Dua hari berikutnya ....Setelah semuanya siap, Feng Guang langsung mengumpulkan para pendekar senior dari Sekte Hu Yui Se yang kini resmi menjadi induk pasukan perang Hu Yui Se atas izin Raja Hao Xiong Han.Dalam kesempatan itu, Feng Guang memberi perintah kepada Lie Huang yang sudah diangkat menjadi kepala induk pasukan perang untuk wilayah timur, agar segera menyiapkan pasukan untuk menyerang basis pertahanan kerajaan yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Pasukan yang dipimpin oleh Lie Huang akan dibantu oleh para pendekar Pulau Tiax Su. Mereka adalah para pengikut setia Lie Huang yang akan ikut andil dalam melumpuhkan basis pertahanan di wilayah tersebut."Berapa prajurit yang harus aku bawa ke timur, Panglima?" tanya Lie Huang setelah mendapatkan tugas dari Feng Guang."Lima ratus pendekar saja, ditambah tiga ratus pendekar dari pulau Tiax Su, sehingga jumlah pasukanmu menjadi delapan ratus orang. Aku rasa ini cukup, pasukanmu bisa menggempur prajurit kerajaan secara max
Para pendekar yang mendapatkan tugas tersebut hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil menjura kepada Lie Huang sebagai pemimpin mereka. Para pendekar itu mematuhi apa yang diperintahkan oleh Lie Huang, karena Lie Huang merupakan pemimpin induk pasukan perang Hu Yui Se di wilayah timur.Kemudian, salah seorang dari mereka berkata, "Baik, Ketua. Kami akan melaksanakan tugas ini sebaik mungkin, kami akan berangkat pagi-pagi sekali menuju kota Siancu."Setelah melakukan pembicaraan penting dengan beberapa orang bawahannya, Lie Huang pun langsung beristirahat. Demikian pula dengan para pendekar itu, mereka kembali ke tenda masing-masing untuk rehat sejenak.Sementara itu, ada sekitar dua puluh orang pendekar mengamankan perkemahan tersebut. Mereka bersiaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan."Tempat ini jauh sekali dari pemukiman penduduk, semoga saja tempat ini aman," bisik salah seorang pendekar yang bertugas menjaga keamanan di area perkemahan."Sepertinya tempat ini aman, tet
Mereka membungkukkan badan seraya menangkupkan kedua telapak tangan penuh hormat. Hok Shin dengan sikap hormatnya mempersilakan duduk kepada Feng Guang. "Silakan duduk, Panglima!"Feng Guang hanya mengangguk sambil tersenyum lebar, lalu duduk di sebuah kursi yang ada di hadapan Dui Mui dan Hok Shin."Besok kalian harus menyiapkan pasukan, kita akan langsung melakukan serangan pada esok lusa!" kata Feng Guang langsung memberikan perintah kepada dua orang kepercayaannya."Baik, Panglima," sahut Dui Mui dan Hok serempak.Saat Feng Guang hendak melanjutkan pembicaraannya dengan Dui Mui dan Hok Shin, tiba-tiba terdengar suara derap langkah kuda di halaman barak. Saat mereka berpaling, ternyata mereka adalah dua orang pendekar utusan Lie Huang.Setelah turun dari kuda, kedua pendekar itu melangkah ke arah Feng Guang. Lalu menjura."Selamat malam, Panglima. Terimalah salam hormat kami," ucap mereka serempak.Feng Guang hanya mengangguk dan langsung mempersilakan kedua pendekar itu duduk.Mer
