Ronny melompat dari pohon, memberi tanda pada para berandal untuk menyebar ke kawasan villa. Ia dan beberapa anggotanya berlari menuju villa dengan memutari danau.Althon memasuki rumah, bersembunyi di sebuah kamar. Seorang pengawal keluar dari rumah dan menyamar sebagai dirinya. “Aku akan mengejutkan Kevin dan yang lain dengan kejutan mereka sendiri.” Althon tertawa, menoleh pada pintu ketika Ali dan empat pengawal memasuki kamar.“Para berandal sudah bergerak, Tuan Muda,” ujar Ali. “Aku akan menunggu sampai pengawal itu menghajar para berandal itu.” Ronny dan para berandal sudah mengelilingi kawasan villa. Seorang pengawal terlihat terbaring di kursi. Api unggun masih berkobar, menyebar panas dan kehangatan. Ronny meluncurkan tendangan para pengawal itu, tetapi pengawal itu segera menghindar dan menendangnya hingga ia terdorong dan nyaris terjatuh. “Dasar brengsek!” Ronny berdecak kesal, menyentuh dadanya. “Dia sangat cepat dan kuat. Aku harus menghabisinya.”Ronny memberi tand
“Me-mereka tidak mungkin merampok kita, bukan?” Max meneguk ludah berkali-kali, mengigil ketakutan. “Aku tidak seharusnya menyewa jasa mereka,” gumamnya. “Sial, situasi ini mengingatkanku pada kejadian di Pulau Mande tempo hari!” Kevin berdecak, menendang kursi sopir. “Apa yang kau lakukan, hah? Kita harus segera pergi dari tempat ini sekarang juga! Jangan biarkan mereka merampok kita dan mencelakai kita!”“Aku seharusnya membawa pengawalku,” ujar Ronald. Sopir segera memundurkan mobil, memutar arah, melajukan kendaraan menuju jalur lain. Para berandal seketika mengejar. “Max, kenapa para berandal itu mengejar kita?” tanya Randy. “A-aku tidak tahu!” Max tampak tegang, mengamati para berandal yang mengejar dengan motor. “Sial, aku sudah membayar mahal mereka, tapi mereka justru merampok kita. Aku tidak seharusnya berurusan dengan orang-orang sialan itu!”“Jika mereka menyerang kita, itu berarti mereka sudah mengalahkan Althon.” Randy tertawa. “Apakah Althon tewas?”“Althon tidak b
Althon terbangun dalam keadaan segar bugar. Ia berolahraga bersama Ali dan para pengawal selama satu jam, membersihkan diri. Althon sarapan di kamar sembari menghubungi Anthony. “Kakek, bagaimana keadaanmu sekarang?”Anthony terbaring di ranjang. Seorang dokter sedang memeriksanya. Kondisinya semakin memburuk setelah pertemuan dengan Sean dan yang lain semalam. “Aku baik-baik saja, Althon. Aku sedang sarapan sekarang.”Anthony tidak ingin membuat Althon khawatir dengan keadaannya sekarang. Di saat yang sama, Alan terpaksa berbohong mengenai keadaan Althon. Ia tidak mau kondisi Anthony semakin memburuk.“Aku bersyukur karena kau tampak ceria.” Althon memutus panggilan telepon setelah berbincang cukup lama, mengembus napas panjang. “Kakek tidak ingin melakukan video call bersamaku. Aku harap dia memang baik-baik saja. Aku sangat mencemaskannya.”Althon mempersiapkan penampilannya cukup lama pagi ini. Ia harus berakting sebaik mungkin di depan Kevin, Randy, Ronald, dan Max. “Apa Kevin
