Share

Bab 108. Amarah Dan Dendam

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2025-01-16 01:18:45

“Mereka telah kembali dan sekarang tengah bersenang-senang dengan para wanita penghibur karena tugas yang mereka laksanakan berhasil,” jawab anggota padepokan bernama Saga itu.

“Bagus, berarti yang menjadi masalah sekarang Deka dan rombongannya yang belum kembali.”

“Benar Ketua, besok pagi secepatnya beberapa orang anggota padepokan ini akan aku perintahkan mencari mereka.”

“Ya, sekarang kamu boleh kembali ke tempatmu jika memang tidak ada lagi yang hendak kamu laporkan,” ujar Lenggo Lumut.

“Baik Ketua, aku mohon diri,” Lenggo Lumut mengangguk, Saga pun berlalu dari ruangan itu.

******

Tewasnya Sandaka yang memiliki julukan Gagak Htam Dari Utara akhirnya sampai juga beritanya ke telinga Adik seperguruannya di Padepokan Gagak Timur bernama Welung Pati, kabar itu sendiri di bawa oleh satu-satunya anggota Padepokan Gagak Hitam yang selamat dalam pertempuran sengit di Desa Sampang di Pulau Madura.

Saat penyerangan Padepokan Gagak Hitam itu oleh gabungan warga 3 buah desa yang dipimpin Ary
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 109. Menaruh Harapan Pada Arya

    Pagi itu setelah beristirahat di rumah Sapto kepala Desa Tandur, Arya dan Mantili menuju Desa Telaga yang terletak tidak jauh dari desa itu di sebelah barat. Mereka berpapasan dengan beberapa warga di sana yang hendak menuju lahan persawahan, hingga Arya dan Mantili yang bertanya rumah kepala desa mereka di antar langsung oleh salah seorang warga Desa Telaga itu ke kediaman Pamungkas.Pamungkas yang memang selalu ramah menerima kedatangan tamu di kediamannya, kedatangan Arya dan Mantili pun di terima dengan baik dan sangat ramah.“Maaf sebelumnya, Kisanak berdua datang dari mana?” tanya Pamungkas.“Kami datang dari Desa Tandur Mas, namaku Arya dan ini Mantili.”“Oh dari Desa Tandur, desa tetangga yang paling terdekat rupanya. Namaku Pamungkas dan aku sebagai kepala desa di sini,” ujar Pamungkas yang juga memperkenalkan dirinya.“Ya Mas, kami juga tadi di beritahu salah seorang warga yang tadi mengantar kami ke sini,” ulas Arya.“Terima kasih sebelumnya aku ucapkan mewakili seluruh war

    Last Updated : 2025-01-18
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 110. Ajian Cincin Bulan Menentang Angin

    “Ya Mas, sebaiknya memang kami mencari mereka ke desa-desa lainnya karena di sini tidak kami temui. Terima kasih Mas Pati kami mohon diri,” Pati Dewo hanya mengangguk sembari tersenyum berpura-pura ramah padahal di hatinya saat itu ingin menghajar rombongan Padepokan Lumut yang datang itu.Rombongan utusan Padepokan Lumut itu kembali naik ke atas kuda mereka masing-masing, kemudian berlalu meninggalkan halaman kepala Desa Cagar itu menuju desa-desa lainnya.Pati Dewo tentu saja lega dan puas karena rombongan utusan itu percaya saja dengan semua yang ia katakan jika Deka dan rombongan tidak pernah datang menemuinya, kepala Desa Cagar itu sudah cukup senang karena berhasil mengerjai anak buah Lenggo Lumut itu.*****Saat Arya dan Mantili tiba di rumah Sapto kepala Desa Tandur, di halamannya terlihat beberapa ekor kuda dan pria berpakaian serba hijau berbicara dengan kepala desa itu sambil berdiri. Mereka tampak bersitegang karena adu mulut, melihat hal itu Arya dan Mantili mempercepat l