Mendengar perbincangan Perdana Menteri Tuo Hang dengan beberapa orang panglima dan menterinya, para prajurit senior yang hadir di tempat itu menjadi berdebar-debar. Mereka sangat yakin bahwa perang besar akan segera dimulai, namun mereka ragu kalau pasukan kerajaan akan menang dalam pertempuran tersebut.Mereka mulai khawatir dan merasa cemas. Perasaan tersebut tumbuh karena adanya laporan dari prajurit pengintai yang mengatakan bahwa pemimpin pasukan yang akan melakukan serangan itu adalah seorang kesatria tangguh yang sulit ditaklukkan.Mereka adalah Feng Guang dan Lie Huang, keduanya memang sangat ditakuti oleh para prajurit kerajaan Tionggon. Saat mereka masih berkecimpung di dunia kang aw sebelum menjadi prajurit, mereka pernah merasakan keganasan Feng Guang dan Lie Huang.Perdana Menteri Tuo Hang menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Sejak dulu aku pernah mengatakan hal yang sangat penting kepada kalian, bahwa pasukan pemberontak itu akan menggunakan cara apa pun demi m
Feng Guang hanya mengangguk, lalu berkata lagi, "Baiklah kalau memang seperti itu, untuk saat ini sebaiknya kalian istirahat saja. Tapi ingat, kalian jangan lengah!""Baik, Panglima."Para pendekar itu menjura dan langsung berlalu dari hadapan Feng Guang. Mereka mulai membagi tugas untuk memperketat pengawasan di sekitaran tempat peristirahatan pasukan Hu Yui Se.Pasukan Hu Yui Se terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama berada di wilayah perbatasan kota. Sementara yang satu kelompok lagi sudah berada di pusat kota Yuanzi Timur. Bahkan mereka sudah berhasil melakukan serangan terhadap pasukan kerajaan yang bertugas di kota tersebut.Kini mereka menempati sebuah gedung utama yang secara sukarela diberikan oleh pihak pemerintah kota Yuanzi Timur sebagai bentuk dukungan mereka atas perjuangan para pendekar Hu Yui Se.Sementara itu, pasukan Hu Yui Se yang dipimpin oleh Lie Huang masih dalam perjalanan menuju kota Yuanzi Timur. Jika mereka sudah berkumpul semuanya, sudah dapat dipastikan
Perdana Menteri langsung menuju ruang sidang dengan raut wajah penuh kecemasan. Kepada ajudannya, ia memerintahkan agar para petinggi kerajaan segera berkumpul untuk membahas masalah perang yang akan segera dimulai.Panglima Hui Su tidak mengikuti perundingan yang dilakukan oleh Perdana Menteri Tuo Hang dan para pejabat kerajaan lainnya. Panglima Hui Su lebih fokus menyiapkan pasukannya. "Prajurit!" teriak Panglima Hui Su.Para prajurit langsung menghentakkan latihan mereka saat mendengar teriakan sang panglima. Mereka langsung membuat barisan rapi menghadap ke arah Panglima Hui Su, para prajurit itu sudah siap mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Panglima Hui Su."Perdana Menteri Tuo Hang saat ini sedang membahas persiapan perang bersama menteri pertahanan dan para pejabat militer lainnya. Aku mendapatkan tugas agar menyiapkan pasukan untuk menjaga ibu kota dari serangan pasukan pemberontak," kata sang panglima berbicara di hadapan para prajurit kerajaan. "Untuk itu, kalian h
Di lain pihak, tepatnya di sebuah gedung yang ada di pusat pemerintahan kota Yuanzi Timur yang kini menjadi markas sementara pasukan Hu Yui Se, Feng Guang dan para petinggi pasukan Hu Yui Se sedang melakukan pembicaraan penting terkait rencana mereka yang akan melakukan serangan ke ibu kota kerajaan Tionggon.Selain para pendekar senior yang hadir dalam pertemuan tersebut, adapula beberapa orang pejabat pemerintah kota Yuanzi Timur, termasuk walikota Shan Mui Hok."Beberapa hari lagi kita akan melakukan pertempuran besar-besaran melawan pasukan kerajaan. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri agar rencana ini berjalan dengan lancar dan kita mendapatkan kemenangan dalam pertempuran tersebut," ujar Feng Guang di sela perbincangannya dengan para pendekar dan pejabat kota yang hadir."Baik, Panglima. Sejauh ini kami sudah mempersiapkan semuanya, kami akan segera mengatur dan memberi tugas kepada semua pimpinan induk pasukan," kata Lie Huang dengan sikap hormatnya."Bagus ... ini merupak
