Agnes bergegas bersembunyi ketika melihat Alicia di ujung lorong. “Alicia pasti curiga ketika aku berjalan bersama Daddy. Astaga, maksudku Althon.”“Althon, apa yang kau lakukan bersama Agnes?” tanya Alicia sembari mendekat. Ia mendadak berhenti ketika melihat penampilan Althon. “Astaga, Althon sangat tampan dan gagah,” gumamnya. Alicia tidak berkedip selama beberapa waktu, menggeleng. “Aku pasti sudah gila. Althon memang tampan, tetapi dia tetaplah sampah dan pecundang.”“Apa yang kau inginkan, Alicia?” tanya Althon. Alicia terdiam ketika mencium wangi parfum Althon. Dadanya mendadak berdebar sangat kencang. Bibirnya kelu hingga ia hanya membuka mulut tanpa mengatakan apa pun. Althon melewati Alicia, melirik Agnes yang bersembunyi di balik dinding.“Althon, tunggu!” Alicia segera menyusul Althon, memelotot tajam. “Apa yang kau lakukan bersama Agnes? Aku melihatmu dan Agnes berbincang dan berjalan bersama.”“Agnes tiba-tiba mendatangiku dan memarahiku. Dia mengatakan bahwa dia akan
Agnes mengembus napas panjang, menatap Alicia, Melissa, dan yang lain. “Aku yakin kalian tahu mengenai kasus Paradise Store sebulan lalu. Manajer dan staff Paradise Store menyinggung seorang yang sangat penting sehingga Tuan Sean menghukum Paradise Store. Sebagai salah satu perwakilan Paradise Company yang menaungi Paradise Store, aku harus menjaga sikapku pada siapa pun, termasuk Althon.”Alicia memeluk Agnes. “Kau pasti sangat tersiksa karena tidak bisa menghina Althon. Kau tidak perlu khawatir, Agnes. Kami akan mengerjai Althon dan melemparnya ke penjara.”Agnes menoleh ke arah lain, memejamkan mata. “Kita harus kembali ke lokasi acara,” ujar Melissa. Agnes, Alicia, Melissa, dan yang lain bergabung bersama beberapa guru. Althon menikmati hidangan di meja, menatap keramaian. “Aku nyaris tidak memiliki hubungan dekat dengan siapa pun selama sekolah. Mereka menjauhiku karena aku yatim piatu dan tidak selevel dengan mereka.”“Althon, apa kau tidak keberatan jika aku duduk denganmu?”
Semua orang terkejut, kecuali Agnes yang tampak ketakutan. “A-apa yang kau katakan, Althon?” Alvin tampak sangat jengkel. “Althon, kau sangat keterlaluan. Kau sudah bertindak kasar pada Alvin dan kami semua, dan sekarang kau ingin menghukum kami.” Alicia menatap tajam Althon. “Kalianlah yang selalu bertindak jahat padaku.” Althon memberi anggukan pada Alan. “Penjaga, aku ingin mereka membersihkan kolam renang esok pagi. Jika mereka menolak, mereka harus membayar ganti rugi seratus ribu dolar.”“Althon, kau sudah membuat kekacauan di acara ini.” Ryan mendengkus kesal. “Kau menghukum Alvin dan teman-temannya hanya karena Alvin akan menyirammu. Kau seharusnya bisa bersikap dewasa.”“Tuan Ryan, kau bahkan akan melaporkan Althon pada polisi, padahal kau belum mendapatkan bukti jika dia bersalah. Jadi, siapa yang tidak bersikap dewasa sekarang?” ujar Linda dengan tatapan sinis.“Nona Linda, kau adalah guru baru ketika Althon berada di masa akhir sekolah. Kau harus tahu jika Althon adalah
