Beberapa menit setelah Daven dan yang lainnya dikepung oleh gerombolan goblin dan sekarang mereka sudah berada di tempat pengungsian sementara.
"Aku tidak menyangka, kalau Nona Kayla juga suka kucing, aku tadi sangat gugup hingga tidak dapat berbicara apa-ap,a" Kata Lia dengan terlihat senang dan bersemangat, ia tidak bisa menggambarkan kata-katanya dengan benar karena ia benar-benar merasa sangat bahagia bertemu dengan Kayla. "Yah, tapi sayang sekali dia masih tidak bisa mengelus kucing itu," Jawab Daven. "Benar sangat disayangkan tapi tadi Nona Kayla tadi keren sekali," Kata Lia dengan semangat kepada Daven. "Ya, aku rasa begitu," Jawab Daven. "Hanya dalam satu detik dengan super powernya Nona Kayla langsung membekukan para goblin itu dan menghancurkan mereka semua," Kata Lia menjelaskan dengan wajah berseri-seri. 'Ya, dia membunuh mereka semua sampai aku tidak mendapatkan satu monster pun, padahal aku juga ingin membunuh mereka untuk menyelesaikan quest ini,' Pikir Daven, ia agak kurang suka ketika Lia mengambil semua monster dan tidak menyisakan satupun untuknya. [ Quest Tersembunyi, ......., 9/20 ] 'Sekarang bagaimana caranya untukku menyelesaikan quest ini, aku sudah memiliki beberapa rencana namun aku rasa tidak ada yang lebih baik dari pada rencana itu,' Pikir Daven mencari jawaban. Daven ingin segera untuk menaikkan magic powernya karena sekarang adalah kesempatan yang bagus untuk melakukannya. 'Meski portal merah yang muncul hanyalah portal sekelas portal biasa namun kemunculan portal merah ini memberikanku kesempatan yang banyak untuk mengalahkan para monster karena pada umumnya monster yang ada di portal merah jumlah mereka lebih banyak, aku harus melakukannya sekarang.' Daven yang berpikir keras mulai menentukan pilihannya, ia tidak bisa terus berdiam diri ketika kesempatan emas datang kepadanya. "Oh, ya, di mana kucing yang mengikutimu tadi?" Tanya Lia penasaran, sepertinya ia masih belum menyerah untuk mendekati kucing itu. "Ah, dia sedang makan di sana, kebetulan hunter yang berjaga juga menyiapkan makanan untuk hewan peliharaan," Kata Daven sambil menunjuk ke suatu arah. Dari arah yang Daven tunjuk terlihat sebuah tenda pengungsian yang agak besar, di sana terdapat beberapa orang hunter yang sedang membantu orang-orang. "Baiklah aku pergi dulu ya!" Kata Lia dengan bersemangat. "Baiklah," Jawab Daven. Tanpa pikir panjang Lia langsung pergi meninggalkan Daven sendirian di tempat itu, Daven lalu menoleh ke arah kiri dan kanan dan mulai juga untuk berjalan. "Baiklah waktunya kita untuk bergerak juga." Daven berjalan dan mulai mencari jalan keluar dari tempat pengungsian ini, karena hunter yang berjaga tidaklah banyak Daven dengan mudah menemukan jalan untuk keluar dari sana. "Hunter penjaganya sangat sedikit, dan aku tidak menemukan satu hunterpun di tempat ini yang berasal dari guild Red Flame," Kata Daven sedikit kecewa. Ia membangun guild Red Flame adalah untuk mencegah bahaya dari portal dan dungeon mengancam umat manusia namun sekarang ketika keadaan berbahaya guild Red Flame tidak melakukan apa-apa, ini benar-benar mengecewakan. Daven mulai berjalan dengan santai di sekitaran sana setelah ia memastikan kalau tidak ada orang yang akan menyadarinya. "Kriieekk!" Suara Goblin terdengar. Tepat di depan Daven, para goblin muncul dan Daven dengan singap langsung mengeluarkan mata panahnya. "Aku sudah menunggu kedatangan kalian," Kata Daven dengan percaya diri. Mata panah Daven langsung terbang dengan sangat cepat menembus tubuh para goblin itu dan mereka