Dari luar, terdengar suara pancuran shower kamar mandi yang deras jatuh ke lantai. Ronald yang sedang duduk menunggu di luar, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa kering.Kalau pria itu menoleh sedikit saja, maka dirinya dapat melihat bayangan di balik pintu kaca kamar mandi.Rachel baru saja selesai membereskan air sup yang tumpah di dadanya, lalu mulai mencuci bajunya sendiri. Perempuan itu menaruh kemeja Ronald di samping, dirinya sama sekali tidak berencana untuk menggunakan baju itu.Namun setelah perempuan itu selesai mencuci bajunya, dia baru menyadari bahwa tidak ada pengering rambut di dalam kamar mandi.Pilihan yang dia punya saat ini hanyalah dua, antara dia pergi mencarinya di luar, atau meminta tolong kepada pria yang ada di luar untuk mengantarkannya ke kamar mandi. Entah pilihan mana pun yang dipilih, yang pasti dia tidak bisa telanjang bulat berkeliaran.Perempuan itu tidak punya pilihan lain, selain menggunakan kemeja milik Ronald.Kemeja putih itu sangat besar, hingg
Rachel melihat jam di pergelangan tangannya, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, kegiatan di taman kanak-kanak sudah hampir selesai.Tanpa terasa dirinya telah membuang banyak waktu di rumah Ronald.Awalnya dirinya berencana untuk kembali ke ruang kerjanya dan melihat sebentar beberapa pekerjaan. Namun sekarang, dirinya sudah harus langsung pergi menjemput kedua anaknya.Rachel mengendarai mobilnya menuju taman kanak-kanak. Dia menunggu di depan pintu sekolah selama beberapa saat. Tidak beberapa lama kemudian, dia melihat dua orang anak saling bergandengan tangan berjalan menuju mobilnya.Di sekeliling kedua anak itu, terdapat rombongan anak-anak yang lain.“Michael, kamu hari ini hebat sekali! Kamu pasti akan menjadi anak terpintar di taman kanak-kanak kita!”“Michael, kamu tampan sekali! Aku juga ingin berteman denganmu, besok apa kamu bisa duduk semeja denganku?”“Aku mau duduk semeja dengan adikku,” ucap Michael dengan tenang. “Kalau kamu mau berteman dengan adik
Michael mengerutkan kedua alisnya, “Ma, sebaiknya kita pergi ke restoran dulu, kita coba lihat apa sebenarnya mau orang itu.”Dengan situasi seperti ini, Rachel hanya bisa berbuat seperti itu.Akhirnya Rachel membanting setirnya, memutar balik dan mencari sebuah restoran. Tepat ketika dia mau memarkirkan mobilnya di sebuah restoran, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat keras dari arah belakang.Perempuan itu melihat dari kaca spionnya, ternyata mobil hitam yang dari tadi mengikutinya, menabrak sebuah mobil sedan.Bagian belakang mobil sedan itu rusak parah, hingga pintu belakang mobilnya ringsek dan tidak bisa dibuka lagi.Pengemudi mobil hitam itu merasa panik dan tidak berani turun, dia langsung menyalakan mesin mobilnya dan melarikan diri.Pintu mobil depan itu, tiba-tiba dibuka, lalu turunlah seorang pria dengan menggunakan jas berwarna abu-abu yang terang.Pria itu adalah tipikal pria yang akan langsung menarik perhatian semua perempuan di sekelilingnya.Bola matanya berwa
Rachel membawa semua belanjaannya sambil berjalan masuk menuju rumahnya. “Ini adalah rumah nenekku.”“Nenek kamu sangat baik sekali padamu,” ucap Melvin sambil berdecak kagum. “Namun bagaimanapun juga rumah ini adalah rumah nenekmu, nggak ada namamu di dalamnya. Kalau nggak begini saja, kamu menikah denganku, maka aku janji akan membelikanmu sebuah rumah di tepi pantai. Di dalam sertifikatnya hanya ada nama kamu seorang.”Rachel menendang Melvin, “Melvin Shan, berani berbicara sembarangan lagi, aku akan langsung mengusir kamu keluar!”“Aduh, aduh! Rachel, nggak bisa apa kamu pelan sedikit, sakit tahu!” seru Melvin sambil menggendong Michelle berlari menghindari perempuan itu. “Aku salah, aku salah! Lain kali nggak akan menggodamu lagi.”Pria itu berlari ke ruang tamu dan duduk di atas lantai, menemani Michelle bermain dengan balok mainannya.Michael melirik sekilas ke arah adiknya, sambil membuka laptop dan masuk ke dalam akunnya sendiri.Tiba-tiba saja, sepasang alisnya yang lurus ber
