Anthony berdiri dari sofa, mengepalkan tangan erat-erat, menatap tajam. “Alan, perintahkan Sean Ruild dan semua penanggung jawab pulau di Emerald Place untuk berkumpul di rumahku malam ini. Pastikan keamanan mereka selama mereka datang, selama mereka berada di rumahku, dan selama kepulangan mereka. Aku tidak ingin ketiga putraku tahu mengenai pertemuan ini.”“Aku mengerti, Master.” Althon membungkuk. “Satu hal lagi, singkirkan dan hancurkan semua penyusup di Emerald Place dan pasukanku sekarang juga! Jangan memberi belas kasihan pada mereka, kecuali mereka yang ingin membocorkan informasi padaku. Lakukan sekarang!”Alan keluar dari ruangan, segera menghubungi Sean Ruild dan yang lain. Ia mengumpul para bawahannya di ruangan utama, memberi mereka arahan dan tugas.Anthony mengamati foto Arthur. “Kau tenang saja, Arthur. Aku tidak akan membiarkan saudara-saudaramu menyentuh Althon seujung jari pun.”Para pengawal bergegas memasuki rumah, berbaris di ruangan utama.Anthony mengamati Ala
“Aku tidak bisa memberikan cincinku karena cincin ini adalah pemberian orang tuaku. Kau tentu bisa melihat jika cincin ini adalah cincin biasa. Aku tidak mungkin menyelipkan alat rahasia di cincin ini,” terang Althon. “Jika cincin itu adalah cincin biasa, kau tidak akan keberatan aku memeriksanya, Althon. Aku akan memberikan cincin itu padamu setelah aku memeriksanya,” ujar pria bernama Sam.“Sayangnya, aku tidak mengizinkanmu memeriksa cincinku karena cincin ini adalah satu-satunya benda pemberian orang tuaku.”“Aku bisa melaporkanmu pada Tuan Kevin jika kau memiliki benda mencurigakan.”“Kau dan beberapa pengawal lain memakai cincin di jari kalian, tapi aku tidak pernah mencurigai kalian. Kenapa kau memperlakukanku berbeda?”“Aku tidak menganggapmu sebagai bagian dari para pengawal, Althon.”“Jadi, aku tidak perlu menganggapmu sebagai seniorku dan mematuhi perintahmu, bukan?” Althon tersenyum.Sam tersenyum kecut, berdecak pelan. Ia sudah mencurigai Althon sejak melihat kemampuanny
“Aku kesulitan membongkar identitas mereka. Mereka memiliki tim IT yang sangat hebat dan alat-alat canggih. Mereka adalah orang-orang terlatih yang kemungkinan besar adalah pasukan keluarga kelas atas.”“Apa aku masih bisa mengandalkanmu untuk menghabisi mereka, Ryan?” tanya pria itu. “Kau bisa mengandalkanku, Bos. Aku tidak akan membiarkan orang-orang itu menyentuhmu.” Pria gondrong itu mengepalkan tangan erat-erat. “Jangan mengecewakanku.” Ryan membungkuk, meninggalkan ruangan, berjalan di lorong. Ia mendengkus kesal ketika melihat dan merasakan lukanya. “Aku akan menghabisi orang-orang itu. Aku beruntung karena aku berhasil selamat setelah melompat dari tebing.”Ryan menuruni tangga, berdecak ketika melihat para bawahannya berkerumun di lantai bawah. “Mereka tetap bertahan bersamaku sampai akhir. Aku harus sedikit memberi para berandal itu waktu untuk beristirahat.”“Di mana Ronny?” tanya Ryan ketika sampai di lantai bawah. Suasana seketika menjadi hening. Semua perhatian tert
