Share

17. Manfaat Cara

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Cara merasa ada yang janggal dengan suasana hati Ethan pagi itu. Pria itu bahkan bersenandung ketika berjalan keluar dari kamar mandi dan berpakaian di ruang ganti.

Ia pikir karena apa yang sudah dilakukan Ethan padanya tadi malam. Tetapi tak ada tanda-tanda pelecehan pria itu di tubuhnya. Tak ada bekas kissmark baru di mana pun. Pakaiannya juga masih terpasang rapi di tubuhnya. Tak ada kancing yang terlepas.

Semalam ia hanya ingat pria itu membawa tubuhnya ke kamar. Selebihnya ia tak bisa mengingat lagi karena kepalanya terlalu pusing dan kesulitan mempertahankan kesadaran diri karena pengaruh alkohol.

Pengalaman pertamanya minum alkohol dengan Ethan tak berakhir baik. Saat itu Ethan mencekokinya cairan emas untuk merayakan hari bahagia mereka setelah resmi dinyatakan sebagai pasangan suami istri. Paginya ia menemukan tubuhnya dalam keadaan telanjang di tempat tidur bersama pria itu. Dan ia bersumpah tak akan meneguk cairan sialan itu lagi.

Akan tetapi, setelah mengetahui kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Istri Sah   18. Kejutan Untuk Sang Mama

    Ethan menatap tak percaya dengan bekas cakaran yang ada di pipi dan ujung hidung Cara, juga rambut wanita itu yang tampak berantakan. Sementara Emma, bekas cakaran wanita itu lebih banyak. Di pipi, sudut mata, dan hidung. Dan tak hanya itu. Pundak, leher, dan di sekitar tulang selangka Emma juga ada. Jangan tanya rambut Emma, helaian rambut wanita itu bahkan kelihatan sangat jelas merontoki pundak dan pangkuan. Ia baru saja meninggalkan area gedung apartemen ketika mendapat panggikan dari keamanan penthouse dan mendengar keributan Emma dan Cara. –Meski sejujurnya hanya ada jerit dan pekikan Emma sebagai latar suara dalam panggilan tersebut- Dan sekarang Ethan tahu alasannya. Tubuh Cara lebih kecil dan mungil dibandingkan Emma, tapi rupanya kekuatan wanita itu tak bisa dibandingkan dengan Emma. Emma amat sangat jauh dari hanya sekedar berantakan. Mungkin salah satunya karena kali ini permainan satu lawan satu. Dulu Emma punya dua kaki tangan yang membantu wanita itu memegangi Cara.

  • Kembalinya Sang Istri Sah   19. Masa Lalu Yang Tak Terlupakan

    Cara berhasil merapikan penampilannya begitu pintu terbuka. Berdiri di samping sofa sementara Ethan masih duduk di sofa, enggan menyambut sang mama yang pasti akan terkejut dengan keberadaan Cara. “Ethan?” Kesiap terkejut terdengar dari ambang pintu yang terbuka. “Kau memang di sini?” Ethan hanya mengedikkan bahu sekali dan menyandarkan punggung di sofa. Pandangan Irina kemudian beralih pada Cara. Yang mengundang keheranan akan penampilan wanita itu. Dengan rambut terurai, wanita itu hanya mengenakan pakaian pria yang tampak kebesaran. Bagaimana mungkin wanita yang tampak tak berkelas tersebut berada di tempat ini? “Kalian sudah bertemu?” gumam Ethan menjawab keheranan di wajah Irina yang begitu pekat akan keberadaan wanita asing di tempat VVIP ini. Irina menoleh, menatap sang putra. Ya, tentu saja keberadaan wanita ini adalah perbuatan sang putra. Kegilaan apalagi yang dilakukan putranya di tempat ini. Mengurangi nilai tempat istimewa dan khusus ini dengan membawa wanita itu.