Pesta berakhir beberapa jam kemudian. Suasana halaman dan pantai menjadi sepi. Althon dan semua orang kembali ke kamar masing-masing. Althon berbaring di ranjang, tersenyum ketika mengingat ekspresi Alvin, Ryan, Alicia, dan yang lain. “Acara ini cukup menyenangkan. Beberapa orang mulai berubah dan bersikap baik padamu, terutama Linda. Akan tetapi, Alvin, Alicia, Kevin, dan yang lain masih bersikap kurang ajar padaku. Aku penasaran apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.” Althon mendapatkan pesan dari Alan. “Aku tahu rencana mereka. Aku harus berakting sebaik mungkin untuk membuat mereka senang.” Althon melepaskan jas, tersenyum ketika seseorang mengetuk pintu. “Apa permainannya sudah dimulai sekarang?” Althon membuka pintu, menatap Alvin, Kevin, Ryan, dan beberapa pria lain. “Apa yang kalian inginkan dariku?” “Althon, kau sudah mencuri jam tangan mewahku,” ujar Alvin. “Apa?” Althon berpura-pura terkejut. “Aku kehilangan jam tanganku selama di acara pembukaan, dan kau
“Alvin, apa yang ada di tanganmu?” tanya Alicia dengan tatapan terkejut. “Tentu saja jam tangan mewahku, Alicia.” Alvin tersenyum lebar, menunjukkan jam tangan mewahnya pada semua orang, terkhusus Althon. “Alvin, kau sudah sangat keterlaluan,” ujar Linda. “Apa maksudmu, Nona Linda? Althon sudah mencuri jam tangan mewahku dan menyembunyikannya di pot tanaman. Kau seharusnya menyalahkan Althon. Dia sudah terbukti mencuri jam tangan mewahku.”Ryan tidak berkedip selama beberapa waktu. “Alvin.”Alicia, Melissa, Kevin, Randy, dan yang lain saling berpandangan, merasa kesal dan takut ketika melihat jam tangan di tangan Alvin. Althon tertawa. “Aku tidak tahu kau memiliki selera yang sangat unik, Alvin. Aku akan membeli jam tangan mewah itu dengan harga dua kali lipat.”“Dasar brengsek! Kau tidak mungkin bisa membeli jam tangan mewahku dengan gajimu bertahun-tahun, Althon. Kau ….” Alvin sontak membuka mata dan mulut lebar-lebar ketika melihat sebuah jam mainan berwarna merah muda di tanga
Althon bangun dalam keadaan segar bugar. Ia berolahraga di pantai, berjalan-jalan ke bukit dan beberapa lokasi menarik lainnya. “Aku mendengar teriakan Alvin, Alicia, Kevin, dan yang lain semalam. Alan tampaknya berhasil menakut-nakuti mereka.” Althon berenang di kolam renang, menikmati ketenangan.Alvin, Kevin, Randy, dan yang lain keluar dari hotel, menguap beberapa kali. Mereka berbincang mengenai penampakan-penampakan menyeramkan yang mereka lihat semalam. “Hey, bukankah itu Althon?” Kevin menunjuk Althon di kolam renang. “Dasar brengsek! Althon membuatku sangat muak di hari sepagi ini,” ketus Alvin. “Haruskah kita mengerjai Althon sekarang?” tanya Randy, “aku masih kesal karena dia lolos dari jebakan kita.”Alvin, Kevin, Randy, dan yang lain mendekati kolam renang, mengamati Althon. Mereka terkesima sekaligus iri melihat Althon berenang sangat baik. Althon berenang ke sisi kolam. “Kalian sebaiknya menjauh dari kolam renang. Aku tidak ingin membantu kalian jika kalian tenggel
Althon tengah sarapan di dekat pantai, menikmati pemandangan laut dan ombak. “Aku harus mengatakan bahwa tempat ini sangat luar biasa.”Althon menoleh pada Alvin, Kevin, dan teman-teman mereka. “Mereka tampaknya sedang merencanakan sesuatu padaku. Aku tidak sabar untuk menunggu aksi mereka.”Althon mengamati jadwal di ponselnya. “Aku dan yang lain akan berjalan-jalan di beberapa lokasi, salah satunya adalah kebun binatang dan galeri seni. Mereka mungkin akan mengerjaiku di tempat-tempat itu. ”“Althon, apa kau baik-baik saja?” tanya Linda. “Aku baik-baik saja. Aku sangat menikmati liburan ini.” Althon meneguk minuman. “Apa seseorang sedang mengganggumu? Kau tampak ketakutan.”“Sejujurnya, aku mengkhawatirkanmu, Althon.” Linda duduk berhadapan dengan Althon, menoleh pada Alvin dan yang lain sesaat. Agnes tampak kesal ketika melihat Althon dan Linda bersama. “Kau mengkhawatirkanku?” Althon terkejut, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja.”“Alvin dan teman-temannya terus membuat masalah
