BRAAAAK!Sebuah serangan yang menghantam beberapa pohon, membuat suara yang cukup memekakkan telinga. Bingwen yang berhasil menghindar dibuat terkejut dengan serangan mendadak, dan dari arah yang benar-benar tidak bisa dia duga sama sekali.“Apa-apaan?! Aku hampir saja mati!” seru Bingwen sambil menatap tajam ke arah asal serangan.Puing-puing kayu yang berterbangan, membatasi jarak pandang Bingwen, yang membuatnya tidak bisa melihat sosok yang baru saja menyerangnya.“Bagaimana bisa satu serangan dapat mengoyak beberapa pohon sekaligus?! Jika itu tubuhku, sudah pasti nyawaku akan melayang!” ucap Bingwen lirih, sambil membuat kuda-kuda bertahan.GGGGRRRRRTTT!Suara erangan terdengar cukup keras dari balik kabut debu serpihan kayu yang cukup lama berterbangan di udara, menutupi sosok si pemilik suara yang seolah siap untuk menerjang. Bingwen yang juga sudah bersiap, mulai mempertajam penglihatannya.Dia juga mencoba menggunakan aliran Chi yang dimilikinya untuk merasakan energi di seki
Tubuh monster itu tertancap pada batang-batang kayu, yang patah akibat tabrakan yang dibuat monster itu sebelumnya. Dalam sekejap, monster itu langsung tidak bergerak dengan darah yang mengalir cukup deras.Rencana Bingwen langsung berhasil dalam sekali coba, yang pada akhirnya membuat dirinya dapat bernapas lega.“Sepertinya dewa sedang berpihak padaku. Nyawaku terus terselamatkan secara kebetulan dalam beberapa hari terakhir!” sarkas Bingwen, sambil terkekeh kecil.Setelah memastikan monster itu mati, Bingwen langsung mencari tempat untuk dapat digunakannya sebagai tempat beristirahat.Namun seperti ucapan sang guru sebelumnya, di tempat itu hanya ada kayu atau pohon-pohon besar. Bahkan, untuk sekedar rumput-rumput kecil pun tidak terlihat sama sekali di sekitarnya.Akhirnya, Bingwen hanya duduk pada salah satu bekas pohon yang tertebang dengan cukup rapi. Dia mengeluarkan kitab yang sebelumnya dia masukkan ke dalam pakaiannya, kemudian mulai mempelajari ilmu Elemen Kayu secara lebi
“Hoosh…Hoosh!”Suara napas terengah-engah terdengar jelas di antara suasana hutan yang tenang. Seorang pria penuh luka di sekujur tubuh, kini sedang bersembunyi di balik batu besar dan melihat keadaan sekitar dari balik batu, untuk memastikan tidak ada orang yang mengejarnya. Feng Bingwen mencoba mengulur waktu, untuk menghindar dari teman-teman sebayanya yang membuat banyak luka ditubuhnya. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba dirinya dikeroyok saat di akademi tanpa bisa memberikan perlawanan. Beruntung dirinya berhasil meloloskan diri menuju hutan di tepi kota tidak jauh dari kerajaan, dengan tipuan sederhana yang pernah dia pelajari.Sebenarnya, bisa saja dia berlari keluar kerajaan dan menuju kantor polisi atau rumah sakit. Tapi, penilaian masyarakat tentangnya tidak jauh berbeda. Yang dia takutkan justru orang-orang di kota, yang sudah memiliki peralatan yang serba canggih itu memanfaatkan peluang untuk menjatuhkan kerajaan.Sebab sejak dirinya dikenal sebagai ‘Pangeran Sampa