    Last Updated : 2025-01-20
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 111. Lenggo Lumut Murka

    “Ajian Topan Gunung Sumbing, ajian itu juga berguna untuk membentengi diri dari serangan lawan,” jawab Arya.“Lalu ajian dahsyat yang Mas gunakan untuk menghabisi Ketua Padepokan Gagak Hitam di Pulau Madura itu apa?”“Oh, kalau itu adalah salah satu ajian andalanku bernama Telapak Petir. Ajian itu akan aku keluarkan ketika saat menghadapi lawan yang memang sangat berbahaya dan sulit di taklukan,” tutur Arya.“Tapi aku minta nanti apabila kita akan bergerak menumpas Padepokan Lumut, Ketua padepokan yang bernama Lenggo Lumut itu biar aku saja yang menghadapinya. Aku ingin membalaskan dendam tewasnya kedua orang tuaku olehnya,” pinta Mantili.“Hemmm, tentu saja Mantili. Namun yang terpenting kita berhasil menumpas Padepokan Lumut di samping dendam yang hendak kamu balas pada ketua padepokan itu,” ujar Arya.“Tentu saja Mas, karena tujuan utama kita memang itu. Sedangkan urusanku dengan Lenggo Lumut adalah urusan pribadi,” Mantili memahami dan dapat menyisihkan antara tugas mulia dan dend

    Last Updated : 2025-01-22
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 112. Sama-sama Bergerak

    Meskipun Arya menyarankan agar jangan terlalu menuruti rasa dendam, namun rasa itu takan mampu di usir sepenuhnya di hati Mantili. Murid Kiai Bimo itu akan bertarung sampai titik darah penghabisan, ia tidak akan pernah bisa tenang sebelum dapat membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya itu pada Lenggo Lumut.Walaupun Mantili tidak mengeluarkan Pedang Bulan dan ajian-ajian andalan yang ia miliki, namun karena semangatnya berlatih membuat gerakan-gerakan di tunjukannya tampak gesit sekali. Arya pun kagum dan yakin jika Mantili nantinya akan dapat mengatasi Ketua Padepokan Lumut itu, sang pendekar berharap dia dan para warga desa-desa besok pagi berhasil menumpas padepokan itu.Sementara malam itu Lenggo Lumut tampak di ruang tengah di temani Ratu Lentik, kemarahannya tadi sore pada anak buahnya masih saja menyenak di hatinya. Lenggo Lumut marah bukan semata-mata karena kegagalan anaknya itu dalam menjalankan tugas yang ia berikan, namun lebih pada rasa penasaran siapa pendekar wani

    Last Updated : 2025-01-24
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 113. Lenggo Lumut Terkejut

    “Berhenti..!” seru salah seorang dari mereka pada rekannya, mereka pun hentikan kuda masing-masing.“Kalian sabar jangan bertindak apa-apa dulu tunggu perintahku,” Arya yang mengetahui lebih awal jika puluhan orang di depan mereka itu adalah para anggota Padepokan Lumut memperingatkan pasukannya agar tidak bertindak lebih awal sebelum ia perintahkan.Sementara pasukan anggota Padepokan Lumut itu perlahan-lahan mulai mendekat, lalu kembali berhenti di jarak 5 tombak dari pasukan para warga desa yang di pimpin Arya itu.Arya dan Mantili bergerak lebih dekat lagi sejarak 2 tombak, beberapa orang dari anggota Padepokan yang mengenal wanita di samping pria berpakaian putih itu berbisik-bisik dengan rekannya yang lain.“Oh, rupanya kau wanita bedebah yang menghajar beberapa orang rekan kami itu?!” salah seorang yang diduga pemimpin pasukan anggota Padepokan Lumut itu buka suara.“Hemmmm, rekan-rekanmu itu lebih bedebah dan pantas diberi pelajaran!” Mantili balas mengumpat.“Sudah Mbak Manti

    Last Updated : 2025-01-26
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 114. Bentrokan Sengit

