Mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut manis di gadis cantik bermata sipit itu, Feng Guang hanya tersenyum-senyum saja. Sampai detik ini, Feng Guang masih belum paham dengan sikap yang ditunjukkan oleh Vie Yui.Feng Guang benar-benar tidak dapat melihat dan tak dapat merasakan betapa besarnya rasa cinta dalam diri Vie Yui kepadanya. Saat itu, Feng Guang hanya beranggapan bahwa sikap Vie Yui biasa-biasa saja, dan dirinya pun menganggap Vie Yui sebagai adiknya sendiri."Syukurlah kalau memang seperti itu, itu tandanya kau tidak akan canggung lagi saat bertemu para pendekar lainnya yang ada di sana."Feng Guang tersenyum lebar memandang wajah Vie Yui. Setelah itu, ia kembali melanjutkan perbincangannya dengan Hu Gou. Vie Yui pun pamit kepada Feng Guang dan Hu Gou untuk segera beristirahat di dalam tenda."Maafkan putriku, Feng Guang. Gaya bicaranya terlalu polos, aku harap kau tidak tersinggung," bisik Hu Gou.Feng Guang tersenyum menanggapi perkataan pria paruh baya itu. Lalu men
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bertemu kembali dengan keempat prajurit kerajaan Tionggon utusan Perdana Menteri Tuo Hang. Sejatinya Feng Guang dan para pendekar lainnya sudah paham bahwa keempat prajurit itu sengaja diutus ke wilayah tersebut untuk menyelidikinya yang sudah membawa kabur Raja Hao Xiong Han dari penjara istana oleh Feng Guang.Perjalanan menuju desa Shengcun diperkirakan sekitar dua hari lagi, sehingga rombongan tersebut harus kembali beristirahat dan mendirikan perkemahan saat hari mulai gelap. Tidak mungkin perjalanan tersebut dilanjutkan malam hari, mengingat cuaca yang tentu sangat tidak mendukung.Jalur yang mereka lewati adalah hutan dan mereka hanya menyusuri jalan sempit yang hanya cukup untuk satu kereta kuda saja. Jika berpapasan dengan kereta kuda dari arah berlawanan, maka salah satu dari kereta kuda tersebut harus mengalah mencari tempat untuk menepi agar kereta kuda lainnya dapat melewati jalur tersebut."Kalau kondisinya seperti ini, tidak mung
Menghadapi serangan lawannya yang kasar itu, setiap saat Feng Guang harus menghindar untuk menempatkan dirinya pada jarak perlawanan yang sebaik-baiknya. Sekilas Feng Guang membayangkan betapa sulit dirinya dalam melakukan pertarungan jarak dekat, sehingga tidak memungkinkan dirinya menggunakan pedang saat melakukan pertarungan dalam jarak dekat."Saat bertarung dalam jarak dekat, maka aku tidak dapat menggunakan senjata dengan leluasa. Kedua pendekar itu akan menghimpitku dan mereka akan unggul dengan kekuatan ganda," desis Feng Guang saat dirinya mundur beberapa tombak ke belakang.Ini adalah pertarungan yang benar-benar memeras keringat dan pikiran. Feng Guang harus bergerak dengan cepat dan kemudian berusaha membalas menyerang, agar mempersempit ruang gerak kedua lawannya.'Mereka bukan lawan yang mudah, aku harus berhati-hati dan memanfaatkan dengan baik kelengahan mereka,' kata Feng Guang dalam hati.Feng Guang menyadari bahwa pertempuran itu akan berlangsung lama jika dirinya t