Ronald mengatupkan rahangnya rapat-rapat.Pria itu melangkah maju dan menarik kerah belakang Eddy.“Pa, lepaskan aku!” ujar Eddy sambil berusaha memberontak. “Aku bersumpah ini yang terakhir kali aku menjadi hacker!”Ronald meletakkan putranya ke samping, lalu duduk di depan komputer.Awalnya, Eddy mengira bahwa ayahnya ini akan langsung mematikan komputernya. Namun siapa sangka, jari-jari Ronald malah bergerak dengan lincah di atas keyboard komputer.Orang-orang hanya mengira bahwa Ronald adalah seorang pebisnis yang andal. Namun, hanya Eddy yang mengetahui bahwa sebenarnya, ayahnya adalah seorang hacker profesional.Ketika usianya tiga tahun, Eddy tanpa sengaja melihat ayahnya melawan seorang hacker ilegal dari luar negeri. Semenjak saat itu jugalah Eddy mulai menekuni dunia hacker.Dengan Ayahnya yang ikut membantu menyelesaikan, bisa dikatakan masalah ini telah selesai.Setengah jam kemudian ….“Kurang ajar! Sebenarnya dia orang atau setan!?” seru Melvin sambil membanting kepalan t
Sinar matahari pagi, pelan-pelan merayap masuk ke dalam kamar dari arah balkon. Rachel menggosok-gosok rambutnya dan duduk di atas kasur.Perempuan itu melamun selama tiga detik penuh, baru akhirnya dia bangkit berdiri ke kamar mandi dan bersiap-siap.Hari ini setelah selesai mengantar kedua anaknya ke taman kanak-kanak, dia harus pergi ke Winata Group untuk menghadiri peluncuran produk baru. Lalu di sore harinya, dia harus pergi Tanjaya Group untuk mendiskusikan kerja sama bisnis.Perempuan itu membuka lemari bajunya dan memilih sebuah rok dengan gaya yang lebih profesional. Baru saja perempuan itu selesai mengganti bajunya, tiba-tiba dia mendengar suara ribut dari lantai bawah.“Siapa yang mengijinkan kamu tinggal di sini? Aku kasih kamu waktu tiga detik untuk segera keluar dari sini!”Roy berdiri di ruang tamu dengan raut wajah penuh amarah.Hari ini, pria itu sengaja mampir ke sana untuk menjemput Rachel menghadiri acara peluncuran produk baru di Winata Group.Siapa sangka, begitu
Sepasang alis Rachel bahkan tidak bergerak untuk menjawab pertanyaan ini. “Namanya Melvin Shan, teman yang aku kenal di luar negeri. Semalam dia baru sampai di Kota Suwanda ini, nggak ada tempat untuk tinggal, sehingga aku mengijinkannya untuk bermalam di sini.”Akhirnya Roy dapat menarik napas lega setelah melihat raut wajah Rachel yang begitu terus terang. “Pria itu bilang kalau dirinya adalah pemilik dari tempat ini.”“A … aku nggak ada bilang!” Melvin menggelengkan kepala, berusaha menjelaskan dengan suaranya yang lemah. “Kamu pasti salah dengar, Kak! Maksud aku, aku hanyalah seorang tamu memang nggak pantas berpakaian seperti ini. A … aku akan menggantinya sekarang juga!”Pria itu pun buru-buru kembali masuk ke dalam kamar.Roy langsung berkata kepada Rachel dengan serius. “Rachel, kamu adalah seorang ibu lajang, mempersilakan seorang pria tinggal bermalam di rumahmu itu kurang baik. Kalau dia nggak ada tempat tinggal, kamu bisa menyuruhnya tinggal di rumah keluarga Winata untuk s
“Aku ini putri pertama keluarga Winata. Kalau aku jadi manajer pemasaran, siapa yang berani protes?” jawab Siska dengan geram.Rachel berkata dengan tenang, “Aku tentu nggak akan protes. Aku hanya merasa, sebaiknya telusuri dulu faktanya sebelum mencurigai orang. Om Hengky, konferensi persnya sudah mau dimulai. Ayo kita keluar.”Hengky mengangguk, lalu membawa Rachel menuju lokasi konferensi pers.Siska menendang meja dengan marah, tetapi meja itu sangat keras sehingga jari kakinya sangat sakit, sampai-sampai dia hampir jatuh.Winata Group menggunakan cara jenius dalam peluncuran produk baru ini, menarik banyak orang dengan judul yang menggunakan istilah baru.Bahkan, Eddy yang baru mendarat di Suwanda semalam dan masih jet-lag pagi ini memutuskan untuk menghadiri konferensi pers terlebih dahulu.Saat ini, pasar produk pintar sedang banyak peminatnya di mana-mana, Tanjaya Group juga berniat berinvestasi di industri ini. Eddy ingin melihat bagaimana perusahaan lain beroperasi di bidang