Share

Bab 34. Lembah Neraka

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-10-13 01:52:08

“Lusa sore, memangnya ada apa Wijaksa?” Wayan Bima balik bertanya.

“Jika memang sudah dipastikan acara itu besok sore, aku akan meminta para wanita warga desa kita ini untuk memasak sebagai hindangan untuk para tamu saat waktu istirahat pertemuan itu,” tutur Wijaksa.

“Ya itu sangat bagus, dan aku mengucapkan terima kasih sebelumnya padamu yang telah banyak membantu acara pertemuan yang akan diadakan lusa sore,” ucap Wayan Bima.

“Tak perlu berterima kasih Mas, karena ini semua untuk kesejahteraan kita di masa yang akan datang. Sudah sepatutnya pula aku dan seluruh warga Desa Kuta ini ikut serta dalam rencana yang akan dilaksanakan itu,” penuturan Wijaksa itu dipertegas oleh beberapa pria warga desa yang dibawa ke pendopo itu dengan anggukan kepala tanda mereka setuju.

“Ya moga saja nanti rencana ini akan berjalan seperti yang kita harapkan, tujuan kita memberontak bukan atas dasar membangkang pada pihak Kerajaan melain untuk kesejahteraan rakyat yang selama ini tertindas dan hidup penu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 35. Pangeran Durjana

    Melihat dari megahnya bangunan dan luasnya di lembah neraka itu, Pangeran Durjana sudah bisa membentuk padepokannya itu menjadi sebuah Kerajaan. Akan tetapi dia tidak mau menjadikan padepokan neraka menjadi Kerajaan, padahal sekarang ini jumlah pengikut setianya mencapai ratusan orang yang keseluruhnya memiliki ilmu bela diri yang diatas rata-rata prajurit sebuah Kerajaan.Selain itu Pangeran Durjana juga memiliki anak buah yang handal berjumlah belasan orang yang dapat ia kerahkan untuk datang ke suatu tempat atau sebuah Kerajaan yang membutuhkan jasa mereka, belum lagi di daerah-daerah tertentu yang juga berdiri cabang-cabang dari padepokan neraka itu yang di pimpin oleh sosok yang berilmu cukup tinggi tentunya dibandingkan anak buahnya yang lain.Padepokan neraka menjadi salah satu tempat yang memiliki kekayaan luar biasa banyaknya, itu berasal dari jatah yang diberikan setiap bulannya dari berbagai Kerajaan yang pernah memakai jasa mereka.Bagi Kerajaan yang memberi jatah bulanan

    Last Updated : 2024-10-13
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 36. Mengutus Anak Buahnya

    “Karena hari masih siang dan baru saja lewat tengah hari sebaiknya saudara istirahat dulu di sini, sementara itu aku akan memilih dan menetapkan siapa dan berapa orang utusanku yang akan ikut serta nanti denganmu kembali ke istana Kerajaan Dharma untuk menyelesaikan permasalahan di sana,” tutur Pangeran Durjana.“Baik Ketua, aku akan menunggu utusan yang Ketua pilih itu dengan beristirahat sejenak di sini,” ujar Brana.“Dipo Geni, antarkan saudara kita ini ke sebuah kamar tamu untuk beristirahat,” perintah Pangeran Durjana.“Baik Ketua, mari Saudara Brana aku antar,” Dipo Geni mengajak Brana menuju salah satu kamar tamu yang berada di bagian depan menjelang halaman padepokan neraka itu, Brana anggukan kepalanya sembari tersenyum ramah.Setelah mengantar Brana untuk beristirahat di salah satu kamar tamu padepokan, Dipo Geni kembali ke ruangan di mana di sana Pangeran Durjana masih duduk dan menunggu.“Saudara Brana telah aku antar ke salah satu kamar tamu padepokan, selanjutnya apa tug

    Last Updated : 2024-10-14
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 37. Arga Komang Terima Undangan

    Tidak ada kesulitan yang berarti bagi utusan mengantarkan undangan pada Arga Komang, sebab saat itu sang Panglima memang tengah berada di kawasan luar istana karena ditugaskan untuk memperketat penjagaan bagi orang yang tidak di kenal untuk memasuki kawasan istana Kerajaan.Karena utusan penyampaian undangan itu merupakan salah satu warga Desa Kuta, tentu saja para prajurit mengenalinya dan di bebaskan untuk masuk kawasan istana Kerajaan itu untuk menemui Panglima atau siapa saja yang hendak ditemui.Setelah mendapatkan surat berupa gulungan kain tipis dari salah seorang warga desa, Arga Komang membacanya dalam sebuah ruangan tempat ia biasa bertugas sebagai Panglima.“Teruntuk Saudaraku Arga Komang selaku Panglima Kerajaan Dharma, kami hendak menyampaikan undangan pertemuan melalui surat ini. Pertemuan itu sendiri akan kami adakan di balai Desa Kuta besok sore, kami harap saudara berkenan untuk datang. Dari kami atas nama rakyat Kerajaan Dharma Wayan Bima,” terkejutlah Arga Komang me