Kevin beristirahat di hotel, sedangkan Randy, Ronald, dan Max memilih kembali ke Asthonia. Mereka tidak ingin berurusan lagi dengan kelompok Red Sting maupun kelompok berandal lain. Kevin tercenung di dalam kamar, meringis kesakitan. “Aku semakin kesal pada Althon. Dia memiliki keberuntungan yang sangat besar. Akan tetapi, dia sangat berjasa dalam kejadian semalam. Jika dia gagal menyelamatkan diri, aku dan yang lain pasti sudah menjadi tawanan Red Sting dan berada dalam masalah besar.”“Althon juga berjasa dalam kejadian di bukit dan gua tempo hari.” Kevin mendengkus kesal. “Dasar brengsek! Dia sudah menginjak-injak harga diriku.”“Aku gagal menjadikan Althon sebagai pelayanku.” Kevin memejamkan mata. “Tidak, aku masih memiliki banyak kesempatan untuk menjadikan Althon sebagai pelayanku. Aku akan berpura-pura memberinya kesempatan kuliah dan bekerja di perusahaanku. Dia akan berterima kasih padaku, dan aku bisa menjadikannya pelayanku selamanya.”Kevin tertawa. “Aku harus memakai ca
“Para berandal di Ethnocity menggelar kejuaraan petarung jalanan mulai malam ini. Pesertanya mencapai empat puluh orang. Mereka datang dari berbagai kota. Aku tidak sabar untuk melihat pertarungan orang-orang itu.” Albert tampak antusias.“Apakah pertarungannya akan seseru itu sampai kau mengajakku pergi?” Ana memutar bola mata. “Aku mendengar jika kejuaraan itu penuh dengan kecurangan. Aku tidak ingin masalah dengan pertarungan jalanan, tapi aku tidak ingin melihat seorang petarung yang menang dengan curang.”Albert tiba-tiba tertawa. “Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menang dengan sepenuhnya jujur, Ana. Mereka pasti akan menggunakan sedikit kecurangan. Aku yakin kejuaraan itu akan mengundang banyak berandal dari berbagai kota, termasuk si Dewa Kematian. Bukankah dia tiba-tiba menghilang semalam?”“Aku akan pergi ketika pertarungan itu tidak menarik.” Ana bersandar di kursi, mengamati pemandangan kota. “Kau memang sebaiknya berada di kamarmu untuk belajar, Ana.”Ana mendorong
“Kami mengerti,” sahut Arnold. Arnold, Aaron, dan Andy saling bertatapan sesaat, mengikuti Alan menuju kamar Arthur. Setengah jam adalah waktu yang cukup untuk mencari sesuatu di dalam kamar mendiang saudara mereka. Mereka sudah menyiapkan beberapa hal agar rencana mereka berhasil. Alan, Arnold, Aaron, dan Andy tiba di depan kamar Arthur. Arnold tampak tidak sabar untuk segera memasuki ruangan. Jikalau ia dan kedua saudaranya berada di dalam ruangan lebih dari setengah jam, Alan tentu tidak akan berani menghukum mereka. Mereka bebas untuk melakukan apa pun.Alan membuka pintu kamar. “Ketika Anda bertiga memasuki kamar, aku akan segera memulai menghitung waktunya. Aku akan menemani Anda selama berada di dalam kamar.”“Kau tidak perlu melakukannya, Alan.” Arnold menyentuh bahu Alan. “Kami hanya ingin mengenang Arthur sebagai saudara kami. Kami tentu tidak akan melakukan apa pun selain menangis haru melihat barang-barangnya. Kau bisa mengawasi kami dari CCTV.”“Kau tidak menuduh kami
Arnold tersenyum. “Apa itu?”“Aku menemukan sehelai rambut di antara tumpukan baju Arthur. Rambut ini cukup panjang. Rambut ini bukanlah rambut ayah maupun rambut Alan. Alan mengatakan jika dia dan ayah adalah dua orang yang mendatangi kamar Arthur sebulan lalu. Dia kemungkinan berbohong,” ujar Aaron. Arnold mengamati sehelai rambut di dalam plastik. “Kau benar, Aaron. Rambut ini tidak mungkin milik ayah dan Alan. Itu berarti, ada orang lain yang memasuki kamar Arthur, dan orang itu bukanlah orang biasa.”Arnold tertawa. “Kita memang tidak sia-sia datang menemui Ayah.”Aaron menyahut, “Aku sangat berhati-hati ketika mengambil rambut itu dan memasukkan ke dalam plastik. Aku berusaha agar tindakanku tidak terekam oleh kamera pengawas. Aku pikir kita harus pergi ke kamar Arthur lagi untuk menemukan petunjuk lain.”“Kita harus segera memeriksa rambut itu secepatnya. Arthur mungkin sudah kembali ke rumah atau mungkin saja putranya yang sudah kembali,” ucap Andy. Arnold mendengkus kesal,
