Share

Bab 11. Rencana Pemberontakan

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-10-01 01:20:48

“Iya Lasmi, tadi aku terlalu lama diajak singgah Birowo di rumahnya bahkan aku juga sempat mandi dulu di sana sebelum pulang ke sini,” ujar Wayan Bima menyebut nama salah seorang sahabatnya yang ia kunjungi tadi.

“Wah, berarti Kang Mas juga sudah makan malam bersama Birowo dan keluarga?”

“Hemmm, tadinya aku memang dicegah untuk pulang sebelum makan malam bersama mereka, tapi karena aku beralasan karena sudah terlalu lama meninggalkan tamu di rumah mereka pun mengizinkan aku untuk kembali ke sini dengan tidak memenuhi ajakan mereka untuk makan malam bersama,” tutur Wayan Bima diiringi senyumnya.

“Nah, kalau begitu mari sekarang kita makan malam bersama. Arya sudah sejak tadi menunggu Kang Mas,” ajak Lasmi.

“Iya Lasmi, mari Arya kita makan malam dulu,” Wayan Bima mengajak Arya, sang pendekar hanya anggukan kepala sembari tersenyum dan mengikuti langkah Lasmi dan Wayan Bima ke dalam rumah.

“Bagaimana Paman, apa para sahabat yang Paman temui tadi setuju dengan rencana kita untuk melakukan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 12. Arya Ikut Melaut

    “Ya, beliau juga sosok yang arif dan bijaksana. Meskipun agama beliau berbeda dengan kami, namun beliau sangat menghormati dan menghargai kami.”“Benar Paman, sosok ulama sejati di dalam agama Islam memang memiliki hati yang luhur serta bijaksana dalam bersikap. Hal itu pulalah salah satu yang diajarkan pada murid-murid beliau, agar kelak para santri di samping memiliki ilmu bela diri juga berperilaku baik,” jelas Arya.“Makanya Prabu Swarna Dipa juga sangat menghormati beliau sebagai sahabatnya, beliau juga sering membantu Kerajaan Dharma jika ada pihak luar yang hendak membuat kekacauan.”“Apa Kiyai Bimo tahu tentang tewasnya Prabu Swarna Dipa?”“Beliau hanya tahu Prabu Swarna Dipa tewas diserang secara tiba-tiba saat pergi berburu, tentang siapa para pendekar bayaran itu kami sendiri sampai saat ini tidak mengetahuinya. Yang pasti mereka berasal dari Pulau Jawa,” tutur Wayan Bima.“Saka Galuh benar-benar licik, dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya itu,” Arya kembali terli

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 13. Cara Arya Menangkap Ikan

    Arya tak menghiraukan seruan dari Wayan Bima, dengan lincah kedua kakinya menjejak di permukaan laut sambil terus merentangkan jaring sejajar dengan ujung jaring yang ia ikat di buritan perahu.Hal yang tak terduga pun terlihat puluhan ekor ikan terjaring dan dengan cepat pula Arya melesat kembali ke atas perahu sambil menggulung jaring itu, Wayan Bima semakin heran dan kagum akan ilmu meringankan tubuh yang di pertontonkan Arya dengan menjejakan kaki di atas permukaan laut jangankan tenggelam mata kakinya pun tak basah terkena air.Setelah ikan-ikan yang terjaring dilepas dari jaring dan ditaruh di dalam perahu, kembali Arya melakukan yang sama seperti yang ia lakukan tadi secara berulang kali, hingga sebelum tengah hari tempat ikan berupa peti yang terbuat dari papan tipis yang dilapisi plastik berisi air sejumlah 4 buah penuh dengan ikan-ikan hasil tangkapan sang pendekar.“Wah, belum juga tengah hari peti-peti ini sudah penuh!” seru Wayan Bima yang masih dalam rasa heran dan takju

    Last Updated : 2024-10-02
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 14. Keistimewaan Pedang Rajawali Putih

    “Kamu mau menyimpannya di mana, Arya?” tanya Lasmi.“Di pendopo ini saja, Bi. Sekarang Bi Lasmi ambil seberapa perlunya untuk lauk makan malam nanti, aku akan coba untuk membuat agar ikan-ikan ini tetap segar di dalam peti,” jawab Arya seiring ia berdiri dari duduknya kemudian membuka ke seluruh tutup peti ikan itu.Setelah Lasmi dan Sekar memilih beberapa ekor ikan untuk keperluan makan malam nanti, Arya meminta mereka untuk menjauh dari peti-peti ikan itu beberapa langkah, sementara Wayan Bima hanya duduk di pendopo menyaksikan apa yang hendak dilakukan Pendekar Rajawali Dari Andalas itu selanjutnya.Arya memposisikan tubuhnya di depan empat buah peti yang berisi penuh ikan dicampur air laut seperempat bagian dari peti-peti itu, kemudian sang pendekar mencabut pedang yang selalu tersandang di punggungnya.Pedang itu tidak lain adalah Pedang Rajawali Putih yang memiliki dua mata berbeda warna, bagian mata pedang sebelah kanan berwarna kuning ke emasan yang dapat menghanguskan benda a

