Rachel menatap Darren dengan raut wajah yang serius, “Kamu adalah seorang anak laki-laki yang gagah, nggak boleh sembarangan menangis.”Michelle yang seorang anak gadis saja tidak pernah menangis dari lahir sampai sekarang.“Tante Rachel, aku janji aku nggak akan sembarangan menangis lagi …,” ucap Darren sambil terisak berusaha menarik kembali ingus di hidungnya. “Aku … aku hanya terlalu lama nggak melihat Tante, jadi aku kangen ….”Begitu kalimat ini keluar dari mulutnya, wajahnya langsung merah padam hingga ke telinga.Sudut mulut Ronald langsung bergerak. Bocah Darren ini sejak kapan bisa merayu perempuan seperti ini? Kenapa dirinya tidak tahu?Selain itu, sebenarnya perempuan ini mempunyai kekuatan magis maam apa, hingga mampu membuat Darren, si iblis kecil ini berubah menjadi bocah penurut yang membuat orang mengasihaninya?Rachel sendiri juga merasa tidak enak hati. Sebenarnya, bocah ini memiliki citra yang baik di mata Rachel. Hanya saja, sayangnya dia adalah anak dari keluarga
Di sisi lain, Ronald sedikit meragukan kemampuan memasak Rachel.Tangan perempuan ini tidak pernah memegang dapur sebelumnya, bagaimana dia bisa memasak?Mungkin beberapa tahun ini perempuan itu sudah hidup mandiri di luar dan belajar memasak, namun hasil karya masakannya tidak akan mungkin bisa menandingi koki mahal yang telah disewa oleh keluarga Tanjaya.Rachel sama sekali tidak peduli dengan isi pikiran kedua ayah dan anak ini.Dirinya berjalan ke arah dapur dengan mengikuti Hilmi. Di sana, terdapat berbagai jenis bahan-bahan masakan yang sangat segar, persis seperti dapur hotel mewah di luar sana.Perempuan itu mengedarkan matanya ke sekeliling dapur, lalu dia mengambil dua buah tomat dan juga sekantong mi kering. Dia berencana untuk membuat sup mi tomat yang mudah dan sederhana.Hilmi yang berdiri di sampingnya, langsung mengingatkan, “Den Darren nggak suka makan mi ….”Maksudnya, agar perempuan itu segera mengganti bahan masakannya.Namun Rachel malah tersenyum kecil, “Perutnya
Mi tersebut tidak dimasukkan bumbu apa pun, sehingga warna kuahnya hampir sama dengan air bening.Semangkuk mi bening tumpah di atas dada Rachel, pakaiannya pun langsung basah kuyup seketika. Bahkan pinggiran celana dalamnya tercetak dengan jelas.“Ma, maaf!” Darren benar-benar terkejut. Jarang-jarang Tante Rachel datang mencarinya, namun dirinya malah melakukan hal sebodoh ini.“Aku bantu kamu mengelapnya ….”Bocah kecil itu buru-buru mengambil beberapa helai tissue dan menepuk-nepuknya di atas dada Rachel.Sepasang alis Ronald tiba-tiba mengernyit. Entah mengapa, dirinya sangat tidak senang melihat Darren menyentuh bagian pribadi dari perempuan ini.Pria itu bangkit berdiri dan berkata dengan dingin, “Sebaiknya Ibu Rachel ganti pakaian saja.”Rachel menggunakan tissue untuk menutupi bagian dadanya yang basah.Perempuan itu merasa seluruh bajunya hingga ke pakaian dalam, semua basah kuyup.Dirinya tidak akan bisa keluar dengan penampilannya yang sekarang ini.Perempuan itu menggigit k
Dari luar, terdengar suara pancuran shower kamar mandi yang deras jatuh ke lantai. Ronald yang sedang duduk menunggu di luar, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa kering.Kalau pria itu menoleh sedikit saja, maka dirinya dapat melihat bayangan di balik pintu kaca kamar mandi.Rachel baru saja selesai membereskan air sup yang tumpah di dadanya, lalu mulai mencuci bajunya sendiri. Perempuan itu menaruh kemeja Ronald di samping, dirinya sama sekali tidak berencana untuk menggunakan baju itu.Namun setelah perempuan itu selesai mencuci bajunya, dia baru menyadari bahwa tidak ada pengering rambut di dalam kamar mandi.Pilihan yang dia punya saat ini hanyalah dua, antara dia pergi mencarinya di luar, atau meminta tolong kepada pria yang ada di luar untuk mengantarkannya ke kamar mandi. Entah pilihan mana pun yang dipilih, yang pasti dia tidak bisa telanjang bulat berkeliaran.Perempuan itu tidak punya pilihan lain, selain menggunakan kemeja milik Ronald.Kemeja putih itu sangat besar, hingg