Waktu berlalu dengan cepat. Rombongan mobil memasuki sebuah gerbang, menepi di deretan mobil dan motor. Albert dan Ana keluar dari mobil, mengamati para berandal dan penonton yang berkerumun. Mereka memasuki arena pertarungan, duduk di bangku penonton. “Aku tidak tahu jika acaranya akan seramai ini,” ujar Ana seraya mengamati para penonton yang memadati kursi. “Aku tahu kau akan tertarik, Ana. Aku pernah menonton pertarungan di tempat ini, dan pertarungannya benar-benar gila. Petarung-petarung di tempat ini sungguh kejam dan menarik.” Albert tertawa. “Mari kita bertaruh.”Albert dan Ana menikmati pertandingan bersama para penonton lain. Suasana semakin ramai seiring waktu. Beberapa penonton terlihat bertengkar, dan para penjaga segera menyeret mereka dan memukuli mereka di luar lokasi. “Aku memenangkan banyak taruhan malam ini.” Ana tertawa. “Aku bisa mengatakan ini adalah uang terbanyak yang berhasil aku kumpulkan dari hasil bertaruh.”“Uang ini tidak sebanding dengan uang jajan
Jay dan para pegawai tengah mengecek semua persiapan. Mereka menunggu di lobi untuk menyambut pemilik perusahaan. “Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku sudah mengecek semuanya berkali-kali. Aku harus tenang dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Jay sembari mengamati keadaan sekeliling. Jay mendekat pada salah satu rekannya. “Di mana pemilik perusahaan sekarang, Don? Apa dia sudah memasuki pusat kota?”Don mengecek ponsel. “Tuan Tam masih berada dalam perjalanan menuju Lovatown. Dia kemungkinan akan tiba setengah jam lagi. Kita memiliki cukup banyak waktu untuk mengecek semua persiapan.”“Kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika Tuan Tam tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini, dia akan sangat murka. Dia mungkin akan menyeret kita ke penjara dan menuntut ganti rugi,” ujar Jay. Don memberi tanda pada Jay untuk mengikutinya ke sebuah ruangan. Ia mengawasi keadaan sekeliling, menarik tangan Jay. “Aku baru saja mendengar desas-desus soal Tua
“Pasukanku masih mengawasi mereka hingga sekarang. Aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu dari ayah. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk tahu kebusukan mereka. Jika kita sudah bisa mengendalikan Tonny Romildo, kita bisa mengendalikan yang lainnya lebih mudah.” Aaron tersenyum bengis, melirik Arnold sekilas. “Ya, kita semakin dekat dengan tujuan kita,” ujar Arnold seraya menoleh pada Aaron dan Andy. Ia tahu jika mereka bersekongkol di belakangnya. Arnold, Aaron, dan Andy tiba di kediaman setengah jam kemudian. Mereka memasuki rumah, melewati para pengawal dan maid, bertemu dengan Alan di depan kamar Anthony.“Bagaimana dengan keadaan Ayah sekarang, Alan?” tanya Arnold. “Master Anthony sudah membaik sekarang, Tuan. Dia sedang beristirahat sekarang. Dokter mengatakan jika Master Anthony harus beristirahat total.”Arnold, Aaron, Andy, dan Alan memasuki kamar, mengamati Anthony yang tertidur di ranjang. Pria tua itu tergeletak pingsan di bawah kamar dua hari lalu, dan mereka tentu