Feng Guang mengatur napas sejenak, lalu menjawab, "Sebaiknya kita menghadap Yang Mulia Raja. Kita berbincang di tenda Yang Mulia saja!""Baik, Ketua."Sebelum menghadap sang raja, terlebih dahulu Feng Guang meminta agar para pendekar yang bertugas menjaga keamanan di perkemahan tersebut, untuk memperketat pengamanan. Feng Guang khawatir, orang-orang dari kelompok pendekar yang sudah ia binasakan datang ke tempat tersebut."Kalian perketat keamanan! Kalian bisa minta bantuan kepada kawan-kawan kalian yang lain agar membantu kalian mengawasi area perkemahan ini. Aku khawatir orang-orang dari Lembah Ular akan datang ke sini.""Baik, Ketua." Para pendekar itu menjawab serempak sambil menjura kepada Feng Guang.Setelah itu, barulah ia mengajak Dui Mui untuk menghadap sang raja. "Marilah, kita menghadap sang raja sekarang!" ajak Feng Guang.Dui Mui hanya mengangguk dan langsung berjalan mengikuti langkah Feng Guang.Setelah berada di tenda tempat beristirahatnya sang raja, Feng Guang dan Du
Sam Dong menarik napas panjang, ia tetap berusaha tenang dalam menghadapi sikap kasar yang ditunjukkan oleh Panglima Hui Su."Aku memang tidak mengetahui apa-apa tentang orang-orang yang kau maksud. Sudah aku katakan, kelompok yang aku pimpin tidak memiliki tujuan yang sama dengan kelompok mereka!" tandas Sam Dong dengan tegasnya."Berarti kelompokmu mendukung pemerintahan Tuan Perdana Menteri Tuo Hang?""Ya, kami sangat mendukung!" Sam Dong menjawab dengan tegas pertanyaan sang panglima. Namun jawabannya itu tidak dapat mempengaruhi Panglima Hui Su menjadi baik pada Sam Dong."Apakah kau berkata jujur?"Sam Dong meluruskan pandangannya ke wajah sang panglima, lalau menjawab, "Aku sudah berkata jujur. Tolong jangan libatkan aku dan anak buahku dalam persoalan ini!"Panglima Hui Su hanya dapat menarik napas dalam-dalam. Sepertinya ia memang tidak akan dapat memaksa Sam Dong dan para tawanan lainnya untuk mengatakan apa yang tidak mereka ketahui. Padahal, itu tidak sesuai dengan fakta y
Para prajurit lain menggeleng-gelengkan kepala, mereka sadar bahwa tidak mungkin mereka dapat mengejar Sam Dong yang sudah kabur dengan menunggangi kuda, sedangkan mereka sudah dalam kondisi terluka."Tidak mungkin orang itu bisa kita kejar. Kau lihat sendiri, kita sudah mengalami luka!" jawab salah seorang prajurit.Prajurit yang tadi meminta kawan-kawannya untuk mengejar Sam Dong, hanya menarik napas dalam-dalam. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, memang pada saat itu kondisinya dan juga kondisi kawan-kawannya sudah dalam keadaan luka parah. Sehingga tak mungkin dapat mengejar Sam Dong."Kita akan mendapatkan masalah besar," desisnya. "Panglima Hui Su pasti akan memarahi kita," sambungnya penuh rasa cemas."Lebih baik kita segera melapor kepada Panglima Hui Su." Salah seorang prajurit bangkit dengan diikuti oleh kawan-kawannya. Setelah itu, mereka langsung melangkah menuju ke area barak prajurit untuk menemui Panglima Hui Su.Di lain pihak, tepatnya di desa Shengcun. Feng Guang dan r
Dua hari berikutnya ....Setelah semuanya siap, Feng Guang langsung mengumpulkan para pendekar senior dari Sekte Hu Yui Se yang kini resmi menjadi induk pasukan perang Hu Yui Se atas izin Raja Hao Xiong Han.Dalam kesempatan itu, Feng Guang memberi perintah kepada Lie Huang yang sudah diangkat menjadi kepala induk pasukan perang untuk wilayah timur, agar segera menyiapkan pasukan untuk menyerang basis pertahanan kerajaan yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Pasukan yang dipimpin oleh Lie Huang akan dibantu oleh para pendekar Pulau Tiax Su. Mereka adalah para pengikut setia Lie Huang yang akan ikut andil dalam melumpuhkan basis pertahanan di wilayah tersebut."Berapa prajurit yang harus aku bawa ke timur, Panglima?" tanya Lie Huang setelah mendapatkan tugas dari Feng Guang."Lima ratus pendekar saja, ditambah tiga ratus pendekar dari pulau Tiax Su, sehingga jumlah pasukanmu menjadi delapan ratus orang. Aku rasa ini cukup, pasukanmu bisa menggempur prajurit kerajaan secara max