    Dengan segera ia memerintahkan anak buahnya untuk siaga berbaris di depan padepokan seperti pagar, sementara Lenggo Lumut dan Ratu Lentik itu sendiri berada di belakang barisan anggota padepokan itu.Arya yang memimpin pasukan para warga desa memberi aba-aba untuk berhenti saat mereka telah berjarak sekitar 7 tombak dari barisan anggota Padepokan Lumut itu, kemudian Arya dan Mantili berjalan lebih mendekat sementara Saga yang di tunjuk untuk memimpin anggota Padepokan Lumut ikut maju ke depan menghampiri.“Hemmm, apakah kau yang bernama Lenggo Lumut itu?!” tanya Mantili.“Bukan, namaku Saga.”“Ternyata Ketua kalian sosok yang pengecut juga, berlindung di ketiak anak buahnya! Ha.. ha.. ha..!” Mantili tertawa, hal itu membuat rahang Lenggo Lumut mengembung.Lenggo Lumut terpancing emosi mendengar kata-kata yang dilontarkan Mantili terhadapnya, meskipun Ratu Lentik telah berusaha mencegah namun ia tetap bersikeras untuk maju berdiri sejajar dengan Saga.“Kau bilang aku pengecut..?!”“Ha.

    Last Updated : 2025-01-27
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 115. Arya Sengaja Mengalah

    “Hiyaaaaaat..! ajian Cincin Bulan Menentang Angin..! Blaaaaaaam..! Blaaaaaaaar..!” puluhan benda bulat berwarna ke kuning-kuningan itu meledak sebelum tiba di tempat Mantili berdiri, hal itu di karenakan cahaya putih berupa lingkaran yang berasal dari kedua telapak tangan yang di putar oleh murid Kiai Bimo melesat dan menghantam ke semua Bola-bola kematian itu.Ratu Lentik bukan kepalang terkejutnya, ia tak menyangka jika lawannya memiliki ajian sedahsyat itu.“Jika ajian Bola-bola Kematian tidak mempan, saat aku akan beri dia pelajaran dengan ajian Gelang-gelang Setan!” gumam Ratu Lentik.Kedua tangan Ratu Lentik nampak di gerak-gerakan ke atas dan ke bawah, kemudian di kedua tangannya itu mulai dari siku hingga pergelangan memancar cahaya kuning menyilaukan, cahaya itu makin terang seiring munculnya beberapa buah gelang memenuhi dari siku hingga pengelangan tangannya itu.“Hiyaaaaaaat..! Kali ini kau pasti mampus wanita keparat..! Ziiiiiiiiiing..! Ziiiiiiiiiiing..!” beberapa buah ge

    Last Updated : 2025-01-29
  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 116. Dendam Terbalaskan

    “Wuuuuuuuuus..! Blaaaaaaaaam..! Blaaaaaaar..!” Bola berwarna hijau pekat itu pun meledak di tengah-tengah antara Lenggo Lumut dan Mantili yang berhadap-hadapan sejarak 7 tombak.“Bedebah..! Kembali Bola Lumut Beracun ku mampu ia bendung..!” geram Lenggo Lumut dalam hati, sementara Arya yang kini duduk santai berjuntai-juntai di atas atap salah satu bangunan padepokan tertawa membuat Ketua Padepokan Lumut itu makin geram.“Mantili..! Kali ini kau tidak akan lolos lagi..! Nyawamu akan melayang menyusul arwah kedua orang tuamu di neraka..! Hiyaaaaaaaaaaat..!” berawal dengan merentangkan kedua tangannya ke atas kemudian menghentakannya ke tanah, tubuh Lenggo Lumut berubah berwarna hijau keseluruhannya dan bentuk tubuhnya sedikit lebih besar dan tinggi.Tubuh Lenggo Lumut yang menghijau itu ia putar perlahan makin lama makin kencang seperti gasing menderu mengejar Mantili seiring dengan lesatan sinar-sinar hijau yang puluhan jumlahnya, Arya sempat di buat terkejut dan ingin melompat memban

