Rachel membawa semua belanjaannya sambil berjalan masuk menuju rumahnya. “Ini adalah rumah nenekku.”“Nenek kamu sangat baik sekali padamu,” ucap Melvin sambil berdecak kagum. “Namun bagaimanapun juga rumah ini adalah rumah nenekmu, nggak ada namamu di dalamnya. Kalau nggak begini saja, kamu menikah denganku, maka aku janji akan membelikanmu sebuah rumah di tepi pantai. Di dalam sertifikatnya hanya ada nama kamu seorang.”Rachel menendang Melvin, “Melvin Shan, berani berbicara sembarangan lagi, aku akan langsung mengusir kamu keluar!”“Aduh, aduh! Rachel, nggak bisa apa kamu pelan sedikit, sakit tahu!” seru Melvin sambil menggendong Michelle berlari menghindari perempuan itu. “Aku salah, aku salah! Lain kali nggak akan menggodamu lagi.”Pria itu berlari ke ruang tamu dan duduk di atas lantai, menemani Michelle bermain dengan balok mainannya.Michael melirik sekilas ke arah adiknya, sambil membuka laptop dan masuk ke dalam akunnya sendiri.Tiba-tiba saja, sepasang alisnya yang lurus ber
Ronald mengatupkan rahangnya rapat-rapat.Pria itu melangkah maju dan menarik kerah belakang Eddy.“Pa, lepaskan aku!” ujar Eddy sambil berusaha memberontak. “Aku bersumpah ini yang terakhir kali aku menjadi hacker!”Ronald meletakkan putranya ke samping, lalu duduk di depan komputer.Awalnya, Eddy mengira bahwa ayahnya ini akan langsung mematikan komputernya. Namun siapa sangka, jari-jari Ronald malah bergerak dengan lincah di atas keyboard komputer.Orang-orang hanya mengira bahwa Ronald adalah seorang pebisnis yang andal. Namun, hanya Eddy yang mengetahui bahwa sebenarnya, ayahnya adalah seorang hacker profesional.Ketika usianya tiga tahun, Eddy tanpa sengaja melihat ayahnya melawan seorang hacker ilegal dari luar negeri. Semenjak saat itu jugalah Eddy mulai menekuni dunia hacker.Dengan Ayahnya yang ikut membantu menyelesaikan, bisa dikatakan masalah ini telah selesai.Setengah jam kemudian ….“Kurang ajar! Sebenarnya dia orang atau setan!?” seru Melvin sambil membanting kepalan t
Sinar matahari pagi, pelan-pelan merayap masuk ke dalam kamar dari arah balkon. Rachel menggosok-gosok rambutnya dan duduk di atas kasur.Perempuan itu melamun selama tiga detik penuh, baru akhirnya dia bangkit berdiri ke kamar mandi dan bersiap-siap.Hari ini setelah selesai mengantar kedua anaknya ke taman kanak-kanak, dia harus pergi ke Winata Group untuk menghadiri peluncuran produk baru. Lalu di sore harinya, dia harus pergi Tanjaya Group untuk mendiskusikan kerja sama bisnis.Perempuan itu membuka lemari bajunya dan memilih sebuah rok dengan gaya yang lebih profesional. Baru saja perempuan itu selesai mengganti bajunya, tiba-tiba dia mendengar suara ribut dari lantai bawah.“Siapa yang mengijinkan kamu tinggal di sini? Aku kasih kamu waktu tiga detik untuk segera keluar dari sini!”Roy berdiri di ruang tamu dengan raut wajah penuh amarah.Hari ini, pria itu sengaja mampir ke sana untuk menjemput Rachel menghadiri acara peluncuran produk baru di Winata Group.Siapa sangka, begitu
Sepasang alis Rachel bahkan tidak bergerak untuk menjawab pertanyaan ini. “Namanya Melvin Shan, teman yang aku kenal di luar negeri. Semalam dia baru sampai di Kota Suwanda ini, nggak ada tempat untuk tinggal, sehingga aku mengijinkannya untuk bermalam di sini.”Akhirnya Roy dapat menarik napas lega setelah melihat raut wajah Rachel yang begitu terus terang. “Pria itu bilang kalau dirinya adalah pemilik dari tempat ini.”“A … aku nggak ada bilang!” Melvin menggelengkan kepala, berusaha menjelaskan dengan suaranya yang lemah. “Kamu pasti salah dengar, Kak! Maksud aku, aku hanyalah seorang tamu memang nggak pantas berpakaian seperti ini. A … aku akan menggantinya sekarang juga!”Pria itu pun buru-buru kembali masuk ke dalam kamar.Roy langsung berkata kepada Rachel dengan serius. “Rachel, kamu adalah seorang ibu lajang, mempersilakan seorang pria tinggal bermalam di rumahmu itu kurang baik. Kalau dia nggak ada tempat tinggal, kamu bisa menyuruhnya tinggal di rumah keluarga Winata untuk s