Para pendekar yang mendapatkan tugas tersebut hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil menjura kepada Lie Huang sebagai pemimpin mereka. Para pendekar itu mematuhi apa yang diperintahkan oleh Lie Huang, karena Lie Huang merupakan pemimpin induk pasukan perang Hu Yui Se di wilayah timur.Kemudian, salah seorang dari mereka berkata, "Baik, Ketua. Kami akan melaksanakan tugas ini sebaik mungkin, kami akan berangkat pagi-pagi sekali menuju kota Siancu."Setelah melakukan pembicaraan penting dengan beberapa orang bawahannya, Lie Huang pun langsung beristirahat. Demikian pula dengan para pendekar itu, mereka kembali ke tenda masing-masing untuk rehat sejenak.Sementara itu, ada sekitar dua puluh orang pendekar mengamankan perkemahan tersebut. Mereka bersiaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan."Tempat ini jauh sekali dari pemukiman penduduk, semoga saja tempat ini aman," bisik salah seorang pendekar yang bertugas menjaga keamanan di area perkemahan."Sepertinya tempat ini aman, tet
Para pendekar itu kembali mengerahkan kekuatan mereka dan kembali melakukan serangan secara brutal terhadap Feng Guang. Namun, Feng Guang dengan gerakan yang sangat cepat langsung menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh lawan-lawannya.Setelah dapat menghindari setiap serangan yang mengancam dirinya, Feng Guang langsung membalasnya dengan serangan yang lebih ganas dari serangan lawan-lawannya.Demikianlah, pertarungan itu pun terus berlanjut dan menjadi semakin sengit saja. Dari kedua belah pihak terus melakukan serangan-serangan yang sangat berbahaya. Terlebih lagi, serangan-serangan yang dilakukan oleh Yao Ming dan para pendekar lainnya. Mereka benar-benar berambisi untuk membinasakan Feng Guang pada saat itu juga.Mereka menutup mata dan telinga, seolah tak peduli dengan penjelasan Feng Guang. Para pendekar itu yakin bahwa Feng Guang adalah pelaku utama yang sudah membantai para pendekar Sekte Tian Cu."Tak ada pilihan lagi, selain melumpuhkan mereka satu persatu untuk meny
Namun, dua orang pendekar berjubah hijau itu tidak mengindahkan pertanyaan Feng Guang. Mereka hanya tertawa dan terus melakukan serangan terhadap Feng Guang."Kurang ajar!" geram Feng Guang langsung melakukan perlawanan sengit.Saat dirinya terdesak, Feng Guang menghentakkan kakinya, kemudian meluncur ke udara. Saat dalam posisi mengambang di udara, maka Feng Guang segera mengerahkan jurus tenaga dalamnya."Sebenarnya aku tidak tega jika harus melukai kalian. Tetapi, anggap saja ini adalah sebuah pelajaran yang harus kalian terima," kata Feng Guang masih dalam posisi terbang di atas para pendekar itu.Tanpa terduga, gelombang panas tiba-tiba muncul dari kedua telapak tangan Feng Guang. Kemudian gelombang panas itu meluncur ke arah dua pendekar berjubah hijau itu, serangan yang sangat dahsyat dan sulit dihindari, sehingga dua orang pendekar itu langsung jatuh bergelimpangan. Mereka benar-benar terkejut dan tak dapat mengantisipasi serangan tersebut.qFeng Guang hanya tersenyum dan lang
