Share

Pembacaan Surat Wasiat

Penulis: Emak pipit
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-30 23:21:32
"Ti–tidak mungkin jika Anda yang membeli rumah ini," bantahnya.

"Kenapa tidak? Apa Anda terkejut, Nona?"

Radit tertawa sinis. Tak lama Tuan Brando muncul.

"Anda pasti bawahan Tuan Brando. Orang seperti kalian mana bisa membeli rumah mewah." Masih saja gadis itu menghina Radit. Ia tak percaya jika Radit sungguhan orang kaya raya.

"Tuan muda, apakah wanita ini yang mempersulit Anda di gedung pemasaran?" tanya Tuan Brando.

"Ya. Dia orangnya. Bahkan sampai sekarang pun dia terlalu angkuh untuk menghina orang lain. Berikan dia pelajaran!" jawab Radit dengan wajah dingin.

"Tu–tunggu du–dulu! Tuan Brando, apakah dia bos Anda?" Gadis muda itu tergagap. Wajahnya memerah. Ia mulai cemas.

"Nona, sepertinya Anda sudah membuat kesalahan besar yang menyinggung Tuan muda saya. Saya harap Anda bisa segera menyingkir dari hadapan kami dan berkemas-kemas. Saya akan meminta bos Anda untuk memecat karyawan seperti Anda!" jelas Tuan Brando.

Gadis muda itu langsung berlutut tanpa diminta. "Tuan, tolong ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Karma untuk Mertua

    "Tidak mungkin ayah menulis wasiat seperti itu!" tentang Tuan Rudy."Kak Rudy menuduh pengacara berbohong? Ayah menulis itu, artinya ayah memang sudah tidak respek dengan keluarga Kak Rudy," sela Bibi Bella. "Tapi, ayah mertua selama ini sangat peduli dengan Lucy. Tidak mungkin, dia tidak meninggalkan sesuatu untuk putriku," lirih Nyonya Winey."Kita semua tahu jika Lucy sudah mengecewakan ayah. Bahkan, suaminya penyebab kematian ayah!" seru Bibi Shopia tak mau kalah. Bukan hanya Bibi Shopia dan Bibi Bella yang bersuara lantang di sana. Anggota keluarga lainnya pun kompak memojokkan dan memusuhi keluarga Tuan Rudy."Kak Rudy juga harus segera mengosongkan rumah yang kalian tempati. Rumah itu akan dilelang untuk membayar hutang ayah yang belum terlunasi," ucap Bibi Shopia."Suamiku, bagaimana ini? Ayahmu yang menikahkan putri kita dengan pemuda miskin itu. Sekarang saat dia meninggal pun, dia tak memiliki hati untuk memberikan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-02
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Manusia Hina

    Radit menaikkan kaca mobilnya kembali. Ia menatap lurus ke depan."Bagaimana dengan ayah mertuaku? Apakah dia sudah di depak dari jabatan direkturnya?" tanya Radit kepada Tuan Brando."Menurut informasi, pekan depan akan ada pergantian. Tuan Leonard akan menggantikan posisi ayah mertua Anda. Tuan Rudy akan menduduki posisi jabatan barunya sebagai kepala SDM.""Leonard? Hm, ternyata putra Bibi Shopia yang mengincar posisi itu," desis Radit."Apakah Tuan muda tidak membantu Tuan Rudy juga? Perusahaan TJ Grup milik mereka masuk ke dalam bursa di perusahaan kita. Mereka salah satu penyalur bahan baku kain untuk perusahaan Pionir Grup.""Aku ingin bermain-main dulu dengan mereka semua. Biarkan saja mengalir apa adanya, tanpa kita ganggu. Biarkan senjata ini menjadi bom waktu untuk mereka yang selama ini menyepelekan keberadaanku," sahut Radit dingin.Mobilpun melaju meninggalkan lokasi rumah Tuan Rudy. Tanpa belas kasih, Radit tak berniat membantu mertuanya sama sekali.Hingga dirinya tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-03
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Lalat