    Last Updated : 2024-10-14
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 38. Padepokan Neraka

    “Kalau masalah itu Mas Wayan tak perlu kuatir, besok pagi para warga desa pasti akan membantu merapikan balai desa serta mempersiapkan hidangan untuk jamuan makan di acara besok sore, nanti malam para warga yang biasa datang ke pendopo akan aku minta tolong untuk memberitahukan hal itu pada seluruh warga desa besok paginya,” tutur Wijaksa.“Wah, kalau begitu tak adalagi yang perlu dirisaukan berkenaan dengan persiapan acara pertemuan besok sore. Terima kasih aku ucapkan sebelumnya atas bantuanmu ini Wijaksa,” ucap Wayan Bima.“Sama-sama Mas, sudah merupakan kewajiban kita bersama dalam hal untuk mewujudkan kesejahteraan kita semua nantinya. Apa yang kami lakukan ini agaknya belum seberapa dibandingkan dengan kalian nanti yang akan berjuang ke istana Kerajaan Dharma.”“Apa yang Paman Wijaksa lakukan bersama warga desa sejak pagi tadi hingga besok sore merupakan salah satu bentuk perjuangan demi kesejahteraan bersama, dan kami merasa terbantu dengan semua itu sebelum nanti berjuang ke i

    Last Updated : 2024-10-15
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 39. Gento Dan Lakas Geni

    “Sekarang juga kalian boleh berangkat jika sudah siap, jangan kuatir nanti kalian akan diantar beberapa murid padepokan ini dengan kereta kuda. Aku perkirakan sebelum malam tiba kalian sudah akan tiba di pelabuhan,” tutur Pangeran Durjana.“Baiklah kalau begitu sekarang saja kami mohon pamit Ketua,” ujar Brana.“Ya silahkan, Dipo Geni antar mereka ke kereta kuda sekaligus perintahkan murid padepokan yang biasa disuruh mengantar tamu ke daerah-daerah termasuk ke pelabuhan,” perintah Pangeran Durjana.“Baik Ketua, mari aku antar,” ujar Dipo Geni pada Brana dan dua orang utusan Pangeran Durjana itu.“Kami mohon pamit Ketua,” ucap Brana, Gento Geni dan Lakas Geni, Pangeran Durjana hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.Secara beriringan mereka meninggalkan ruangan itu menuju halaman padepokan neraka, setelah kereta kuda telah siap berikut dengan pengendalinya Brana, Gento Geni dan Lakas Geni beserta 5 orang murid padepokan itu naik ke atas kereta kemudian berlalu meninggalkan padepokan

    Last Updated : 2024-10-15
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 40. Pertemuan Di Balai Desa

    Seperti yang telah diperkirakan Pangeran Durjana orang-orang utusannya beserta Brana akan tiba sebelum malam di pelabuhan ujung timur Pulau Jawa itu, tepat saat itu matahari akan tenggelam kereta kuda yang membawa Brana, Gento Geni dan Lakas Geni berserta 5 orang murid padepokan neraka telah memasuki pelabuhan.Tanpa menunggu waktu lama lagi Brana segera membayar sewa rombongan dari lembah neraka itu pada petugas kapal, lalu mereka bersamaan naik ke atas kapal yang diperkirakan akan berangkat beberapa menit lagi.Melihat dari perawakan Gento Geni dan Lakas Geni, agaknya mereka berdua memang bagian dari anak buah handal Pangeran Durjana. Tampangnya bengis seperti pendekar golongan hitam lainnya, mereka juga bukan kali pertama melakukan tugas yang diperintahkan ketuanya itu.Meskipun dalam berbicara kedua anak buah Pangeran Durjana itu kerap menyelipkan tawanya, akan tetapi tetap saja sifat kejam telah mendarah daging di diri mereka berdua.****Sore itu di balai Desa Kuta sudah banyak

    Last Updated : 2024-10-16
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 41. Sepakat Memberontak