    Last Updated : 2024-10-03
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 15. Prajurit Membawa Paksa Gadis

    Seperti biasa setelah bercinta dengan permaisurinya di dalam kamar, Saka Galuh menuju ruangan di mana di sana tersedia berbagai macam makanan serta buah-buahan segar serta tuak memabukan. Di sana juga terdapat beberapa orang wanita cantik yang bertugas sebagai pelayan, baik menuang tuak ke dalam cangkir, mengambilkan buah-buahan dan makanan yang diinginkan serta memijit-mijit sang raja.Saka Galuh bersenang-senang di ruangan itu biasanya hingga mabuk baru ia akan berhenti meneguk tuak, kemudian beberapa pelayan memapahnya ke dalam kamar. Tak cukup sampai di situ saja, dalam keadaan mabuk Saka Galuh masih sempat-sempatnya menggerinyangi tubuh pelayan-pelayan istana itu bahkan sampai di setubuhi.*****Siang itu beberapa orang berpakaian prajurit memasuki sebuah desa dengan menunggang kuda, desa itu tidak jauh dari Desa Kuta hanya berbatas anak sungai saja. Cukup lama para prajurit itu mengitari kawasan desa itu, hingga mereka berhenti di depan sebuah rumah yang di pendapanya tampak dud

    Last Updated : 2024-10-03
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 16. Mengejar Penculik Gadis

    “Weni tak salah apa-apa, dia hanya tidak menerima tawaran pihak istana untuk memperkerjakan dia di sana. Lalu para prajurit itu memaksa dan membawa Weni pergi,” kali ini Seno yang menjawab sambil mendekap perutnya yang masih terasa nyeri akibat ditendang salah seorang dari prajurit istana Kerajaan Dharma tadi.“Kurang ajar mereka! Tak henti-hentinya pihak istana Kerajaan itu membuat keonaran dan menyiksa para warga desa. Makanya dulu kami sarankan agar Mas Seno dan Mbak Diah mengasingkan Weni di tempat yang tersembunyi, agar terhindar dari incaran Saka Galuh yang gemar membawa wanita-wanita muda ke istananya,” tutur salah seorang warga desa itu yang memang mengetahui kebiasaan buruk dari Saka Galuh yang kerap membuat gaduh rakyatnya sendiri.“Kamu benar Siwo, harusnya dulu aku mendengar saranmu itu. Sekarang apa yang musti aku lakukan untuk membebaskan Weni dari istana itu?” Seno menyesal dan tak tahu harus berbuat apa.“Aku sendiri juga tak tahu Mas musti bagaimana, kalau pun kita ku

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 17. Membebaskan Gadis Itu

    Empat orang prajurit melompat turun dari kuda tunggangannya dan berlari menghampiri Arya, dan tampa basa-basi mereka langsung mengirimkan pukulan tangan kosong.“Huuup..! Wuuuuuuus..! Wuuuuuuuus..!” dengan santainya Arya meliuk-liukan tubuhnya menghindari pukulan dan terjangan empat orang prajurit itu.Karena serangan mereka hanya menerpa udara kosong, empat prajurit itu makin geram dan kembali menyerang lebih gesit lagi.“Wuuuuuuus..! Deeeeees..! Deeeees..! Bruuuuuuuuk..!” kali ini Arya tak hanya menghindar, dia juga membalas dan akibatnya keempat prajurit itu terpental oleh pukulan tangan kosong Arya yang cepat menghajar dada mereka, keempat prajurit itu pun jatuh terjengkang di tanah.Melihat keempat rekannya terjengkang belasan prajurit lainnya melompat turun dari kuda dan menyerang dengan menghunus pedang, Arya yang telah menduga akan serangan itu segera posisikan dirinya dan bersiap mengeluarkan ajian Topan Gunung Sumbing.“Hiyaaaaaaaat..! Wuuuuuuuus..! Blaaaaaaaaaaaam..! Bruuuu

