"Ka-kalian!" ucap salah satu tetua klan Wei hanya bisa saling pandang dengan rekannya. Tanpa melawan, tiba tiba muncul rantai emas yang mengikat tubuh kedua tetua dari klan Wei. Membawa kedua tetua itu kedalam wilayah klan Luo. Luo Lan, dan Luo Jin segera memberikan perintah untuk memperkuat keamanan klan. Setelah beberapa saat mengkondisikan wilayah pertempuran yang telah reda. Kini Feng Lao Zi, Hua Wei, serta Hai Bodong segera menemui Luo Xiang yang masih bersikap Kultivasi diatas langit. "Energinya semakin kuat... Sepertinya saudaraku sedang berkultivasi, lebih baik kita tidak menganggunya..." ucap Hai Bodong kemudian menyegel tempat Luo Xiang berkultivasi diatas langit. Disisi lain, leluhur Dewa Naga telah bersemayam didalam tubuh Luo Xiang semenjak pertempuran dua api bertemu. Hal ini mengakibatkan Feng Lao Zi yang heran melihat ketidak beradaan pria bertanduk yang telah membantu klan Luo mulai mencari leluhur Dewa Naga. Namun kabar besar segera menyebar setelah berita klan
"Mati kau bocah!""Hanya Dao Jiwa menginginkanku mati? Sepertinya itu tak layak!" balas Luo Xiang kemudian menjulurkan tangan kearah depan. Boooooooooom! Seketika bayangan jiwa dibelakang tubuh Luo Xiang bergerak dan menahan tangan milik Gu Yan. "Di-dia bisa menahan jurus praktisi Dao Jiwa bintang empat dengan mudah? Apa mataku salah lihat?""Jika hanya ini saja yang bisa kau lakukan, mending kamu mati saja sana!"Setelah fluktuasi energi didalam ruangan menyebar, tiba tiba sosok jiwa dibelakang Luo Xiang kembali bergerak. Lalu mengayunkan pedang ditangannya kearah Gu Yan. Slaaaaaaaash! "Arghhhhh!""A-apa! Ternyata sosok di belakangnya itu dapat bergerak sendiri!""Ba-bahkan mampu..."Swuuuuuush! Setelah memotong lengan kiri Gu Yan, Luo Xiang tiba tiba muncul di hadapan Gu Yan. Dan mengambil cincin ruang yang tergeletak. "Sekarang enyah dari sini!" ucap Luo Xiang mengejutkan Gu Yan yang masih menahan rasa sakit. "Ka-kamu... Lihat saja bagaimana patriak Gu akan membalas penghin
Alasan ini tentu terhubung pada masa depan klan Luo. Jika beberapa kekuatan menduduki wilayah, dengan memberikan kerja sama yang saling menguntungkan. Disisi lain, pasti ada sebuah celah yang dapat mereka manfaatkan untuk menyerang klan Luo. Bahkan kejadian pemecahan kekuatan klan Luo akan kembali terjadi. Jika wilayah klan Luo tidak diurus oleh anggota klan Luo itu sendiri. "Sejak kapan Xianger dapat memiliki pemikiran sematang ini? Bahkan kejadian pemecahan kekuatan klan Luo juga terkait akan hal ini." gumam Luo Lan kagum. Beberapa saat kemudian, tepatnya lima jam memberikan arahan untuk memperkuat kekuatan anggota klan Luo. Luo Xiang kini memberikan semua hasil jarahan yang ia dapatkan dari klan She. "Ibu, setelah pembangunan selesai, gunakan semua senjata, dan sumber daya ini dengan baik.""Lalu kamu ingin kemana?""Xianger ingin menjadi lebih kuat... Dan ingin mencari keberadaan ayah." ucap Luo Xiang membuat Luo Lan memejamkan matanya. "Apa kau serius? Dan apa Xianger tahu te
"Berikan gadis itu padaku. Jika tidak, kami akan membunuhmu...," ucap dingin salah satu pria. Senyum tipis terukir di sudut bibir Luo Xiang, "sebenarnya aku paling tidak suka diancam... Tapi kenyataannya, aku tidak memiliki hubungan pada gadis ini. Jadi ku serahkan gadis ini padamu.""Tahu diri juga kau bocah." ucap senang salah satu pria sembari menyeringai. "Tunggu!"Sebelum memberikan gadis ditangannya itu, sebuah suara pria paruh baya membuat Luo Xiang segera menghentikan tindakannya. "Tchhh! Pria tua itu ternyata masih hidup!" Fen Zi menatap kearah sumber suara. "Pria tua bangka... Serahkan putrimu saja. Bukankah hal ini mudah? Jadi kamu tidak perlu repot repot membuang nyawamu sendiri demi untuk melindungi putrimu!" Qin Li ikut menimpal. Hu Liang menyeka darah yang ada di bibirnya. Melihat pemuda yang memeluk putrinya terlihat familiar. Hu Liang segera menangkup kan kedua tinju sebagai tanda hormatnya. "Tuan muda... Tolong bawa pergi putriku ditempat yang aman. Setelah ia