    “Apakah kalian setuju dengan rencana ini?” tanya Arya.“Setuju...! Kami setuju sekali Arya...!” seru mereka serentak.“Sudah saatnya kepemimpinan Saka Galuh yang selama ini menindas serta berbuat semena-mena pada rakyat kita gulingkan, dia tidak pernah memikirkan kesejahteraan saudara-saudara semuanya. Malahan semakin hari rakyat kian tertindas dan banyak diantara kita yang kelaparan akibat upeti yang sangat tinggi dari pihak istana.”“Kapan rencana itu akan kita laksanakan saudara Arya, kami siap ikut serta melakukan pemberontakan itu. Bukankah begitu saudara-saudara?!” seru salah seorang dari tamu undangan yang disertai riuh persetujuan dari para tamu undangan lainnya.“Lebih cepat akan lebih baik, jika saudara-saudaraku semuanya telah sepakat dengan rencana ini, lusa pagi sudah dapat kita laksanakan dengan berkumpul di satu titik sebelum menuju ke istana Kerajaan,” tutur Arya.“Kami sepakat saudara Arya, lusa pagi kami akan berkumpul di titik yang saudara kehendaki itu,” ujar salah

    Last Updated : 2024-10-16
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 42. Utusan Dari Lembah Neraka

    “Baiklah karena semuanya telah menyetujui, pertemuan ini kita tutup dan sebelum kami persilahkan untuk kembali ke kediaman masing-masing terlebih dahulu kami mengajak saudara-saudara semua untuk makan bersama. Terima kasih, acara ini kami tutup dan semoga kita nanti berhasil melaksanakan rencana yang mulia itu,” tutur Wayan Bima menutup acara pertemuan itu dan kemudian mengajak para undangan yang hadir untuk makan bersama.Semua jamuan yang tadi dipersiapkan di luar ruangan secara bersama-sama dibawa masuk oleh para wanita yang sedari tadi siang memasak di bagian belakang bangunan balai desa itu, setelah semuanya ditaruh di tengah-tengah dan di bagikan berupa nasi serta lauk-pauk yang dibungkus daun pisang pada tamu undangan para wanita itupun kembali ke luar ruangan.“Karena telah dibagikan, mari saudara-saudaraku semuanya kita nikmati sajian yang buat oleh para warga Desa Kuta ini,” ajak Wayan Bima.Para tamu undangan yang berada di ruangan balai desa serentak membuka bungkusan daun

    Last Updated : 2024-10-17

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 182. Menuju Kerajaan Mandalu

    Sembari menunggu matahari agak condong ke barat, tengah hari itu mereka manfaatkan untuk beristirahat dan makan siang bersama. Dari arah barat tampak pula 3 orang yang tengah berjalan santai meniti pematang sawah menuju dangau tempat beberapa petani sedang makan siang bersama itu, mereka terdiri dari satu orang wanita dan dua orang pria.Para petani di dangau sempat arahkan pandangan ke arah ketiga orang yang tengah meniti pematang itu, mereka saling pandang seperti bertanya apakah ada di antara mereka yang mengenal tiga orang yang berjalan di pematang sawah menuju ke arah dangau mereka itu.Keseluruh para petani itu menampakan raut wajah yang bingung pertanda tak ada satupun di antara mereka yang mengenali tiga orang yang saat itu telah dekat dengan dangau tempat mereka duduk makan siang bersama, dua orang di antara petani itu hentikan makan lalu berdiri dari duduknya berjalan menghampiri ketiga orang yang telah tiba di depan dangau itu.“Maaf, jika kehadiran kami telah mengganggu is

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 181. Raja Setan Segajad

    Bayangan hitam yang sangat besar tiba-tiba saja muncul tepat di depan Setan Tanduk Neraka duduk bersila melakukan semedi, saking besarnya puncak kepalanya menyentuh langit-langit goa padahal dia juga memposisikan tubuhnya duduk di atas batu besar di depan Guru Pangeran Durjana itu.Makin lama bayangan itu semakin jelas wujudnya yang tak kalah menyeramkan dengan wujud Setan Tanduk Neraka, kehadirannya di sana membuat dinding-dinding goa bergetar hebat seakan mau runtuh.“Ha.. ha.. ha..! Ada gerangan apa kau memanggilku ke sini, Setan Tanduk Neraka..?!” kembali dinding-dinding goa itu bergetar hebat, Setan Tanduk Neraka membuka matanya.“Terimalah sembahku yang mulia Raja Setan Sejagad,” ucap Setan Tanduk Neraka memberi sembah, sosok raksasa di depannya itu hanya anggukan kepala.“Maafkan saya yang mulia jika saya lancang memanggil yang mulia Raja datang ke sini, adapun tujuannya hendak meminta bantuan menyempurnakan ilmu tanduk neraka yang mulia sematkan di kepala saya. Yang mulia berk