    Suara Nyonya Winey meninggi. Ia membentak putrinya karena dianggap sama sekali tidak mau mendengarkannya."Dengarkan saya, ibu mertua. Sebenarnya kami kemari ingin mengajak kalian tinggal bersama si sebuah perumahaan elit kota ini. Mendiang kakek memberikan sebuah rumah kepadaku secara diam-diam. Sayangnya, ibu mertua terlalu membenciku. Aku rasa, tidak mungkin lagi untuk kita tinggal serumah," tandas Radit sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumah sepetak itu.Nyonya Winey menelan salivanya. Emosinya yang meledak-ledak mendadak surut mendengar Radit mengucapkan perihal rumah baru. Ia lantas buru-buru mencegat kepergian putri dan menantunya."A–aapa ... apa itu benar?" Tangannya dibentangkan kanan dan kiri. Ia menatap Radit dan Lucy bergantian.Radit menaikkan alisnya satu. "Satu unit rumah di perumahan Green Valey tadinya akan menjadi hunian baru kita semua seandainya ibu tadi tidak menindasku seperti sampah."Nyonya Winey langsung berlutut. Tangannya saling bertemu, memohon kepad

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-04
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Kalian Rasakan Akibatnya!

    Radit menahan kesakitan di perutnya. Ia memeganginya sembari mencoba berdiri. Sayang, baru saja akan berhasil bangkit, satpam itu kembali menendangnya lagi."Lalat sepertimu tidak boleh mengotori toko bos saya. Pergilah ke pasar loak jika ingin membeli sepatu yang pantas untukmu!" ucap satpam itu dengan dingin.Radit mengerang. Beberapa orang yang berlalu lalang hanya bisa menjadi penonton ketimbang membantunya. Radit merasa dipermalukan. Ia meraba-raba saku celananya lalu menekan nomor ponsel seseorang. "Lihatlah! Apa pemuda itu sedang menelpon bala bantuan? Entah preman mana lagi yang ia suruh datang. Cepat panggil polisi! Aku tidak mau tokoku mereka rusak nantinya," ucap Tuan Bram sang pemilik toko kepada satpamnya.Satpam itu mengangguk. Ia menelpon pihak kepolisian yang berpatroli di sekitar wilayah mereka. "Kau benar-benar keras kepala, bukannya pergi malah mau mengajak teman-temanmu kemari. Aku sudah memanggil polisi untuk menangkapmu karena sudah membuat onar di sini!" Radi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-06
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Gosip

    "Hei, jangan mentang-mentang kamu dibela oleh Tuan Brando, kamu bisa seenaknya ya! geram Tuan Bram menunjuk-nunjuk ke arah Radit.Radit hanya membalas dengan senyum tengilnya. Polisi akhirnya menangkap ketiganya untuk diamankan ke kantor polisi setempat."Apakah mereka benar-benar akan ditahan?" tanya Radit kepada Tuan Brando sambil menyaksikan orang-orang yang menghinanya duduk di kursi belakang mobil polisi."Tentu tidak. Saya yakin mereka akan menggunakan pengacara dan membayar denda untuk bisa bebas, kecuali satpam itu," jelas Tuan Brando.Radit mengangguk-angguk. "Sayang sekali, padahal aku benar-benar ingin membeli sepatu di tokonya. Hmm ...." Wajah Radit terlihat sedikit berubah sendu sambil menatap toko sepatu yang menjual sepatu incarannya."Ada banyak toko sepatu terkenal seperti ini. Jika Tuan masih ingin mencari sepatu, mari saya antarkan dan temani," tawar Tuan Bram.Radit menimang-nimang tawaran Tuan Brando. "Tidak usah. Urusan sepatu biar aku mencarinya sendiri. Mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-07
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Hari Pertama

