Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 45- Tiba di Zona Aman

Share

Bab 45- Tiba di Zona Aman

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 10:31:50

Dalam sekejap saja, satu tim sepenuhnya lenyap dari kompetisi.

Meskipun Akademi secara tegas melarang pembunuhan antarsiswa, aturan itu nyaris tidak berlaku begitu kompetisi berlangsung tanpa pengawasan ketat.

Para siswa paham bahwa hutan Crofis bukan hanya ujian kekuatan, tapi juga ujian bertahan hidup.

Namun, mereka yang ketahuan membunuh sesama siswa akan menghadapi hukuman berat dari Akademi, bahkan tuntutan dari keluarga korban.

Karenanya, Darrel tidak membuang waktu. Dengan wajah dingin, ia memastikan tidak ada jejak yang bisa mengarah padanya atau timnya.

“Lean, Dims, kumpulkan semua barang milik mereka,” perintah Darrel tegas, sementara tangannya memeriksa bekas sihir gelap di tanah.

“Tapi Darrel… ini…” Lean tampak bimbang, memandangi tubuh-tubuh yang sudah tak bernyawa itu.

“Maaf karena telah melibatkan kalian, tapi ini adalah pilihan mereka. Bersekongkol dengan penyihir hitam adalah kejahatan besar, bahkan Kekaisaran tak akan toleran dengan hal seperti itu.” jawab Darrel
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 46- Keputusan

    Kabut semakin menebal di sekitar rawa-rawa berlumpur, menyelimuti semuanya dalam keheningan yang mencekam. Di tengah suasana itu, lima orang berdiri di pinggir rawa-rawa, wajah-wajah mereka dipenuhi amarah dan frustrasi.“Bodoh sekali! Bagaimana mungkin jejak mereka bisa menghilang begitu saja?!” seru pemuda berambut kuncir kuda dengan nada penuh emosi. Dia adalah pemimpin kelompok dari kelas Swordman Menengah, Marcel.“Tenanglah, Marcel. Mungkin mereka hanya bersembunyi,” ucap salah satu anggota timnya, seorang gadis berambut pendek dengan pedang di punggungnya. Suaranya tenang, meski raut wajahnya memperlihatkan sedikit kegelisahan.“Kau pikir aku bodoh, Lia?!” balas Marcel tajam. “Jejak mereka terputus di sini, dan tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka. Mereka pasti sengaja melakukannya karena tahu mereka dibuntuti!”Greg, seorang pria kekar dengan kapak besar di bahunya ikut bicara. “Mungkin kita terlalu lama mengintai mereka di zona hijau. Kalau saja kita bertindak lebih cepat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 47- Naga Terkutuk

    Makhluk itu menggeram lebih keras, suaranya mengguncang dinding gua hingga batuan kecil berjatuhan. Naga itu mengumpulkan kekuatan untuk menyerang dan tanpa peringatan, ia meluncur ke arah Darrel dengan kecepatan luar biasa. Meski tubuhnya dililit rantai hitam dan luka-luka yang mengeluarkan aura kegelapan, itu sama sekali tidak membatasi gerakannya. Sebaliknya, aura gelap yang memancar dari tubuhnya justru membuatnya semakin menakutkan, seperti seekor predator ganas yang tak kenal lelah. Darrel mengeratkan genggaman pada pedangnya, bersiap menghadapi serangan yang datang.“Darrel, hati-hati!” seru Lean, suaranya memecah kepanikan di antara timnya yang berlindung di balik batu besar.Semburan energi hitam keluar dari mulut naga, menghancurkan bebatuan di sepanjang jalur serangnya. Ia mencengkeram pedangnya lebih erat, menyiapkan diri menghadapi serangan itu dan menjejakkan kaki dengan kuat di lantai gua, memusatkan kekuatan Drakonis di tubuhnya.Darrel menghindar dengan lompatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 48- Dipaksa Mundur

    Dengan percaya diri, Jose melangkah maju, pedang besarnya berkilauan dalam cahaya redup, diikuti oleh teman-temannya yang berdiri tegap di belakangnya. Ia menatap Darrel dengan serius, wajahnya penuh tekad."Darrel, serahkan ini pada kami. Kau sudah berjuang cukup keras. Kami akan mengatasi yang ini," kata Jose mantap, suaranya terdengar seperti perintah tetapi juga penuh rasa hormat.Lean mengangguk setuju, menambahkan, "Benar, kau harus istirahat. Biarkan kami yang menangani mereka."Darrel menatap teman-temannya sejenak, terdiam oleh semangat mereka. Ia sadar, apa yang mereka katakan benar. Tubuhnya masih lelah setelah pertempuran dengan naga terkutuk itu. Darrel menghela napas panjang, ia mengangguk perlahan."Baiklah," jawab Darrel dengan nada berat. "Aku percayakan pada kalian. Tapi ingat, jangan terlalu memaksakan diri dan hati-hatilah."Ia melangkah mundur, bersandar pada dinding gua, matanya tetap waspada mengamati situasi.Jose mencengkeram gagang pedangnya lebih erat, aur