Di hilir sungai jauh dari kota dan kerajaan Feng, nampak seorang kakek tua yang berjalan mendekat ke arah sungai. Kakek itu melihat seseorang mengapung dari hulu sungai, dan bermaksud untuk melihat dengan menariknya ke tepi. ZHIIIING! Dengan satu gerakan, kakek itu membuat air di sekelilingnya menarik tubuh pria yang mengapung itu. Tidak butuh waktu lama, hingga tubuh yang hanyut dalam aliran sungai berhasil menepi. Setelah memastikan jika orang yang ditariknya itu masih hidup, sang kakek mencoba memasukkan energinya ke dalam tubuh orang itu, yang tidak lain adalah Bingwen. Dalam percobaan pertama sang kakek membelalakkan matanya, dia tampak terkejut dengan apa yang dirasakan dari dalam tubuh Bingwen. ZHIIIING! Sang kakek mengerutkan alisnya setelah mencoba memasukkan energinya. Kekuatan besar di dalam tubuh pemuda yang ditolongnya itu, tersembunyi oleh sebuah kabut tebal yang dia yakin berasal dari racun yang dikonsumsinya. Dan sepertinya, si pemilik tubuh tidak menyadari jika d
Kota Feng merupakan kota metropolitan terbesar di salah satu bagian pulau, yang masih menggunakan sistem kerajaan dalam kepemimpinannya. Namun, semua penduduk hidup berdampingan dengan tidak membedakan antara seorang pendekar dengan penduduk biasa, di bawah kepemimpinan Raja Feng Guotin yang memiliki ilmu dengan tingkat tertinggi.Semua keturunan kerajaan bersekolah di akademi khusus yang bernama Akademi Qigong, untuk mempelajari ilmu tenaga dalam dengan sistem peringkat kultivasi. Peringkat itu berupa Kelas Pemula, kelas Awal, kelas Menengah Awal, kelas Menengah Atas, Kelas Atas dan kelas Master, dengan lima tingkatan di setiap kelasnya. Setiap murid akan menjalani ujian kenaikan tingkat, setelah mereka mempelajari dasar tenaga dalam selama 3 tahun.Dan Feng Bingwen merupakan satu-satunya pangeran, yang akan menjadi pewaris kerajaan. Dengan penguasaan ilmu dasar yang melebihi teman-teman seangkatannya, Bingwen mendapat julukan sebagai Pangeran Jenius yang lahir setiap 1000 tahun seka
Hah?Bingwen terbelalak mendengar tawaran yang sangat tidak diduganya. Tanpa menjawab pun semua orang pasti bisa mengetahui jawabannya hanya dengan melihat ekspresinya saat ini.“Apa aku tidak salah dengar?!” tanya Bingwen dengan senyuman yang mengembang memperlihatkan deretan giginya.Kakek Guozhi menganggukan kepala sebagai jawaban. Bingwen langsung berdiri dari posisinya, kemudian bersimpuh dihadapan kakek Guozhi.“Saya akan bersumpah setia sebagai murid! Saya juga berjanji akan menggunakan kemampuan yang akan saya pelajari nanti, dalam hal kebaikan dan menghindari keburukan!” ucap Bingwen menggunakan bahasa sumpah setia murid dari akademinya.Kakek Guozhi yang baru mendengar hal itu, tampak terkejut dan salah tingkah. Tidak pernah ada di bayangannya, seorang Pangeran akan bersimpuh di hadapannya seperti itu.Kakek Guozhi langsung meminta Bingwen untuk segera berdiri, dan memintanya kembali duduk di sebelahnya. Terlihat jelas kegugupan yang diperlihatkan sang kakek, karena Bingwen
Bingwen merasa sangat penasaran dengan tanaman unik di bebatuan, dengan bunga yang kelopaknya seperti daun berwarna-warni. Kakek Guozhi yang berbalik badan setelah mendengar pertanyaan Bingwen, langsung dibuat terkejut lantaran melihat Bingwen yang ingin memegang tanaman itu.“Jangan disentuh!!!” teriak Kakek Guozhi dari kejauhan.Bingwen yang ikut terkejut dengan teriakan sang guru, secara tidak sengaja menyentuh tanaman itu. Tanaman itu tiba-tiba bersuara seperti mengerang, dan tumbuh semakin tinggi dengan sangat cepat.WHUUUSH!SREEET!Kakek Guozhi langsung melesat dan meraih tubuh Bingwen, dan membawanya menjauh dari posisinya.BRAAAAK!Tepat saat Kakek Guozhi berhasil membawa Bingwen menjauh, tanaman tadi menyerang tepat di mana Bingwen sebelumnya berdiri. Hal itu terjadi dengan sangat cepat, Bingwen yang terkejut masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.“Se–sebenarnya tanaman apa itu?!” tanya Bingwen dengan suara tercekat.“Bukankah aku sudah bilang kalau gunung ini be
