“Sial" geram Ryan saat mengingat pembicaraannya dengan sosok bertopeng di gedung tadi. “Dia sudah menghinaku! Aku tidak mampu membalas ucapannya saat dia mengancam akan mencelakai Bos Raka dan Bos Reno,” gumamnya. Ronny melirik Ryan, mengamati jalan raya. “Ayah tampaknya sangat kesal. Dia muncul tak lama setelah pria bertopeng itu menyerangku dan yang lain. Aku tidak berani bertanya sekarang. Para bawahan ayah juga tidak mengatakan apa pun. Situasinya tidak tepat sekarang.”Ronny tiba-tiba tercenung saat melihat puluhan motor dan mobil di seberang jalan. “Bendera-bendera itu? Mereka adalah kelompok berandal dari Locatown.”Ronny mendapatkan informasi dari Gon. “Gon juga melihat kelompok berandal lain di Paulcity. Sial, mereka tampaknya tahu keberadaanku dan yang lain.”Ronny menoleh pada Ryan. “Ayah, para berandal dari kota lain tampaknya mendatangi Paulcity untuk mencari kita. Kelompok pembantai itu memerintahkan mereka semua untuk menyerang kita bersamaan. Jika kita tidak pergi sec
Linx, Lex, dan Lung saling menatap tajam. Pasukan mereka bergegas siaga, bersiap untuk bertarung. Suasana mendadak hening dan menegangkan. “Apa yang kalian lakukan di tempat ini, Brengsek?” maki Linx seraya meludah, mengelus pistolnya. “Akulah yang seharusnya bertanya pada kalian berdua.” Lex tersenyum bengis, membersihkan kacamatanya dengan baju sesaat. “Menyingkirlah sebelum aku menghajar kalian hingga mati!”Lung mendadak tertawa. “Berhentilah membual dan segera menyingkir dari hadapanku sekarang juga! Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian sekarang.”Linx terdiam saat mendapatkan informasi dari bawahannya yang berada di gedung. “Ronny dan bawahannya memang sempat berada di gedung ini, tetapi mereka sepertinya sudah meninggalkan gedung sebelum kedatanganku.”Linx menatap Lung dan Lex saat bawahannya memberikan informasi lain. “Terdapat jejak darah dan serpihan kaca di lantai. Mereka tampaknya bertarung dengan kelompok lain.”Linx mengepalkan tangan erat-erat. “Sial, siapa
Zack mengangguk. “Alan dan pasukannya berhasil menemukan Tuan muda di Asthonia beberapa bulan lalu. Dia tinggal di panti asuhan dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.” “Alan.” Raka tersenyum. “Dia bocah dingin yang sangat keras kepala.” Raka tiba-tiba terdiam, memejamkan mata. Ia mengingat waktu kebersamaan dengan Arthur, Adele, dan bayi laki-laki kecil yang sering ia lihat dari kejauhan. Ia tidak bisa memungkiri jika dirinya sangat bahagia mendengarkan kabar ini. “Apakah Master Anthony sudah tahu kebenaran Master Arthur?” tanya Raka. “Master Anthony sudah tahu kebenaran soal fitnah itu. Dia sangat menyesal atas tindakannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Dia mengirimkan banyak pasukan untuk mencari orang-orang kepercayaan Master Arthur.” Reno terdiam di belakang Raka, mendengarkan saksama. “Pertemuan keluarga akan diadakan dalam waktu dua bulan lagi. Tuan Muda harus menyiapkan bany
“Paman Aaron dan Paman Andy kemungkinan besar akan mengkhianati Ayah. Mereka bisa bekerja sama agar Ayah gagal menjadi ahli waris selanjutnya, atau mungkin mereka akan bekerja sendiri-sendiri. Seperti yang kita tahu, harta kekayaan mendiang Paman Arthur masih berada di bawah kekuasaan kakek sekarang. Jumlahnya sangat fantastis,” jelas Alex.Albert menatap Alex saksama. “Apakah kita harus benar-benar melawan mereka, keluarga kita sendiri?”Alex mengembus napas panjang. “Aku tahu ini hal yang sangat sulit, tetapi kita harus melakukannya jika hal itu adalah satu-satunya cara agar keluarga kita tetap aman.”Albert tiba-tiba tertawa canggung. “Aku sering memukul para berandal atau orang-orang yang membuatku kesal, tetapi aku selalu menahan diri pada saudaraku maupun keluargaku yang lain.”Albert menatap layar. Kerusuhan di Paulcity tidak lagi menarik perhatiannya sekarang. “Jika ayah bisa menyingkirkan mendiang Paman Arthur, dia bisa melakukan hal serupa pada Paman Aaron dan Paman Andy. Ap