  • Kembalinya Sang Istri Sah   20. Rencana Pada Si Kembar

    Tubuh Cara masih tegang saat keduanya sudah naik ke dalam mobil. Tak berhenti bertanya-tanya bagaimana Ethan tahu semua itu. Bahkan tentang anak mereka yang kembali. Juga nama mereka. Bagaimana Ethan tahu semua itu, Cara bahkan tak berani mempertanyakannya pada pria itu. Jika Ethan sudah sejauh ini menggali hidupnya, Cara semakin tak yakin bagaimana lepas dari jeratan pria itu kali ini. Cara melirik ke samping, mengamati ketenangan Ethan yang membuatnya semakin tegang. Suara senandung sesekali terdengar, seolah Ethan menikmati setiap ketakutan yang berusaha mati-matian ia pendam di hadapan pria itu. Saat Cara mulai mengingat-ingat masa lalu mereka. Tujuh tahun yang lalu, Ethan harus dijebloskan di penjara selama tiga tahun. Bukankah saat itu tepat sepuluh tahun yang lalu? Keluarga Ethan dan Zevan yang telah menjebloskan Ethan ke penjara? Apa yang sebenarnya terjadi dengan semua orang ini? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di benaknya tanpa jawaban. Cara tak tahu dan tak tahu k

  • Kembalinya Sang Istri Sah   21. Papa Ethan

    “Mama?” Serempak suara panggilan dari arah ruang tamu segera mengalihkan ketegangan Cara yang berdiri di ujung tangga. Suara familiar yang begitu ia rindukan tersebut membekukan seluruh tubuh Cara. Kepalanya berputar dan kelegaan yang menerjang dadanya membuat terperangah dengan keras.Lama, Cara hanya membeku. menatap dua anak berumur sembilan tahun yang berlari ke arahnya dengan langkah lebar-lebar. Kedua lengannya melebar, menghambur dan memeluk tubuhnya dengan erat.“K-kalian di sini?” Cara masih tak mempercayai apa yang dilihatnya. Kedua kembar ada di hadapannya. Setelah sepanjang malam kerinduan bercampur kecemasan yang tak berhenti menggantung di atas kepalanya, kini mereka ada di hadapannya. sungguh-sungguh ada di hadapannya. Bisa ia sentuh, ia cium dan ia peluk dengan kedua tangannya.Cheryl mengangguk, merangkul leher Cara saat wanita itu membungkuk. “Om Mano bilang akan membawa kami menemui mama.”“Papa Zevan membawa kami ke rumah kakek buyut.” Darrel memberitahu. “Kami tak

  • Kembalinya Sang Istri Sah   22. Keluarga Bahagia

    Napas Cara tertahan. Emosi di wajah Ethan begitu pekat. Berhasil membuat bulu kudunya merinding. “Apa yang kau inginkan dari mereka?”Ethan semakin menundukkan kepalanya. Menyingkirkan jarak di antara wajah mereka. “Sepertinya aku sudah mengatakan padamu, kan?”Membuat si kembar kecewa padanya dan Zevan, ulang Cara dalam hati. Wajahnya memucat.“Jadilah istri yang patuh dan penonton yang baik, Cara. Mungkin itu akan menjadi satu-satunya kesempatan bagimu untuk memperbaiki hubungan kita. Sepertinya gambaran keluarga yang bahagia bersamamu dan si kembar bukanlah masa depan yang buruk untuk dibangun. Kau bersedia menjadi bagian dari kebahagiaan kami?”Cara membeku. Ethan seolah menekan kata kami. Merujuk pada pria itu dan si kembar dan mengecualikan dirinya. “Kau tak bisa begitu saja merebut mereka dariku.”“Katakan itu saat kau memalsukan keguguranmu dan menyembunyikan mereka dariku.”“Toh kau tak menginginkan mereka.”“Belum,” koreksi Ethan. Menarik tubuh dan menegakkan punggung. “Seka