Rachel melihat jam di pergelangan tangannya, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, kegiatan di taman kanak-kanak sudah hampir selesai.Tanpa terasa dirinya telah membuang banyak waktu di rumah Ronald.Awalnya dirinya berencana untuk kembali ke ruang kerjanya dan melihat sebentar beberapa pekerjaan. Namun sekarang, dirinya sudah harus langsung pergi menjemput kedua anaknya.Rachel mengendarai mobilnya menuju taman kanak-kanak. Dia menunggu di depan pintu sekolah selama beberapa saat. Tidak beberapa lama kemudian, dia melihat dua orang anak saling bergandengan tangan berjalan menuju mobilnya.Di sekeliling kedua anak itu, terdapat rombongan anak-anak yang lain.“Michael, kamu hari ini hebat sekali! Kamu pasti akan menjadi anak terpintar di taman kanak-kanak kita!”“Michael, kamu tampan sekali! Aku juga ingin berteman denganmu, besok apa kamu bisa duduk semeja denganku?”“Aku mau duduk semeja dengan adikku,” ucap Michael dengan tenang. “Kalau kamu mau berteman dengan adik
Michael mengerutkan kedua alisnya, “Ma, sebaiknya kita pergi ke restoran dulu, kita coba lihat apa sebenarnya mau orang itu.”Dengan situasi seperti ini, Rachel hanya bisa berbuat seperti itu.Akhirnya Rachel membanting setirnya, memutar balik dan mencari sebuah restoran. Tepat ketika dia mau memarkirkan mobilnya di sebuah restoran, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat keras dari arah belakang.Perempuan itu melihat dari kaca spionnya, ternyata mobil hitam yang dari tadi mengikutinya, menabrak sebuah mobil sedan.Bagian belakang mobil sedan itu rusak parah, hingga pintu belakang mobilnya ringsek dan tidak bisa dibuka lagi.Pengemudi mobil hitam itu merasa panik dan tidak berani turun, dia langsung menyalakan mesin mobilnya dan melarikan diri.Pintu mobil depan itu, tiba-tiba dibuka, lalu turunlah seorang pria dengan menggunakan jas berwarna abu-abu yang terang.Pria itu adalah tipikal pria yang akan langsung menarik perhatian semua perempuan di sekelilingnya.Bola matanya berwa
Rachel membawa semua belanjaannya sambil berjalan masuk menuju rumahnya. “Ini adalah rumah nenekku.”“Nenek kamu sangat baik sekali padamu,” ucap Melvin sambil berdecak kagum. “Namun bagaimanapun juga rumah ini adalah rumah nenekmu, nggak ada namamu di dalamnya. Kalau nggak begini saja, kamu menikah denganku, maka aku janji akan membelikanmu sebuah rumah di tepi pantai. Di dalam sertifikatnya hanya ada nama kamu seorang.”Rachel menendang Melvin, “Melvin Shan, berani berbicara sembarangan lagi, aku akan langsung mengusir kamu keluar!”“Aduh, aduh! Rachel, nggak bisa apa kamu pelan sedikit, sakit tahu!” seru Melvin sambil menggendong Michelle berlari menghindari perempuan itu. “Aku salah, aku salah! Lain kali nggak akan menggodamu lagi.”Pria itu berlari ke ruang tamu dan duduk di atas lantai, menemani Michelle bermain dengan balok mainannya.Michael melirik sekilas ke arah adiknya, sambil membuka laptop dan masuk ke dalam akunnya sendiri.Tiba-tiba saja, sepasang alisnya yang lurus ber
Ronald mengatupkan rahangnya rapat-rapat.Pria itu melangkah maju dan menarik kerah belakang Eddy.“Pa, lepaskan aku!” ujar Eddy sambil berusaha memberontak. “Aku bersumpah ini yang terakhir kali aku menjadi hacker!”Ronald meletakkan putranya ke samping, lalu duduk di depan komputer.Awalnya, Eddy mengira bahwa ayahnya ini akan langsung mematikan komputernya. Namun siapa sangka, jari-jari Ronald malah bergerak dengan lincah di atas keyboard komputer.Orang-orang hanya mengira bahwa Ronald adalah seorang pebisnis yang andal. Namun, hanya Eddy yang mengetahui bahwa sebenarnya, ayahnya adalah seorang hacker profesional.Ketika usianya tiga tahun, Eddy tanpa sengaja melihat ayahnya melawan seorang hacker ilegal dari luar negeri. Semenjak saat itu jugalah Eddy mulai menekuni dunia hacker.Dengan Ayahnya yang ikut membantu menyelesaikan, bisa dikatakan masalah ini telah selesai.Setengah jam kemudian ….“Kurang ajar! Sebenarnya dia orang atau setan!?” seru Melvin sambil membanting kepalan t