Ronny melompat dari pohon, memberi tanda pada para berandal untuk menyebar ke kawasan villa. Ia dan beberapa anggotanya berlari menuju villa dengan memutari danau.Althon memasuki rumah, bersembunyi di sebuah kamar. Seorang pengawal keluar dari rumah dan menyamar sebagai dirinya. “Aku akan mengejutkan Kevin dan yang lain dengan kejutan mereka sendiri.” Althon tertawa, menoleh pada pintu ketika Ali dan empat pengawal memasuki kamar.“Para berandal sudah bergerak, Tuan Muda,” ujar Ali. “Aku akan menunggu sampai pengawal itu menghajar para berandal itu.” Ronny dan para berandal sudah mengelilingi kawasan villa. Seorang pengawal terlihat terbaring di kursi. Api unggun masih berkobar, menyebar panas dan kehangatan. Ronny meluncurkan tendangan para pengawal itu, tetapi pengawal itu segera menghindar dan menendangnya hingga ia terdorong dan nyaris terjatuh. “Dasar brengsek!” Ronny berdecak kesal, menyentuh dadanya. “Dia sangat cepat dan kuat. Aku harus menghabisinya.”Ronny memberi tand
“Me-mereka tidak mungkin merampok kita, bukan?” Max meneguk ludah berkali-kali, mengigil ketakutan. “Aku tidak seharusnya menyewa jasa mereka,” gumamnya. “Sial, situasi ini mengingatkanku pada kejadian di Pulau Mande tempo hari!” Kevin berdecak, menendang kursi sopir. “Apa yang kau lakukan, hah? Kita harus segera pergi dari tempat ini sekarang juga! Jangan biarkan mereka merampok kita dan mencelakai kita!”“Aku seharusnya membawa pengawalku,” ujar Ronald. Sopir segera memundurkan mobil, memutar arah, melajukan kendaraan menuju jalur lain. Para berandal seketika mengejar. “Max, kenapa para berandal itu mengejar kita?” tanya Randy. “A-aku tidak tahu!” Max tampak tegang, mengamati para berandal yang mengejar dengan motor. “Sial, aku sudah membayar mahal mereka, tapi mereka justru merampok kita. Aku tidak seharusnya berurusan dengan orang-orang sialan itu!”“Jika mereka menyerang kita, itu berarti mereka sudah mengalahkan Althon.” Randy tertawa. “Apakah Althon tewas?”“Althon tidak b
Althon terbangun dalam keadaan segar bugar. Ia berolahraga bersama Ali dan para pengawal selama satu jam, membersihkan diri. Althon sarapan di kamar sembari menghubungi Anthony. “Kakek, bagaimana keadaanmu sekarang?”Anthony terbaring di ranjang. Seorang dokter sedang memeriksanya. Kondisinya semakin memburuk setelah pertemuan dengan Sean dan yang lain semalam. “Aku baik-baik saja, Althon. Aku sedang sarapan sekarang.”Anthony tidak ingin membuat Althon khawatir dengan keadaannya sekarang. Di saat yang sama, Alan terpaksa berbohong mengenai keadaan Althon. Ia tidak mau kondisi Anthony semakin memburuk.“Aku bersyukur karena kau tampak ceria.” Althon memutus panggilan telepon setelah berbincang cukup lama, mengembus napas panjang. “Kakek tidak ingin melakukan video call bersamaku. Aku harap dia memang baik-baik saja. Aku sangat mencemaskannya.”Althon mempersiapkan penampilannya cukup lama pagi ini. Ia harus berakting sebaik mungkin di depan Kevin, Randy, Ronald, dan Max. “Apa Kevin
Kevin beristirahat di hotel, sedangkan Randy, Ronald, dan Max memilih kembali ke Asthonia. Mereka tidak ingin berurusan lagi dengan kelompok Red Sting maupun kelompok berandal lain. Kevin tercenung di dalam kamar, meringis kesakitan. “Aku semakin kesal pada Althon. Dia memiliki keberuntungan yang sangat besar. Akan tetapi, dia sangat berjasa dalam kejadian semalam. Jika dia gagal menyelamatkan diri, aku dan yang lain pasti sudah menjadi tawanan Red Sting dan berada dalam masalah besar.”“Althon juga berjasa dalam kejadian di bukit dan gua tempo hari.” Kevin mendengkus kesal. “Dasar brengsek! Dia sudah menginjak-injak harga diriku.”“Aku gagal menjadikan Althon sebagai pelayanku.” Kevin memejamkan mata. “Tidak, aku masih memiliki banyak kesempatan untuk menjadikan Althon sebagai pelayanku. Aku akan berpura-pura memberinya kesempatan kuliah dan bekerja di perusahaanku. Dia akan berterima kasih padaku, dan aku bisa menjadikannya pelayanku selamanya.”Kevin tertawa. “Aku harus memakai ca