“Aku ini putri pertama keluarga Winata. Kalau aku jadi manajer pemasaran, siapa yang berani protes?” jawab Siska dengan geram.Rachel berkata dengan tenang, “Aku tentu nggak akan protes. Aku hanya merasa, sebaiknya telusuri dulu faktanya sebelum mencurigai orang. Om Hengky, konferensi persnya sudah mau dimulai. Ayo kita keluar.”Hengky mengangguk, lalu membawa Rachel menuju lokasi konferensi pers.Siska menendang meja dengan marah, tetapi meja itu sangat keras sehingga jari kakinya sangat sakit, sampai-sampai dia hampir jatuh.Winata Group menggunakan cara jenius dalam peluncuran produk baru ini, menarik banyak orang dengan judul yang menggunakan istilah baru.Bahkan, Eddy yang baru mendarat di Suwanda semalam dan masih jet-lag pagi ini memutuskan untuk menghadiri konferensi pers terlebih dahulu.Saat ini, pasar produk pintar sedang banyak peminatnya di mana-mana, Tanjaya Group juga berniat berinvestasi di industri ini. Eddy ingin melihat bagaimana perusahaan lain beroperasi di bidang
Pantas saja ibunya sangat takut.Mungkin karena masih ada hubungan darah, dia tidak bisa membenci wanita ini.Namun, setiap kali dia teringat bahwa tujuan wanita ini kembali adalah untuk mengacaukan keluarga Hutomo, dia langsung mendorong perasaan sukanya terhadap wanita itu kembali masuk ke dalam hatinya.Ibunya telah melahirkannya, jadi dia harus melindungi ibunya dengan baik.Selama berdiri di atas panggung, Rachel selalu merasakan ada tatapan tajam yang tertuju ke arahnya.Dia mencari tatapan itu, tetapi hanya bisa melihat kerumunan orang yang padat. Ketika dia ingin mencari dengan lebih saksama, sebuah mikrofon disodorkan ke arahnya.“Rachel, semua orang sangat ingin tahu apa yang terjadi antara kamu dan keluarga Hutomo. Apa kamu bisa memberi tahu kami?”Kejadian waktu itu sangat heboh, tetapi kemudian tidak ada kelanjutannya lagi. Orang-orang sudah lama tidak bisa menahan rasa penasaran mereka.Rachel menoleh dan menjawab dengan tenang, “Aku putri dari keluarga Hutomo, dan ini ng
Eddy berdiri di ujung koridor dengan ekspresi dingin di wajahnya.Wanita ini pernah membawa petaka bagi Keluarga Hutomo empat tahun lalu. Empat tahun kemudian, dia juga berkali-kali menyerang Keluarga Hutomo. Wajar saja apabila ibunya ingin memberi pelajaran pada wanita ini.Tidak apa-apa, biarkan saja ibunya melampiaskan amarahnya.Semoga setelah kejadian ini, wanita ini bisa kapok dan berhenti mencari masalah dengan ibunya.Eddy berbalik badan dan berjalan pergi.Dia melihat ada empat pria berbadan besar berjalan ke arah dia datang.“Pekerjaan kita kali ini ini benar-benar enak. Bos bilang wanita itu adalah wanita tercantik nomor satu di Suwanda. Wanita cantik yang bahkan nggak bisa dimiliki oleh orang kaya, tapi malah jatuh ke tangan kita.”Langkah kaki Eddy tiba-tiba terhenti.Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke empat orang yang berjalan ke arahnya itu.Mereka berempat tingginya lebih dari 1,8 meter, semuanya berisi dan sorot mata mereka memancarkan kejahatan.Keempat pria itu
“Kamu Rachel?” tanya pemimpin di antara para pria berbadan besar itu sambil tersenyum jahat.“Siapa kalian? Mau apa mencariku?” Rachel terus mundur dengan tenang.Empat pria berbadan besar itu berjalan mendekatinya, “Dengar-dengar, kamu wanita tercantik nomor satu di Suwanda. Kami datang untuk melihat sebenarnya bagaimana kamu bisa mendapatkan julukan itu.”Satu pria di depan tiba-tiba mengangkat tangannya dan meraih pergelangan tangan Rachel.Rachel sudah siap dari tadi, menghancurkan gelas air yang ada di tangannya dan menyayat pergelangan tangan pria itu dengan beling yang tajam.“Wanita sialan. Berani-beraninya kamu menyerangku!” Pria itu marah dan bergegas melangkah mendekati Rachel.Rachel mencengkeram lengannya, mengangkat tubuh pria itu dan membantingnya ke lantai.Pria itu benar-benar berat. Beratnya kemungkinan ada 100 kg. Rachel mengerahkan hampir semua tenaganya untuk membanting pria itu ke lantai.“Wanita sialan ini ternyata bisa ilmu bela diri!”Tiga pria lainnya saling m