langsung terjatuh ke tanah seketika. [ Quest Tersembunyi,......., 17/20 ] "Sedikit lagi, waktunya kita farming karena Portal merah selalu mengeluarkan banyak monster dan jumlah hunter yang sedikit seperti itu tidak akan cukup untuk menjaga semua area, sangat bagus untuk farming setidaknya sampai aku menaikkan Magic Power ku ketingkat yang lebih tinggi." Daven yang mulai bertambah kuat mulai mencari para monster yang ada di sekitarnya, berkat tubuhnya yang dapat merasakan Magic Power dengan jelas, Daven mulai menemukan para monster. "Baiklah waktunya bersenang-senang," Daven bergerak dengan wajah penuh semangat. Daven langsung menghabisi setiap goblin yang ia temui, ia juga mengambil senjata mereka yang terbuat dari metal karena ia perlu banyak amunisi senjata dalam pertarungan. [ Anda telah menyelesaikan Quest Tersembunyi: Kembalinya Sang Hunter Terbaik, Magic Power anda meningkat sebanyak 30 ] Layar sistem muncul setelah Daven menyelesaikan questnya. [ Quest Tersembunyi telah diperbarui,....., 0/30 ] Layar sistem menunjukkan quest baru untuk Daven. Daven membaca tulisan dari layar sistem itu dan ia terdiam sejenak, seolah ada sesuatu yang menjanggal dipikirannya. "Eh? mengapa naiknya 30? padahal monster yang kulawan sama-sama goblin seperti sebelumnya, jika berpacu pada hal itu seharusnya magic powerku hanya bertambah 20 saja" Kata Daven bingung. Pada Quest tingkat sebelumnya Daven mengumpulkan sebanyak 10 soul essence dan magic powernya bertambah 10 namun pada Quest ini Daven mengumpulkan 20 soul essence namun magic powernya malah bertambah 30. "Apakah ada tingkatan tertentu di antara para goblin?..." Daven berpikir sejenak, "Ya, sudahlah untuk sekarang, aku tak akan menemukan jawabannya bahkan jika aku pikirkan sekuat tenaga, selain itu malahan baguslah jika magic powerku bertambah lebih banyak, aku tidak perlu buang-buang waktu untuk farming lagi, sekarang aku bisa langsung bergerak." Daven yang tidak ingin ambil pusing langsung bergerak ke tempat yang sudah ia tuju. Daven berjalan tanpa hambatan karena jalanan sangatlah sepi, orang-orang sekarang entah sedang bersembunyi di suatu tempat atau mereka sedang berada di tempat pengungsian sementara. "Akhirnya sampai juga!" Kata Daven dengan bersemangat, ia sudah tidak sabar untuk menjalankan rencananya dan bertambah lebih kuat. Daven yang berjalan dengan cepat akhirnya sampai di tempat tujuannya, ia berada tepat di depan sebuah portal emas. "Untuk sebuah portal emas, ini bisa dikatakan cukup besar dan magic powernya juga lumayan kuat." Daven berdiri di depan portal itu dengan rambutnya yang tertiup angin, Daven merasakan magic power yang kuat dari portal itu. "Saat ini para hunter pasti sedang sibuk menyerang portal merah untuk menutup dungeon itu, karena hanya ada dua cara untuk menutup dungeon dari portal merah, yang pertama adalah menyelesaikan salah satu dari portal emas yang membuat portal merah muncul atau yang kedua menyelesaikan portal merah itu sendiri," Kata Daven cukup percaya diri. "Dan mereka memilih pilihan kedua karena kebetulan portal merah yang terbuka hanya sekelas portal tingkat biru saja, mengingat monster yang ada di dalamnya hanyalah para goblin saja, dan sekarang portal emas ini sedang kosong para monster di dalamnya menunggu untuk di basmi!" Sambung Daven sedikit bersemangat. Daven yang berdiri di depan portal itu mulai memeriksa perlengkapannya, ia memastikan kalau ia sudah siap dan dengan mengambil nafas yang dalam Daven berjalan ke dalam portal itu. *Prak, prak, prak.