu menjadi seseorang yang lebih berani, namun agak ceroboh. Aku sangat merindukannya.”

Wajah Vindel tampak redup di bawah cahaya bulan. Ada luka yang jelas di matanya, luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 78- Lord Aron Liandorf

    Darrel menatap Vindel dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka cerita itu akan sekelam ini. “Vindel… aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Kau kehilangan saudaramu… karena iblis itu.”Vindel mengangguk perlahan, menatap tanah di depannya. “Sejak hari itu, aku bersumpah untuk tak membiarkan hal yang sama terulangi kembali, bahwa aku harus melindungi mereka yang kusayangi.”Darrel mengepalkan tangannya. “Aku tak tahu seberapa parah gerbang itu telah melemah, sepertinya tak lama lagi, iblis-iblis itu akan keluar lebih banyak dan menginfasi daratan.”Vindel menatap tajam, matanya penuh dengan ketakutan dan tekad. “Benar. Jika gerbang itu terbuka sepenuhnya, makhluk-makhluk itu tidak hanya akan menyerang kita saja. Mereka akan menghancurkan dunia ini. Tidak akan ada yang tersisa.”“Dan sekarang segelnya hampir hancur,” lanjut Vindel. “Makhluk-makhluk itu akan keluar, satu per satu, hingga akhirnya pemimpin mereka muncul.”Darrel memandang ke depan dengan serius. “Kalau begitu, kita t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 1-Kisah Masa Lalu Raja Naga

    Dalam kegelapan malam, langit membentang luas di atas pegunungan Tethra, diterangi hanya oleh cahaya bintang-bintang. Di bawah langit yang tenang itu, kerajaan Drakonik berjaga dalam keheningan. Di tengah pusat kerajaan, berdiri sebuah kastil megah yang dipahat dari batu hitam, tempat Raja Naga, Drakonis, memerintah dengan bijaksana. Sebagai penguasa naga terakhir, ia memiliki kekuatan besar yang tak tertandingi di dunia manusia. Drakonis telah menjaga keseimbangan antara manusia dan makhluk magis selama berabad-abad. Namun, di malam itu, ketenangan hanya menjadi ilusi tipis. Sesuatu yang gelap, berbahaya, dan tidak terlihat sedang bersembunyi di balik tembok kastil. Jenderal Arkanis, salah satu panglima perang terpercaya Raja Naga, berjalan cepat melewati koridor batu yang dingin, matanya penuh tekad dan niat busuk. Dalam diam, ia menggenggam erat sebuah permata hitam, artefak kuno yang selama ini tersembunyi dari pandangan Drakonis. Raja Naga duduk di singgasananya, tubuhnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 2-Darrel Van Bertrand

    Kerajaan Morph terletak di lembah hijau yang dikelilingi oleh pegunungan megah, tempat angin dingin selalu menyapu desa-desa kecil yang tersebar di sekitarnya. Di atas bukit tertinggi berdiri Kastil Bertrand, rumah bagi salah satu keluarga bangsawan terkuat di seluruh kerajaan. Keluarga Van Bertrand telah memerintah tanah ini selama beberapa generasi dengan kekuasaan dan kehormatan. Duke Davin Van Bertrand, penguasa saat ini, dikenal sebagai seorang pemimpin tegas dan adil, dengan dua putra yang cerdas dan seorang anak ketiga yang berbeda dari mereka semua. Darrel Van Bertrand, putra ketiga Duke, sedang berdiri di tepi balkon kamarnya, menatap ke cakrawala di kejauhan. Usianya baru menginjak lima belas tahun, namun beban kehidupan bangsawan sudah mulai terasa. Angin yang menerpa wajahnya membawa bau pinus dari hutan yang membentang jauh di luar kastil. Matanya yang biru cerah memandangi lembah di bawahnya dengan perasaan campur aduk—di sanalah kebebasan terletak, di balik hutan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 3-Manifestasi Kehendak Raja Naga

