Ayahnya pergi tiba-tiba, tampaknya ada hubungannya dengan wanita yang bernama Catherine itu.Dia sangat curiga ayahnya sudah berpaling ke wanita lain.Namun, sebagai seorang anak kecil, dia sama sekali tidak paham dengan masalah percintaan seperti ini. Dia juga tidak berani bertanya pada ibunya.Sekarang, ibunya datang mencarinya sendirian. Apa mungkin ibunya mau memberitahunya tentang hal ini?Rachel masuk ke kamar Michael, menutup pintu di belakangnya, lalu duduk di tepi tempat tidur dan berkata dengan lembut, “Keluarkan laptopmu.”Michael mengepalkan jarinya dan berkata, “Ma, aku ....”“Mama tahu kamu menyembunyikan laptopmu di bawah tempat tidur. Keluarkan.” Rachel berkata dengan lembut, “Mama nggak menyalahkanmu. Mama butuh bantuanmu.”Michael menghela napas lega.Dia hampir mengira ibunya tahu kalau dia telah membuat studio hacker di internet.Kalau ibunya sampai turun tangan untuk menghentikannya, dia tidak punya pilihan lain selain membubarkan studio itu.Meski enggan berpisah
Michael berdiri. Tatapannya penuh tekad.Dia menatap kakak laki-lakinya yang tingginya hampir sama dengannya dan perlahan berkata, “Aku ingin membuat diri sendiri jadi kuat. Aku ingin bisa melindungi Mama.”Eddy mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kamu masih nggak bisa percaya pada Papa, ya?”“Apa ada sesuatu darinya yang bisa aku percayai?” Michael bertanya balik, “Orang-orang bilang, anak-anak gampang berubah. Tapi, Papa berubahnya lebih cepat dari anak-anak. Aku nggak bisa yakin dia akan mencintai Mama seumur hidupnya, jadi aku harus bisa membuat diriku lebih kuat. Suatu hari nanti kalau Mama sudah benar-benar kecewa padanya, aku akan membawa Mama dan Michelle pergi.”“Jadi ....” Eddy berkata datar, “Kamu nggak pernah memikirkan aku dan Darren?”“Nama belakangmu adalah Tanjaya. Nama belakang aku dan Michelle adalah Hutomo. Kita nggak sama.”Michael berbalik badan dan duduk di tempat tidur, melihat ke bawah dan kelihatannya sangat menolak fakta bahwa mereka bersaudara.Melihat Michael
Rendy berdiri, mengambil jas di sofa dan berjalan keluar.Eddy mengikuti pria itu dan bertanya dengan heran, “Untuk apa pergi ke kantor?”“Kamu akan tahu nanti kalau sudah sampai di sana. Kenapa banyak tanya, sih?”Rendy terlihat tidak sabar. Dia menginjak pedal gas dan mobilnya pun melaju kencang di jalan raya.Eddy mengencangkan sabuk pengamannya erat-erat, memandang sosok Rendy yang sedang mengemudi dengan ekspresi dingin.Dia tiba-tiba merasa ayahnya sangat asing.Dia juga akhirnya mengerti mengapa Michael memiliki pemikiran seperti itu.Rendy mengerem mendadak dan menghentikan mobil di pintu masuk kantor Tanjaya Group.Ini baru jam tujuh pagi. Di jam segini, belum banyak karyawan yang datang. Hanya ada beberapa orang di kantor.Melihat Ronald membawa putranya masuk, semua orang menyambutnya dengan hormat.Raut muka Rendy dingin. Dia langsung membawa Eddy ke lantai atas, lalu membuka pintu kantor presdir.Rendy duduk malas di sofa dan bertanya dengan dingin, “Apa kamu pernah ke sin
Eddy mengambil laptopnya dan menuliskan berbagai simbol rumit di atas kertas.Semua angka disusun rapi, dan huruf-huruf digabungkan menjadi berbagai kata bahasa Inggris yang rumit olehnya.Rendy berjalan mendekat untuk melihatnya, tapi tidak mengerti sepatah kata pun.Meskipun darah keluarga Tanjaya mengalir di tubuhnya, dia sudah ditelantarkan karena kondisi fisiknya sejak lahir.Dia tidak pernah sekolah TK dan entah bagaimana akhirnya hanya menyelesaikan SD. Latar belakang pendidikannya tidak bisa mendukungnya untuk mengamankan posisi sebagai presiden direktur Tanjaya Group.Oleh karena itu, dia harus menggenggam segala sesuatu yang bisa dia dapatkan dengan erat.Rendy merasa ingin merokok lagi. Dia menyentuh dagunya dan berjalan keluar dari kantor presdir itu.Eddy menundukkan kepalanya dan menghitung di kertas. Meskipun telah melakukan banyak perhitungan, dia masih tidak bisa menemukan kombinasi kata sandi yang terdiri dari delapan digit angka campur huruf.Atau, bagaimana kalau d
