Rachel tertegun setelah mendengar perkataan Ronald. Akhirnya Rachel mengerti, kenapa Ronald sangat membenci Rendy dan menuntutnya untuk keluar dari Suwanda. Ayahnya tidak akan mati kalau bukan karena Rendy. Sekalipun ayahnya mati, tidak seharusnya dia mati dengan pandangan negatif dari orang-orang seperti ini. “Dia adalah seorang anti sosial. Bahkan kematian ayahku juga tidak bisa mengubah sifat jahatnya itu. Dia selalu merasa kalau keluarga Tanjaya sama sekali tidak menganggapnya. Dia juga beranggapan kalau hidupnya menderita karena ada aku di dunia ini. Aku yang sama seperti dia. Dia semakin tertarik untuk melakukan banyak sekali pembunuhan setelah ayahku tiada. Dia juga sangat ingin membunuhku, tapi aku memang ditakdirkan untuk nggak mati di tangannya,” ujar Ronald penuh emosi. Rachel langsung memeluk Ronald seraya berkata, “Orang seperti dia memang harus dijebloskan ke penjara. Jika tidak, akan semakin banyak nyawa yang terancam karenanya.”Ronald membalas pelukan Rachel dengan m
Ronald bangun dari tempat tidur lalu berjalan ke lantai bawah dan mengambilkan air hangat untuk Rachel. Dia juga mengambil dua pil obat lalu memberikannya kepada Rachel. Ronald langsung memeluk dan melanjutkan tidur mereka setelah Rachel selesai minum obat. Rachel tidak bisa tidur dengan nyenyak semalaman. Dia terus merasa gelisah. Dia baru bisa tidur dengan nyenyak ketika fajar mulai menyingsing.Posisi matahari sudah cukup tinggi ketika Rachel bangun dari tidurnya. Sinar matahari masuk dan membuat ruangan terasa lebih hangat.Rachel bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian dia mengikat rambutnya dengan posisi rambut yang menjuntai ke bawah. Rachel mendengar suara gelak tawa anak-anaknya dari ruang makan. Di sana juga ada Ronald yang sedang mengupas telur untuk Michelle. Pemandangan seperti ini langsung membuat hati Rachel menjadi lebih hangat. Rachel tiba-tiba saja merasakan gatal yang luar biasa di wajahnya ketika dia baru saja ingin menyapa keluarganya
Mereka berenam menyelesaikan sarapan mereka dengan suka hati. Tidak lama kemudian, Farah turun dan berjalan menuju ke ruang makan dengan wajah pucat. “Pagi, Nek!”“Halo, Nek!”Anak-anak satu persatu menyapa Nenek mereka. Hilmi membawakan sarapan untuk Farah setelah Farah duduk di kursinya. Rachel meletakkan sumpitnya lalu berdiri hendak pergi menuju ruang keluarga, tapi tiba-tiba saja Farah menghentikannya.“Rachel, jangan ke mana-mana. Ada yang mau aku bicarakan sama kalian,” ujar Farah dengan wajah pucat. “Kenapa?” tanya Rachel tenang.“Sore ini, aku akan terbang ke Australia,” balas Farah dengan wajah datar. “Aku akan tinggal di sana. Kalian bisa mengunjungiku kalau kalian ada waktu,” ujar Farah lagi.Rachel hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Suasana di rumah saat ini memang kurang nyaman. Mereka seharusnya tidak bisa tinggal bersama setelah semua yang terjadi di antara mereka. Namun, Rachel sebagai pihak yang lebih muda tidak bisa menyuruh Farah untuk keluar dari
Bagaimana mungkin Farah masih bisa hidup sampai detik ini? Dia memiliki seorang putra yang tidak diketahui nasibnya, sedangkan putra yang satu lagi menganggapnya sebagai musuh. “Kalau begitu, lepaskan Catherine. Dia nggak bersalah. Dia melakukan semua itu atas paksaan Rendy,” ujar Farah dengan suara tercekat. “Bu Farah lebih baik mengurus diri Ibu sendiri saja baik-baik. Ibu akan mendapatkan kebebasan Ibu kembali setelah Rendy menerima hukuman yang sesuai dengan perbuatannya,” ujar Rachel ketus. Farah hanya bisa menundukkan kepalanya dengan mata memerah. Di sisi lain, keempat anak itu hanya bisa memperhatikan perdebatan ini dengan wajah bingung. Sebenarnya mereka tahu duduk perkara masalah ini, tapi semua itu sudah di luar dari kendali mereka. “Den Ronald, asisten Den sudah datang,” ujar Hilmi yang tiba-tiba muncul menyela perdebatan mereka. Ronald langsung menyipitkan matanya. Ronald sudah sempat memeriksa dokumen Tanjaya Group. Dia mengetahui kalau mantan asistennya bernama Ran