    Tuan David tiba di lantai lima untuk menemui direkturnya, Tuan Husen. Dia masuk dengan tergesa-gesa. Ia sudah lama ingin menjatuhkan Nona Keyla sejak lama, tapi selalu gagal dan inilah waktunya untuk menjatuhkan wanita itu. Sayangnya, saat tiba di lantai lima, Tuan David tidak menemukan Tuan Husen berada di dalam ruangannya. Ia menjadi kesal, lalu segera turun ke lantai tiga ruangannya. Betapa terkejutnya dia saat menemukan sosok Nona Keyla bersama Radit berada di departemen tempat ia bekerja. Rupanya Nona Keyla sedang memperkenalkan Radit di sana."Tuan David, kenapa Anda baru datang sekarang? Apakah Anda terbiasa untuk datang terlambat?" tegur Nona Keyla saat melihat Tuan David masuk ke ruangannya."Saya sudah datang dari tadi, Bu. Hanya saja tadi saya pergi ke toilet dulu," dalih Tuan David. "Karena Anda datang terlambat, Anda perlu saya perkenalkan dengan karyawan magang baru di departemen Anda. Mungkin tidak asing bagi Anda. Dia adalah Tuan Radit.""Karyawan magang? Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Siap Lumpuh Selamanya

    Setibanya di rumah sakit, Radit menuju UGD, tempat di mana Lucy dan ibunya berada."Lucy! Bagaimana keadaanmu. Kamu baik-baik saja?" tanya Radit dengan wajah penuh kekhawatiran."Aku tidak apa-apa, Dit. Kepalaku sudah diobati tadi. Sedikit terluka sebab saat terjatuh, kepalaku membentur sudut meja.""Kenapa bisa kamu jatuh?" Radit kembali melontarkan pertanyaan.Belum sempat Lucy menjawab. Lebih dulu Nyonya Yessi yang terisak+isak menjawab, "Ini semua salah ibu. Salahkan ibumu saja, Nak!""Ibu ...." lirih Lucy lalu menggeleng pelan. "Semua karena kecerobohanku. Aku yang terlalu berani mencoba berdiri sebab aku pikir selama ini sudah terapi harusnya sudah ada perkembangan. Sama halnya dengan tanganku yang sudah bisa bergerak perlahan.""Ibu ada didekatmu. Ibu bahkan yang memberikan ide untuk kamu latihan berdiri sendiri agar kamu bersemangat mencobanya. Ibu terlalu emosional. Maafkan ibu.""Apa?! Ibu harusnya tahu jika tanpa terapis, berlatih sendiri itu berbahaya. Ini masih untung kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Manajer Moel

    Radit mengatupkan rapat-rapat kedua rahangnya, matanya terpejam sambil menarik napas dalam-dalam. Ia cukup tahu mengapa istrinya bereaksi demikian. Namun, tak dapat dipungkirinya ada rasa sakit di hati saat istrinya tak mempercayai kemampuannya."Apakah aku terlalu miskin di matamu sehingga kamu sangat ragu dengan operasi ini?" tanya Radit dengan rasa emosi yang bercampur-aduk.Lucy tak menjawab. Ia hanya terus menangis. "Aku hanya ingin kamu sembuh kembali. Aku tahu mimpimu sebagai desainer terkenal akan sirna jika kamu terus berada di kursi roda itu," lanjut Radit.Lucy mengusap kasar pipinya yang basah penuh air matanya."Keinginanmu itu mustahil, Dit. Kamu tahu, justru ini menyakitkanku. Harapanku untuk sembuh hanya dengan operasi semahal itu harus pupus karena aku harus menuruti keinginan kakekku untuk menikahi pemuda sepertimu. Apa aku harus memperjelas semuanya? Tolong sadar, Dit. Kita tidak akan mampu."Radit mengepalkan kuat-kuat kedua tangannya. "Aku tidak seperti yang kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Mengacaukan Makan Malam