“Para berandal di Ethnocity menggelar kejuaraan petarung jalanan mulai malam ini. Pesertanya mencapai empat puluh orang. Mereka datang dari berbagai kota. Aku tidak sabar untuk melihat pertarungan orang-orang itu.” Albert tampak antusias.“Apakah pertarungannya akan seseru itu sampai kau mengajakku pergi?” Ana memutar bola mata. “Aku mendengar jika kejuaraan itu penuh dengan kecurangan. Aku tidak ingin masalah dengan pertarungan jalanan, tapi aku tidak ingin melihat seorang petarung yang menang dengan curang.”Albert tiba-tiba tertawa. “Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menang dengan sepenuhnya jujur, Ana. Mereka pasti akan menggunakan sedikit kecurangan. Aku yakin kejuaraan itu akan mengundang banyak berandal dari berbagai kota, termasuk si Dewa Kematian. Bukankah dia tiba-tiba menghilang semalam?”“Aku akan pergi ketika pertarungan itu tidak menarik.” Ana bersandar di kursi, mengamati pemandangan kota. “Kau memang sebaiknya berada di kamarmu untuk belajar, Ana.”Ana mendorong
Althon merasa sangat lega setelah presentasi berakhir. “Aku merasakan ketegangan yang sama seperti kandidat lain. Ini pengalaman yang luar biasa,” gumamnya. Althon, Lily, Reynald, dan Randy kembali ke tempat duduk masing-masing. Beberapa kandidat menatap mereka nyaris tidak berkedip, saling berbisik. “Sial! Mereka tampil dengan sempurna. Mereka tahu jika pulai ini berada di wilayah Sema Town dan termasuk ke dalam beberapa pulau tanpa nama dan penduduk. Selain itu, Aku tidak menduga jika Asghar juga tampil dengan sangat baik,” batin Philip geram.Reynald bergumam, “Dasar bajingan! Asghar tampil dengan penuh percaya diri. Tuan Sean dan beberapa bawahannya terus mengamatinya saat dia presentasi. Sikap mereka sangat berbeda padaku dan kandidat lain.”“Asghar sepertinya menampilkan kemampuannya sebenarnya di ujian keempat.” Lily mengembus napas panjang. “Dia memang layak menjadi salah satu kandidat.”“Aku sempat khawatir dengan penampilan Asghar, tetapi dia menampilkan penampilan yang sa
Jimmy terperangah selama beberapa waktu, menatap Raka tidak berkedip. Semua kenangannya bersama Arthur dan teman-temannya dahulu seketika bermunculan. Ia mengingat sesosok bayi mungil yang berada dalam pangkuan Arthur dan Adele. “Kita tidak memiliki waktu banyak sekarang. Kita harus mengumpulkan sebanyak mungkin teman-teman kita dalam waktu kurang dari satu bulan,” ujar Raka. Jimmy menggelengkan kepala berkali-kali, menatap tajam Raka. “Apa kau serius dengan kata-katamu, Raka?” “Apa kau melihatku sedang bergurau sekarang? Aku datang hanya untuk menemuimu dan mengajakmu bergabung.”Jimmy tercenung sesaat. “Berikan aku bukti jika Tuan Muda masih hidup.”Raka melemparkan ponselnya pada Jimmy. “Jangan membuang-buang waktu.”Jimmy tercekat saat melihat foto Althon. “Pria ini ... adalah Tuan Muda?”Jimmy menggeser layar ke samping, mengamati satu per satu foto Althon hingga akhirnya berhenti di sebuah foto Althon dan Anthony. “Alan dan pasukannya bertemu dengan Tuan Muda di Asthonia. Tu