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 117. Padepokan Gagak Timur

    Meskipun di langit tampak beberapa awan yang menyelimuti tapi pagi itu cukup cerah dan di perkirakan menjelang siang hujan tidak akan turun, di sebuah kawasan yang di sana terdapat sungai besar memanjang banyak terdapat pemukiman dan deretan lahan persawahaan yang luas milik warga desa.Sungai itu bernama Sungai Berantas, yang tak jauh dari kawasan itu tampak pula menjulang tinggi Gunung Kawi, di pinggiran Sungai Berantas itu lah berdiri sebuah bangunan Kerajaan yang sangat besar dan Megah.Kerajaan itu salah satunya yang sampai sekarang tak mampu ditundukan Pangeran Durjana bersama Padepokan Nerakanya di kawasan timur Pulau Jawa, termasuk pula Padepokan Gagak Timur yang di pimpin Welung Pati yang saat itu berada tidak jauh dari perbatasan wilayah kekuasaan Kerajaan besar di pinggiran Sungai Berantas.Kerajaan itu sendiri tidak lain adalah Kerajaan Kediri, yang pada masa itu di pimpin oleh Prabu Jayabaya. Pada masa itu pula Kerajaan Kediri berkembang sangat pesat hingga di kenal sampa

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 116. Dendam Terbalaskan

    “Wuuuuuuuuus..! Blaaaaaaaaam..! Blaaaaaaar..!” Bola berwarna hijau pekat itu pun meledak di tengah-tengah antara Lenggo Lumut dan Mantili yang berhadap-hadapan sejarak 7 tombak.“Bedebah..! Kembali Bola Lumut Beracun ku mampu ia bendung..!” geram Lenggo Lumut dalam hati, sementara Arya yang kini duduk santai berjuntai-juntai di atas atap salah satu bangunan padepokan tertawa membuat Ketua Padepokan Lumut itu makin geram.“Mantili..! Kali ini kau tidak akan lolos lagi..! Nyawamu akan melayang menyusul arwah kedua orang tuamu di neraka..! Hiyaaaaaaaaaaat..!” berawal dengan merentangkan kedua tangannya ke atas kemudian menghentakannya ke tanah, tubuh Lenggo Lumut berubah berwarna hijau keseluruhannya dan bentuk tubuhnya sedikit lebih besar dan tinggi.Tubuh Lenggo Lumut yang menghijau itu ia putar perlahan makin lama makin kencang seperti gasing menderu mengejar Mantili seiring dengan lesatan sinar-sinar hijau yang puluhan jumlahnya, Arya sempat di buat terkejut dan ingin melompat memban

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 115. Arya Sengaja Mengalah

    “Hiyaaaaaat..! ajian Cincin Bulan Menentang Angin..! Blaaaaaaam..! Blaaaaaaaar..!” puluhan benda bulat berwarna ke kuning-kuningan itu meledak sebelum tiba di tempat Mantili berdiri, hal itu di karenakan cahaya putih berupa lingkaran yang berasal dari kedua telapak tangan yang di putar oleh murid Kiai Bimo melesat dan menghantam ke semua Bola-bola kematian itu.Ratu Lentik bukan kepalang terkejutnya, ia tak menyangka jika lawannya memiliki ajian sedahsyat itu.“Jika ajian Bola-bola Kematian tidak mempan, saat aku akan beri dia pelajaran dengan ajian Gelang-gelang Setan!” gumam Ratu Lentik.Kedua tangan Ratu Lentik nampak di gerak-gerakan ke atas dan ke bawah, kemudian di kedua tangannya itu mulai dari siku hingga pergelangan memancar cahaya kuning menyilaukan, cahaya itu makin terang seiring munculnya beberapa buah gelang memenuhi dari siku hingga pengelangan tangannya itu.“Hiyaaaaaaat..! Kali ini kau pasti mampus wanita keparat..! Ziiiiiiiiiing..! Ziiiiiiiiiiing..!” beberapa buah ge