    "Ya. Pria tua bangka ini sudah ada di hadapan kami. Sekarang apa tugas lanjutan untuk kami?""Jangan sentuh pria itu sebelum aku datang. Aku sudah tidak sabar bertemu teman lamaku itu. Hahaha!" tawa pria itu dengan renyah.Panggilan berakhir. Rudy bisa mendengar suara yang diloudspeaker oleh ketiga pria di hadapannya itu. Ia mencoba mengenali suara pria yang mengaku teman lamanya. Sayangnya, pikiran yang kacau dan rasa khawatir berlebihan membuatnya tidak bisa mengingat."Siapa dia? Kenapa harus menculikku segala!" batin Tuan Rudy.****Radit menyerah. Setengah harian ia berkeliling mencari ayah mertuanya tapi tak juga ia temukan. Nomor ponsel Tuan Rudy pun masih tidak aktif.Radit memutuskan menghubungi Tuan Brando untuk meminta bantuan. Ia mulai mencurigai ayah kandungnya yang mungkin saja bertindak untuk mengancam Radit."Ayah mertuaku menghilang. Kami berpisah saat di kantor polisi siang tadi. Hingga petang aku tidak menemukannya di manapun. Setiap sudut kota sudah aku cari namun

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Diculik

    "Sudah! Sudah! Ini rumah sakit. Kenapa kalian berdua harus berisik," tegur Tuan Husen."Maafkan aku, Yah. Aku hanya bingung saja kenapa di tempat yang harusnya steril justru ada kotoran di sini," hina Harris.Radit menaikkan alisnya. Ia melangkah maju mendekati Harris. "Sebenarnya ucapanmu benar-benar menyinggungku. Hanya saja, aku menghargai Kakek Mandala yang terbaring lemah di sana. Aku tidak ingin membuat keributan. Lebih baik aku pergi."Baru Radit akan berlalu, dengan cepat tangan Harris meraih lengan Radit. Pria itu menatap Radit dengan tajam."Kakek Mandala? Sejak kapan kamu berani selancang itu memanggil presdir dengan sebutan kakek?" Radit tak menjawab. Ia membungkam mulutnya. Ia hanya tersenyum mengejek. Lalu mencoba melepaskan dirinya dari genggaman tangan Harris yang sangat erat memeganginya."Harris! Biarkan dia pergi," perintah Tuan Husen."Tapi, Yah ...."Harris merasa setengah hati ingin melawan perintah ayahnya. Ia terheran-heran dengan sikap ayahnya yang terlihat m

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   ICU

    Radit menganggukkan kepalanya lalu meminta sang ayah mertua untuk duduk sebentar menunggunya."Ayah mertua, duduk dulu di sini. Kau perlu menenangkan dirimu juga. Aku mau bicara empat mata dengan pengacara kita."Nona Jessica menggiring Radit ke pojok ruangan di kantor polisi."Ada apa, Nona Jessica? Apa ada permasalahan?"Nona Jessica mendesah pelan. "Tuan muda, saya rasa ini kasus hanya jebakan. Secara spesifik antara Tuan Rudy dengan para pelaku tidak ada keterikatan atau saling kenal. Ini hanya fitnahan saja.""Syukurlah. Berarti ayah mertua saya bisa segera bebas kan?"Nona Jessica menggeleng pelan. "Sayangnya, meski menurut Tuan Rudy dia tidak mengenal semuanya. Pelaku lainnya justru mengakui jika sudah dua kali Tuan Rudy menerima uang dari mereka ke rekeningnya. Hal ini harus segera kita telusuri lebih lanjut. Jika pengakuan itu benar. Tuan Rudy akan sulit menyangkal lagi.""Tunggu dulu, sepengetahuanku ayah mertuaku memang telah meminjam dana di bank untuk membangun perusahaa