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 49- Harta dan Racun

    Setelah berhasil mendapatkan bendera hitam, Darrel dan timnya memutuskan untuk istirahat sejenak di dalam gua sebelum melanjutkan perjalanan. Keheningan gua yang hanya dipecah oleh bunyi napas mereka perlahan terasa lebih menenangkan. Namun, perhatian Darrel tertuju pada bagian dinding gua yang tampak berbeda. Lapisan tipis batu yang pecah akibat guncangan sebelumnya memperlihatkan lorong tersembunyi di baliknya. “Lihat ini,” Darrel memanggil teman-temannya sambil menyorotkan obor ke arah lorong. “Sepertinya ada jalan lain di balik sini. Mari periksa.” “Lorong tersembunyi?” Jose mengangkat alisnya. “Mungkin ada sesuatu yang menarik di dalam sana.” Lean melangkah maju, memeriksa batu-batu yang runtuh. “Sepertinya cukup aman. Aku setuju dengan Darrel, kita harus melihat apa yang ada di dalam.” Mereka pun memutuskan untuk menjelajah lorong itu. Jalan setapak yang sempit membawa mereka ke sebuah ruangan kecil, tetapi isinya membuat mereka semua tercengang. Tumpukan emas dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 50- Keberhasilan

    Dims berlari ke arah gerbang dengan wajah penuh kecemasan. Tepat saat dia mendekati gerbang utama, dia melihat dua sosok yang sangat dikenalnya: Darrel dan Lean. Darrel berjalan tertatih-tatih dengan wajah pucat, tubuhnya terlihat seperti hampir tidak sanggup berdiri. Lean menopang bahunya dengan erat, memastikan temannya tetap tegak. “Kalian!” seru Dims, suaranya bergetar antara lega dan khawatir. “Kalian berhasil!” Darrel tersenyum kecil, meskipun matanya tampak lelah. “Tentu saja. Aku bilang kita semua akan keluar dari sana hidup-hidup, kan?” Dims menghela napas lega, lalu memukul bahu Lean dengan lembut. “Bagus sekali, Lean. Tanpamu, dia pasti tidak akan kembali dengan selamat.” Lean mengangguk dengan sedikit senyuman. “Dia keras kepala, tapi aku tidak akan membiarkannya begitu saja.” Lissa menghampiri mereka dengan langkah cepat, wajahnya mencerminkan rasa lega yang mendalam. “Kalian benar-benar membuat kami cemas! Apa kau gila, Darrel? Melawan monster sebanyak itu sendir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 51- Di Balik Bayang-Bayang

    Di sebuah ruangan di Akademi Kekaisaran, cahaya lilin redup menerangi sosok Frey Han Rollock. Pemuda pirang itu duduk di kursi empuk dengan sikap santai namun angkuh, kaki kanannya diangkat ke atas meja kayu yang penuh dengan buku dan dokumen berserakan. Dua pemuda lainnya berdiri tak jauh di dekatnya, membungkukkan kepala layaknya bawahan setia. Suara derit pintu memecah keheningan, diikuti langkah kaki yang ragu.Sebastian Vandirc masuk, wajahnya tegang. Dia langsung menundukkan kepala dengan penuh hormat. "Tuan Frey, saya mohon maaf… rencana nya gagal. Dan... keponakan saya, Andrew, telah menghilang sejak kompetisi."Frey tidak segera merespons. Dia hanya melirik Sebastian dari sudut matanya yang tajam, lalu mengembalikan pandangannya ke buku yang sedang dibacanya. Dia membalikkan halaman dengan tenang sebelum berbicara, suaranya rendah namun menusuk. "Andrew tidak menghilang, Sebastian. Dia mati."Sebastian tertegun. Wajahnya memucat, tubuhnya membeku. "Apa? Tidak mungkin… bag