    Langit di atas Kastil Bertrand mulai gelap ketika Darrel Van Bertrand terbenam dalam buku kuno yang baru saja ditemukannya. Di balik halaman demi halaman yang dipenuhi dengan tulisan kuno dan simbol-simbol yang memusingkan, Darrel merasa seolah-olah dirinya ditarik ke dalam kisah yang berbeda—lebih tua dan lebih besar dari sekadar catatan sejarah manusia. Kisah tentang Drakonis, Sang Raja Naga, yang telah lama dilupakan oleh dunia manusia, kini tampak lebih nyata daripada apa pun yang pernah ia pelajari. Saat Darrel terus membaca, rasa dingin yang aneh menjalar melalui tubuhnya. Tulisan-tulisan dalam buku mulai terasa bukan hanya sebagai cerita belaka, tetapi sebuah panggilan, bisikan dari masa lalu yang mencoba mencapai pikirannya. “Drakonis,” Darrel berbisik, namanya terasa asing di lidah, namun penuh makna. Di saat yang sama, seseorang bergerak di balik bayang-bayang perpustakaan. Elara, sang pelayan yang telah melayani keluarga Van Bertrand selama bertahun-tahun, perlahan mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 4-Dirinya dan Ingatan Drakonis

    Perpustakaan kastil yang gelap dan penuh debu terasa semakin sunyi setelah kekuatan yang dipanggil oleh Elara mulai surut. Getaran-getaran magis yang sebelumnya menyelimuti ruangan perlahan memudar, meninggalkan Darrel sendirian di lantai batu dingin. Tubuhnya gemetar hebat, jiwanya seakan terkoyak oleh kekuatan luar biasa yang baru saja terbangun di dalam dirinya.Di sudut ruangan, Elara berdiri diam, tatapannya penuh dengan kepuasan yang tenang. Wajahnya yang biasanya lembut dan ramah kini tampak jauh lebih dingin, seolah-olah ada jarak yang tak terlihat antara dirinya dan dunia di sekelilingnya. Dia tahu tugasnya hampir selesai. Kekuatan yang telah disimpan di dalam tubuh Darrel selama bertahun-tahun telah dibangkitkan, dan sekarang, waktunya telah tiba baginya untuk kembali.“Elara…” Darrel berbisik, suaranya penuh kebingungan dan kelelahan. Ia berusaha bangkit, namun tubuhnya terasa begitu berat. “Apa yang kau lakukan padaku? Siapa kau… sebenarnya?”Elara memandangnya dengan seny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 5-Kunjungan Frey Han Rollock

    Suasana kastil Van Bertrand yang tenang terganggu oleh derap kuda yang mendekat. Darrel, yang masih tertegun dalam pikirannya sendiri, segera tersadar ketika ia mendengar suara pelayan mengumumkan kedatangan tamu yang Darrel tak duga-duga."Yang Mulia Frey Han Rollock telah tiba!" seru pelayan itu dengan nada hormat, meski Darrel tahu betul bagaimana Frey tidak pernah menghormati siapa pun kecuali dirinya sendiri.Jantung Darrel berdegup kencang mendengar nama itu. Frey Han Rollock. Nama yang selalu membawa kenangan buruk bagi Darrel, sejak masa kecil mereka. Sebagai putra ketiga dari Duke Han Rollock, Frey telah menjadi momok bagi Darrel, memanfaatkan setiap kesempatan untuk merendahkan, mengejek, dan bahkan memukulinya ketika tidak ada yang melihat.Darrel menghela napas dalam, mencoba menenangkan diri. Dalam sekejap, pikiran tentang kekuatan Drakonis yang baru bangkit di dalam dirinya mulai mengusik. Seharusnya, dengan kekuatan itu, ia tidak lagi takut pada Frey, bukan? Namun, ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 6-Pertarungan Darrel vs Frey

    Matahari bersinar terang di atas menara kastil, menyisakan langit dengan awan putih dan langit biru. Di halaman luar Kastil Van Bertrand, Darrel berdiri tegap dengan tangan menggenggam gagang pedangnya. Di hadapannya, Frey Han Rollock sudah bersiap, wajahnya dipenuhi amarah dan kesombongan. Angin sore yang dingin menyapu tanah, mengangkat sedikit debu, seolah memulai sebuah pertarungan yang tak terhindarkan.“Ini akhir dari kesabaranmu, ya?” ejek Frey dengan tawa kecil. “Kau pikir bisa menantangku? Aku akan membuatmu menyesal sudah berani melawan.”Darrel tidak menjawab. Dia hanya menatap Frey, mencoba merasakan denyut kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya. Warisan Drakonis terasa hidup di bawah permukaan kulitnya, seperti api yang menunggu untuk dilepaskan. Namun, Darrel tahu, meskipun dia memiliki kekuatan naga dalam dirinya, dia tidak boleh bergantung sepenuhnya pada hal itu. Kekuatan sejati datang dari keseimbangan—dan untuk saat ini, dia harus fokus pada teknik dan strategi.Frey