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Penangkapan

    Mendapat pesan bernada ancaman Radit mencoba mengabaikannya. Ia sudah tahu itu resiko yang harus ia ambil."Dia tahu aku akan menemui kakek, itu artinya siapapun dia, aku sedang diintai," lirih Radit. Raditpun tetap bersiap-siap. Ia sangat tertarik dengan orang dibalik pesan ancaman itu. "Mari kita lihat, kira-kira apa ini ancaman saja untuk menggertakku? Dia pikir seorang Raditya Cakranomoto akan takut? Hmmm ...."Usai bersiap, Radit turun ke ruang meja makan. Di sana sudah nampak Tuan Rudy tengah asyik berteleponan."Ayah mertua, aku pergi duluan!" kode Radit berpamitan.Tuan Rudy yang tengah asyik menelepon hanya menganggukkan kepada sembari tangannya mengusir Radit untuk pergi.Radit pun melewati waktu sarapannya bersama sang ayah mertua. Ia terlihat buru-buru karena akan dijemput oleh Tuan Brando.Benar saja, saat keluar pintu pagar rumah, sebuah mobil rolls royce datang menghampirinya."Selamat pagi, Tuan muda." Kaca jendela terbuka, Tuan Brando menyapa Radit.Mobil berhenti,

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Ancaman

    "... aku masih berharap jika Anda ada di pihakku, bukan berada di dua penjuru," lanjut Radit."Tentu saya berada di pihak Anda, Tuan muda. Saya tahu selama ini Anda mendapatkan ketidakadilan atas masalah ini. Seseorang yang bersalah, harus mendapatkan ganjarannya sekalipun dia adalah Tuan Harris."Radit memandang jauh tatapannya. "Apakah itu benar?""Anda boleh meragukan saya karena saya menyembunyikan hal ini dari Anda. Saya hanya khwatir keselamatan Anda, Tuan muda. Biarkan saya yang bekerja untuk membalas. Lagipula, salah satu pembalasannya sudah saya jalankan," aku Tuan Brando lagi.Radit menyipitkan matanya. "Apa maksudmu?""Saya diam-diam membobol data akun bank milik Tuan muda Harris. Bukan perkara sulit mencari hacker yang mau membantu saya untuk mengambil uang sebesar dua ratus juta dari rekening Tuan Harris. Saya rasa, Tuan Harris perlu bertanggung jawab atas pengobatan korbanmya, Nyonya Lucy.""Apa katamu? Jadi uang itu ...."Tuan Brando mengangguk. Radit diam sesaat. Ia m

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Apa Rencanamu, Tuan Brando?

    Usai puas berkeliling Radit membawa Lucy pulang. Rupanya Lucy kelelahan sampai tertidur di mobil. Radit pun menggendong istrinya dari mobil menuju kamar tidur mereka."Bagaimana sudah bertemu ibumu?" tanya Tuan Rudy saat melihat Radit masuk membawa putrinya.Radit menggeleng. "Belum.""Kemana kira-kira ibumu pergi. Apakah masih tidak bisa dihubungi?" Radit menggeleng sekali lagi. "Ponselnya masih belum diaktifkan.""Duh, ini semua pasti sudah kelewatan batas makanya Nyonya Yessi seperti ini. Aku minta maaf atas nama istriku," ucap Tuan Rudy bersungguh-sungguh seperti orang menyesal.Radit mengangguk. "Iya. Aku akan mencari ibuku lagi setelah menaruh Lucy di kamar. Dia kelelahan, kasihan."Tuan Rudy lalu membiarkan menantunya lewat. Radit diam-diam merasa sedikit tersanjung atas sikap ayah mertuanya yang masih memedulikan ibunya.****Radit segera menuju hotel di tempat Tuan Brando mengirim ibunya. Hotel megah itu harusnya memiliki banyak tamu di saat weekend begini, nyatanya hotel it