[Althon, tolong aku][Seorang pria menggangguku][Aku berada di Star Heavan sekarang][Aku takut]Althon bergegas keluar dari kedai makanan ketika mendapatkan pesan dari kekasihnya, Alicia. Ia menaiki sepeda listrik, memakai helm, bersiap pergi.Pemilik kedai tiba-tiba keluar dari pintu. “Ke mana kau akan pergi, brengsek? Kau harus mengantarkan pesanan penting sekarang.”“Maafkan aku, Tuan. Aku harus pergi sekarang. Seorang pria brengsek menganggu kekasihku, dan dia membutuhkanku sekarang.” Althon memacu sepeda listrik ke jalan raya.“Akulah yang membutuhkanmu sekarang! Jika kau tidak kembali dalam hitungan tiga, aku akan memecatmu! Hei!”Althon melemparkan topi ke arah pria botak itu. “Aku berhenti.”Althon mengabaikan ocehan pemilik kedai, menyalip beberapa kendaraan dengan cepat. Ia dan Alicia sudah berpacaran selama empat bulan. Alicia sangat cantik dan menawan, dan ia beruntung karena wanita itu mau menerimanya sebagai kekasihnya meski ia hanya bekerja sebagai pengirim makanan de
“Pergilah, Althon,” ujar Agnes, salah satu sahabat baik Alicia. “Jangan menghancurkan pesta ini dengan kehadiranmu. Lihatlah dirimu. Kami datang dengan pakaian mewah, sedangkan kau datang dengan seragam kerjamu yang kotor dan bau.”“Pergilah sebelum aku menghajarmu!” Kevin, salah satu sahabat Alvin, berteriak. Ia mendadak diam ketika Althon menatapnya tajam.Althon menggertakkan gigi, berusaha mengendalikan napas yang memburu. Ia memang sering mendapatkan perlakukan tidak adil dan dipermalukan di depan umum, tetapi ia tidak menerima hal ini.Althon mendekati Alicia dan Alvin.“A-apa yang akan kau lakukan, brengsek? Pergi dari tempat ini sekarang!” Alvin mundur selangkah. Ia takut saat melihat tatapan dingin Althon. Ia berhenti merundung Althon setelah pria itu menghajar para pengawal dan teman-temannya ketika masa sekolah dulu. Ia hanya berani merundungnya melalui hinaan.“Alicia, apakah kau mempermainkanku selama ini?” tanya Althon.Alicia memutar bola mata. “Jika aku memang memperma
Althon mengembus napas panjang untuk kesekian kalinya. “Dengarkan aku baik-baik, Tuan. Aku sudah menjalani hari ini dengan sangat buruk, dan aku berharap kau tidak membuat hariku menjadi lebih buruk lagi dengan sandiwaramu. Hentikan sandiwaramu dan segera tangkap aku.”“Tuan Muda, kami datang bukan untuk menangkap Anda. Kami datang untuk mengantar Anda bertemu dengan kakek Anda. Kami bukanlah suruhan pria bernama Alvin seperti yang Anda duga,” ujar pria berusia tiga puluh tahunan.Althon memijat kepalanya yang pening. “Kau benar-benar keras kepala.”“Tuan Muda, sentuh cincin Anda selama tiga detik hingga cincin itu bekedip beberapa kali. Anda akan mendapatkan informasi mengenai Anda.”“Berjanjilah untuk berhenti bersandiwara setelah aku melakukan permintaan konyolmu.” Althon menyentuh cincin selama tiga detik. Ia terkejut ketika sebuah layar hologram tiba-tiba muncul di hadapannya. “Apa ini?”Althon menyentuh layar hologram, tetapi tangannya justru menembus layar. Ia membaca informasi
Anthony tiba-tiba berlari dan memeluk Althon sangat erat. Pria tua itu menangis sesegukan. Ia seperti mendapatkan kekuatan setelah mendengar Alan menemukan cucunya yang sudah lama menghilang.Anthony memangis ketika melihat Althon untuk pertama kalinya. Ia sudah mencari cucunya selama bertahun-tahun. Harapannya semakin menipis bersamaan dengan kondisinya yang semakin menurun. Akan tetapi, doanya untuk bertemu dengan Althon akhirnya terkabul.“Althon, aku sangat bahagia kau kembali. Harapanku akhirnya menjadi kenyataan.”“Kakek?” Althon memanggil dengan suara kecil. Ia masih bingung, tetapi ia membalas pelukan Anthony. “Kakek.”Anthony melepas pelukan, menatap Althon lekat-lekat, mengelus pipi cucunya berkali-kali. “Kau sangat mirip dengan ayahmu, Althon.”“A-apa benar aku adalah cucumu?” Althon menoleh pada Alan dan para pengawal yang masih membungkuk. “A-aku … aku ….”“Kau memang cucuku. Kau mewaris fisik ayahmu, tapi kau memiliki mata ibumu.” Anthony menggenggam tangan Althon. “Aku