“Selamat malam semuanya. Aku sangat senang karena bisa menjadi juri utama dalam ujian keempat. Aku tidak sabar menunggu penampilan kalian semua. Aku datang bersama beberapa rekanku. Mereka juga akan menjadi juri. Aku yakin beberapa di antara kalian mengenal siapa mereka,” ujar Sean Ruild tersenyum. Dua orang wanita dan dua orang pria berdiri di belakang Sean, tersenyum. Beberapa kandidat mengenali keempat orang itu, termasuk Philip, Lily, dan Reynald. Sean Ruild dan keempat bawahannya duduk di kursi. Paul berkata, “Aku ingin mengingatkan kalian jika penilaian terdiri dari penilaian kelompok dan individu. Total poin kalian terdiri dari penilaianku dan timku serta penilaian Tuan Sean dan rekan-rekannya malam ini. Aku sangat berharap kalian menunjukkan penampilan yang luar biasa.”Para kandidat tampak semakin tegang, termasuk Althon. Althon ingin tahu sejauh mana kemampuannya. Ia meminta Sean dan Paul untuk menilainya secara jujur. “Aku memiliki tanggung jawab besar untuk menggantik
Arnold tiba di rumah Anthony. Sayangnya, ia tidak bisa menemui ayahnya. “Kenapa aku tidak bisa bertemu dengan ayahku sekarang, Alan?” Arnold mengepalkan tangan erat-erat. Ia memang tidak terlalu ingin bertemu dengan Anthony, tetapi ia marah karena usahanya sia-sia, dan Alan bertingkah semaunya.“Aku sungguh minta maaf, tuan. Aku hanya mengikuti perintah Master Anthony. Aku dengan senang hati akan menyampaikan pesanmu,” kata Alan. “Apakah ayahku baik-baik saja sekarang? Aku sangat mencemaskannya hingga aku menemuinya hari ini.” Arnold mengembus napas panjang. “Aku meminta Aaron dan Andy untuk menemaniku menjenguk ayah, tetapi mereka justru menolak. Mereka sangat fokus pada misi mereka.”“Kondisi Master Anthony semakin membaik, Tuan.”Arnold dan Alan berjalan di lorong. Beberapa pelayan membungkuk hormat saat mereka berjalan. “Aku mendengar jika pamanku dan sepupuku akan berkunjung akhir pekan nanti. Aku ingin memastikan kabar tersebut, Alan.” “Master Abraham dan Master Adam akan be
“Ya,” jawab Althon singkat.Reynald tertawa. “Kau sangat menarik. Kami ingin mendengar penjelasanmu.”Lily, Reynald, dan Randy saling bertatapan sesaat. “Tentu saja aku akan menjelaskannya pada kalian.” Althon tersenyum. “Aku sudah mencurigai Tuan Paul saat dia mengatakan kita akan berlibur. Dia dan para bawahannya sama sekali tidak mengatakan tujuan kita. Aku mengamati jalan dan berusaha mengingat semua rute sedetail mungkin selama perjalanan. Aku memotret banyak rute dan pemandangan untuk berjaga-jaga. Aku juga mencari informasi di internet mengenai lokasi-lokasi wisata yang kemungkinan akan kita kunjungi.”Lily, Reynald, dan Randy mendengarkan saksama. “Pulai ini berada di wilayah Sema Town. Kota ini merupakan wilayah kepulauan, dan menjadi salah satu kota yang memiliki dua puluh pulau tidak berpenghuni. Sekitar lima belas menit sebelum kita mendarat di pulau, aku memotret Sema Tower, salah satu ikon utama Sema Town. Aku kemudian mencari informasi mengenai kota tersebut, termasu
Lily mengamati semua kandidat di depannya saksama. “Aku harus memilih partner yang tepat untuk ujian ini. Aku tidak boleh sampai salah memilih,” gumamnya. Philip mengepalkan tangan erat-erat. “Sial, aku seharusnya mendapatkan keistimewaan itu. Lily kemungkinan besar akan memilih orang-orang yang berada di urutan tertinggi. Dia mungkin memilihku, tetapi aku merasa dia sudah mengalahkanku.”Lily mengembus napas panjang. “Aku memilih Reynald sebagai partnerku, Tuan.”Semua kandidat sontak menoleh pada Reynald.Reynald tersenyum, melirik Philip sekilas. “Bajingan!” Philip menahan amarah sekuat mungkin, mencibir Lily dan Reynald di dalam hati. “Kenapa Lily justru memilih Reynald? Pria itu berada di posisi kedua dalam ujian ketiga. Kemungkinan mereka untuk menang semakin besar di ujian keempat.”Philip mengamati para kandidat. “Aku tidak ingin mendapatkan partner yang bodoh seperti di ujian ketiga. Posisiku mungkin akan menurun jika aku berada di tim yang salah.”Althon tersenyum. “Aku t