* Suara ketukan besi terdengar dengan jelas di telinga Daven ketika ia baru saja masuk ke dalam portal. "Yang benar saja, aku tau portal emas itu di huni oleh monster tingkat menengah ke atas, tapi bertemu dengan The Living Armor adalah sebuah kesialan," Ucap Daven sedikit gelisah. [ Selamat datang di The Ruin Kingdom ]Daven menatap ke arah beberapa armor berjalan yang ada di depannya. Ia mulai menarik nafas panjang dan melepaskannya untuk beberapa kali, sampai ia mulai tenang. "Baiklah waktunya untuk pergi dari tempat ini," Ucap Daven begitu saja. Daven berbalik dan mulai berjalan keluar dari portal, lalu ia mulai berjalan menjauh dari portal itu. "Yang benar saja, The Living Armor di portal emas?!" Daven merasa sangat kesal dan juga jengkel dengan keadaan ini. "Bahkan jika aku menyelesaikan quest tersembunyi yang ketiga ini, aku masih belum bisa menggerakkan pedang mereka yang memiliki berat sekitar 30Kg. Meski mereka lemah terhadap pukulan dan senjata tumpul namun sekarang aku bahkan tidak memiliki kekuatan untuk membengkokkan jari mereka." Daven yang menyadari kalau ia tidak bisa menyelesaikan dungeon itu memutuskan untuk melakukannya, ia bahkan mulai pergi dari tempat itu tanpa pikir panjang. "Aku tidak takut untuk mengambil tantangan namun aku tidak bisa membayangkan gambaran kem
Ketika serangan pisau belati dari Daven melesat kencang ke arah Direwolf itu, mereka menghindarinya dengan mudah karena mereka menyadari serangannya dan mereka memiliki banyak ruang untuk bergerak. "Eh?." "Ggrrrr!!" Direwolf menggeram dengan keras. Para Direwolf itu lalu mulai berlari dengan cepat ke arah Daven. di sisi lain Daven yang menyadari kalah para Direwolf itu bergerak ke arahnya tidak bergeming sedikitpun. "Kena kalian," Ucap Daven dengan senyum puas. *Wushhh!* Pisau belati yang tadinya mereka hindari mulai mengejar mereka dari belakang. Tepat ketika mereka sudah sangat dekat dengan Daven, pisau belati itu langsung menembus kepala mereka. "aggh," Para Direwolf itu kesakitan hingga mereka tidak bersuara lagi. "Sudah lama aku tidak bertarung mengandalkan otak seperti ini, rasanya sangat kesal ketika aku harus menggunakan otakku hanya untuk bertarung melawan monster seperti Direwolf saja," Ucap Daven agak kesal. Cara bertarung menggunakan otak seperti ini
"Sekarang mari kita lihat di mana Orc Shaman itu mengurung Direwolf Alpha." Daven mulai terdiam sejenak untuk memikirkan hal itu. "Orc Shaman adalah monster yang memiliki kecerdasan namun kepintarannya juga tidak terlalu bagus mengingat dia juga hanyalah seekor Orc, kepintaran mereka hanyalah setara dengan monyet saja," meski terdengar seperti hinaan namun Daven tidak benar-benar bermaksud untuk menghina orc shaman itu."Jika aku adalah Orc Shaman di mana aku akan menyimpan pimpinan boss musuh yang sedang aku tawan?" Ucap Daven memikirkannya."Tunggu Orc Shaman pasti tidak akan menganggap Direwolf sebagai musuh malahan dia akan mengganggap mereka seperti anjing penjaga karena itu mereka menaruh beberapa Direwolf di sekitar portal," Pikiran Daven mulai berputar dengan cepat setelah ia menyadari hal itu."Jika Orc Shaman menganggap para Direwolf adalah anjing penjaga maka pasti ia menjaga anjing penjaga yang paling kuat untuk menjaga area