Yao Ming tertawa dingin, lalu menjawab, "Kau memang pandai berbohong, sehingga rakyat negri ini sangat percaya dengan kebohonganmu, karena mereka bodoh. Sebenarnya kau adalah penjahat yang berlindung di bawah kekuasaan Raja Hao Xiong Han yang dianggap sebagai pahlawan karena sudah berhasil merebut kembali pemerintah kerajaan Tionggon dari tangan Perdana Menteri Tuo Hang. Tapi di mata kami, kau tetap seorang penjahat. Kami tahu kebusukanmu!""Kau telah menuduhku melakukan perbuatan yang tidak pernah aku lakukan!" Feng Guang membentak dengan penuh kegusaran. "Seharusnya kau percaya bahwa aku ini tidak pernah terlibat dalam kasus kematian para pendekar Sekte Tian Cu. Ini fitnah dan aku tidak terima atas tuduhan ini!"Yao Ming dan kedua anak buahnya tertawa lepas mendengar perkataan Feng Guang. Mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang Feng Guang katakan."Jangan berkelit lagi, Feng Guang. Percuma saja, kami memiliki bukti yang kuat!" kata Yao Ming. "Malam ini kau harus mempertangg
Setelah berada di luar penginapan, Feng Guang tampak terkejut sekali ketika melihat sebuah tulisan di dinding luar kamar tempatnya menginap. Tulisan tersebut merupakan sebuah tantangan dari seseorang yang tak dikenal yang meminta Feng Guang agar datang ke sebuah tempat."Gurun pasir Tio Sun," gumam Feng Guang setelah membaca tulisan tersebut.Entah siapa orang yang sudah menulis pesan tersebut, karena dalam tulisan itu tidak tertulis nama sang penulisnya.Feng Guang tampak bingung sekali. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Bagaimana mungkin ada seorang pendekar yang menantangku untuk bertarung, padahal tak ada orang yang mengetahui kalau aku menginap di sini. Bahkan para biksu yang baru melakukan pertemuan denganku tidak ada satu pun yang tahu?"Feng Guang termenung sejenak, memikirkan langkah selanjutnya. Apakah ia harus menerima tantangan tersebut atau mengabaikannya?Setelah itu, Feng Guang langsung bersiap untuk berangkat ke gurun pasir Tio Sun. Ia tampak penasaran
Dengan demikian, Feng Guang sudah mulai kehilangan kesabaran dan langsung mengerahkan jurus andalannya.Perdana Menteri Tuo Hang, saat itu masih dapat melakukan perlawanan meskipun dirinya sudah mengalami luka yang sangat parah. Namun, perlawanannya tidak berarti apa-apa, karena Feng Guang lebih unggul segalanya.Hanya dengan dua kali sabetan pedangnya, Feng Guang sukses menjatuhkan pria bertubuh kekar itu, sehingga Perdana Menteri Tuo Hang tewas dengan luka yang sangat parah di bagian leher dan perutnya.Sementara itu, pasukan Hu Yui Se sudah sepenuhnya menguasai pertempuran. Bahkan mereka sudah berhasil menangkap para prajurit kerajaan dan menewaskan Panglima Hui Su sebagai orang nomor satu di angkatan perang pasukan kerajaan Tionggon yang diperintah oleh Perdana Menteri Tuo Hang.Berkat keyakinan dan kegigihan para prajurit Hu Yui Se, akhirnya mereka mampu merebut istana yang sudah lama dikuasai oleh pasukan kerajaan yang pro terhadap Perdana Menteri Tuo Hang."Ini adalah sebuah ke
Dengan demikian, pertempuran besar pun kembali terjadi. Pasukan kerajaan melakukan perlawanan sengit atas serangan yang dilancarkan oleh pasukan Hu Yui Se."Jangan biarkan mereka masuk. Kalian harus bisa mempertahankan istana ini!" seru Panglima Hui Su.Feng Guang dengan gagahnya memacu derap langkah kudanya langsung masuk ke halaman istana disusul oleh Dui Mui dan Hok Shin. Dengan senjata masing-masing, mereka langsung menebas leher semua prajurit kerajaan yang coba-coba melakukan perlawanan.Saat demikian gentingnya, Perdana Menteri Tuo Hang pun sudah bersiaga penuh. Ia bersama para pengawalnya langsung menghunus pedang masing-masing demi mempertahankan diri.Beberapa saat kemudian, beberapa orang dari pasukan Hu Yui Se berhasil menerobos pertahanan pasukan kerajaan. Mereka berhasil memasuki istana, kemudian langsung mengepung Perdana Menteri Tuo Hang dan para pengawalnya."Menyerahlah, Perdana Menteri!" seru Dui Mui."Bedebah!" geram Perdana Menteri Tuo Hang. Kemudian memberikan pe