Althon makan siang di restoran dekat pantai. “Alvin, Alicia, dan yang lain tidak mengerjaiku selama aku berada di galeri seni. Mereka mungkin berpikir jika aku bisa lolos dari jebakan mereka dengan mudah. Akan tetapi, aku yakin mereka sudah menyiapkan rencana untuk mengerjaiku lagi. Aku tidak sabar menunggu kejutan dari mereka.” Althon berjalan di pantai, menikmati laut yang berombak tenang. Ia melihat beberapa orang tengah bermain jetski dan beberapa permainan lain. “Aku belum pernah menaiki jetski sebelumnya. Aku harus mencobanya.” Alvin tiba-tiba tertawa. “Kau sangat menderita selama ini, Althon. Kau bahkan belum pernah mencoba jetski. Aku tidak tahu bagaimana caramu untuk menikmati kehidupanmu.” “Dia hanya tahu bekerja dan bekerja.” Kevin tertawa terbahak-bahak. “Selama dia bisa mendapatkan makanan, dia pasti akan merasa sangat hidup.” “Aku bersyukur mengenalmu, Althon. Aku bisa merundungmu sepuas hatiku,” ujar Randy sembari melakukan tos dengan teman-temannya yang lain.
Jay dan para pegawai tengah mengecek semua persiapan. Mereka menunggu di lobi untuk menyambut pemilik perusahaan. “Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku sudah mengecek semuanya berkali-kali. Aku harus tenang dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Jay sembari mengamati keadaan sekeliling. Jay mendekat pada salah satu rekannya. “Di mana pemilik perusahaan sekarang, Don? Apa dia sudah memasuki pusat kota?”Don mengecek ponsel. “Tuan Tam masih berada dalam perjalanan menuju Lovatown. Dia kemungkinan akan tiba setengah jam lagi. Kita memiliki cukup banyak waktu untuk mengecek semua persiapan.”“Kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika Tuan Tam tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini, dia akan sangat murka. Dia mungkin akan menyeret kita ke penjara dan menuntut ganti rugi,” ujar Jay. Don memberi tanda pada Jay untuk mengikutinya ke sebuah ruangan. Ia mengawasi keadaan sekeliling, menarik tangan Jay. “Aku baru saja mendengar desas-desus soal Tua
“Pasukanku masih mengawasi mereka hingga sekarang. Aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu dari ayah. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk tahu kebusukan mereka. Jika kita sudah bisa mengendalikan Tonny Romildo, kita bisa mengendalikan yang lainnya lebih mudah.” Aaron tersenyum bengis, melirik Arnold sekilas. “Ya, kita semakin dekat dengan tujuan kita,” ujar Arnold seraya menoleh pada Aaron dan Andy. Ia tahu jika mereka bersekongkol di belakangnya. Arnold, Aaron, dan Andy tiba di kediaman setengah jam kemudian. Mereka memasuki rumah, melewati para pengawal dan maid, bertemu dengan Alan di depan kamar Anthony.“Bagaimana dengan keadaan Ayah sekarang, Alan?” tanya Arnold. “Master Anthony sudah membaik sekarang, Tuan. Dia sedang beristirahat sekarang. Dokter mengatakan jika Master Anthony harus beristirahat total.”Arnold, Aaron, Andy, dan Alan memasuki kamar, mengamati Anthony yang tertidur di ranjang. Pria tua itu tergeletak pingsan di bawah kamar dua hari lalu, dan mereka tentu
