Hilmi membawakan dua gelas teh hijau untuk mereka bertiga.“Rachel, ini adalah Alwa. Alwa, ini istriku,” kata Ronald memperkenalkan mereka berdua.Alwa memberi salam pada Rachel sambil memandangi perempuan itu dengan lekat. Sorot mata lelaki itu membuat Rachel tidak nyaman. Dulu setiap ada lelaki yang melihatnya, Ronald pati akan cemburu dan memberikan sorot penuh peringatan pada lelaki itu.Namun sekarang Ronald terlihat biasa saja dan tidak bereaksi apa pun. Rachel sedikit sebal dan dia mencubit paha lelaki itu yang ada di bawah meja dengan kuat. Karena paha Ronald terlalu kekar, dia tidak bisa mencubitnya sama sekali. Akhirnya Rachel hanya mendelik kesal pada lelaki itu.Ronald menepuk punggung tangan perempuan itu dan berkata, “Alwa nggak ada niat jahat, kamu tenang dan santai saja.”“Bu Rachel sangat cantik. Saya pernah belajar diagnosa denyut nadi, saya boleh memeriksa denyut nadinya?”Ketika Rachel hendak mengatakan tidak boleh. Ronald meletakkan tangannya di atas meja dan Alwa
Mata Ronald melebar seketika. Perusahaan Chip Bioteknologi adalah usaha lamanya Rendy. Jangan-jangan ….“Pak Ronald, saya hanya seorang dokter sihir saja. Saya kurang mengerti dengan hal seperti ini,” kata Alwa.“Akan tetapi, Chip Bioteknologi sudah musnah di Perbatasan Helios untuk mencegah adanya pemberontak. Karena chip tersebut bisa mengendalikan otak besar dan membuat orang tersebut mendengar perintahnya.“Kamu kenal dengan orang yang mengerti dengan bagian ini?” tanya Ronald.Alwa menggeleng dan berkata, “Orang-orang yang menganalisa hal mengenai bioteknologi biasanya akan dilindungi dengan ketat. Dokumen mereka juga dijaga dengan sangat rahasia sekali dan nggak akan ada yang bisa melacak informasi mereka.“Baik, saya mengerti,” kata Ronald. “Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk datang. Saya akan atur orang untuk antar kamu pulang.”“Blake minta saya untuk sampaikan ke kamu kalau keadaan di Perbatasan Helios sangat baik. Pak Ronald nggak perlu khawatir,” tambah Alwa lagi seb
Tidak butuh waktu lama untuk mempersiapkan makan malam. Rachel menormalkan perasaannya dan bergandeng tangan dengan Ronald menuju ruang makan. Darren menjulurkan lidahnya dan berkata, “Papa dan Mama terlalu lengket. Setiap hari Papa selalu menguasai mama kami!”Ronald menlirik dingin dan berkata, “Kamu minta dipukul?”Darren bergegas sembunyi di balik tubuh Eddy sambil berkata, “Sekarang Mama pulang kerja sudah nggak pernah main dengan kami. Semua karena Papa yang merebut Mama!”Michelle mengangguk dan berkata, “Papa, malam ini aku mau tidur sama Mama.”“Aku juga mau tidur sama Mama! Aku juga mau Mama mandiin aku dan ceritakan aku dongeng!” seru Darren dengan antusias.“Kekanak-kanakan,” gumam Michael dengan sinis. “Kamu pikir kamu masih berumur tiga tahun? Masih saja minta Mama mandiin kamu.”“Aku baru empat tahun, kan masih kecil juga!” balas Darren sambil berlari ke arah Darren dan dengan manja kembali berkata, “Mama, Mama setiap hari menemani Papa, Mama juga menemani aku dong”Waja
Darren dibuat tercenung di tempat. Matanya yang hitam legam terlihat berkaca-kaca. Dia menemukan sorot benci dan tidak suka dari kedua bola mata Rachel.“Mama, Mama benci sama aku?” tanya Darren dengan suara bergetar.“Maaf, aku salah. Aku nggak akan ceroboh lagi ….” Darren melangkah secara perlahan ke arah Rachel dan mencoba menyentuh tangan ibunya. Kemudian yang terjadi justru perempuan itu mengibaskan tangannya dengan kuat.“Sudah dibilang jangan sentuh aku!” seru Rachel dengan emosi meledak. Dia mengangkat tangannya dan membanting kue cokelat stroberi yang ada di atas meja. Semua orang yang ada di meja makan tampak tercengang, terutama keempat bocah itu. Air mata Darren mengalir setetes demi setetes. Michelle menggigiti bibirnya dan menangis tanpa suara.“Kalian masuk ke kamar!” kata Ronald sambil menekan bahu Rachel.“Kamu juga jangan sentuh aku! Kalian semua pergi!” seru Rachel sambil menepis tangan Ronald.Dia meremas kepalanya dan berlari keluar. Kepalanya sakit sekali dan sep