Rachel dan keempat anaknya sedang bermain puzzle di atas karpet yang berada di ruang keluarga ketika dia mendengar nama yang dikenalnya muncul di layar TV yang sedang dinyalakannya. “Pertempuran sebagai pewaris Adijaya Group sudah dimulai. Pertempuran antar generasi ini terasa sangat sengit karena keluarga Adijaya adalah sebuah keluarga yang memiliki sejarah yang panjang. Di dalam keluarga Adijaya hanya ada satu pewaris laki-laki, yaitu Zico. Tapi entah mengapa, Zico tiba-tiba mengundurkan diri dari persaingan menjadi ahli waris.”Rachel langsung mengerutkan keningnya. Dia masih ingat dengan jelas alasan utama Hanna berusaha menipu Rachel dalam proyek Yelitos Group adalah untuk melancarkan jalannya agar bisa menjadi pewaris Adijaya Group. Zico dan Hanna adalah generasi muda dari Adijaya Group yang sedang bertempur untuk memperebutkan posisi sebagai pewaris Adijaya Group. Lalu sekarang Hanna otomatis akan meraih posisi sebagai pewaris Adijaya Group karena Zico sudah mengundurkan diri d
Hendo buru-buru menghentikan mobilnya di depan mobil Rachel ketika Rachel baru saja keluar dari pintu gerbang. Kemudian dia membuka pintu mobil dan bergegas turun menuju tempat kemudi mobil Rachel lalu mengetuk jendelanya.Rachel menurunkan jendelanya lalu berkata dengan tenang, “Ada apa, Pak?”“Rachel ke mana saja kamu? Aku mencarimu ke mana-mana,” ujar Hendo penuh antusias. “Kamu sakit, ya? Wajahmu kenapa? Apa luka itu parah?” tanya Hendo khawatir.Rachel sedikit kesal dengan kekhawatiran yang terlihat sangat jelas dari wajah Hendo. “Aku baru pulang dari luar negeri kemarin. Pak Hendo kenapa mencariku?” tanya Rachel.“Nggak, kok .... Nggak apa-apa. Bagus kalau kamu baik-baik saja. Aku cuma sedikit khawatir,” jawab Hendo dengan wajah bingung.Dia tidak tahu lagi apa yang harus dikatakannya. Dia juga terlihat enggan untuk menyingkir dari mobil Rachel. “Kalau begitu, aku harus pergi sekarang. Aku mau ke sekolah anak-anakku,” ujar Rachel lembut.“Aku ikut, ya! Kebetulan aku lagi nggak
Setelah Rachel mengantar anak-anak ke taman kanak-kanak untuk mengurus izin, dia langsung mengendarai mobil menuju rumah keluarga Winata. Berita menghilangnya Rachel selama lebih dari dua puluh hari memang sudah diredam oleh keluarga Tanjaya. Namun demikian, keluarga Winata pasti sudah mengetahui semuanya. Rachel memarkir mobilnya di halaman vila keluarga Winata. Begitu turun dari mobil, pelayan Nenek Rima mendekatinya dengan suara pelan, "Non, Nyonya beberapa hari ini khawatir banget sama Non Rachel. Matanya sampai bengkak karena nangis terus, nggak nafsu makan juga. Nyonya jadi kurusan, Non ….”Rachel mengangguk, tanda bahwa dia sudah tahu. Rachel kemudian membawa anak-anaknya masuk ke dalam.Rima duduk bersandar di kursi sambil berjemur di teras. "Nek, aku kangen banget deh sama Nenek!" Darren berlari mendekat, memeluk leher Rima dengan manja. "Nenek, aku mau main sama nenek!" Michelle berkata manja."Nek, Mama buatin kue spesial untuk Nenek, loh." Eddy menghampiri sambil membawa
Setelah Rachel berkata akan memutus segala hubungan dengan keluarga Hutomo, Rachel memang tak pernah lagi memperhatikan apa pun tentang keluarga itu. Selain itu, Rachel memang bukan bagian dari keluarga Hutomo. “Shania dilecehkan di penjara,” ujar Rima sambil menghela napas, “setengah bulan yang lalu kabar kehamilannya tersebar. Baru saja Shania hamil, dia malah dipaksa aborsi oleh orang-orang itu. Tubuh Shania rusak, kejiwaannya juga jadi nggak begitu normal. Dengar-dengar dia gila. Sudah masuk rumah sakit jiwa.”Rachel menutup mulutnya. Saat ini, perasaannya juga sedikit kacau. Dulu, dia memang pernah menganggap Shania sebagai adik kandungnya sendiri. Akan tetapi, pada saat dia berumur delapan belas, hubungan Rachel dan Shania retak. Retakan itu pecah pada malam Rachel melahirkan anaknya. Dia membenci Shania selama empat tahun, bahkan pada satu titik, Rachel begitu gelap hati sampai dia berharap bisa menabrak Shania dengan mobilnya .... Namun, setelah Eddy dan Darren kembali ke