“Apa kau tidak pernah melihat makanan seperti itu?! Itu adalah sayur yang aku masak dengan rempah-rempah yang bisa aku dapatkan di gunung ini. Walaupun tampilannya buruk, rasanya tidak akan kalah dengan makanan yang sering kau makan! Jadi, biasakan lidahmu untuk memakannya!” sahut kakek Guozhi, tanpa melihat ke arah Bingwen.Bingwen menatap makanan di hadapannya dengan alis berkedut. Dia hanya melihat daun hijau dengan kuah berwarna gelap pekat yang masih mengepul, dengan gelembung-gelembung uap yang memecah bergantian setelah beberapa saat terperangkap.Dengan penuh keraguan, Bingwen mengangkat sendok kayu yang sudah disiapkan oleh sang guru. Setelah menyendok sedikit sayur dan mencampurnya dengan satu sendok nasi, Bingwen mulai menyuapkannya ke dalam mulut dengan ekspresi wajah skeptis. Dia memejamkan mata, tepat sebelum seluruh isi di dalam sendok masuk ke dalam mulutnya.Namun, saat dirinya mulai mengunyah makanan itu, dia dikejutkan dengan rasa masakan yang tidak terlalu buruk at
Tubuh monster itu tertancap pada batang-batang kayu, yang patah akibat tabrakan yang dibuat monster itu sebelumnya. Dalam sekejap, monster itu langsung tidak bergerak dengan darah yang mengalir cukup deras.Rencana Bingwen langsung berhasil dalam sekali coba, yang pada akhirnya membuat dirinya dapat bernapas lega.“Sepertinya dewa sedang berpihak padaku. Nyawaku terus terselamatkan secara kebetulan dalam beberapa hari terakhir!” sarkas Bingwen, sambil terkekeh kecil.Setelah memastikan monster itu mati, Bingwen langsung mencari tempat untuk dapat digunakannya sebagai tempat beristirahat.Namun seperti ucapan sang guru sebelumnya, di tempat itu hanya ada kayu atau pohon-pohon besar. Bahkan, untuk sekedar rumput-rumput kecil pun tidak terlihat sama sekali di sekitarnya.Akhirnya, Bingwen hanya duduk pada salah satu bekas pohon yang tertebang dengan cukup rapi. Dia mengeluarkan kitab yang sebelumnya dia masukkan ke dalam pakaiannya, kemudian mulai mempelajari ilmu Elemen Kayu secara lebi
BRAAAAK!Sebuah serangan yang menghantam beberapa pohon, membuat suara yang cukup memekakkan telinga. Bingwen yang berhasil menghindar dibuat terkejut dengan serangan mendadak, dan dari arah yang benar-benar tidak bisa dia duga sama sekali.“Apa-apaan?! Aku hampir saja mati!” seru Bingwen sambil menatap tajam ke arah asal serangan.Puing-puing kayu yang berterbangan, membatasi jarak pandang Bingwen, yang membuatnya tidak bisa melihat sosok yang baru saja menyerangnya.“Bagaimana bisa satu serangan dapat mengoyak beberapa pohon sekaligus?! Jika itu tubuhku, sudah pasti nyawaku akan melayang!” ucap Bingwen lirih, sambil membuat kuda-kuda bertahan.GGGGRRRRRTTT!Suara erangan terdengar cukup keras dari balik kabut debu serpihan kayu yang cukup lama berterbangan di udara, menutupi sosok si pemilik suara yang seolah siap untuk menerjang. Bingwen yang juga sudah bersiap, mulai mempertajam penglihatannya.Dia juga mencoba menggunakan aliran Chi yang dimilikinya untuk merasakan energi di seki