Rendy langsung memicingkan matanya ketika melihat kemiripan Eddy dan Ronald. Dia pasti mengira Eddy adalah Ronald muda kalau saja Eddy sedikit lebih tinggi. Rendy benar-benar membenci Ronald karena dia sudah menginjak-injak Rendy selama dua puluh tahun lamanya. Sekarang Rendy tidak akan mengampuni Ronald.“Aku nggak ada waktu menjawab pertanyaanmu! Sekarang katakan, kenapa kamu mengacak-acak tempat ini? Apa yang kamu cari?” tanya Rendy dengan tatapan mata tajam. Bagaimanapun juga Eddy hanyalah seorang anak kecil berumur empat tahun. Walaupun dia adalah anak yang pintar dan cerdas, dia tetap saja tidak bisa menahan tekanan yang diperlihatkan Rendy padanya. Eddy mulai terlihat panik dengan wajah memucat dan keringat dingin yang mulai membasahi punggungnya. “Dia sedang membantuku mencari barang. Kenapa?” Sebuah suara tiba-tiba saja terdengar dari luar ruangan. Eddy langsung mendongak dan mencoba melihat sumber suara itu. Tidak lama kemudian, Rachel muncul dengan sepatu hak tingginya
Tangan dengan kapalan seperti ini adalah ciri orang yang selalu memegang senjata. Bagaimana bisa ada orang seperti ini di sisi Ronald?Pikiran tentang hal-hal janggal ini terus melintas di dalam pikiran Rachel. Namun, Rachel berusaha untuk melupakannya.Kemudian dia buru-buru berlutut dan berkata, “Eddy, sekarang kamu pulang sama Om Joni dulu, ya. Mama akan nemenin kalian tidur kalau Mama sudah pulang.”Eddy masih terlihat sangat ketakutan. Dia merasa kalau ayahnya saat ini terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Selain itu, Eddy juga membutuhkan waktu untuk mencerna apa yang baru dia saksikan tadi.Eddy dengan cepat mengangguk seraya berkata, “Iya, Ma! Aku pulang dulu. Dah, Mama!”Kemudian Eddy berjalan keluar ruangan sambil menundukkan kepalanya.Rachel bisa bernapas dengan lega setelah melihat Eddy keluar dari ruangan ini. Kemudian Rachel duduk di atas sofa sambil tersenyum cerah lalu berkata, “Memangnya kita mau ke mana sih?”“Acara perusahaan,” jawab Rendy cepat.“Aku nggak akan
Ini adalah acara jamuan bisnis Suwanda yang biasa diselenggarakan satu tahun sekali. Pihak penyelenggara mengundang berbagai perusahaan besar untuk hadir dalam acara ini. Antrean panjang mobil-mobil mewah sudah memenuhi area parkir tempat acara sebelum acara dimulai. Pakaian para tamu yang hadir juga terlihat mewah dan indah. Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu masuk hotel tempat acara diselenggarakan. Seorang laki-laki dan perempuan turun dari dalam mobil. Sepasang sejoli ini berhasil menarik perhatian orang-orang yang hadir di sana. "Bukankah itu Pak Ronald dan Bu Rachel dari keluarga Tanjaya?”“Mereka muncul setelah gosip perceraian mereka beredar. Bukankah ini menarik banget?”“Mereka nggak kelihatan kayak pasangan yang harmonis, ya?”“Temanku yang bekerja di Tanjaya Group bilang kalau sekarang Pak Ronald lagi dekat sama perempuan bule. Perempuan itu berada di dalam ruang kerja Pak Ronald lama banget. Bahkan bisa sampai satu jam lebih. Menurutmu, laki
Rachel langsung berbalik dan meninggalkan Hanna setelah dia selesai berbicara. Sebaliknya, wajah Hanna tampak menghitam karena marah. Dirinya merasa diinjak-injak oleh Rachel karena perusahaan Rachel memiliki teknologi inti dalam proyek yang sedang mereka jalankan bersama. Hanna tidak bisa melakukan apa pun kepada Rachel sebelum skema desain chip untuk proyek mereka keluar. Jadi, Hanna hanya bisa menahan semua amarah yang bergejolak di dalam hatinya. Dia ingin sekali berlari dan mengadu kepada ibunya. Namun, Hanna langsung melihat sosok Zico ketika dia berbalik untuk mencari Sharon. Mereka berdua seumuran, jadi mereka tidak menggunakan panggilan formal ketika mereka bertemu. “Zico, bukannya kamu nggak tertarik sama acara seperti ini? Kenapa sekarang kamu malah datang? Eh, tadi kamu lihat nggak aku bicara sama siapa?” tanya Hanna sambil tersenyum.Zico masih terlihat seperti seorang remaja dengan gigi putih dan bibirnya yang merah. Namun, kedua alisnya memancarkan aura dingin yang ber