“Paman Aaron dan Paman Andy kemungkinan besar akan mengkhianati Ayah. Mereka bisa bekerja sama agar Ayah gagal menjadi ahli waris selanjutnya, atau mungkin mereka akan bekerja sendiri-sendiri. Seperti yang kita tahu, harta kekayaan mendiang Paman Arthur masih berada di bawah kekuasaan kakek sekarang. Jumlahnya sangat fantastis,” jelas Alex.Albert menatap Alex saksama. “Apakah kita harus benar-benar melawan mereka, keluarga kita sendiri?”Alex mengembus napas panjang. “Aku tahu ini hal yang sangat sulit, tetapi kita harus melakukannya jika hal itu adalah satu-satunya cara agar keluarga kita tetap aman.”Albert tiba-tiba tertawa canggung. “Aku sering memukul para berandal atau orang-orang yang membuatku kesal, tetapi aku selalu menahan diri pada saudaraku maupun keluargaku yang lain.”Albert menatap layar. Kerusuhan di Paulcity tidak lagi menarik perhatiannya sekarang. “Jika ayah bisa menyingkirkan mendiang Paman Arthur, dia bisa melakukan hal serupa pada Paman Aaron dan Paman Andy. Ap
Zack mengangguk. “Alan dan pasukannya berhasil menemukan Tuan muda di Asthonia beberapa bulan lalu. Dia tinggal di panti asuhan dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.” “Alan.” Raka tersenyum. “Dia bocah dingin yang sangat keras kepala.” Raka tiba-tiba terdiam, memejamkan mata. Ia mengingat waktu kebersamaan dengan Arthur, Adele, dan bayi laki-laki kecil yang sering ia lihat dari kejauhan. Ia tidak bisa memungkiri jika dirinya sangat bahagia mendengarkan kabar ini. “Apakah Master Anthony sudah tahu kebenaran Master Arthur?” tanya Raka. “Master Anthony sudah tahu kebenaran soal fitnah itu. Dia sangat menyesal atas tindakannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Dia mengirimkan banyak pasukan untuk mencari orang-orang kepercayaan Master Arthur.” Reno terdiam di belakang Raka, mendengarkan saksama. “Pertemuan keluarga akan diadakan dalam waktu dua bulan lagi. Tuan Muda harus menyiapkan bany
Linx, Lex, dan Lung saling menatap tajam. Pasukan mereka bergegas siaga, bersiap untuk bertarung. Suasana mendadak hening dan menegangkan. “Apa yang kalian lakukan di tempat ini, Brengsek?” maki Linx seraya meludah, mengelus pistolnya. “Akulah yang seharusnya bertanya pada kalian berdua.” Lex tersenyum bengis, membersihkan kacamatanya dengan baju sesaat. “Menyingkirlah sebelum aku menghajar kalian hingga mati!”Lung mendadak tertawa. “Berhentilah membual dan segera menyingkir dari hadapanku sekarang juga! Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian sekarang.”Linx terdiam saat mendapatkan informasi dari bawahannya yang berada di gedung. “Ronny dan bawahannya memang sempat berada di gedung ini, tetapi mereka sepertinya sudah meninggalkan gedung sebelum kedatanganku.”Linx menatap Lung dan Lex saat bawahannya memberikan informasi lain. “Terdapat jejak darah dan serpihan kaca di lantai. Mereka tampaknya bertarung dengan kelompok lain.”Linx mengepalkan tangan erat-erat. “Sial, siapa
“Sial" geram Ryan saat mengingat pembicaraannya dengan sosok bertopeng di gedung tadi. “Dia sudah menghinaku! Aku tidak mampu membalas ucapannya saat dia mengancam akan mencelakai Bos Raka dan Bos Reno,” gumamnya. Ronny melirik Ryan, mengamati jalan raya. “Ayah tampaknya sangat kesal. Dia muncul tak lama setelah pria bertopeng itu menyerangku dan yang lain. Aku tidak berani bertanya sekarang. Para bawahan ayah juga tidak mengatakan apa pun. Situasinya tidak tepat sekarang.”Ronny tiba-tiba tercenung saat melihat puluhan motor dan mobil di seberang jalan. “Bendera-bendera itu? Mereka adalah kelompok berandal dari Locatown.”Ronny mendapatkan informasi dari Gon. “Gon juga melihat kelompok berandal lain di Paulcity. Sial, mereka tampaknya tahu keberadaanku dan yang lain.”Ronny menoleh pada Ryan. “Ayah, para berandal dari kota lain tampaknya mendatangi Paulcity untuk mencari kita. Kelompok pembantai itu memerintahkan mereka semua untuk menyerang kita bersamaan. Jika kita tidak pergi sec