  • Kembalinya Sang Istri Sah   23. Saudara Kandung

    Rupanya tak hanya Zevan yang diundang Ethan untuk acara makan malam tersebut. Tetapi juga kedua orang tuan Ethan, Irina dan Roy. Yang sudah menunggu di dalam restoran. Ethan seolah sengaja memilih lokasi restoran yang ada di pinggiran kota. Dengan suasana yang lebih pribadi. Selain karena restoran ini juga salah satu bangunan yang baru dibelinya bulan lalu. Ekpreso Zevan seketika berubah dingin ketika beralih pada keangkuhan di wajah Ethan. “Kau menculik mereka?” Ethan tersenyum, kedua kaki tangannya menahan pria itu yang hendak bergerak ke arahnya dengan ancaman. “Lepaskan!” Zevan menyentakkan tangannya dari pegangan pengawal Ethan. Matanya melotot penuh kedongkolan. Menghela napas kasar dan mundur satu langkah. “Menculik? Kenapa pemilihan katamu terdengar sedikit menyinggung perasaanku, Zevan. Mereka anakku. Anak-anakku.” “Kau membunuh mereka.” “Mereka masih hidup, bukan?” Zevan menggeram. Wajahnya semakin menggelap dengan sikap santai yang dipamerkan oleh Ethan. Seolah sem

  • Kembalinya Sang Istri Sah   24. a. Permainan Para Wanita Ethan

    Tubuh Cara dibanting di tengah kasur. Cukup keras meski tidak menyakiti karena kasurnya yang empuk. Tubuh Ethan menindih di atas wanita itu. Satu tangan memaku kedua tangan cara di atas kepala sementara tangan yang lain menahan berat tubuhnya agar tak sepenuhnya menindih Cara. Wajah Ethan berada tepat di atas wajah Cara. Saling mengunci pandangan meski dengan emosi yang berbeda. “Aku tak pernah menyangka menyentuhmu bisa menjadi candu seperti ini, sayang,” kekehnya. Mengambil satu lumatan singkat dan dalam di bibir Cara. Sengaja membiarkan napas panasnya berhembus di seluruh permukaan wajah Cara. Cara menggeliat dengan sia. “Kau benar-benar keterlaluan, Ethan. Untuk apa kau menyiapkan kamar untuk mereka jika kau tidak berniat membuat mereka tinggal di sini.” “Kau berharap mereka tinggal di sini?” “Lalu apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau ingin menggunakan mereka untuk mengancamku, kan?” Ethan tertawa kecil. ”Tidak, tapi aku suka kepercayaan dirimu. Hanya saja, aku yang menggun

  • Kembalinya Sang Istri Sah   24. b. Permainan Para Wanita Ethan

    Beberapa saat kemudian … Dengan gaun malam pilihan Ethan, pria itu menyeret Cara masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan apapun. Tak memedulikan rontaan Cara. “Di mana ini?” Cara memucat ketika mengedarkan pandangan ke sekeliling mobil yang mulai berhenti di area parkir. “Klub malam,” jawab Ethan dengan geli akan kebengongan di wajah Cara. Cara menoleh, menatap Ethan yang terkekeh. Ia bertanya bukan karena tidak tahu tempat macam apa ini. “Zaheer sedang mengadakan pesta ulang tahunnya. Dan kau akan menjadi pasanganku malam ini.” Entah kenapa Cara merasakan firasat yang buruk tentang ini. Begitu keduanya memasuki ruangan yang berisik hingga menyakiti gendang telinga Cara, Zaheer yang berpakaian warna gold dengan kilau terlalu mencolok tersebut langsung datang menghampirinya. Kepala pria itu dihiasi mahkota dengan warna senada. Karena suara yang terlalu bising, keduanya menyapa dan bicara dengan membaca gerakan bibir. Melambaikan tangan ke arah tamu undangan yang lain. Eth

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Istri Sah   44. Perubahan Sikap Ethan