"Maha guru?" tanya Luo Xiang sembari menaikan salah satu alisnya. "Ya... Maha guru adalah ketua sekte Lonceng Suci, apa tuan muda bersedia menemuinya?"Luo Xiang menganggukan kepalanya, "Maha guru yang dia sebut pasti bukan orang biasa. Mendengarnya dapat merasakan auraku, pasti ada sesuatu yang tidak beres." gumam Luo Xiang kemudian mengikuti langkah pria didepannya. Beberapa saat kemudian, setelah tiba di depan bangunan tua. Mata Luo Xiang menyipit merasakan aura agung yang sulit dijelaskan, kini dapat ia rasakan dengan jelas. "Aura ini seperti milik..."Swuuuuuuush! Tiba tiba pintu bangunan tua terbuka. Hal ini membuat pria didepan Luo Xiang segera membungkuk sebagai tanda hormat. "Salam pada Maha Guru!"Swuuuuuuush! Sedetik kemudian, kilatan bayangan muncul memperlihatkan sosok pemuda tampan. Namun memiliki aura yang begitu agung dapat dirasakan jelas oleh Luo Xiang. "Apa kamu mengenalnya?" tanya leluhur Dewa Naga. "Tidak... Tapi dari auranya, dia terlihat seperti Kaisar P
"Senior sudah tahu, jadi jika tidak ingin hidup dalam kesalahan yang sama. Selain balas dendam, senior harus menyadarkan Luo Jian. Meski tubuh kembar, namun jiwa kalian terikat satu sama lain. Selama Luo Jian mati, bukankah senior juga mengalami beberapa keanehan?""Ya... Setelah aku membunuh Pangeran Iblis, aku merasa seperti hidup dalam kesendirian. Kesepian, meski ada Shi Shi disampingku. Kukira kesendirian, dan kesepian ini akibat hilangnya Yan Su.""Tugasku telah selesai, seharusnya senior sudah tahu apa yang akan dilakukan bukan?"Luo Xiang mengangguk, "hitam dan putih tidak bisa bercampur. Kejahatan serta kebenaran saling hidup berdampingan. Meski berhasil membunuh kejahatan, keseimbangan akan hancur. Dan kejahatan sendiri itu akan muncul dari seseorang yang berdiri di jalan kebenaran."Maha Guru kagum atas jawaban kiasan dari sosok yang sangat dihormati di alam Dewa. "Senior, aku undur diri... Jika ada kesulitan, dan pertanyaan lain. Senior bisa menemukanku di sekte Lonceng Su
"Tamu? Hahahaha! Meski kota Cahaya bukan kota besar seperti kota lain. Tapi kami memiliki banyak pendiri yang mampu menggetarkan seluruh kekuasaan Domain Pedang... Jadi, berikan kami kompensasi atas tindakan kalian yang menindas keturunan pendiri kami!" ucap Ge Xiao tak kalah sengit memberikan alasan yang cukup tepat. "Mengandalkan orang lain, apa seburuk ini generasi baru dari pendiri kalian?" tanya Luo Xiang santai. "Nak mungkin tadi kamu dapat membunuh dua pembunuh Bayaran itu dengan mudah... Tapi Ge Xiao adalah praktisi Dao Jiwa bintang empat yang memiliki banyak rahasia. Apalagi sembilan petinggi dibelakangnya, mereka tak kalah kuat dari Ge Xiao itu sendiri.""Seperti itukah? Sepertinya aku memang perlu merenggangkan otot ototku yang telah lama tertidur ini." ucap Luo Xiang menatap tajam Ge Xiao yang masih menunggu pemberian kompensasi. "Ka-kamu..."*Di sisi lain, ditempat Maha Guru berada. Long Shen segera tiba dengan raut wajah yang cukup khawatir. "Long Shen, ada hal apa?