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 52- Pindah Kelas

    Hari-hari berlalu dengan tenang di Akademi Kekaisaran. Kelas pemula, yang dulu dihantui oleh tekanan dan penindasan, kini bertransformasi menjadi lingkungan yang damai dan penuh semangat belajar setelah kepergian Sebastian Vandirc.Darrel duduk di kursi pojok ruangan kantin akademi, dikelilingi oleh teman-temannya—Lean, Jose, Dims, dan Lissa. Obrolan santai mereka diselingi tawa kecil, suasana ringan yang terasa baru setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang penindasan.“Darrel, kau benar-benar mengubah segalanya,” ujar Jose sambil mengunyah apel yang baru saja dibawanya dari ruang makan. “Kalau bukan karena kau, aku mungkin masih sibuk memikirkan cara menghindari tatapan Sebastian.”Lean menyahut dengan nada bercanda, “Kau harus bersyukur, Jose. Sekarang kita bahkan menjadi perhatian kelas lain.”“Perhatian? Maksudmu tatapan iri itu?” Dims menambahkan sambil tertawa kecil. “Aku hampir lupa bagaimana rasanya menjadi tidak terlihat.”Darrel tersenyum, meskipun matanya memancar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 53- Tatapan Tersembunyi

    Setelah sesi latihan berakhir, para siswa Akademi Kekaisaran kembali ke asrama mereka untuk beristirahat sebelum menghadiri kelas teori berikutnya. Darrel keluar dari kamar asramanya, mengenakan seragam akademi yang rapi. Dengan tenang, dia berjalan menyusuri koridor panjang, menuju ruang kelas teori yang hari itu membahas sejarah kekaisaran. Namun, langkahnya terhenti sejenak saat di depan matanya muncul seorang perempuan seusianya. Gadis itu memiliki rambut hitam panjang yang jatuh hingga punggungnya. Matanya tajam namun penuh rasa ingin tahu, menelusuri wajah Darrel dengan intens. Seolah-olah dia sedang mencoba membaca sesuatu yang tersembunyi dalam diri Darrel. Namun, karena terlalu fokus memperhatikan Darrel, gadis itu tidak menyadari bahwa Lean baru saja keluar dari kamarnya. Tubuh mereka bertabrakan, dan keduanya terjatuh. Buku-buku yang dibawa gadis itu berserakan di atas lantai marmer, sementara Lean terduduk sambil mengerang kecil. “Ah!” seru gadis itu kaget, wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 144- Epilog

    Malam yang terasa panjang penuh darah dan kehancuran akhirnya berakhir. Pertarungan besar antara cahaya dan kegelapan mencapai puncaknya dengan kemenangan mutlak Darrel dan pasukan dari pihaknya. Ketika fajar pertama mulai menyingsing di ufuk timur, sinarnya menerangi medan perang yang sunyi, menyisakan jejak kehancuran. Bangkai monster raksasa tergeletak di atas tanah yang retak, bersama dengan mayat-mayat undead yang sebelumnya dikendalikan para penyihir kegelapan. Kini, semua ancaman itu telah musnah tanpa sisa. Darrel berdiri di tengah medan perang, tubuhnya yang masih diselimuti aura keemasan perlahan memudar. Wujudnya kembali seperti semula, seorang pemuda dengan tekad baja yang telah memenuhi kewajibannya sebagai pewaris Drakonis. Ia memandang sekeliling, melihat para prajurit yang tersisa mulai bergerak untuk mengumpulkan rekan-rekan mereka yang gugur. Duke Davin dan Duke Melwyn mendekati Darrel, keduanya membawa luka pertempuran yang terlihat jelas. Mata mereka penuh ra

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 143- Kekalahan dan Kebangkitan Penguasa

    Darrel mengangkat tangannya perlahan, memperlihatkan sebuah artefak berbentuk sarung tangan yang bersinar gelap, Abyssal Zephyrion. Cahaya kemerahan dari artefak itu tampak kontras dengan aura keemasan yang mengelilingi tubuhnya."Artefak ini…" gumam Darrel, sambil memandangi sarung tangan itu dengan tatapan penuh keyakinan. "Sudah terlalu lama aku menyembunyikannya. Aku tidak ingin menggunakannya, kecuali di saat terakhir. Kini waktunya telah tiba."Arkanis menggeram, mencoba menyeret tubuh raksasanya untuk mendekat. "Kau pikir benda itu bisa menghancurkanku?!" Ia meraung, memaksakan dirinya berdiri meski tubuhnya terus kehilangan energi.Namun, Darrel hanya menggeleng. "Waktumu sudah habis," katanya sembari mengulurkan tangannya ke depan.Aura keemasan di sekeliling Darrel semakin terang, menyatu dengan energi dari artefak di tangannya. Pusaran energi besar mulai terbentuk, menarik setiap partikel di sekitarnya ke dalam putaran dahsyat.Arkanis menyadari bahaya itu. "Tidak! Aku tida