Lie Huang dan semua yang ada di tempat itu mengangguk dan menjura serempak, sebagai bentuk hormat mereka terhadap Feng Guang selaku pemimpin tertinggi pasukan Hu Yui Se.Beberapa saat kemudian, tiga orang agen pengintai yang ditugaskan oleh Feng Guang sudah kembali menghadapnya. Tiga orang agen pengintai itu adalah para prajurit khusus. Mereka melaporkan tentang kondisi istana dan juga peta kekuatan lawan yang akan digempur oleh pasukan Hu Yui Se. Semua berdasarkan hasil penyelidikan yang mereka lakukan."Apakah ada tanda-tanda bahwa pasukan kerajaan mendapatkan bantuan dari pihak asing atau tidak?" tanya Feng Guang meluruskan pandangannya ke arah tiga prajurit mata-mata yang baru saja kembali."Sepertinya tidak, Panglima. Semua jalur yang menuju ke istana sudah diblokade oleh pasukan kita. Jadi, tidak mungkin ada pihak asing yang berani memasuki wilayah ibu kota," jawab salah seorang dari ketiga prajurit itu.Feng Guang tersenyum lebar, lalu bertanya lagi, "Apakah saat ini mereka sud
Tan Miau dan para prajurit Hu Yui Se tampak semringah mendengar perkataan Caw Kyu. Pasalnya, dengan gabungnya Caw Kyu dan kawan-kawannya, tentu akan menjadi kabar baik dan menggembirakan bagi seluruh rakyat kerajaan Tionggon."Kami sangat senang sekali mendengarnya," kata Tan Miau tersenyum lebar. "Semoga pasukan Hu Yui Se akan menjadi semakin kuat dengan kehadiran kalian," sambungnya dengan raut wajah semringah.Selanjutnya, Tan Miau langsung menyerahkan Caw Kyu dan kawan-kawannya kepada ketua regu induk pasukan Hu Yui Se yang bertugas di sepanjang perbatasan kota Yuanzi Timur. Setelah itu, Tan Miau kembali masuk ke tendanya untuk beristirahat sejenak, karena malam sudah semakin larut dan hampir mendekati pagi."Malam ini kalian istirahat saja dulu, besok barulah kalian boleh bergabung dengan para prajurit lainnya," kata salah seorang prajurit yang menjadi ketua regu induk pasukan Hu Yui Se.Caw Kyu dan kawan-kawannya menjura hormat dengan membungkukkan badan ke arah prajurit tersebu
Semua prajurit yang ada di tempat tersebut saling berpandangan, mereka sependapat dengan prajurit senior yang merupakan ketua regu di dalam kubu pasukan kerajaan. Dia adalah Caw Kyu—orang kepercayaan Panglima Hui Su. Bagaimana yang telah Caw Kyu sampaikan bahwa solusi dan jalan keluar terbaik adalah kabur dari istana. "Melarikan diri memang jalan terbaik yang harus kita lakukan, agar kita semua selamat dari serangan pasukan Hu Yui Se," desis salah seorang prajurit. "Jujur saja, aku sudah lelah berada di di istana ini," sambungnya."Apa yang kau katakan memang benar, aku pun sependapat denganmu," sahut prajurit lainnya.Semua prajurit yang ada di tempat tersebut, kini mulai berani mengungkapkan perasaan yang selama ini mereka alami. Para prajurit itu sudah tak mau lagi terlibat perang melawan pasukan Hu Yui Se.Selain takut terhadap lawan yang mereka hadapi, para prajurit itu pun berpikir bahwa perang tersebut sama dengan melawan saudara mereka sendiri. Karena di dalam kubu pasukan Hu