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Kecupan Hangat

    Keesokan harinya, Lucy menyampaikan keputusannya untuk berangkat ke luar negeri kepada Tuan Rudy dan Nyonya Winey usai mereka sarapan pagi. Kedua orang tua Lucy sangat bahagia mendengar keberuntungan putri mereka. Tak lama lagi, Lucy akan berjalan dan kembali seperti semula. Karir sang putri pun terlihat mulai bersinar."Jadi, kamu akan pergi sendiri? Aku akan menemanimu di sana, bagaimana?" tawar Nyonya Winey. Ya, kapan lagi wanita tua itu bisa jalan-jalan ke luar negeri. Ini adalah kesempatan emas untuknya."Ibu mertua jangan khawatir. Aku akan ikut serta bersama Lucy." Buru-buru Radit menjawab, ia memupuskan harapan ibu mertuanya."Kamu? Loh kamu kan bekerja magang di Pionir. Mana bisa seenaknya izin," sergah Nyonya Winey."Iya, Dit. Kamu kan bukan anak dari yang punya perusahaan. Kamu pikir, bisa seenaknya berlibur?" sindir Tuan Rudy, ikut-ikutan membully Radit.Lucy menjadi tak enak melihat suaminya dipojokkan. Ia memegang punggung tangan Radit. "Aku tahu kamu juga mengkhawatirk

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Pelakunya Pasti Dia

    Radit memperhatikan Lucy yang kelihatan bersemangat kembali usai perbincangan mereka. Radit bersyukur, akhirnya sang istri mau melakukan operasi dan pengobatan kakinya. Radit kemudian pergi ke kamar ibunya, Nyonya Yessi. Ia cukup terkejut melihat kamar ibunya sepi tak berpenghuni. Tak biasanya sang ibu pergi tanpa memberitahu apapun kepadanya. Firasat Radit tak enak. Buru-buru dia membuka lemari, dan benar saja, tak ada satu pakaianpun tersisa di sana. Semua kosong."Kemana perginya ibuku?" batin Radit. Dengan gusar, ia mencoba berulang kali menghubungi sang ibunda. Tapi hasilnya nihil. Nomor Nyonya Yessi tidak aktif. Radit langsung bergegas mencari jawaban atas pertanyaannya kepada Nyonya Winey. Wanita itu harusnya tau kemana ibunya sebab mereka tinggal berdua di rumah itu saat semua orang sibuk bekerja."Ada apa?" tanya Nyonya Winey dengan wajah malas saat membuka pintu kamarnya yang diketuk Radit."Ibu, maaf aku mengganggu waktu istirahatmu. Aku hanya ingin bertanya, apakah ibu t

  • Kembalinya Sang Pewaris Terkaya   Reward untuk Lucy

    "Maaf, aku di sini tidak memiliki jabatan apapun. Jadi percuma saja Anda bersujud di hadapanku," ucap Radit.Tuan Jacob menyadari kebodohannya. Ia berhenti bersujud."Sudahlah, Jacob. Berhenti berakting seolah kau menyesali perbuatanmu. Kali ini kamu akan ku loloskan. Aku tidak akan memecatmu," ucap Tuan Husen.Jacob merasa senang."Be-benarkah itu, kakak ipar?""Berhenti memanggilku begitu di kantor. Bersikaplah profesional. Panggil aku Pak Direktur!" tegur Tuan Husen kembali.Tuan Jacob menundukkan kepalanya sambil mengucap kata maaf untuk kesekian kalinya lagi."Aku dan tuan presdir bersepakat tidak akan memecatmu. Hanya kami akan memutasimu untuk pindah ke anak perusahaan.""Tapi ....""Ini surat keputasan pindah tugasnya. Kamu bisa tanda tangani dokumen ini," ucap Tuan Husen kembali.Tuan Jacob tidak bisa menentang. Dipindahkan lebih baik daripada dipecat. Ia tidak mau karirnya berhenti begitu saja. Dia menatap Radit penuh kebencian. Kemunculan anak tiri kakaknya itu membuat diri

DMCA.com Protection Status