    Ponsel Ethan yang berdering menyela di tengah kesibukan dokter yang memeriksa Cara. Pria itu mengabaikannya, tak melepaskan pengamatannya dari sang dokter. Namun, deringan yang tak kunjung berhenti tersebut tampak mengganggu, Ethan terpaksa mengurus panggilan terebut. Berjalan keluar menjauh. “Ada apa lagi, Bianca?” Cara masih bisa mendengar nada kesal yang diucapkan Ethan sebelum pria itu benar-benar menjauh. Hingga perhatiannya dialihkan oleh pertanyaan dokter tentang apa saja yang ia rasakan. “Mual dan pusing. Sepertinya saya hanya kecapekan, Dok.” “Riwayat penyakit maag?” “Tidak ada. Tapi beberapa hari ini saya kurang berselera makan. Mungkin karena itu.” “Hubungan dengan suami?” Cara menatap sang dokter, tak mengerti. “Ya, hubungan suami istri.” Cara semakin tak mengerti kenapa itu ada hubungannya dengan sakintnya. Dokter wanita itu tersenyum. “Apakah Anda melewatkan tamu bulanan Anda?” Wajah Cara yang sudah pucat tiba-tiba membeku. Menatap kedua mata sang dokter denga

  • Kembalinya Sang Istri Sah   43. Masa Lalu Bianca dan Ethan

    “Dia yang memaksa masuk menggunakan kartu aksesku, Ethan.” Emma mengulurkan kartu hitam mengkilat yang ada di tangannya. “Sepertinya aku harus mengembalikannya padamu, kan? Pengawalmu baru saja membawa barang-barangku ke mobil.” Ethan terdiam. Menatap kartu tersebut tetapi ada hal lain yang memenuhi pikirannya. Alis Emma menyatu melihat Ethan yang tampak lebih diam dari biasanya, dan yang satu ini pasti ada hubungannya dengan kemunculan Bianca yang begitu tiba-tiba tersebut. “Kenapa? Kau baik-baik saja?” Ethan melirik dengan ujung matanya. “Keluarlah. Urusan kita sudah selesai.” Emma terdiam sejenak. “Tidak. Belum, Ethan.” Ethan menghela napas sambil mengambil kartu yang diberikan Emma dan memasukkannya ke dalam laci. “Jika itu tentang perasaanmu. Lupakan, Emma. Aku tak butuh mendengar hal konyol semacam ini lagi.” Wajah Emma memerah, kecewa sekaligus malu. “Kau tak perlu memikirkan apa yang pernah Bianca lakukan untuk hidupmu, Ethan. Saat itu kau masih anak-anak dan dia meman

  • Kembalinya Sang Istri Sah   42. Cincin Pernikahan

    “Aku berhasil menemukannya. Setelah satu atau dua minggu menyelam di sana.”Cara masih membeku dalam keterkejutannya. Untuk waktu yang cukup lama. Menatap benda dengan hiasan permata tersebut. Ia sudah lupa bagaimana bentuk cincin yang Ethan selipkan di jari manisnya dengan penuh pemaksaan tersebut.“Apakah itu artinya pernikahan kalian juga …”“Ya, aku menggunakan pistol yang menempel di kepalanya untuk memaksanya mengucapka sumpah pernikahan.” Ethan menatap lurus kedua mata Cara. “Matanya yang jernih dipenuhi air mata. Bibirnya bergetar karena ketakutan dan wajahnya yang sepucat mayat tampak begitu cantik di mataku. Tapi …” Ethan sengaja mengulur kalimatnya, mengamati lebih lekat wajah Cara sebelum kemudian menyambar satu ciuman singkat di bibir wanita itu. “Dia memang selalu terlihat cantik. Tepat seperti yang dikatakan oleh Mano. Kau setuju?”Bianca menatap Cara dengan senyum yang lebih lebar. Menyembunyikan ribuan tanya yang mendadak muncul di benaknya. “Kau menyelam?”Ethan meng