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 180. Pangeran Durjana Cemas

    Para anggota atau anak buah Pangeran Durjana yang mendiami padepokan itu telah mencapai 2.000 orang, itu semua karena Padepokan Neraka memang memiliki daya tarik kuat untuk bergabung menjadi anggota sebab merasa terjamin kehidupan mereka di sana dengan berlimpah ruahnya upeti yang mereka terima dari berbagai Kerajaan dan padepokan yang telah mereka taklukan.Namun begitu Pangeran Durjana yang serakah itu masih belum puas dengan menguasai kawasan timur Pulau Jawa itu saja, ia ingin dapat menguasai seluruh Pulau Jawa dari timur hingga kawasan barat seperti yang dikehendaki Gurunya Si Setan Tanduk Neraka itu.Kedatangan Pangeran Durjana di halaman padepokan di sambut oleh Dipo Geni sebagai tangan kanannya atau di Kerajaan sebagai Panglima, melihat raut wajah junjungannya tidak terlihat gembira Dipo Geni tak berani bertanya selain mengiringi junjungannya itu hingga ke dalam ruangan kebesaran Padepokan Neraka itu.“Dipo Geni, selama saya pergi meninggalkan padepokan ini apakah ada Kerajaan

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 179. Roh Sura Brambang

    Tanpa menunggu waktu lama lagi Pangeran Durjana segera meninggalkan goa itu, ia menuju ke arah timur itu artinya di akan kembali ke padepokannya di Lembah Neraka di kawasan Gunung Merapi.Setan Tanduk Neraka sebenarnya sosok mahkluk astral sejenis jin yang sebelum dimasuki roh Sura Brambang sosok bertubuh empat kali lipat manusia biasa itu tidak pernah bisa dilihat dan dia pun tak bisa juga menunjukan dirinya setiap saat kepada manusia.Roh Sura Brambang yang selalu gentayangan berupa arwah penasaran itu, takan pernah merasa senang jika Tanah Jawa belum mengalami kehancuran karena memang semasa hidupnya dulu merupakan dedengkot tokoh golongan hitam. Melalui raga halus mahkluk astral yang mengerikan itulah, ia dapat berkomunikasi dan bisa dilihat oleh Pangeran Durjana sebagai murid sekaligus jalan mewujudkan keinginan jahatnya itu yang ingin melihat kehancuran di muka bumi terutama Pulau Jawa.Sosok Setan Tanduk Neraka bukan saja berwujud mengerikan tapi juga memiliki ilmu yang luar bia

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 178. Setan Tanduk Neraka

    Dari sisi kiri depan mulut goa tampak berkelebat sebuah bayangan merah, sosok itu seperti berlari-lari meniti dinding goa lalu salto di udara beberapa kali sebelum akhirnya ia duduk bersila pula di atas batu besar berhadap-hadapan dengan mahkluk aneh dan menyeramkan itu.“Ha.. ha.. ha..! Sudah lama kau tak datang mengunjungiku di sini bocah bejad..!” terdengar suara dan tawa dari makhluk mengerikan itu menggelegar memekakan telinga.“Maafkan saya Guru, saya baru sempat datang saat ini karena sebelumnya sibuk dengan rencana yang pernah saya sampaikan membuat sebuah padepokan dan sekarang semua itu telah terwujud. Bukan hanya itu saja Guru, saya juga telah berhasil menguasai kawasan timur Pulau Jawa ini,” tutur sosok yang baru masuk ke dalam goa itu, seorang pria berbadan kekar mengenakan pakaian serba merah.“Ha.. ha.. ha..! Ternyata selama ini kau hanya dapat menguasai kawasan timur saja, murid bodoh kenapa tidak seluruh Pulau Jawa ini?!” seru mahkluk aneh yang di panggil dengan sebut