Kevin dan Jay mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, mereka tidak mendapatkan informasi apa pun sampai empat hari lamanya. Kevin semakin jengkel karena rencananya untuk menjadikan Althon sebagai pelayannya gagal total. Ia mengerahkan pasukan ke bandara, dermaga, dan terminal untuk mencegah Alton pergi ke luar negeri. Kevin menghubungi Randy, Ronald, Max, dan teman-temannya yang lain untuk membantu mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, teman-temannya juga tidak mendapatkan informasi apa pun hingga sekarang.“Dasar brengsek! Althon membuatku sangat kesal! Aku seharusnya tidak melepaskan Althon begitu saja setelah kejadian di villa itu!” Kevin menggebrak meja, mendengkus kesal. “Jay dan para pegawai itu bertingkah bodoh sehingga Althon melarikan diri dari kantor! Mereka seharusnya menangkap Althon.” “Sial! Althon memang sangat lihai dalam bersembunyi. Dia bahkan bisa bersembunyi dari kepolisian saat kejadian di club tempo hari. Althon tampaknya memi
Jay melempar ponsel, meneguk minuman hingga habis. “Para pegawai di bidang IT akan langsung tahu jika seseorang memasang kamera pengawas tanpa izin. Mereka juga akan memberitahuku dan rekan-rekanku.”“Dasar sial! Jay bergegas pergi menuju ruangan IT. Ia menginterogasi setiap karyawan dengan penuh ancaman. Sayangnya, ia tidak mendapatkan informasi apa pun. “Apa yang kau lakukan, Jay?” tanya pemimpin tim IT, “aku mendengar kau murka pada bawahanku? Apa kau mencurigai mereka?”“Para bawahanmu mungkin teledor sehingga Asghar berhasil mendapatkan video-video itu. Dia bisa saja mengirim video-video itu pada pemilik perusahaan atau memeras kita.” Jay mendorong rekannya, duduk di sofa. “Asghar tidak pernah memasuki ruangan ini selama dia bekerja di perusahaan ini. Petugas kebersihan senior yang membersihkan ruangan ini, dan dia sudah tua dan bodoh sehingga dia tidak mungkin meretas keamanan sistem perusahaan ini untuk mendapatkan video-video itu.”“Jay.” Pegawai itu menyentuh bahu Jay. “Bia
“Bawa aku ke hotel sekarang, Ali,” ujar Althon seraya mengamati pemandangan jalanan. Ia mengetik pesan untuk Anthony, merasa gamang saat akan mengirim hingga akhirnya ia menghapus pesan dan memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Althon melihat para penjaga keluar dari gerbang dan menyebar ke sekeliling. “Kalian tidak akan pernah bisa menangkapku.”“Aku harap kakek baik-baik saja sekarang.” Althon mengepalkan tangan erat-erat ketika mengingat perlakukan ketiga pamannya dan keluarga Leander padanya dan orang tuanya. Dadanya mendadak sesak, dan jantungnya berdetak sangat cepat. “Setiap aku mengingat bagaimana perlakukan mereka padaku dan orang tuaku, aku sangat marah hingga dadaku sangat sesak. Mereka adalah orang-orang jahat yang sangat menjijikkan. Mereka tidak peduli jika mereka menyakiti saudara dan keluarga mereka, termasuk menyakiti kakek.”Althon menggertakkan gigi untuk menahan amarah. “Aku harus tenang dan tetap menjauh dari mereka sampai aku siap.”Sementara itu, Jay dan par
“Ketua kepolisian Lovatown mengirim pesan jika bawahannya sudah pergi ke perusahaan ini beberapa menit lalu. Dia bahkan mengirimkan foto anggota-anggotanya,” jawab salah satu sahabat Jay, “para polisi itu memang bawahannya.”“Hei, bagaimana jika Asghar benar-benar memiliki bukti-bukti itu? Apakah dia akan melaporkan kita?” tanya salah satu pegawai.Jay berdecak, tersenyum. “Sampah itu tidak mungkin berani melakukannya. Meski dia melaporkan kita pada polisi sekalipun, kita akan bebas dengan mudah.”Jay tersenyum meski ia tegang ketika video pertama tampil di layar. “Sampah itu tidak mungkin memiliki bukti. Dia menjadi pelayan Tuan Drankon selama beberapa hari terakhir. Dia tidak memiliki waktu untuk merekam, apalagi dia tidak memiliki teman dekat di kantor ini, kecuali jika dia memasang beberapa kamera pengawas tersembunyi.”Jay menggertakkan gigi, menatap Althon tajam. “Dasar brengsek! Dia tampaknya sudah curiga ketika aku memerintahkan beberapa orang untuk mengawasinya.”Layar menunj