Darren tengah menangis di kamarnya. Air matanya mengalir dengan sangat deras.“Maaf, aku nggak seharusnya begitu ceroboh. Mama sepertinya sangat marah sekali. Bagaimana ini?” tanya Darren yang kebingungan.“Kenapa Mama bisa marah sekali? Kenapa bisa berubah begitu menyeramkan?”Sorot mata Rachel ketika melihatnya tadi seperti bertemu dengan orang yang paling menyebalkan. Hatinya seperti ditusuk dengan ribuan jarum.Eddy membasahi bibirnya dan berkata, “Rok itu pemberian Papa, Mama sepertinya sangat menyayangi rok itu, makanya bisa tiba-tiba marah besar.”“Meski begitu nggak seharusnya Mama terlihat begitu marah. Pasti ada sesuatu yang nggak kita ketahui telah terjadi,” ujar Michael sambil duduk di tepi jendela. Sorot matanya tampak dalam dan tidak dapat diartikan.Michelle terisak dan berkata, “Kak, tatapannya Mama menakutkan sekali. Aku nggak pernah melihat Mama yang seperti itu. Selain itu aku juga melihat ….”Michelle melihat ibunya menggigit bahu ayahnya. Ketika Ronald masuk tadi,
“Mama, ini mie buatan aku sendiri dan sengaja aku buat untuk minta maaf. Kemarin malam aku-“ Darren berkata dengan wajah bersalah. Namun tiba-tiba ucapannya dipotong oleh Ronald.“Darren, kamu keluar sebentar. Papa mau bicara dengan Mama.”Dengan tidak senang Darren membalas, “Papa, aku belum selesai ngomong! Boleh tunggu sampai aku selesai baru Papa ngomong?”“Nggak boleh! Keluar!”Ronald mengambil mie yang ada di tangan Darren dan meletakkannya di nakas samping kasur. Kemudian dia mengangkat bocah itu dan membawanya keluar. Setelah itu pintu ditutup dan dikunci dari dalam.“Papa! Papa keterlaluan sekali!” marah Darren.Ronald mengirimkan sebuah pesan secara diam-diam sebelum dia membalikkan badannya dan bergumam, “Mie bocah ini pasti nggak seenak punyaku! Kamu yakin mau makan?”“Sebenarnya kamu mau bicara sama aku sampai mengusir Darren?” tanya Rachel.“Oh, nggak ada,” jawab Ronald sambil menatap kerah baju perempuan itu dan berkata lagi, “Nggak baik kalau anak-anak melihatmu begini.
“Mama, aku lupa.” Darren menggaruk kepala bagian belakang sambil berusaha berpikir dengan keras.Rachel tertawa dan berkata, “Kalau begitu tunggu kamu ingat dulu baru kasih tahu Mama, ok?”Darren mengangguk dengan semangat sambil menghela napas lega dalam hati.Terdengar suara seruan dari Hilmi yang berkata, “Den, Non, siap-siap berangkat sekolah.”Eddy langsung membawa adik-adiknya turun. Setelah anak-anak pergi, suasana di rumah menjadi hening. Rachel diminta untuk tinggal di rumah dan istirahat penuh selama tiga hari. Dia juga khawatir dengan kondisi kesehatannya sehingga memilih menuruti perintah tersebut. Perempuan itu memutuskan untuk membaca di ruang baca.Ronald juga tidak pergi ke kantor dan memutuskan untuk kerja di ruang baca juga. Suara ketikan dari jarinya memenuhi seluruh ruangan dan membuat hati Rachel perlahan menjadi tenang. Dia membaca sebuah cerita yang menarik dan pasti akan membagikannya pada lelaki itu.Suara dering ponsel mengakhiri suasana tenang dan sunyi terse
“Balik ke kamar! Aku dongeng kamu sampai tertidur.”“Aku bukan Michelle yang harus didongengin dulu,” sahut Rachel sambil tertawa.Dia bersandar di dada lelaki itu dan berkata, “Kamu lanjut kerja saja, aku baca dulu biar bisa ngantuk. Kalau aku tertidur, ingat pakaikan aku selimut.”Ronald mengangguk dan memeluk pinggang perempuan itu. Sebelah tangannya digunakan untuk mengetik sesuatu di atas laptopnya.Rachel tidak konsen untuk membaca dan dia memilih untuk membaca berita di ponselnya. Mendadak dia terdiam karena melihat berita utama yang berisi dirinya.“Perempuan tercantik di Kota Suwanda turun ke lokasi proyek dan pingsan karena kelelahan.”Rachel tersenyum miring ketika melihat judul berita tersebut. Kenapa dia terdengar begitu menyedihkan sekali? Rachel dibuat terkejut ketika melihat komentar orang-orang di bawahnya. Kenapa semua orang mengasihani dirinya?“Ronald, ini ada hubungannya dengan kamu?” tanya Rachel sambil mengangkat alisnya.Ronald hanya menatapnya dengan tak berday