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 18. Mengungsi

    “Bukan Paman, aku hanya berasal dari keluarga biasa seperti keluarga Paman ini. Aku seorang pendekar yang memang selalu mengembara,” jawab Arya.“Jadi saudara Arya tadinya menghadapi rombongan prajurit istana itu sendirian?” Seno terkejut dan merasa tak percaya karena prajurit istana Kerajaan Dharma yang membawa putrinya itu belasan jumlahnya.“Benar Ayah, Mas Arya mengalahkan semua prajurit itu hingga mereka jatuh terjengkang di tanah. Dan pada saat mereka bersusah payah untuk berdiri, aku dibawa Mas Arya kembali ke rumah ini,” Weni yang menjawab sekaligus menjelaskan kejadian bagaimana Arya menghajar para prajurit istana dan membawanya kembali ke rumah itu.“Luar biasa sekali!” seru Seno geleng-geleng kepala, sementara para warga yang juga mendengar percakapan mereka di ruang tamu itu ikut terkejut dan kagum.“Terima kasih, Mas Arya telah membebaskanku. Jika tadi Mas tidak datang menolong, aku tak tahu apa yang bakal terjadi setelah dibawa ke istana Kerajaan Dharma,” ucap Weni.“Hem

    Last Updated : 2024-10-05
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 19. Tiba Di Rumah Wayan Dipa

    “Hormatku yang mulia, ada gerangan apa yang mulia memanggil hamba menghadap?” tanya Arga Komang Panglima Kerajaan itu.“Prajurit-prajurit kita ini telah dibuat malu oleh seorang pemuda yang berhasil menggagalkan mereka membawa seorang gadis desa ke istana ini, untuk itu aku perintahkan kamu untuk menangkap pengacau itu yang tentunya masih berada di rumah gadis yang tadi sempat dibawa oleh para prajurit!” Saka Galuh memberi perintah.“Baik yang mulia, perintah yang mulia akan segera hamba laksanakan.”“Bawa lebih banyak prajurit, sepertinya pengacau itu memiliki kesaktian yang tidak mudah untuk ditaklukan. Ingat tangkap dia hidup-hidup biar aku akan memberi hukuman kepadanya!” seru Saka Galuh.“Baik yang mulia, hamba mohon diri,” ujar Arga Komang sembari memberi hormat kembali lalu dia dan belasan prajurit meninggalkan ruangan istana itu.Seperti yang diperintahkan Saka Galuh, Arga Komang membawa serta puluhan prajurit istana menuju rumah kediaman gadis yang sempat dibawa paksa oleh be

    Last Updated : 2024-10-05

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 110. Ajian Cincin Bulan Menentang Angin

    “Ya Mas, sebaiknya memang kami mencari mereka ke desa-desa lainnya karena di sini tidak kami temui. Terima kasih Mas Pati kami mohon diri,” Pati Dewo hanya mengangguk sembari tersenyum berpura-pura ramah padahal di hatinya saat itu ingin menghajar rombongan Padepokan Lumut yang datang itu.Rombongan utusan Padepokan Lumut itu kembali naik ke atas kuda mereka masing-masing, kemudian berlalu meninggalkan halaman kepala Desa Cagar itu menuju desa-desa lainnya.Pati Dewo tentu saja lega dan puas karena rombongan utusan itu percaya saja dengan semua yang ia katakan jika Deka dan rombongan tidak pernah datang menemuinya, kepala Desa Cagar itu sudah cukup senang karena berhasil mengerjai anak buah Lenggo Lumut itu.*****Saat Arya dan Mantili tiba di rumah Sapto kepala Desa Tandur, di halamannya terlihat beberapa ekor kuda dan pria berpakaian serba hijau berbicara dengan kepala desa itu sambil berdiri. Mereka tampak bersitegang karena adu mulut, melihat hal itu Arya dan Mantili mempercepat l

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 109. Menaruh Harapan Pada Arya

    Pagi itu setelah beristirahat di rumah Sapto kepala Desa Tandur, Arya dan Mantili menuju Desa Telaga yang terletak tidak jauh dari desa itu di sebelah barat. Mereka berpapasan dengan beberapa warga di sana yang hendak menuju lahan persawahan, hingga Arya dan Mantili yang bertanya rumah kepala desa mereka di antar langsung oleh salah seorang warga Desa Telaga itu ke kediaman Pamungkas.Pamungkas yang memang selalu ramah menerima kedatangan tamu di kediamannya, kedatangan Arya dan Mantili pun di terima dengan baik dan sangat ramah.“Maaf sebelumnya, Kisanak berdua datang dari mana?” tanya Pamungkas.“Kami datang dari Desa Tandur Mas, namaku Arya dan ini Mantili.”“Oh dari Desa Tandur, desa tetangga yang paling terdekat rupanya. Namaku Pamungkas dan aku sebagai kepala desa di sini,” ujar Pamungkas yang juga memperkenalkan dirinya.“Ya Mas, kami juga tadi di beritahu salah seorang warga yang tadi mengantar kami ke sini,” ulas Arya.“Terima kasih sebelumnya aku ucapkan mewakili seluruh war