Meski demikian, para prajurit itu benar-benar sudah kehilangan rasa semangat mereka dalam melakukan pertempuran. Nyali mereka pun seakan-akan melemah, karena serangan dari pasukan Hu Yui Se terus menerus menekan pertahanan mereka.Melihat keadaan seperti itu, maka Panglima Hui Su kembali menyeru agar pasukannya terus melancarkan serangan-serangan balasan terhadap pasukan Hu Yui Se yang sudah semakin dekat saja dengan gedung istana."Jangan biarkan kaki mereka menginjak lantai istana. Serang mereka!" Panglima Hu Yui Se berteriak lantang sambil mengangkat pedangnya.Demikian pula dengan Perdana Menteri Tuo Hang, ia ikut menyeru demi membakar semangat para prajuritnya. Namun, keputusan Panglima Hui Su dan Perdana Menteri Tuo Hang, ternyata bertolak belakang dengan para perwira seniornya. Mereka tidak setuju jika pasukan kerajaan terus melancarkan serangan balasan.Para perwira senior itu sudah paham dengan kekuatan yang dimiliki oleh pasukan kerajaan. Untuk saat ini, kekuatan mereka tak
Para pendekar itu kembali mengerahkan kekuatan mereka dan kembali melakukan serangan secara brutal terhadap Feng Guang. Namun, Feng Guang dengan gerakan yang sangat cepat langsung menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh lawan-lawannya.Setelah dapat menghindari setiap serangan yang mengancam dirinya, Feng Guang langsung membalasnya dengan serangan yang lebih ganas dari serangan lawan-lawannya.Demikianlah, pertarungan itu pun terus berlanjut dan menjadi semakin sengit saja. Dari kedua belah pihak terus melakukan serangan-serangan yang sangat berbahaya. Terlebih lagi, serangan-serangan yang dilakukan oleh Yao Ming dan para pendekar lainnya. Mereka benar-benar berambisi untuk membinasakan Feng Guang pada saat itu juga.Mereka menutup mata dan telinga, seolah tak peduli dengan penjelasan Feng Guang. Para pendekar itu yakin bahwa Feng Guang adalah pelaku utama yang sudah membantai para pendekar Sekte Tian Cu."Tak ada pilihan lagi, selain melumpuhkan mereka satu persatu untuk meny
Namun, dua orang pendekar berjubah hijau itu tidak mengindahkan pertanyaan Feng Guang. Mereka hanya tertawa dan terus melakukan serangan terhadap Feng Guang."Kurang ajar!" geram Feng Guang langsung melakukan perlawanan sengit.Saat dirinya terdesak, Feng Guang menghentakkan kakinya, kemudian meluncur ke udara. Saat dalam posisi mengambang di udara, maka Feng Guang segera mengerahkan jurus tenaga dalamnya."Sebenarnya aku tidak tega jika harus melukai kalian. Tetapi, anggap saja ini adalah sebuah pelajaran yang harus kalian terima," kata Feng Guang masih dalam posisi terbang di atas para pendekar itu.Tanpa terduga, gelombang panas tiba-tiba muncul dari kedua telapak tangan Feng Guang. Kemudian gelombang panas itu meluncur ke arah dua pendekar berjubah hijau itu, serangan yang sangat dahsyat dan sulit dihindari, sehingga dua orang pendekar itu langsung jatuh bergelimpangan. Mereka benar-benar terkejut dan tak dapat mengantisipasi serangan tersebut.qFeng Guang hanya tersenyum dan lang