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 7-Panggilan Duke Davin Van Bertrand

    Malam sudah larut ketika Darrel dipanggil ke ruang kerja ayahnya, Duke Davin Van Bertrand. Kastil yang biasanya dipenuhi aktivitas, kini sunyi. Hanya suara langkah-langkah sepatu Darrel yang terdengar menggema di sepanjang lorong istana, memantul di dinding tebal yang dingin. Di dadanya, Darrel merasakan kecemasan bercampur dengan sesuatu yang baru—sebuah rasa bangga akan kemampuannya dalam mengalahkan Frey. Namun, di balik itu semua, dia tahu ayahnya pasti sudah mendengar tentang duel tersebut, dan hal itu membuatnya sedikit khawatir. Pintu kayu besar yang menuju ke ruang kerja sang Duke terbuka dengan derit pelan. Darrel melangkah masuk, menemukan ayahnya duduk di belakang meja besar yang dipenuhi dokumen, lilin-lilin menerangi wajah tegas Duke Davin yang sudah berumur. Mata birunya yang dingin menatap lurus ke arah Darrel, penuh dengan kebijaksanaan dan kekuatan. “Darrel,” suara Duke Davin terdengar rendah namun penuh wibawa. “Kau tahu mengapa aku memanggilmu, bukan?” Darre

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 78- Lord Aron Liandorf

    Darrel menatap Vindel dengan tatapan terkejut. Ia tidak menyangka cerita itu akan sekelam ini. “Vindel… aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Kau kehilangan saudaramu… karena iblis itu.”Vindel mengangguk perlahan, menatap tanah di depannya. “Sejak hari itu, aku bersumpah untuk tak membiarkan hal yang sama terulangi kembali, bahwa aku harus melindungi mereka yang kusayangi.”Darrel mengepalkan tangannya. “Aku tak tahu seberapa parah gerbang itu telah melemah, sepertinya tak lama lagi, iblis-iblis itu akan keluar lebih banyak dan menginfasi daratan.”Vindel menatap tajam, matanya penuh dengan ketakutan dan tekad. “Benar. Jika gerbang itu terbuka sepenuhnya, makhluk-makhluk itu tidak hanya akan menyerang kita saja. Mereka akan menghancurkan dunia ini. Tidak akan ada yang tersisa.”“Dan sekarang segelnya hampir hancur,” lanjut Vindel. “Makhluk-makhluk itu akan keluar, satu per satu, hingga akhirnya pemimpin mereka muncul.”Darrel memandang ke depan dengan serius. “Kalau begitu, kita t

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 77- Masa Lalu Vindel

    Malam itu, di bawah sinar bulan yang temaram, Vindel duduk bersandar pada batang pohon tua di halaman rumahnya. Darrel duduk tak jauh darinya, mencoba menyimak kisah yang keluar dari bibir Elf muda itu. Suasana tenang, hanya suara daun-daun bergesekan dihembus angin yang terdengar.“Darrel,” Vindel memulai dengan suara pelan. “Kau tahu, suku kami hidup damai, tapi tak berarti kami tidak pernah dihantam oleh kegelapan. Masa laluku juga sama... mungkin tidak asing bagi mereka yang pernah kehilangan.”Darrel memiringkan kepala, menatap Vindel dengan rasa ingin tahu. “Apa yang terjadi, Vindel?”“Sepuluh tahun yang lalu,” Vindel menghela napas panjang, “aku punya seorang saudara kembar, Vinder. Dia... dia adalah adikku. Meski usianya hanya terpaut beberapa menit lebih muda dariku, dia selalu menjadi seseorang yang lebih berani, namun agak ceroboh. Aku sangat merindukannya.”Wajah Vindel tampak redup di bawah cahaya bulan. Ada luka yang jelas di matanya, luka yang belum sepenuhnya sembuh.