"Meski aku praktisi Dao Jiwa bintang empat... Menghadapi sembilan Dao Jiwa bintang tiga juga bukan hal yang mudah. Melihatnya membunuh secepat ini, sepertinya aku salah lawan." gumam Ge Xiao juga sedikit gentar. "Kenapa hanya diam? Apa kini kau berpikir ingin bersujud dihadapanku, dan didepan senior Liang?" tanya Luo Xiang kemudian menatap Hu Liang dan Hu Qinshi. Menyatukan kedua rahangnya secara kuat. Ge Xiao kemudian berlutut di hadapan Luo Xiang. "Tu-tuan muda... Maafkan kami!"Bahkan tujuh petinggi didepan Ge Xiao ikut berlutut kearah Luo Xiang. Tindakan mereka ini tentu membuat Luo Xiang segera menarik tiga cincin ruang petinggi yang telah mati. "Aku akan memaafkan kalian. Tapi berikan cincin ruang kalian semua!" bentak Luo Xiang santai. Ge Xiao sebenarnya pintar, karena itu ia segera memberikan cincin ruang miliknya. Yang dilakukan Ge Xiao juga diikuti oleh ketujuh petinggi kota Cahaya. Setelah menerimanya, Luo Xiang mengangguk. "Ge Xiao, sekarang tinggal potong lengan kir
Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.
Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo
Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju
Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai
Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria
"Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya
Hanya hitungan detik setelah formasi aktif, ribuan klone pedang emas muncul dibelakang tubuh Luo Xiang. Pedang pedang ini, telah berputar putar, dan siap menjalankan perintah dari tuannya. "Dewa Guntur, dan yang lain, tugas kalian menghancurkan seluruh pasukan kebangkitan yang berada di tingkat Dewa Nyata bintang empat... Sisanya, serahkan padaku!" "Baik!" Semua menyebar, memilih untuk menjaga jarak agar Dewa Pedang lebih leluasa menggunakan jurus pedangnya. Setelah melihat kepekaan dari para Dewa. Luo Xiang tersenyum tipis, dia hanya berkata, "orang yang telah mati, tidak pantas menginjakan kaki di alam Dewa?!" Swuuuuuuuuung! Hanya dengan satu perkataan, jutaan pedang yang mengambang dibelakang tubuhnya berdengung. Seluruh pedang kemudian bergerak, menebas, membunuh para pasukan kebangkitan yang ada disekitarnya. Di sisi lain, lima puluh praktisi tahap Dewa Nyata bintang lima membagi tugas. Setengah dari mereka menghalau serangan pedang tak bertuan, sedangkan sisany
Pria bertopeng menembakan kesadaran jiwa dewanya kearah cermin. Seketika, dunia yang dipijaki oleh Luo Xiang bergetar. Saat ini, pertempuran sengit keduanya harus menghentikan langkahnya. "Sial... Banyak aura hewan iblis tertuju kesini... Jika terus berlanjut, maka aku dan dia akan sama sama terluka parah... Sedangkan para Hakim Langit, aku tidak mengetahui pikiran mereka." Sesaat akan pergi meninggalkan tempat itu. Ribuan hewan iblis tingkat lima telah mengepung keberadaan mereka. "Se-sebanyak ini..." Xuan Xan Kong, pemimpin dari Hakim Langit kemudian memandang kearah Kaisar Tertinggi. "Kalian hadapi saja para hewan iblis sialan ini... Sedangkan, urusan Dewa Pedang adalah urusanku?!" tidak ada pilihan lain, jika dia kabur juga akan dikejar oleh banyaknya hewan iblis, dia lebih memilih untuk melanjutkan duel. Di sisi yang berbeda, Qin Yan yang merasa aneh karena hewan iblis yang dia hadapi malah pergi kearah satu titik mulai memiliki firasat buruk. "Si-sial... Yang Mu
"Hehehe... Guru kamu telah lama mengasingkan diri dari dunia ini. Bagaimana bisa tidak mau menghadiri acara sebesar ini?" "Tccchh!" Swuuuuuuuush! Pria bertopeng menggunakan kekuatan ruang, dia muncul disisi Kaisar Tertinggi. Buuuuuuuuugh! Menendang bokong hingga Kaisar Tertinggi terjatuh keatas panggung. Seketika semua orang menahan tawa, mereka tidak berani untuk secara terang terangan melihat penindasan ini. "Kau jangan banyak kata, turnamen mulailah... Biarkan aku duduk di tempatmu!" "Ka-kamu..." Kaisar Tertinggi merasa dipermalukan, namun Chang Guan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia meminta agar Kaisar Tertinggi segera memulai turnamen. Swuuuuuuuush! Delapan Dewa utama muncul diatas panggung, diikuti oleh para hakim langit. Dengan demikian, Chang Guan mulai memberikan aturan turnamen. "Aturan siapa yang dapat bertahan lebih dari tiga hari didalam dunia ciptaan ku, maka dia akan bisa melanjutkan turnamen!" "A-apa ada kekuatan yang bisa menciptakan dunia baru