"Gggrrr!!" Direwolf Alpha yang marah kepada Daven menggeram dengan sangat keras. Dalam kedipan Mata Direwolf itu sudah berlari dan ke arah Daven, sampai Daven hampir tidak menyadarinya. '!!' Daven baru tersadar ketika Direwolf Alpha itu berada sangat dekat dengannya, Direwolf Alpha itu melompat tinggi dan mencoba untuk menerkamnya. 'Aku rasa hari ini adalah hari keberuntunganku!' *Bbraakkk!* Dari arah lain tiba-tiba seekor Orc datang dan menghantam Direwolf Alpha itu dengan gada besar yang ia genggam. "Geeekkk!!" Para Orc lain yang mulai berdatangan mulai berteriak keras seolah menunjukkan kedatangan mereka dan di antara mereka ada Orc Shaman yang berada di barisan paling belakang. 'Aku memang melakukan kesalahan namun kesalahan itu tidak akan mengacau rencanaku,' Pikir Daven cukup merasa beruntung. Kesalahan Daven m
"Geekk" Orc kecil mulai berteriak kesakitan ketika sebuah kapak besar menancap di tubuhnya. "Ini harusnya yang terakhir," Dengan tatapan dingin tanpa emosi Daven mulai berjalan pergi meninggalkan kampung Orc yang hancur berantakan dan semua Orc terbaring tanpa nyawa. Setelah Magic powernya meningkat ia bisa mengendalikan sebuah kapak besar milik seorang pejuang Orc dan ia menggunakannya untuk membunuh semua Orc yang tersisa di dalam dungeon itu. Daven berjalan dan terus berjalan meninggalkan perkampungan Orc karena ia sudah tidak memiliki urusan lagi di sana, "Sebaiknya aku pergi sebelum aku kehabisan energi," Ucap Daven cukup lemas. Tubuhnya sudah kelelahan dan mulai lemas, ia sebenarnya sudah tidak sanggup untuk melakukannya lagi. Daven berjalan dengan menarik kakinya yang kelelahan dan dengan susah payah ia akhirnya sampai di depan portal. Ia berjalan dengan sekuat tenaga hingga ia keluar dari dungeon itu. "Sudah malam?" Ia kebingungan saat di sekitarnya gelap guli
Guild Myth - 9 April 2025 Seorang wanita sedang membaca beberapa berkas dokumen yang ada di atas mejanya. Ia memiliki warna rambut yang berwarna coklat yang agak sedikit gelap, dengan wajah yang tajam dan tahi lalat di sekitar bibirnya membuat ia terlihat agak sedikit menakutkan. *Tok,tok,tok.* Terdengar suara ketukan pintu dan wanita itu langsung mengalihkan pandangannya. "Masuklah" Ucapnya. Tak lama pintu terbuka dan seorang laki-laki yang agak tinggi terlihat, ia membawa sebuah dokumen di tangannya. "Apa itu Chris?" Tanya wanita itu, bermaksud untuk menanyakan dokumen apa yang Chris bawa. "Ini adalah dokumen para peserta yang anda minta ketua" Jawab Chist dengan tenang sambil mencoba untuk menyerahkan dokumen itu kepada wanita itu.
[ Halo Daven ] "Pendidikan tetap apa?" Tanya Lia yang agak kebingungan karena Daven tiba-tiba berhenti begitu saja. "Ah, maksudku pendidikan tetaplah penting" Jawab Daven setelah menyadari kebingungan Lia. "Kalau begitu aku berangkat dulu" Ucap Daven ingin mengakhiri pembicaraan. "Aku juga akan berangkat kalau begitu hati-hati Daven" Ucap Lia sambil tersenyum hangat dengan melambaikan tangannya kepada Daven. "Kau juga hari-hati" Jawab Daven. Lia berjalan langsung ke arah sekolahannya s
'Eh?' Daven terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa, dia hanya terdiam ketika guru wanita itu memeluknya. "Bu Nia?" Ucap Pak Daffa terkejut dan kebingungan setelah melihat Bu Nia memeluk Daven begitu saja. Menyadari kelakuannya yang sepertinya agak berlebihan, Bu Nia mulai melepaskan Daven dan mencoba untuk bersikap tenang. "Maaf, aku tak sengaja" Kata Bu Mia kepada Pak Daffa. Bu Nia lalu melihat ke arah Daven. "Maaf Daven, Ibu tidak sengaja mungkin naluri keibuan Ibu membuat Ibu bergerak begitu saja," Kata Ibu Nia mencoba menjelaskan kepada Daven. "Daven adalah salah satu dari para murid-murid sekolah ini sangat yang berharga, mengingat kondisi yang terjadi mungkin membuat Naluri keibuan Bu Nia keluar sendiri, karena itu Daven maafkan Ibu Nia," Ucap Pak Daffa mencoba untuk membela Ibu Nia