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 142- Perlawanan yang Sia-sia III

    Pemuda itu, yang sebelumnya terkapar tak berdaya, kini berdiri dengan teguh. Tubuhnya dilingkupi aura keemasan yang berkilauan, retakan-retakan pada sisiknya telah menyatu sempurna.Matanya bersinar terang, memancarkan kekuatan Drakonis yang sepenuhnya terbangkitkan. Udara di sekelilingnya terasa berat, penuh dengan energi yang mendebarkan.“Arkanis,” suara Darrel terdengar rendah namun jelas, dipenuhi dengan ketegasan. “Aku tidak akan membiarkanmu menginjak-injak kehormatan ras Drakonik lagi. Usaha sia-siamu berakhir di sini.”Arkanis menatap Darrel dengan mata penuh kemarahan dan keterkejutan. “Kau…! Kau seharusnya sudah mati!” raungnya dengan suara serak. “Tidak mungkin kau bisa bangkit setelah seranganku tadi!”Darrel melangkah maju, auranya yang memancar membuat tanah di bawah kakinya retak. “aku harus berterimakasih pada Falkor, berkatnya kekuatan Drakonis dalam diriku bangkit kembali setelah kristal hitam itu hancur.”Sementara itu, Arkanis memandang Darrel dengan tatapan tajam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 141- Perlawanan yang Sia-sia II

    Langit yang kelam menjadi saksi atas kehancuran yang perlahan-lahan menghampiri Arkanis. Kristal hitam, yang menyimpan usahanya selama ribuan tahun, kini telah hancur berkeping-keping. Energi keemasan menyapu medan perang, menciptakan gelombang yang mengguncang tanah sejauh ribuan mil. Arkanis menoleh dengan mata yang penuh keterkejutan. Mulutnya menganga, tak mampu menyembunyikan ekspresi ngeri. “T-tidak mungkin…! Bagaimana bisa ini terjadi?!” suaranya menggema di antara sisa-sisa kehancuran, penuh kemarahan dan kebingungan. Falkor, naga kecil yang baru saja terpental akibat ledakan energi dari kristal hitam itu, mencoba bangkit dengan tubuh yang gemetar. Sayap kecilnya berkibar penuh getaran, namun matanya tetap terpancang pada sosok Arkanis yang kini dilingkupi aura gelap yang semakin pekat. Falkor menggeram pelan, matanya membara dengan keberanian yang entah dari mana asalnya. Arkanis, dalam kemarahannya yang membara, membiarkan tubuhnya bergetar hebat. Aura hitam menyel

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 140- Perlawanan yang Sia-sia

    Di bawah langit yang gelap dan berkabut, Arkanis berdiri tegak dengan tangan terangkat, memegang kristal hitam yang berkilau. Kristal itu memancarkan cahaya samar yang berkilau dalam dua elemen yang saling bertabrakan—sebuah cahaya gelap yang menyatu dengan kilatan keemasan yang berputar di dalam intinya. Aura yang begitu kuat mengelilingi Arkanis, menciptakan suasana menegangkan yang mencekam seluruh medan pertempuran.Tawa puas Arkanis menggema di tengah heningnya mendan perang. Suaranya penuh dengan kemenangan yang sudah terasa di ujung jari. Wajahnya yang dingin kini dipenuhi kebanggaan, dan matanya yang bercahaya dengan kegembiraan yang hampir tak terkendali, mencerminkan keyakinannya bahwa ia akan segera mengakhiri semuanya. Semua usaha dan pengorbanan ribuan tahun lamanya, semuanya menuju satu titik—kekuasaan absolut di tangannya.“Bocah…” gumamnya dengan penuh kebencian, matanya yang tajam menatap Darrel yang terkapar tak berdaya di tanah. Setiap kata yang keluar dari bibi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 139- Artefak Kuno: Kristal Hitam