Hujan hanya mengguyur selama dua jam. Althon dan para kandidat berkumpul di sebuah ruangan untuk makan siang. Para pelayan tampak sibuk membawa dan menata hidangan dan minuman. Alunan musik terdengar indah. Para kandidat lebih banyak berbincang karena jaringan internet tidak tersedia. Mereka mulai curiga dan menerka-nerka tujuan liburan sebenarnya, apalagi Paul dan para pengawalnya tidak terlihat sejak tadi. Althon dan beberapa kandidat memutuskan untuk berjalan-jalan di pulau, sedangkan beberapa kandidat lain memilih untuk tetap berada di ruangan mereka. “Kau tampak tenang meski yang lain mulai khawatir, Asghar,” ujar Lily seraya berjalan lebih cepat untuk menyusul Althon. Randy melirik Lily sekilas. “Aku tidak menduga jika Lily akan bertanya pada Asghar. Wanita itu lebih banyak diam sejak tiba di pulai ini. Dia pasti berusaha menerka tujuan Tuan Paul sebenarnya. Apa mungkin dia juga curiga jika Asghar adalah mata-mata Tuan Paul?”Althon dan sebagian kandidat tengah menaiki jalan
Althon dan beberapa pria bermain voli pantai. Beberapa wanita menonton di sisi lapangan, sedangkan kandidat lain memilih untuk berjalan-jalan di sisi laut. Lily duduk tak jauh dari kerumunan para wanita, menonton pertandingan. “Liburan ini bisa menjadi ujian khusus bagai semua kandidat. Tuan Paul ingin melihat bagaimana setiap kandidat membangun relasi dengan kandidat lain.”Lily mengamati Althon yang baru mencetak poin, mengamati pria itu saksama. “Sepeti yang Reynald katakan, Asghar kemungkinan berpura-pura menjadi kandidat paling lemah agar dia bisa tahu kemampuan semua kandidat. Meski dia berada di posisi terakhir dalam dua ujian, tetapi dia bisa melaju ke tahap keempat.”Lily mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tidak boleh lengah sedikit pun. Aku harus kembali mendapatkan posisi pertama dalam ujian keempat.”“Hei, bukankah Asghar terlihat cukup keren saat di berolahraga? Dia terlihat berbeda sekarang,” ujar seorang wanita di depan Lily.Lily segera menoleh pada Althon, mengamati
“Nikmati makan malam kalian dengan baik. Aku akan kembali menemui kalian di halaman.” Paul tersenyum, meninggalkan rooftop bersama para pengawalnya. Semua kandidat membungkuk saat Paul melewati mereka. Keterkejutan masih terlihat jelas di wajah mereka. Para kandidat saling menatap satu sama lain, menerka-nerka maksud dari perkataan Paul sebenarnya. Mereka bergegas menghabiskan makan malam, kemudian meninggalkan rooftop untuk segera mempersiapkan diri. “Tuan Paul sama sekali tidak mengatakan apa pun soal ujian keempat. Aku yakin liburan ini tidak seperti liburan yang aku bayangkan.” Lily bergegas memasuki elevator. Philip dan Reynald mengikuti dari belakang, berdiri di samping Lily. “Kalian berdua tampak sangat tegang,” ujar Philip, tersenyum. “Dan kau terlihat masih kesal dengan hasil ujian ketiga tadi, Philip.” Reynald tertawa. “Ayolah, Philip. Kalah dan menang adalah hal yang biasa.” Philip tersenyum meski mengepalkan tangan erat-erat. “Bukankah kau merasa kesal karena