Yao Ming tertawa dingin, lalu menjawab, "Kau memang pandai berbohong, sehingga rakyat negri ini sangat percaya dengan kebohonganmu, karena mereka bodoh. Sebenarnya kau adalah penjahat yang berlindung di bawah kekuasaan Raja Hao Xiong Han yang dianggap sebagai pahlawan karena sudah berhasil merebut kembali pemerintah kerajaan Tionggon dari tangan Perdana Menteri Tuo Hang. Tapi di mata kami, kau tetap seorang penjahat. Kami tahu kebusukanmu!""Kau telah menuduhku melakukan perbuatan yang tidak pernah aku lakukan!" Feng Guang membentak dengan penuh kegusaran. "Seharusnya kau percaya bahwa aku ini tidak pernah terlibat dalam kasus kematian para pendekar Sekte Tian Cu. Ini fitnah dan aku tidak terima atas tuduhan ini!"Yao Ming dan kedua anak buahnya tertawa lepas mendengar perkataan Feng Guang. Mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang Feng Guang katakan."Jangan berkelit lagi, Feng Guang. Percuma saja, kami memiliki bukti yang kuat!" kata Yao Ming. "Malam ini kau harus mempertangg
Setelah berada di luar penginapan, Feng Guang tampak terkejut sekali ketika melihat sebuah tulisan di dinding luar kamar tempatnya menginap. Tulisan tersebut merupakan sebuah tantangan dari seseorang yang tak dikenal yang meminta Feng Guang agar datang ke sebuah tempat."Gurun pasir Tio Sun," gumam Feng Guang setelah membaca tulisan tersebut.Entah siapa orang yang sudah menulis pesan tersebut, karena dalam tulisan itu tidak tertulis nama sang penulisnya.Feng Guang tampak bingung sekali. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Bagaimana mungkin ada seorang pendekar yang menantangku untuk bertarung, padahal tak ada orang yang mengetahui kalau aku menginap di sini. Bahkan para biksu yang baru melakukan pertemuan denganku tidak ada satu pun yang tahu?"Feng Guang termenung sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Apakah ia harus menerima tantangan tersebut atau mengabaikannya?Setelah itu, Feng Guang langsung bersiap untuk berangkat ke gurun pasir Tio Sun. Ia tampak penasaran
Dengan demikian, Feng Guang sudah mulai kehilangan kesabaran dan langsung mengerahkan jurus andalannya.Perdana Menteri Tuo Hang, saat itu masih dapat melakukan perlawanan meskipun dirinya sudah mengalami luka yang sangat parah. Namun, perlawanannya tidak berarti apa-apa, karena Feng Guang lebih unggul segalanya.Hanya dengan dua kali sabetan pedangnya, Feng Guang sukses menjatuhkan pria bertubuh kekar itu, sehingga Perdana Menteri Tuo Hang tewas dengan luka yang sangat parah di bagian leher dan perutnya.Sementara itu, pasukan Hu Yui Se sudah sepenuhnya menguasai pertempuran. Bahkan mereka sudah berhasil menangkap para prajurit kerajaan dan menewaskan Panglima Hui Su sebagai orang nomor satu di angkatan perang pasukan kerajaan Tionggon yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Berkat keyakinan dan kegigihan para prajurit Hu Yui Se, akhirnya mereka mampu merebut istana yang sudah lama dikuasai oleh pasukan kerajaan yang pro terhadap Perdana Menteri Tuo Hang."Ini adalah sebuah ke
Dengan demikian, pertempuran besar pun kembali terjadi. Pasukan kerajaan melakukan perlawanan sengit atas serangan yang dilancarkan oleh pasukan Hu Yui Se."Jangan biarkan mereka masuk. Kalian harus bisa mempertahankan istana ini!" seru Panglima Hui Su.Feng Guang dengan gagahnya memacu derap langkah kudanya langsung masuk ke halaman istana disusul oleh Dui Mui dan Hok Shin. Dengan senjata masing-masing, mereka langsung menebas leher semua prajurit kerajaan yang coba-coba melakukan perlawanan.Saat demikian gentingnya, Perdana Menteri Tuo Hang pun sudah bersiaga penuh. Ia bersama para pengawalnya langsung menghunus pedang masing-masing demi mempertahankan diri.Beberapa saat kemudian, beberapa orang dari pasukan Hu Yui Se berhasil menerobos pertahanan pasukan kerajaan. Mereka berhasil memasuki istana, kemudian langsung mengepung Perdana Menteri Tuo Hang dan para pengawalnya."Menyerahlah, Perdana Menteri!" seru Dui Mui."Bedebah!" geram Perdana Menteri Tuo Hang. Kemudian memberikan pe
