Share

Bab 803

Sudah jam lima sore ketika mereka pulang dari rumah keluarga Adijaya. Sepanjang jalan, Darren tak henti-hentinya bercerita. Dia sangat antusias.

“Kata Kakek Hendo aku berbakat melukis, loh. Terus juga kata Kakek, misalkan lukisanku dibandingkan dengan lukisan anak seluruh negara, pasti tidak akan kalah.”

“Kakek Hendo juga bilang, setiap minggu dia akan meluangkan waktu untuk mengajariku melukis. Mama boleh nggak temanin aku ke sana tiap minggu?”

Rachel mengelus wajah Darren, kemudian berkata, “Melukis itu membosankan, loh. Bukan cuma senang-senang sesaat saja. Kamu benaran mau terus belajar melukis?”

Darren mengangguk kencang, “Mama, aku pasti bisa kayak Michelle, setiap hari latihan melukis.”

“Hebat!” Rachel tertawa lembut, “Besok Mama bawa kamu ke pasar beli peralatan dan kertas lukis profesional, ya. Hari ini kamu istirahat dulu.”

“Wah, terima kasih, Mama.”

Darren mengajak adiknya bermain. Rachel mengenakan celemek, kemudian pergi ke dapur. Ronald sudah membuatkannya sarapan tadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status