  • Kembalinya Sang Istri Sah   41. Cincin Bianca

    Cara menatap punggung Ethan dan Zaheer yang menghilang di antara kerumunan para tamu. Acara sudah berubah menjadi lebih santai. Para undangan membentuk kerumunan. Saling mengobrol antara keluarga, teman lama, atau sekedar kolega. Hanya dirinyalah yang tak memiliki siapa pun untuk diajak bicara, apalagi mengobrol dan bercanda tawa.Tak ingin terlihat lebih tolol, Cara mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mencari-cari sesuatu yang bisa dikerjakannya di tengah keramaian pesta ini. Dan rasa lapar yang mendadak datang membawa kakinya menuju meja prasmanan di seberang ruangan. menemukan pie telur di tepi meja. Tangannya terulur, tetapi pemilik tangan lain yang terulur seketika membuatnya membeku.“Kau memiliki keberanian yang besar datang ke tempat ini?” Irina meletakkan pie telur di tangannya ke piring milik Cara. Tatapannya dingin, begitu pun ujung bibirnya yang membentuk senyum datar. Seperti yang selalu dimiliki Ethan ketika tak menyukai keputusannya untuk tidak membalas perasaan pria i

  • Kembalinya Sang Istri Sah   40. Seorang Teman Lama

    “Ada apa dengan malam ini?” Cara menurunkan gaun pesta yang baru saja dibawa Ethan masuk. Lengkap dengan sepatu dan penata rias yang akan datang beberapa saat lagi. “Kita perlu memberikan selamat untuk pertunangan Emma dan Zevan, kan? Bagaimana pun dia adalah saudaraku.” Cara baru teringat. Zevan sempat memberitahunya tentang kesepakatan dalam pernikahan tersebut ketika keduanya tak sengaja bertemu di lobi dua hari yang lalu. Pria itu baru saja mengunjungi butik yang kebetulan berada di sekitar gedung Ethan. “Kau lupa?” Ethan meletakkan kedua tangannya di pinggang Cara, membawa tubuh wanita itu menempel di tubuhnya. Tak ada lagi penolakan dari wanita itu, bahkan wanita itu sudah mulai terbiasa dengan sentuhan-sentuhan ringannya. Pun begitu, masih saja ada jarak jika itu pembicaraan tentang Zevan. Cara menggeleng pelan. “Aku terlalu sibuk. Aku tak ingat kalau acaranya malam ini. Dan aku tak yakin keberadaanku dibutuhkan di tempat itu. Itu acara yang ….” “Aku membutuhkanmu

  • Kembalinya Sang Istri Sah   39. Kesepakatan Baru

    “Kenapa kau tak memindahkannya di sini saja, Ethan. Aku tahu sejak awal kau berniat memindahkan si kembar di tempat ini, kan?” Cara mengamati wajah Ethan dengan hati-hati sebelum melanjutkan. “Jika tidak, kau tak mungkin mempersiapkan kamar untuk mereka di lantai dua.” Ethan memberikan senyum tipis. Tak akan menyangkal. “Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?” “Kau lupa, aku selalu melakukan apa pun yang kusuka.” Jawaban klasik khas Ethan, Cara membatin. “Lalu apa yang harus kulakukan agar kau berubah pikiran?” “Kau tahu apa yang kuinginkan Cara.” Ethan memutar wajah menghadap Cara. Wanita itu bersandar miring di kepala ranjang dengan tangan memegang selimut di dada. Menghalangi pandangannya dari ketelanjangan tubuh wanita itu. Tangannya terulur, menarik turun selimut tersebut. “Berhenti berselingkuh di belakangku.” Cara menelan ludah. Ketegangan bercampur wajahnya yang merah padam akan tatapan intens Ethan yang mengamati dadanya. Ethan mengucapkannya dengan penuh ketenangan, t