Lie Huang dan semua yang ada di tempat itu mengangguk dan menjura serempak, sebagai bentuk hormat mereka terhadap Feng Guang selaku pemimpin tertinggi pasukan Hu Yui Se.Beberapa saat kemudian, tiga orang agen pengintai yang ditugaskan oleh Feng Guang sudah kembali menghadapnya. Tiga orang agen pengintai itu adalah para prajurit khusus. Mereka melaporkan tentang kondisi istana dan juga peta kekuatan lawan yang akan digempur oleh pasukan Hu Yui Se. Semua berdasarkan hasil penyelidikan yang mereka lakukan."Apakah ada tanda-tanda bahwa pasukan kerajaan mendapatkan bantuan dari pihak asing atau tidak?" tanya Feng Guang meluruskan pandangannya ke arah tiga prajurit mata-mata yang baru saja kembali."Sepertinya tidak, Panglima. Semua jalur yang menuju ke istana sudah diblokade oleh pasukan kita. Jadi, tidak mungkin ada pihak asing yang berani memasuki wilayah ibu kota," jawab salah seorang dari ketiga prajurit itu.Feng Guang tersenyum lebar, lalu bertanya lagi, "Apakah saat ini mereka sud
Tan Miau dan para prajurit Hu Yui Se tampak semringah mendengar perkataan Caw Kyu. Pasalnya, dengan gabungnya Caw Kyu dan kawan-kawannya, tentu akan menjadi kabar baik dan menggembirakan bagi seluruh rakyat kerajaan Tionggon."Kami sangat senang sekali mendengarnya," kata Tan Miau tersenyum lebar. "Semoga pasukan Hu Yui Se akan menjadi semakin kuat dengan kehadiran kalian," sambungnya dengan raut wajah semringah.Selanjutnya, Tan Miau langsung menyerahkan Caw Kyu dan kawan-kawannya kepada ketua regu induk pasukan Hu Yui Se yang bertugas di sepanjang perbatasan kota Yuanzi Timur. Setelah itu, Tan Miau kembali masuk ke tendanya untuk beristirahat sejenak, karena malam sudah semakin larut dan hampir mendekati pagi."Malam ini kalian istirahat saja dulu, besok barulah kalian boleh bergabung dengan para prajurit lainnya," kata salah seorang prajurit yang menjadi ketua regu induk pasukan Hu Yui Se.Caw Kyu dan kawan-kawannya menjura hormat dengan membungkukkan badan ke arah prajurit tersebu
Semua prajurit yang ada di tempat tersebut saling berpandangan, mereka sependapat dengan prajurit senior yang merupakan ketua regu di dalam kubu pasukan kerajaan. Dia adalah Caw Kyu—orang kepercayaan Panglima Hui Su. Bagaimana yang telah Caw Kyu sampaikan bahwa solusi dan jalan keluar terbaik adalah kabur dari istana. "Melarikan diri memang jalan terbaik yang harus kita lakukan, agar kita semua selamat dari serangan pasukan Hu Yui Se," desis salah seorang prajurit. "Jujur saja, aku sudah lelah berada di di istana ini," sambungnya."Apa yang kau katakan memang benar, aku pun sependapat denganmu," sahut prajurit lainnya.Semua prajurit yang ada di tempat tersebut, kini mulai berani mengungkapkan perasaan yang selama ini mereka alami. Para prajurit itu sudah tak mau lagi terlibat perang melawan pasukan Hu Yui Se.Selain takut terhadap lawan yang mereka hadapi, para prajurit itu pun berpikir bahwa perang tersebut sama dengan melawan saudara mereka sendiri. Karena di dalam kubu pasukan Hu