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 114. Bentrokan Sengit

    Dengan segera ia memerintahkan anak buahnya untuk siaga berbaris di depan padepokan seperti pagar, sementara Lenggo Lumut dan Ratu Lentik itu sendiri berada di belakang barisan anggota padepokan itu.Arya yang memimpin pasukan para warga desa memberi aba-aba untuk berhenti saat mereka telah berjarak sekitar 7 tombak dari barisan anggota Padepokan Lumut itu, kemudian Arya dan Mantili berjalan lebih mendekat sementara Saga yang di tunjuk untuk memimpin anggota Padepokan Lumut ikut maju ke depan menghampiri.“Hemmm, apakah kau yang bernama Lenggo Lumut itu?!” tanya Mantili.“Bukan, namaku Saga.”“Ternyata Ketua kalian sosok yang pengecut juga, berlindung di ketiak anak buahnya! Ha.. ha.. ha..!” Mantili tertawa, hal itu membuat rahang Lenggo Lumut mengembung.Lenggo Lumut terpancing emosi mendengar kata-kata yang dilontarkan Mantili terhadapnya, meskipun Ratu Lentik telah berusaha mencegah namun ia tetap bersikeras untuk maju berdiri sejajar dengan Saga.“Kau bilang aku pengecut..?!”“Ha.

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 113. Lenggo Lumut Terkejut

    “Berhenti..!” seru salah seorang dari mereka pada rekannya, mereka pun hentikan kuda masing-masing.“Kalian sabar jangan bertindak apa-apa dulu tunggu perintahku,” Arya yang mengetahui lebih awal jika puluhan orang di depan mereka itu adalah para anggota Padepokan Lumut memperingatkan pasukannya agar tidak bertindak lebih awal sebelum ia perintahkan.Sementara pasukan anggota Padepokan Lumut itu perlahan-lahan mulai mendekat, lalu kembali berhenti di jarak 5 tombak dari pasukan para warga desa yang di pimpin Arya itu.Arya dan Mantili bergerak lebih dekat lagi sejarak 2 tombak, beberapa orang dari anggota Padepokan yang mengenal wanita di samping pria berpakaian putih itu berbisik-bisik dengan rekannya yang lain.“Oh, rupanya kau wanita bedebah yang menghajar beberapa orang rekan kami itu?!” salah seorang yang diduga pemimpin pasukan anggota Padepokan Lumut itu buka suara.“Hemmmm, rekan-rekanmu itu lebih bedebah dan pantas diberi pelajaran!” Mantili balas mengumpat.“Sudah Mbak Manti

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 112. Sama-sama Bergerak

    Meskipun Arya menyarankan agar jangan terlalu menuruti rasa dendam, namun rasa itu takan mampu di usir sepenuhnya di hati Mantili. Murid Kiai Bimo itu akan bertarung sampai titik darah penghabisan, ia tidak akan pernah bisa tenang sebelum dapat membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya itu pada Lenggo Lumut.Walaupun Mantili tidak mengeluarkan Pedang Bulan dan ajian-ajian andalan yang ia miliki, namun karena semangatnya berlatih membuat gerakan-gerakan di tunjukannya tampak gesit sekali. Arya pun kagum dan yakin jika Mantili nantinya akan dapat mengatasi Ketua Padepokan Lumut itu, sang pendekar berharap dia dan para warga desa-desa besok pagi berhasil menumpas padepokan itu.Sementara malam itu Lenggo Lumut tampak di ruang tengah di temani Ratu Lentik, kemarahannya tadi sore pada anak buahnya masih saja menyenak di hatinya. Lenggo Lumut marah bukan semata-mata karena kegagalan anaknya itu dalam menjalankan tugas yang ia berikan, namun lebih pada rasa penasaran siapa pendekar wani