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 76- Suku Windmare

    Langit malam mulai menggantung, dihiasi bintang-bintang yang berkilauan di atas kota Moondale. Suara langkah kaki Darrel, Vindel, dan Cilera terdengar berirama ketika mereka menuju ke arah tempat tinggal mereka, suku Windmare. Angin malam menyusup lembut di antara pepohonan besar yang membentuk rumah-rumah para Elf.“Darrel, untuk sementara waktu kau akan tinggal di tempat kami,” ujar Vindel sambil tersenyum. “Lagipula, di sini kau butuh tempat yang aman.”Darrel mengangguk. “Aku tak akan menolak tawaran itu. Jujur saja, tempat ini... sangat indah, tapi juga terasa asing bagiku.”Cilera tersenyum kecil. “Jangan khawatir. Suku kami akan menyambutmu.”Mereka berjalan melewati jalan setapak yang dikelilingi pohon-pohon bercahaya samar. Akhirnya, mereka tiba di pemukiman suku Windmare. Rumah-rumah di sana tampak menyatu dengan pepohonan, dibangun dengan gaya yang elegan namun sederhana, menunjukkan harmoni antara para Elf dan alam sekitarnya.Begitu mereka memasuki area itu, suara langka

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 75- Kota Kerajaan Moondale

    Langit mulai meredup ketika Darrel, Cilera, dan Vindel meninggalkan desa yang kini tak lebih dari tumpukan abu. Darrel berjalan di tengah, menggendong anak Elf yang ditemukan di antara puing-puing. Anak laki-laki itu, masih memeluk punggung Darrel erat-erat, matanya kosong seolah-olah jiwanya telah tertinggal di tempat yang hancur itu.Cilera melirik anak itu dengan senyuman yang berusaha menenangkan. “Hei, nak,” panggilnya lembut, mencoba memecahkan keheningan. “Siapa namamu?”Anak itu hanya diam. Matanya memandang ke arah tanah tanpa sedikit pun perubahan ekspresi. Cilera menghela napas, tetapi ia tetap mempertahankan nada suaranya yang ramah.“Kami di sini untuk membantu,” tambahnya. “Kami ingin tahu apa yang terjadi di desamu.”Reibel akhirnya mengangkat wajahnya, suaranya gemetar ketika ia menjawab, “Re-Reibel...”Cilera tersenyum kecil. “Reibel?... Nama yang bagus. Jangan khawatir, Reibel. Kami akan memastikan kau aman sekarang.”Darrel hanya menoleh sekilas. “Kau tahu apa yang

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 74- Keluar dari Gua

    Waktu berlalu cepat, Darrel perlahan membuka matanya. Pandangannya kabur untuk sesaat, tetapi ia bisa merasakan tubuhnya masih berat. Gua itu tetap gelap, suram, tanpa setitik pun cahaya matahari yang masuk. Hanya nyala api unggun di sampingnya yang memberikan penerangan remang-remang.Darrel memegang dahinya, mencoba mengingat apa yang baru saja terjadi. Sosok iblis buaya itu muncul di benaknya—makhluk yang sangat buas dan penuh kebencian. Ia telah mengalahkannya, tetapi bukan tanpa harga. Dadanya masih terasa nyeri, dan ingatan tentang artefak Abyssal Zephyrion yang mencoba menelan kesadarannya membuat Darrel mendecakkan lidah.“Kesadaran iblis itu... mencoba mengendalikanku,” gumamnya pelan.Namun, suara besar nan tegas kembali menggaung dalam pikirannya.“Tenanglah, nak. Selama aku ada di sini, iblis itu tak akan berani mencelakaimu,” suara Drakonis terdengar seperti sang pelindung, membuat Darrel menghela napas lega.Ia menoleh ke arah api unggun, melihat Cilera dan Vindel yang

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 73- Salah Paham

    “Kau tidak akan menang hanya dengan kekuatan manusia biasa. Walau iblis adalah ras yang kuat, namun mereka masih jauh di bawah ras Drakonik,” gema suara Drakonis kembali terngiang di pikirannya.Darrel mengambil napas dalam, mencoba tetap tenang. Ia mulai memperhatikan pola gerakan iblis buaya itu. Setiap serangan sabitnya selalu diikuti oleh serangan ekor, menciptakan celah kecil di bagian bawah tubuhnya yang tidak tertutup sisik.Ketika makhluk itu melancarkan serangan berikutnya, Darrel melompat ke samping dengan cekatan. Kali ini ia tidak hanya menghindar, tetapi juga memutar tubuhnya dan menusukkan pedangnya ke arah perut sang iblis.Namun, iblis itu tampaknya menyadari niat Darrel dan melangkah mundur dengan cepat, menghindari serangan mematikan itu. Ia menyeringai licik, matanya bersinar dengan kebencian yang semakin dalam.“Kau cukup pintar, manusia. Tapi itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku,” katanya dengan nada mengejek.Darrel berdiri tegak, napasnya berat dan terengah-