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 108. Amarah Dan Dendam

    “Mereka telah kembali dan sekarang tengah bersenang-senang dengan para wanita penghibur karena tugas yang mereka laksanakan berhasil,” jawab anggota padepokan bernama Saga itu.“Bagus, berarti yang menjadi masalah sekarang Deka dan rombongannya yang belum kembali.”“Benar Ketua, besok pagi secepatnya beberapa orang anggota padepokan ini akan aku perintahkan mencari mereka.”“Ya, sekarang kamu boleh kembali ke tempatmu jika memang tidak ada lagi yang hendak kamu laporkan,” ujar Lenggo Lumut.“Baik Ketua, aku mohon diri,” Lenggo Lumut mengangguk, Saga pun berlalu dari ruangan itu.******Tewasnya Sandaka yang memiliki julukan Gagak Htam Dari Utara akhirnya sampai juga beritanya ke telinga Adik seperguruannya di Padepokan Gagak Timur bernama Welung Pati, kabar itu sendiri di bawa oleh satu-satunya anggota Padepokan Gagak Hitam yang selamat dalam pertempuran sengit di Desa Sampang di Pulau Madura.Saat penyerangan Padepokan Gagak Hitam itu oleh gabungan warga 3 buah desa yang dipimpin Ary

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 107. Di Desa Cagar

    “Namaku Arya, dan ini Mantili. Kami datang dari Desa Tandur dan tak sengaja melintas di sini dan mendengar pembicaraan Mas Pati dengan para anggota Padepokan Lumut ini, maafkan kami bukannya lancang ikut campur akan tetapi kami juga tidak suka dengan orang-orang Padepokan Lumut.”“Oh, kalian berdua ternyata warga Desa Tandur. Kalian hendak ke mana?” tanya Pati Dewo.“Yang warga Desa Tandur hanya Mantili saja Mas, sedangkan aku hanya pendatang di kawasan ini. Kami tadi sebenarnya dari Desa Begawan dan memang sengaja menuju desa ini, kalau boleh tahu siapa kepala desa di sini Mas Pati?” Arya menjelaskan lalu balik bertanya.“Aku kepala Desa Cagar ini,” jawab Pati Dewo.“Oh, kebetulan sekali. Apakah kami boleh ngobrol barang sebentar dengan Mas Pati?”“Tentu saja, mari kita ngobrol di dalam,” ajak Pati Dewo, Arya dan Mantili tak segera melangkah mereka mengarahkan pandangan pada belasan anggota Padepokan Lumut yang masih berada di depan rumah itu.“Hemmm, kalian tak perlu kuatir mereka t

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 106. Perintah Menaikan Upeti

    “Baik Arya, secepatnya pula aku akan memilih beberapa orang di antara para warga yang memiliki keberanian seperti Arya katakan itu.”“Untuk mempersingkat waktu, ada baiknya kami sekarang pamit hendak menuju desa-desa lainnya Paman. Nanti kalaupun aku atau Mantili tidak sempat datang ke sini, kami akan mengutus orang untuk memberitahu Paman kapan akan kita laksanakan rencana itu,” ujar Arya sembari berpamitan.“Ya Arya, silahkan. Hati-hati,” Arya dan Mantili mengangguk kemudian berdiri dari duduknya lalu melangkah ke luar dari rumah kepala Desa Begawan itu.****Belasan penunggang kuda tampak beriringan melewati tepian persawahan warga hendak menunju pemukiman sebuah desa, melihat dari pakaian yang mereka kenakan serba hijau mereka adalah bagian dari anggota Padepokan Lumut.Setelah memasuki pemukiman desa belasan kuda itu berhenti di halaman sebuah rumah yang beberapa orang warga tampak duduk di pendopo rumah itu, seorang pria di pendapa berdiri dari duduknya dan berjalan tergesa-gesa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 105. Padepokan Lumut Meresahkan