Kakek Guozhi mengeluarkan sebuah kitab, yang sebelumnya sudah pernah dia perlihatkan kepada Bingwen. Dia menyerahkannya, tepat saat mereka sudah berada di depan area pusat hutan—dimana Chi yang menekan belum terasa.“Elemen pertama yang akan kau pelajari adalah Elemen Kayu! Setelah membaca kitab dibagian yang sudah aku tandai, kau harus menyelesaikan apa yang dikatakan dalam kitab itu!” Kakek Guozhi mulai memberi arahan.Tanpa tahu apa isi di dalam kitab, Bingwen memperhatikan setiap arahan yang diberikan oleh sang guru dengan antusias.“Semakin cepat kau bisa melakukannya, maka semakin cepat pula kau terlepas dari hutan itu! Ingat, semua yang ada di hutan ini adalah kayu! Tapi, kau harus lebih bijak dalam mengambil energi dan mengatur Chi milikmu agar terus seimbang!” lanjut kakek Guozhi sambil memberikan peringatan sebisanya.Bingwen mengangguk mengerti, kemudian mulai membaca sekilas kitab yang sejak awal sudah di tandai oleh sang guru bagian mana saja yang boleh dilihatnya. Dan s
Bingwen menyusuri jalan setapak, mengikuti kakek Guozhi yang berjalan lebih dulu di depannya. Di sepanjang jalan itu, Bingwen menemukan banyak sekali tanaman cantik, yang terlihat hampir sama dengan tanaman yang pernah dia lihat sebelumnya.Ditambah dengan suasana hutan yang tenang, membuat Bingwen semakin berhati-hati dan merasa was-was. Mengingat ini pertama kali dirinya menginjakkan kaki, ke area selain jalur tempat dia mengambil air selama ini.Apalagi, sejak awal gunung ini menyimpan banyak misteri dan juga monster yang siap melahapnya kapanpun dia lengah.Cukup lama mereka berjalan, dan semakin lama mereka masuk semakin dalam ke tengah hutan. Namun, tiba-tiba kakek Guozhi menghentikan langkahnya, saat mereka menemukan tempat untuk beristirahat.“Duduklah pada bekas kayu yang di tebang itu!” perintah kakek Guozhi yang langsung dituruti oleh Bingwen.“Cobalah bersemedi dan seraplah semua energi di sekitarmu! Aku akan membukakan jalur Chi yang belum pernah kau gunakan sebelumnya!”
Saat tubuh Bingwen terasa lemas, dari arah belakang sang guru menopang tubuhnya sambil menutup mata Bingwen.Dengan satu gerakan, kakek Guozhi berhasil membawa tubuh Bingwen untuk menjauh dari tempat itu. Sedangkan Bingwen yang tubuhnya masih membeku, masih tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.“Sebenarnya tadi itu apa, Guru?!” tanya Bingwen setelah berhasil tersadar dari rasa terkejutnya.“Bukankah sudah aku peringatkan sebelumnya, untuk tidak keluar dari jalur yang sudah aku tunjukkan?!” teriak kakek Guozhi tanpa menghiraukan pertanyaan Bingwen.“Maafkan aku, Guru! Aku hanya ingin melatih kemampuan baruku,” sahut Bingwen dengan suara lirih sambil menundukkan kepala menyesali perbuatannya.Kakek Guozhi yang sebelumnya tampak marah dan khawatir, mulai bersikap tenang setelah mendengar jawaban Bingwen. Kakek Guozhi menggerak-gerakkan pergelangan tangannya di udara, dan seketika pikulan air yang ditinggalkan oleh Bingwen mendekat ke arah mereka.“Selesaikan tugasmu! Aku akan menu
“Apa kau tidak pernah melihat makanan seperti itu?! Itu adalah sayur yang aku masak dengan rempah-rempah yang bisa aku dapatkan di gunung ini. Walaupun tampilannya buruk, rasanya tidak akan kalah dengan makanan yang sering kau makan! Jadi, biasakan lidahmu untuk memakannya!” sahut kakek Guozhi, tanpa melihat ke arah Bingwen.Bingwen menatap makanan di hadapannya dengan alis berkedut. Dia hanya melihat daun hijau dengan kuah berwarna gelap pekat yang masih mengepul, dengan gelembung-gelembung uap yang memecah bergantian setelah beberapa saat terperangkap.Dengan penuh keraguan, Bingwen mengangkat sendok kayu yang sudah disiapkan oleh sang guru. Setelah menyendok sedikit sayur dan mencampurnya dengan satu sendok nasi, Bingwen mulai menyuapkannya ke dalam mulut dengan ekspresi wajah skeptis. Dia memejamkan mata, tepat sebelum seluruh isi di dalam sendok masuk ke dalam mulutnya.Namun, saat dirinya mulai mengunyah makanan itu, dia dikejutkan dengan rasa masakan yang tidak terlalu buruk at