Kevin dan Jay mengerahkan orang-orangnya untuk mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, mereka tidak mendapatkan informasi apa pun sampai empat hari lamanya. Kevin semakin jengkel karena rencananya untuk menjadikan Althon sebagai pelayannya gagal total. Ia mengerahkan pasukan ke bandara, dermaga, dan terminal untuk mencegah Alton pergi ke luar negeri. Kevin menghubungi Randy, Ronald, Max, dan teman-temannya yang lain untuk membantu mencari keberadaan Althon. Akan tetapi, teman-temannya juga tidak mendapatkan informasi apa pun hingga sekarang.“Dasar brengsek! Althon membuatku sangat kesal! Aku seharusnya tidak melepaskan Althon begitu saja setelah kejadian di villa itu!” Kevin menggebrak meja, mendengkus kesal. “Jay dan para pegawai itu bertingkah bodoh sehingga Althon melarikan diri dari kantor! Mereka seharusnya menangkap Althon.” “Sial! Althon memang sangat lihai dalam bersembunyi. Dia bahkan bisa bersembunyi dari kepolisian saat kejadian di club tempo hari. Althon tampaknya memi
Jay melempar ponsel, meneguk minuman hingga habis. “Para pegawai di bidang IT akan langsung tahu jika seseorang memasang kamera pengawas tanpa izin. Mereka juga akan memberitahuku dan rekan-rekanku.”“Dasar sial! Jay bergegas pergi menuju ruangan IT. Ia menginterogasi setiap karyawan dengan penuh ancaman. Sayangnya, ia tidak mendapatkan informasi apa pun. “Apa yang kau lakukan, Jay?” tanya pemimpin tim IT, “aku mendengar kau murka pada bawahanku? Apa kau mencurigai mereka?”“Para bawahanmu mungkin teledor sehingga Asghar berhasil mendapatkan video-video itu. Dia bisa saja mengirim video-video itu pada pemilik perusahaan atau memeras kita.” Jay mendorong rekannya, duduk di sofa. “Asghar tidak pernah memasuki ruangan ini selama dia bekerja di perusahaan ini. Petugas kebersihan senior yang membersihkan ruangan ini, dan dia sudah tua dan bodoh sehingga dia tidak mungkin meretas keamanan sistem perusahaan ini untuk mendapatkan video-video itu.”“Jay.” Pegawai itu menyentuh bahu Jay. “Bia
“Bawa aku ke hotel sekarang, Ali,” ujar Althon seraya mengamati pemandangan jalanan. Ia mengetik pesan untuk Anthony, merasa gamang saat akan mengirim hingga akhirnya ia menghapus pesan dan memasukkan ponsel ke dalam saku celana. Althon melihat para penjaga keluar dari gerbang dan menyebar ke sekeliling. “Kalian tidak akan pernah bisa menangkapku.”“Aku harap kakek baik-baik saja sekarang.” Althon mengepalkan tangan erat-erat ketika mengingat perlakukan ketiga pamannya dan keluarga Leander padanya dan orang tuanya. Dadanya mendadak sesak, dan jantungnya berdetak sangat cepat. “Setiap aku mengingat bagaimana perlakukan mereka padaku dan orang tuaku, aku sangat marah hingga dadaku sangat sesak. Mereka adalah orang-orang jahat yang sangat menjijikkan. Mereka tidak peduli jika mereka menyakiti saudara dan keluarga mereka, termasuk menyakiti kakek.”Althon menggertakkan gigi untuk menahan amarah. “Aku harus tenang dan tetap menjauh dari mereka sampai aku siap.”Sementara itu, Jay dan par
“Ketua kepolisian Lovatown mengirim pesan jika bawahannya sudah pergi ke perusahaan ini beberapa menit lalu. Dia bahkan mengirimkan foto anggota-anggotanya,” jawab salah satu sahabat Jay, “para polisi itu memang bawahannya.”“Hei, bagaimana jika Asghar benar-benar memiliki bukti-bukti itu? Apakah dia akan melaporkan kita?” tanya salah satu pegawai.Jay berdecak, tersenyum. “Sampah itu tidak mungkin berani melakukannya. Meski dia melaporkan kita pada polisi sekalipun, kita akan bebas dengan mudah.”Jay tersenyum meski ia tegang ketika video pertama tampil di layar. “Sampah itu tidak mungkin memiliki bukti. Dia menjadi pelayan Tuan Drankon selama beberapa hari terakhir. Dia tidak memiliki waktu untuk merekam, apalagi dia tidak memiliki teman dekat di kantor ini, kecuali jika dia memasang beberapa kamera pengawas tersembunyi.”Jay menggertakkan gigi, menatap Althon tajam. “Dasar brengsek! Dia tampaknya sudah curiga ketika aku memerintahkan beberapa orang untuk mengawasinya.”Layar menunj