“Siapa kau, brengsek!” bentak Gon seraya menarik pistol dari saku celana. Para bawahannya segera mengerumuni sosok asing itu. Ronny sontak terdiam, mengamati sosok asing itu lekat-lekat. Ia sontak terkejut ketika menyadari tatapan pria itu. “Dia muncul,” gumamnya. Para bawahan Gon seketika meluncurkan tembakan, bergegas maju. Sosok bertopeng itu bergerak lincah, menghindari semua tembakan dengan sempurna. Tatapannya tertuju pada Ronny yang berdiri di belakang Gon. “Sial!” Gon mendengkus kesal, melayangkan tembakan seraya mengikuti pergerakan sosok bertopeng itu. “Dia bergerak cepat menghindari tembakanku dan para bawahanku!”Gon melirik Ronny sekilas. “Kenapa kau hanya diam saja, brengsek? Kenapa kau berubah menjadi pengecut?!”“Aku mengenal orang itu. Dia adalah orang yang mengancamku tempo hari saat tersadar di sebuah mobil,” ujar Ronny. “Apa kau ketakutan melihatnya sekarang?” Gon berdecak saat sosok bertopeng itu menghajar para bawahannya dengan mudah. “Kau terluka saat itu da
“Kita diserang! Kita diserang!” teriak seorang berandal saat melihat beberapa orang tergeletak tidak sadarkan diri dan berjatuhan dari mobil dan motor. Enam orang anggota pasukan menghajar para berandal dari enam arah berbeda. Mereka bergerak sangat cepat, melayangkan pukulan dan tendangan tanpa ampun. Para berandal terjatuh bahkan sebelum mereka menyadari siapa yang menyerang mereka. “Dasar brengsek! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sudah menyerangku?” Pemimpin pasukan tampak kebingungan, mengamati keadaan sekeliling. “Serang mereka! Serang sekarang!”Para berandal seketika menyerang para pengawal. Sayangnya, sebelum mereka berhasil mendaratkan serangan, mereka sudah tumbang lebih dahulu di aspal. Althon dan Brody menatap dengan takjub, nyaris tak berkedip. “Aku selalu terkejut saat melihat anggota pasukan,” ucap Althon, tersenyum. “Bukankah mereka sangat hebat, Brody?”“Ya, mereka sangat hebat.” Brody tersenyum lebar, menatap tanpa berkedip para pengawal yang membantai ha
Alan terdiam sesaat, mengembus napas panjang. “Aku sungguh menyesal karena aku membawa kabar baik dan kabar buruk sekaligus, Master.”“Aku tidak bisa memprediksi masa depan.” Anthony tersenyum lemah. “Baiklah, aku ingin mendengar kabar baik dahulu, Alan.”“Pasukan pencari sudah menemukan lokasi keberadaan salah satu orang kepercayaan Master Arthur. Mereka akan bertemu dengannya di suatu tempat malam ini.”Anthony tersenyum. “Kabar ini sungguh kabar yang sangat luar biasa. Aku berharap dia memiliki informasi seputar orang-orang kepercayaan Arthur yang lain.”Anthony tiba-tiba terdiam. “Lalu, apa kabar buruknya, Alan?”“Kabar buruk ini nyatanya masih berhubungan dengan sosok kepercayaan Master Arthur. Tuan Arnold dan yang lain mengirimkan pasukan untuk menangkapnya, Master.”“Apa?” Anthony mengepalkan tangan lemahnya. “Mereka sungguh keterlaluan.”“Sosok kepercayaan Master Arthur yang bernama Raka memiliki hubungan dengan sebuah kelompok berandal bernama Red Sting. Pasukan Tuan Arnold m
“Kau hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanmu selama masa pelatihanmu. Jika kau kembali gagal, kau akan menerima dua konsekuensi. Pertama, kau akan kehilangan ingatanmu soal kelompok kami, atau kedua, kau akan kehilangan nyawamu,” jelas Ali dengan wajah datar. Brody sontak terkejut, menegakkan punggung, segera menutup mulut rapat-rapat. Ali dan para pengawal hanya duduk dan berdiri di dekatnya, tetapi mereka mampu membuatnya sangat tertekan. “Kau masih memiliki satu pertanyaan tersisa dan waktu tiga puluh tujuh menit. Kau tidak terlalu pandai dalam menggunakan kesempatanmu. Kau ceroboh.”Brody mengepalkan tangan erat-erat. Ia berpikir keras untuk menentukan pertanyaan terbaik. Ia sudah menyusun daftar pertanyaan untuk pertemuan malam ini. Akan tetapi, ia mendadak bodoh sehingga tidak menggunakan kesempatan dengan baik.“Sial, aku gugup sehingga bertindak bodoh! Apa yang harus aku tanyakan padanya?” gumam Brody dengan tangan terkepal erat. Brody terdiam selama b
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m