Bingwen merasa sangat penasaran dengan tanaman unik di bebatuan, dengan bunga yang kelopaknya seperti daun berwarna-warni. Kakek Guozhi yang berbalik badan setelah mendengar pertanyaan Bingwen, langsung dibuat terkejut lantaran melihat Bingwen yang ingin memegang tanaman itu.“Jangan disentuh!!!” teriak Kakek Guozhi dari kejauhan.Bingwen yang ikut terkejut dengan teriakan sang guru, secara tidak sengaja menyentuh tanaman itu. Tanaman itu tiba-tiba bersuara seperti mengerang, dan tumbuh semakin tinggi dengan sangat cepat.WHUUUSH!SREEET!Kakek Guozhi langsung melesat dan meraih tubuh Bingwen, dan membawanya menjauh dari posisinya.BRAAAAK!Tepat saat Kakek Guozhi berhasil membawa Bingwen menjauh, tanaman tadi menyerang tepat di mana Bingwen sebelumnya berdiri. Hal itu terjadi dengan sangat cepat, Bingwen yang terkejut masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.“Se–sebenarnya tanaman apa itu?!” tanya Bingwen dengan suara tercekat.“Bukankah aku sudah bilang kalau gunung ini be
Hah?Bingwen terbelalak mendengar tawaran yang sangat tidak diduganya. Tanpa menjawab pun semua orang pasti bisa mengetahui jawabannya hanya dengan melihat ekspresinya saat ini.“Apa aku tidak salah dengar?!” tanya Bingwen dengan senyuman yang mengembang memperlihatkan deretan giginya.Kakek Guozhi menganggukan kepala sebagai jawaban. Bingwen langsung berdiri dari posisinya, kemudian bersimpuh dihadapan kakek Guozhi.“Saya akan bersumpah setia sebagai murid! Saya juga berjanji akan menggunakan kemampuan yang akan saya pelajari nanti, dalam hal kebaikan dan menghindari keburukan!” ucap Bingwen menggunakan bahasa sumpah setia murid dari akademinya.Kakek Guozhi yang baru mendengar hal itu, tampak terkejut dan salah tingkah. Tidak pernah ada di bayangannya, seorang Pangeran akan bersimpuh di hadapannya seperti itu.Kakek Guozhi langsung meminta Bingwen untuk segera berdiri, dan memintanya kembali duduk di sebelahnya. Terlihat jelas kegugupan yang diperlihatkan sang kakek, karena Bingwen
Kota Feng merupakan kota metropolitan terbesar di salah satu bagian pulau, yang masih menggunakan sistem kerajaan dalam kepemimpinannya. Namun, semua penduduk hidup berdampingan dengan tidak membedakan antara seorang pendekar dengan penduduk biasa, di bawah kepemimpinan Raja Feng Guotin yang memiliki ilmu dengan tingkat tertinggi.Semua keturunan kerajaan bersekolah di akademi khusus yang bernama Akademi Qigong, untuk mempelajari ilmu tenaga dalam dengan sistem peringkat kultivasi. Peringkat itu berupa Kelas Pemula, kelas Awal, kelas Menengah Awal, kelas Menengah Atas, Kelas Atas dan kelas Master, dengan lima tingkatan di setiap kelasnya. Setiap murid akan menjalani ujian kenaikan tingkat, setelah mereka mempelajari dasar tenaga dalam selama 3 tahun.Dan Feng Bingwen merupakan satu-satunya pangeran, yang akan menjadi pewaris kerajaan. Dengan penguasaan ilmu dasar yang melebihi teman-teman seangkatannya, Bingwen mendapat julukan sebagai Pangeran Jenius yang lahir setiap 1000 tahun seka