Jay sontak tertawa. “Jangan bergurau, pencuri! Semua orang sudah yakin kau adalah pencurinya. Lagi pula aku dan para penjaga sudah melihat rekaman kamera pengawas saat kau mengambil barang-barang para pegawai. Aku yakin kau tidak buta sehingga kau bisa melihat tiga berandal itu di dekatmu! Kau menyuruh mereka menjual barang-barang curianmu.”“Tangkap dan bawa pencuri itu sekarang juga!”“Dia harus membusuk di penjara!”“Aku tidak ingin melihat pencuri itu di tempat ini lagi!”“Pergilah brengsek!”Para pegawai terus mencibir Althon. Mereka sudah merasa menang karena Althon tidak mungkin memiliki bukti jika dirinya tidak bersalah. Semua pegawai dan petugas kebersihan sudah bersekongkol untuk menghancurkannya. “Kau akan menjelaskan semuanya di kantor,” ujar polisi seraya menarik Althon. Althon menoleh pada tiga penjaga di samping Jay. “Ketiga penjaga itu memasuki kamarku semalam setelah mematikan listrik. Mereka menempatkan beberapa barang untuk memfitnahku. Selain mereka, tiga orang b
“Apa yang kau lakukan?” tanya Althon ketika seorang penjaga memborgolnya. “Aku bukan pencuri. Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini sebelum kau menemukan bukti.”“Aku yakin bukti-bukti itu berada di kamarmu, Asghar! Jika tidak, kau sudah menjualnya pada orang lain. Aku mendengar kau sempat pergi ke luar kantor,” ucap Jay.“Aku bukanlah pencuri. Kalian harus meminta maaf padaku jika aku terbukti tidak bersalah.” Althon mengamati Jay dan para pegawai yang mengerumuninya. “Kau akan membusuk di penjara jika barang-barang itu berada di kamarmu.”Althon berjalan menuju kamarnya bersama Jay, para pegawai, dan para penjaga. Rombongan terus bertambah ketika para pegawai dari ruangan lain bergabung. Lorong penuh dengan orang-orang mencibir Althon.“Kau akan berakhir hari ini, Asghar.” Jay tersenyum bengis, menjauh dari kerumunan, menghubungi seseorang. “Apa kau yakin Asghar tidak menyadari barang-barang itu di kamarnya? Dia harus hancur hari ini.”“Aku memastikan Asghar tidak menyadari ba
“Aku ingin mengingatkan kalian mengenai kunjungan pemilik perusahaan lima hari lagi. Kita harus mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku tidak ingin ada satu kesalahan pun yang terjadi selama pemilik perusahaan berada di tempat ini. Aku yakin kalian sudah mengerti betapa pentingnya kunjungan itu dan apa yang harus kalian lakukan,” ujar Jay. Jay melirik Althon sekilas, tersenyum. “Sayangnya, aku mendapatkan kabar jika satu di antara kalian sudah melakukan tindakan yang sangat tidak pantas.”Para petugas kebersihan saling melirik satu sama lain, kecuali Althon dan Ben. “Seseorang di antara kalian sudah mencuri beberapa barang karyawan, dan aku akan menindak tegas siapa pun pencurinya.” Jay mengamati Althon, Ben, dan para petugas kebersihan bergantian. Jay memberi tanda pada salah satu pegawai. Layar seketika menunjukkan daftar barang-barang yang hilang beserta pemiliknya. Beberapa petugas kebersihan mulai melirik Althon.“Asghar adalah orang yang membersihkan ruangan Tuan Jay dan yang