    Baru saja pasukan Duke Melwyn Lionheart tiba di medan perang, mereka disambut oleh kekacauan yang sulit dipercaya. Pasukan monster terus mengamuk, menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Para prajurit Duke Melwyn, yang dikenal sebagai pasukan elit kerajaan, tetap bertahan dan mencoba mengendalikan situasi.Namun, perhatian mereka teralihkan ketika suara ledakan besar menggema di langit. Gelombang kejutnya terasa hingga ke permukaan tanah, membuat banyak prajurit terjatuh. Ketika mereka menoleh ke atas, mata mereka terbelalak melihat pemandangan yang tak masuk akal."Astaga... apa itu?" salah satu prajurit bergumam, suaranya dipenuhi ketakutan.Di atas langit, kepulan asap hitam mengepul tebal, menutupi pandangan. Namun, di balik asap itu, kilauan keemasan yang samar terlihat seperti bintang yang jatuh ke bumi.“Apa itu…” gumam Duke Melwyn, yang berdiri di atas kudanya. Matanya tajam menatap ke arah cahaya itu.Dari kilauan itu, sosok Darrel terjatuh dengan kecepatan tinggi. Tubuhn

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 138- Kekacauan Medan Perang

    Darrel melesat bagai kilat, membelah angkasa yang penuh dengan aura gelap yang mendominasi medan perang. Tubuhnya, berselimut cahaya keemasan yang menyala terang, memancarkan keagungan kekuatan Drakonik. Di atas langit, Arkanis tetap berdiri dengan tenang, dikelilingi puluhan naga undead yang melayang di udara. Mata merah mereka menyala, penuh kebencian dan kehampaan.Arkanis mengangkat tangannya, dan puluhan undead Drakonik langsung bergerak, membentuk formasi melingkar. Mulut mereka terbuka, mengumpulkan bola-bola energi hitam yang berkedip-kedip seperti bintang kematian. Dalam sekejap, lusinan bola energi itu melesat, memburu Darrel dengan kecepatan luar biasa.Di bawah, para prajurit yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tertegun, rasa takut merayapi tubuh mereka. Dentuman demi dentuman dari ledakan energi memenuhi udara, mengguncang tanah dan menghancurkan apa saja yang ada di jalurnya.“Ini… ini bukan pertarungan manusia,” gumam salah seorang prajurit, tubuhnya bergetar

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 137- Ketegangan Medan Perang

    Darrel terpental jauh ke bawah, tubuhnya menghantam bumi dengan kekuatan dahsyat, menciptakan kawah besar yang memekakkan medan perang. Debu dan pecahan tanah beterbangan, mengiringi getaran yang terasa hingga jarak bermil-mil. Tubuhnya, yang berselimut energi keemasan, tampak seperti meteor yang baru saja jatuh dari langit.Namun, di tengah rasa sakit yang mendera, Darrel menggenggam pedangnya lebih erat. Matanya menatap lurus ke atas, ke arah musuh yang masih melayang di udara. Napasnya berat, tapi tekadnya tidak goyah.Di sisi lain, kengerian melanda setiap sudut medan perang. Para prajurit, yang sebelumnya berjuang mati-matian melawan gelombang monster, kini berdiri terpaku, menyaksikan pemandangan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal sehat. Langit bergemuruh oleh ledakan energi, dan bumi bergetar seolah takut pada kekuatan entitas yang bertarung di atas sana.Lorkan berdiri di antara tumpukan mayat monster, tubuhnya gemetar bukan karena luka, melainkan karena rasa ngeri yang me

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 136- Pertarungan Darrel Vs Arkanis

    Di atas tanah yang porak-poranda, Darrel berlutut, menahan rasa sakit yang merambat di seluruh tubuhnya. Luka-luka menganga di setiap sudut tubuhnya, darah segar mengalir, menciptakan genangan merah di medan pertempuran yang hancur. Napasnya berat, namun matanya memancarkan keteguhan.Dari kejauhan, Balroth berdiri terpaku. Tubuhnya gemetar menyaksikan pertarungan yang baru saja usai, meskipun ia tahu ini belum selesai. Ledakan sebelumnya telah mengguncang seluruh medan perang, membuatnya nyaris kehilangan harapan pada sang pewaris Drakonis."Yang Mulia!" serunya dengan suara parau, mencoba memanggil Darrel yang masih terhuyung, berdiri dengan satu lutut di tanah. Wajahnya penuh ketegangan, dan rasa takut membakar hatinya.Langkah kaki terdengar mendekat, semakin berat dan jelas. Dari balik debu dan asap sisa ledakan, Arkanis muncul dengan senyum dingin yang menghina. Wajahnya tetap tenang, seolah tak terpengaruh oleh apa yang baru saja terjadi. Tubuhnya masih diselimuti aura kegelap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status