    “Bukan Paman, hanya aku yang warga Desa Tandur itu sementara Mas Arya berasal dari sebuah desa di ujung barat Pulau Jawa ini. Paman Wirya kenal dekat dengan Paman Sapto?” ujar Mantili.“Bukan hanya kenal kami juga telah lama bersahabat, apakah dia sekarang baik dan sehat-sehat saja di Desa Tandur itu?”“Baik dan sehat-sehat saja Paman, kami datang menemui Paman Wirya di desa ini karena ada sesuatu hal yang hendak kami rembukan dengan Paman berkaitan dengan orang-orang anggota Padepokan Lumut. Tentunya warga desa di sini juga diharuskan membayar upeti setiap bulannya kan Paman?”“Benar sekali Mantili, sebenarnya kami merasa keberatan karena upeti yang mereka inginkan terlalu besar dan cukup membuat warga desa terbebani. Akan tetapi demi tak menginginkan sesuatu hal terjadi pada diri kami, makanya kam terpaksa memenuhi keinginan mereka itu,” tutur Wirya.“Bukan hanya Paman Wirya dan warga desa di sini saja yang merasa keberatan tapi juga warga Desa Tandur, untuk itu pula kami datang ke

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 104. Lenggo Lumut Berpesta

    “Sudahlah iklaskan saja, kita memang tak dapat berbuat apa-apa. Jika kita bersikukuh mempertahankan bantuan dari desa tetangga itu bukan tidak mungkin nanti kita akan di perlakukan kasar oleh mereka bahkan bisa saja ada di antara kita yang menjadi korban,” tutur Pamungkas menyabarkan hati para warganya yang sedih atas perlakuan rombongan anggota Padepokan Lumut itu.“Sekarang beberapa dari kalian pergilah berburu untuk makan malam kita nanti, dan yang lain tetap ke lahan persawahan berkerja dan bercocok tanam kembali,” sambung Pamungkas.“Baik Mas,” ucap mereka, kemudian melakukan apa yang di perintahkan kepala desa mereka itu.Sementara di Padepokan Lumut rombongan yang tadi berhasil membawa seluruh bantuan dari desa tetangga di Desa Telaga itu di puji oleh Lenggo Lumut, mereka di perlakukan spesial di padepokan itu.“Mari kita minum bersama atas keberhasilan kalian ini..! Ha..ha..ha..!” seru Lenggo Lumut mengajak rombongan anak buahnya yang dari Desa Telaga itu untuk berpesta minuma

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 103. Dendam Mantili

    “Mereka semua berlarian mengungsi ke daerah perbukitan di sebelah utara desa itu, setelah sehari semalam pula mereka mengungsi begitu air Kali Mas surut dan pemukiman mereka telah layak untuk dihuni mereka pun kembali ke desa,” Sapto menjelaskan.“Kasihan mereka ya, Paman?”“Ya, siang tadi kami seluruh warga desa di sini memberi bantuan berupa beras dan lauk pauk karena lahan persawahan dan persediaan makanan mereka habis semua di sapu arus banjir.”“Berapa lama bantuan tadi siang itu dapat mereka gunakan, Paman?”“Kalau dari warga Desa Tandur ini saja, mungkin dapat mereka gunakan 3 sampai 4 hari saja, tapi desa-desa tetangga lainnya juga pasti membantu hingga nanti mereka dapat menggunakannya untuk kebutuhan 3 minggu hingga sebulan.”“Mereka juga kawasan desa di bawah kekuasaan Padepokan Lumut, Paman Sapto?” kali ini Mantili yang bertanya.“Ya, mereka juga musti membayar upeti setiap bulannya ke padepokan itu.”“Wah, bahaya kalau sampai anggota Padepokan Lumut menagih upeti bulan in

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 102. Bantuan Dari Desa Tetangga

    “Mereka adalah orang-orang Padepokan Lumut, mereka mewajibkan seluruh warga desa untuk memberi upeti kepada mereka setiap bulannya,” kembali Sapto menjawab dengan rasa tertekan dengan ketentuan yang ditetapkan Padepokan Lumut itu.“Orang-orang Padepokan Lumut? Dan memaksa para warga di sini untuk memberi upeti setiap bulannya? Kurang ajar..! Cepat tunjukan di mana Padepokan Lumut itu berada Paman? Biar aku hajar mereka..!” Mantili geram dan tak sabar ingin membuat perhitungan dengan anggota Padepokan Lumut itu.“Sabar Mantili, jangan keburu emosi. Mereka memiliki anggota yang tidak sedikit ada puluhan orang,” ujar Sapto berusaha agar Mantili tidak bertindak nekad.“Benar apa yang dikatakan Paman Sapto itu, Mantili. Sebuah padepokan tentu banyak memiliki anggotanya dan kita tak boleh gegabah dalam bertindak,” Arya ikut menyabarkan hati Mantili yang tersulut emosi dan juga dendam kedua orang tuanya yang tewas oleh mereka.“Ya Mas, aku memang tak seharusnya memperturutkan amarahku yang b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status