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 111. Lenggo Lumut Murka

    “Ajian Topan Gunung Sumbing, ajian itu juga berguna untuk membentengi diri dari serangan lawan,” jawab Arya.“Lalu ajian dahsyat yang Mas gunakan untuk menghabisi Ketua Padepokan Gagak Hitam di Pulau Madura itu apa?”“Oh, kalau itu adalah salah satu ajian andalanku bernama Telapak Petir. Ajian itu akan aku keluarkan ketika saat menghadapi lawan yang memang sangat berbahaya dan sulit di taklukan,” tutur Arya.“Tapi aku minta nanti apabila kita akan bergerak menumpas Padepokan Lumut, Ketua padepokan yang bernama Lenggo Lumut itu biar aku saja yang menghadapinya. Aku ingin membalaskan dendam tewasnya kedua orang tuaku olehnya,” pinta Mantili.“Hemmm, tentu saja Mantili. Namun yang terpenting kita berhasil menumpas Padepokan Lumut di samping dendam yang hendak kamu balas pada ketua padepokan itu,” ujar Arya.“Tentu saja Mas, karena tujuan utama kita memang itu. Sedangkan urusanku dengan Lenggo Lumut adalah urusan pribadi,” Mantili memahami dan dapat menyisihkan antara tugas mulia dan dend

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 110. Ajian Cincin Bulan Menentang Angin

    “Ya Mas, sebaiknya memang kami mencari mereka ke desa-desa lainnya karena di sini tidak kami temui. Terima kasih Mas Pati kami mohon diri,” Pati Dewo hanya mengangguk sembari tersenyum berpura-pura ramah padahal di hatinya saat itu ingin menghajar rombongan Padepokan Lumut yang datang itu.Rombongan utusan Padepokan Lumut itu kembali naik ke atas kuda mereka masing-masing, kemudian berlalu meninggalkan halaman kepala Desa Cagar itu menuju desa-desa lainnya.Pati Dewo tentu saja lega dan puas karena rombongan utusan itu percaya saja dengan semua yang ia katakan jika Deka dan rombongan tidak pernah datang menemuinya, kepala Desa Cagar itu sudah cukup senang karena berhasil mengerjai anak buah Lenggo Lumut itu.*****Saat Arya dan Mantili tiba di rumah Sapto kepala Desa Tandur, di halamannya terlihat beberapa ekor kuda dan pria berpakaian serba hijau berbicara dengan kepala desa itu sambil berdiri. Mereka tampak bersitegang karena adu mulut, melihat hal itu Arya dan Mantili mempercepat l

  • Kembalinya Sang Pendekar Rajawali Dari Andalas   Bab 109. Menaruh Harapan Pada Arya

    Pagi itu setelah beristirahat di rumah Sapto kepala Desa Tandur, Arya dan Mantili menuju Desa Telaga yang terletak tidak jauh dari desa itu di sebelah barat. Mereka berpapasan dengan beberapa warga di sana yang hendak menuju lahan persawahan, hingga Arya dan Mantili yang bertanya rumah kepala desa mereka di antar langsung oleh salah seorang warga Desa Telaga itu ke kediaman Pamungkas.Pamungkas yang memang selalu ramah menerima kedatangan tamu di kediamannya, kedatangan Arya dan Mantili pun di terima dengan baik dan sangat ramah.“Maaf sebelumnya, Kisanak berdua datang dari mana?” tanya Pamungkas.“Kami datang dari Desa Tandur Mas, namaku Arya dan ini Mantili.”“Oh dari Desa Tandur, desa tetangga yang paling terdekat rupanya. Namaku Pamungkas dan aku sebagai kepala desa di sini,” ujar Pamungkas yang juga memperkenalkan dirinya.“Ya Mas, kami juga tadi di beritahu salah seorang warga yang tadi mengantar kami ke sini,” ulas Arya.“Terima kasih sebelumnya aku ucapkan mewakili seluruh war

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status