Jay sontak tertawa. “Jangan bergurau, pencuri! Semua orang sudah yakin kau adalah pencurinya. Lagi pula aku dan para penjaga sudah melihat rekaman kamera pengawas saat kau mengambil barang-barang para pegawai. Aku yakin kau tidak buta sehingga kau bisa melihat tiga berandal itu di dekatmu! Kau menyuruh mereka menjual barang-barang curianmu.”“Tangkap dan bawa pencuri itu sekarang juga!”“Dia harus membusuk di penjara!”“Aku tidak ingin melihat pencuri itu di tempat ini lagi!”“Pergilah brengsek!”Para pegawai terus mencibir Althon. Mereka sudah merasa menang karena Althon tidak mungkin memiliki bukti jika dirinya tidak bersalah. Semua pegawai dan petugas kebersihan sudah bersekongkol untuk menghancurkannya. “Kau akan menjelaskan semuanya di kantor,” ujar polisi seraya menarik Althon. Althon menoleh pada tiga penjaga di samping Jay. “Ketiga penjaga itu memasuki kamarku semalam setelah mematikan listrik. Mereka menempatkan beberapa barang untuk memfitnahku. Selain mereka, tiga orang b
“Apa yang kau lakukan?” tanya Althon ketika seorang penjaga memborgolnya. “Aku bukan pencuri. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini sebelum kau menemukan bukti.”“Aku yakin bukti-bukti itu berada di kamarmu, Asghar! Jika tidak, kau sudah menjualnya pada orang lain. Aku mendengar kau sempat pergi ke luar kantor,” ucap Jay.“Aku bukanlah pencuri. Kalian harus meminta maaf padaku jika aku terbukti tidak bersalah.” Althon mengamati Jay dan para pegawai yang mengerumuninya. “Kau akan membusuk di penjara jika barang-barang itu berada di kamarmu.”Althon berjalan menuju kamarnya bersama Jay, para pegawai, dan para penjaga. Rombongan terus bertambah ketika para pegawai dari ruangan lain bergabung. Lorong penuh dengan orang-orang mencibir Althon.“Kau akan berakhir hari ini, Asghar.” Jay tersenyum bengis, menjauh dari kerumunan, menghubungi seseorang. “Apa kau yakin Asghar tidak menyadari barang-barang itu di kamarnya? Dia harus hancur hari ini.”“Aku memastikan Asghar tidak menyadari ba
“Aku ingin mengingatkan kalian mengenai kunjungan pemilik perusahaan lima hari lagi. Kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku tidak ingin ada satu kesalahan pun yang terjadi selama pemilik perusahaan berada di tempat ini. Aku yakin kalian sudah mengerti betapa pentingnya kunjungan itu dan apa yang harus kalian lakukan,” ujar Jay. Jay melirik Althon sekilas, tersenyum. “Sayangnya, aku mendapatkan kabar jika satu di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat tidak pantas.”Para petugas kebersihan saling melirik satu sama lain, kecuali Althon dan Ben. “Seseorang di antara kalian sudah mencuri beberapa barang karyawan, dan aku akan menindak tegas siapa pun pencurinya.” Jay mengamati Althon, Ben, dan para petugas kebersihan bergantian. Jay memberi tanda pada salah satu pegawai. Layar seketika menunjukkan daftar barang-barang yang hilang beserta pemiliknya. Beberapa petugas kebersihan mulai melirik Althon.“Asghar adalah orang yang membersihkan ruangan Tuan Jay dan yang