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 72- Kemunculan Iblis

    Vindel mengepalkan genggaman pada pedangnya. “Hmpp, tidak ada tempat di dunia ini untuk kalian, iblis!”“Keke, justru sebaliknya. Dunia ini diciptakan untuk memuaskan ras kami,” balas makhluk itu, menyemburkan napas berat yang berbau busuk.Cilera melangkah ke samping, menembakkan anak panah sihir, “Tutup mulutmu, iblis!”“...” Vindel mengangkat pedangnya dan bergerak maju mengikuti serangan Cilera.Makhluk itu menatap mereka dengan tatapan tajam, tanpa banyak gerak. “Rupanya hidangan kali ini tak ingin menyerah.”Darrel merasa jantungnya berdegup ragu. Ia ingin berbicara, tetapi terlalu bingung ingin mengatakan apa.“…” Darrel menatap makhluk itu dengan tajam. “Iblis ini tampak mencurigakan.” gumamnya.Makhluk itu tertawa, suara tawanya menggetarkan dinding gua. Ia dengan mudahnya menepis panah sihir Cilera dan mengguncang udara dengan gelombang suara dari teriakannnya.“Sial! Apa-apan iblis ini!?” kejut Vindel, nadanya waspada.Makhluk itu lagi-lagi menggeram pelan. “Kalian pikir ak

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 71- Lembah Bayangan

    Setelah semalam beristirahat di gua kecil, Darrel, Cilera, dan Vindel melanjutkan perjalanan. Matahari baru saja terbit, menyinari jalan berbatu yang semakin menantang. Hutan lebat kini berganti dengan dataran berbatu yang dingin dan terjal. Angin menusuk tulang, membawa bisikan-bisikan aneh yang membuat Darrel menggigil, bukan karena hawa dingin, tetapi firasat buruk.“Sudah sejauh mana kita, Cilera?” tanya Darrel sambil terus berjalan di belakang Cilera.Cilera menoleh ke arahnya, wajahnya terlihat tegas. “Tidak jauh lagi. Lembah Bayangan ada di balik tebing batu itu.” Ia menunjuk ke depan, ke arah tebing yang menjulang dengan celah sempit. “Tapi Darrel, kau harus bersiap. Setelah ini, perjalanan akan lebih sulit.”Darrel mengangguk. Ia mengatur napas, mencoba menenangkan diri.Mereka mendaki tebing dengan hati-hati, melalui celah-celah batu sempit yang hanya cukup untuk satu orang. Saat akhirnya mencapai puncak, pemandangan di depan mereka membuat Darrel terpana.Lembah Bayangan t

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 70- Di Tengah Perjalanan

    Perjalanan semakin jauh menuntun mereka ke dalam hutan yang semakin lebat dan gelap.Pohon-pohon raksasa dengan akar menjalar menciptakan jalur-jalur sulit yang memaksa mereka memanjat atau merunduk. Hawa dingin mulai menusuk tulang, dan kabut tebal perlahan menyelimuti jalur.Darrel, Cilera, dan Vindel bergerak lebih hati-hati. Suara ranting yang patah atau angin yang mendesir membuat mereka semua siaga. Meskipun pertarungan melawan Shadowfang telah selesai, rasa lega tidak bertahan lama."Jadi ini hanya awal," gumam Darrel, menatap hutan yang seperti hidup di sekeliling mereka.Cilera mengangguk, wajahnya tampak serius. "Hutan ini bukan sekadar hutan biasa. Semakin dalam kita pergi, semakin banyak makhluk sihir yang berbahaya.""Dan bukan hanya makhluk sihir," tambah Vindel, suaranya rendah. "Ada juga jebakan alam dan—"Suara raungan tiba-tiba memotong kalimat Vindel. Tanah di bawah mereka mulai bergetar. Darrel segera mengangkat kepalanya, menatap ke arah depan. Dari balik kabut,

DMCA.com Protection Status