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 177. Di Sebuah Goa Besar

    “Dia merasa sangat tertekan dan merasa terhina sekali di bawah kendali Pangeran Durjana, sebagai seorang raja dia tak memiliki harga diri lagi. Dia mengajak kerja sama untuk melawan Pangeran Durjana itu, sebagai imbalannya Satrio Mandalu bersedia menyerahkan beberapa daerah kekuasaannya pada kami di perbatasan utara sana. Saya sebenarnya sangat kasihan dan sama sekali tak menginginkan daerah itu kalaupun kami bersedia membantunya, hanya saja sampai saat ini saya belum memberi keputusan karena saya masih disibukan untuk mengurus Kesultanan dan daerah-daerah kekuasan di Demak ini,” jelas Sultan Demak.“Mungkin ada baiknya kami nanti akan ke Kerajaan Mandalu itu bertemu dengannya, tentu dia tahu persis kediaman Pangeran Durjana dan para anak buahnya itu.”“Benar Dezo, saya juga hendak mengusulkan itu padamu. Pangeran Durjana memang telah keterlaluan beberapa tahun ini terkesan memperbudak Kerajaan-kerajaan dan padepokan di kawasan timur itu,” ujar raja Kesultanan Demak itu.“Saya juga pe

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 176. Pernah Dikalahkan Arya

    “Jangan panggil saya dengan sebutan seperti itu Mas Tapa, panggil saja saya Arya,” ujar murid Nyi Konde Perak itu yang merasa risih dipanggil Tuan Pendekar.“Baik Arya apakah benar pria pengacau itu tidak akan datang kembali ke desa kami ini?” tanya Tapa Diwo.“Saya kenal dengan pria itu, dia adalah Pangeran Durjana musuh bebuyutan saya dan kami pernah bertarung dulunya sebelum saya dikabarkan tewas,” jelas Arya memastikan.“Oh, kalau begitu kami ucapkan terima kasih dan kami sudah tak merasa kuatir lagi akan kemunculannya di kawasan desa kami ini,” ucap Tapa Diwo.“Sama-sama Mas Tapa, sekarang kami mohon diri untuk kembali ke istana Kesultanan Demak, jika ada hal-hal yang mencurigakan atau apa saja itu yang menguatirkan warga di sini segera laporkan pada pihak istana,” tutur Arya sembari berpamitan.“Baik Arya,” Tapa Diwo dan para warga Desa Damai yang berada di sana lambaikan tangan saat Arya dan rombongan kembali ke istana Kesultanan Demak.Memang tidak ada luka dalam yang di derit

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 175. Penyamaran Terbongkar

    “Jahanam..! Saya yang akan bertarung denganmu..!”Panglima Kerajaan Demak maju menerjang, pria bertopeng hanya mengelak beberapa langkah ke samping lalu dengan santai ia memasukan pedang di tangannya ke dalam sarung yang ia sandang dipunggungnya.“Hemmm, ternyata kau punya nyali juga Panglima. Baik saya akan melayanimu dengan tangan kosong pula,” ujar pria bertopeng.Terjadilah pertarungan yang cukup seru dan menegangkan, jual beli pukulan tangan kosong pun terlihat.“Buuuuuuuuk..!”Sebuah tendangan keras tak terduga bersarang di dada Panglima hingga membuatnya terguling-guling beberapa kali di tanah, pria bertopeng sepertinya hendak menghabisi Panglima Kerajaan Demak itu terlihat dirinya melesat ke udara lalu menghujamkan kepalan tinjunya ke arah perut Panglima.Angin pukulan bertenaga dalam tinggi menderu hebat mengarah tubuh Panglima yang tergeletak mendekap dadanya yang nyeri, beberapa jangkauan lagi kepalan tangan itu akan menghantam dan bisa saja membuat perut Panglima itu meled

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 174. Menjebak Pria Bertopeng

    “Mari kita masuk dan berbincang-bincang di dalam,” sambung Sultan Demak, mereka bertiga mengangguk dan tersenyum ramah.Arya, Dewa Pengemis dan Bidadari Selendang Biru memang diperlakukan sangat berbeda oleh Sultan Demak. Itu terlihat saat mereka diajak masuk ke ruangan kebesaran istana itu, dalam waktu yang tak lama bermacam-macam jenis jamuan disediakan oleh Arya yang sangat mengejutkan karena dikabarkan menghilang bahkan tewas beberapa tahun yang lalu di lembah Gunung Kerinci,” tutur Sultan Demak memulai percakapan mereka di ruangan itu.“Maafkan saya Kanjeng Sultan, semua yang terjadi memang di luar dugaan. Namun semua itu nyata terjadi terhadap diri saya, puji syukur pada Gusti Allah karena kehendak-Nya pulalah saya dapat kembali ke Negeri Nusantara ini dan bertemu dengan Kanjeng Sultan,” ujar Arya.“Ya, Alhamdulillah. Saya pun sangat senang dapat bertemu kembali denganmu Arya, dan memang saya tak pernah yakin jika kamu itu telah tewas meskipun tak ada kabarnya bertahun-tahun,” u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status