  • Kembalinya Sang Istri Sah   38. Semakin Dekat Dengan Si Kembar

    Braakkk ….Telapak tangan Ethan menggebrak meja dengan keras.“Hanya karena aku menyukaimu, bukan berarti kau bisa mengabaikan pekerjaanmu seperti ini, Cara. Aku sudah mengatakan untuk mempersiapkannya sebelum tuan Heri datang. Bagaimana mungkin kau melakukan keteledoran semacam ini, hah?”Cara tetap bergeming. Tahu Ethan tak membutuhkan alasan konyol berkasnya tertumpah kopi apalagi mesin print yang mendadak kehabisan tinta.“Ini peringatan pertama, Cara. Dan sebaiknya kau tahu kalau kesempatan lain tak pernah ada untuk siapa pun.” Ethan melempar berkas di depannya ke hadapan Cara. “Keluar.”Cara mengambil berkas tersebut dan berjalan keluar. Ethan bukannya tak tahu Joannalah yang membuat masalah dengan Cara, tapi keterdiaman Cara yang seolah tak membutuhkan bantuannyalah yang membuatnya kesal. Dan campur tangan Emma yang masih saja berusaha mengusik Cara kali ini benar-benar melewati batas,“Aku tak butuh mengetahui apa yang diberikan Emma untuk membuat Cara berada dalam masalah. T

  • Kembalinya Sang Istri Sah   37. Rencana Bersama Si Kembar

    “Apa kau benar-benar akan membawa mereka ke sini?” Cara mencoba memberanikan diri mempertanyakan janji Ethan tersebut. Keduanya masih bergelung di tempat tidur. Ethan membiarkan lengannya dijadikan bantalan untuk kepala Cara, sementara kedua tubuh telanjang mereka masih saling menempel di balik selimut.Ethan tak mengatakan apa pun. Satu-satunya hal yang ia pedulikan saat ini adalah Cara yang masih berada dalam pelukannya. Biasanya wanita itu akan langsung beringsut menjauh begitu ia selesai menuntaskan hasratnya pada tubuh Cara. Dan untuk pertama kalinya, Cara tak menjauh. Meski memang wanita itu memiliki tujuan setelah menyenangkannya, tetap saja wanita berada dalam pelukannya. Sekarang.“Kau tak menjawab pertanyaanku,Ethan.”Ethan tersenyum, sedikit menurunkan wajahnya untuk mendaratkan satu kecupan di ujung kepala. “Kenapa kau begitu terburu-buru. Jangan merusak kesenanganku dengan pertanyaanmu itu, Cara. Kau membuatku salah paham dan berpikir kau melakukan semua ini untuk mereka.

  • Kembalinya Sang Istri Sah   36. Merayu Sang Suami

    “Terima kasih banyak. Sekarang aku tak perlu mencemaskan seseorang akan menyelinap masuk ke dalam apartemen kami.” “Apa kartu akses yang kalian bilang adalah kartu akses yang itu?” Tatapan Cara menusuk tajam pada Emma. Tak perlu mencerna lebih lama untuk menebak apa yang tengah mereka perbincangkan. Emma melengkungkan senyum tanpa penyesalannya. “Jadi kartu akses itu kau yang memberikannya pada Zevan?” Emma mengedikkan bahunya. Dengan senyum yang semakin lebar. “Kau benar-benar licik, Emma.” Cara mendorong Emma hingga wanita itu terhuyung, tetapi Joanna dan Bella dengan sigap menahan Emma. “Apa yang kau lakukan, Cara? Beraninya kau menyentuhkan tangan kotormu itu pada nona Emma,” bela Joanna dengan mata mendelik sempurna. Mendorong tubuh Cara lebih kuat sebagai balasan. “Tak hanya menggoda tunangan nona Emma, sekarang kau bahkan bersikap kasar pada beliau. Di mana akal sehatmu, hah? Apa kau benar-benar tak punya rasa malu?” Cara menepis tangan Joanna yang hendak mendorongnya

DMCA.com Protection Status