Nenek Irma juga sudah lelah, dia pun bangkit berdiri sambil berpegangan pada tangan Pak Berty.Rachel langsung bangkit dan memegang tangannya yang lain. “Nenek, aku akan memapah kamu ke kamar.”Nenek Irma menganggukan kepalanya, kemudian cucu dan anak itu pun berjalan menuju ruang istirahat.Sementara, suasana di dalam ruangan itu masih sangat ramai.Ini adalah kunjungan pertama Ronald ke keluarga Hutomo, semua anggota keluarga Hutomo merasa bahwa pernikahan antara Shania dan Ronald pasti akan berlangsung cepat atau lambat.“Ronald, belakangan ini ada film baru yang bagus di bioskop, besok sore kamu dan Shania pergi nonton saja,” ucap Vrilla sambil tersenyum. “Selesai menonton film, kalian bisa jalan-jalan sebentar, lalu malamnya pergi candle light dinner berdua. Romantis sekali!”Shania menundukkan kepalanya dengan malu-malu, namun tidak menolak juga tidak menyetujui ucapan Ibunya itu. “Ronald sore biasanya sibuk, mana mungkin ada waktu untuk menonton.”“Aduh, sesibuk apa pun tetap ha
Rachel membuka pintu mobil dan duduk di belakang setir.Baru saja perempuan itu akan menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba pintu di sebelahnya dibuka dari luar.Ronald membungkukkan badan dan duduk di sebelahnya, wajah pria itu terlihat sangat santai dan tidak ada dosa, seolah itu adalah mobilnya sendiri.Rachel setengah tertawa mengejek melihat hal ini, “Pak Ronald, apa maksudnya ini?”“Mobilku rusak, kamu antar aku pulang,” ucap Ronald sambil menyandarkan dirinya di kursi mobil. “Tenang saja, aku nggak akan membuat jerih payahmu karena mengantarku pulang ini menjadi sia-sia.”Rachel melepas kemudinya, lalu berkata dengan santai, “Aku sangat yakin, keluarga Hutomo pasti akan dengan senang hati mengantar Pak Ronald, bagaimana kalau aku menelepon Shania?”“Apa kamu setakut itu untuk berdua saja denganku?”Ronald tiba-tiba membungkukkan punggungnya ke samping, mendekatkan raut wajahnya yang dingin ke arah Rachel, hingga jarak antara wajah mereka hanya beberapa cm saja. Hangatnya napas mer
Perempuan itu sudah dari dulu mencari tahu mengenai kekuatan bisnis di Kota Suwanda ini. Bisa dibilang, satu-satunya perusahaan yang terbesar adalah Tanjaya Group.Bisa bekerja sama dengan Tanjaya Group sama saja telah berhasil menaiki sebuah kapal yang besar dan stabil. Tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, cukup duduk dan menghitung uang yang masuk.Namun, mengapa Ronald bisa memilih dirinya?Apa hanya karena profesor Harvard yang telah merekomendasikan dirinya?Mahasiswa berbakat yang juga mendalami ilmu pengembangan chip ini, bukan hanya dirinya seorang. Bahkan dirinya hanya berada di juara ketiga.Tanpa terasa, mobil yang dikendarainya telah tiba di rumah kediamaan keluarga Tanjaya.Kediaman keluarga Tanjaya ini terletak di tengah pegunungan. Sebuah bangunan yang terdiri dari tiga lantai ini, bisa dikatakan tidak terlalu besar. Namun di sekelilingnya terdapat kolam renang, taman bunga, taman bermain, paling sedikit bisa mencapai seribu meter persegi.Ini barulah kediaman orang kaya
Rachel menatap Darren dengan raut wajah yang serius, “Kamu adalah seorang anak laki-laki yang gagah, nggak boleh sembarangan menangis.”Michelle yang seorang anak gadis saja tidak pernah menangis dari lahir sampai sekarang.“Tante Rachel, aku janji aku nggak akan sembarangan menangis lagi …,” ucap Darren sambil terisak berusaha menarik kembali ingus di hidungnya. “Aku … aku hanya terlalu lama nggak melihat Tante, jadi aku kangen ….”Begitu kalimat ini keluar dari mulutnya, wajahnya langsung merah padam hingga ke telinga.Sudut mulut Ronald langsung bergerak. Bocah Darren ini sejak kapan bisa merayu perempuan seperti ini? Kenapa dirinya tidak tahu?Selain itu, sebenarnya perempuan ini mempunyai kekuatan magis maam apa, hingga mampu membuat Darren, si iblis kecil ini berubah menjadi bocah penurut yang membuat orang mengasihaninya?Rachel sendiri juga merasa tidak enak hati. Sebenarnya, bocah ini memiliki citra yang baik di mata Rachel. Hanya saja, sayangnya dia adalah anak dari keluarga
Di sisi lain, Ronald sedikit meragukan kemampuan memasak Rachel.Tangan perempuan ini tidak pernah memegang dapur sebelumnya, bagaimana dia bisa memasak?Mungkin beberapa tahun ini perempuan itu sudah hidup mandiri di luar dan belajar memasak, namun hasil karya masakannya tidak akan mungkin bisa menandingi koki mahal yang telah disewa oleh keluarga Tanjaya.Rachel sama sekali tidak peduli dengan isi pikiran kedua ayah dan anak ini.Dirinya berjalan ke arah dapur dengan mengikuti Hilmi. Di sana, terdapat berbagai jenis bahan-bahan masakan yang sangat segar, persis seperti dapur hotel mewah di luar sana.Perempuan itu mengedarkan matanya ke sekeliling dapur, lalu dia mengambil dua buah tomat dan juga sekantong mi kering. Dia berencana untuk membuat sup mi tomat yang mudah dan sederhana.Hilmi yang berdiri di sampingnya, langsung mengingatkan, “Den Darren nggak suka makan mi ….”Maksudnya, agar perempuan itu segera mengganti bahan masakannya.Namun Rachel malah tersenyum kecil, “Perutnya
Mi tersebut tidak dimasukkan bumbu apa pun, sehingga warna kuahnya hampir sama dengan air bening.Semangkuk mi bening tumpah di atas dada Rachel, pakaiannya pun langsung basah kuyup seketika. Bahkan pinggiran celana dalamnya tercetak dengan jelas.“Ma, maaf!” Darren benar-benar terkejut. Jarang-jarang Tante Rachel datang mencarinya, namun dirinya malah melakukan hal sebodoh ini.“Aku bantu kamu mengelapnya ….”Bocah kecil itu buru-buru mengambil beberapa helai tissue dan menepuk-nepuknya di atas dada Rachel.Sepasang alis Ronald tiba-tiba mengernyit. Entah mengapa, dirinya sangat tidak senang melihat Darren menyentuh bagian pribadi dari perempuan ini.Pria itu bangkit berdiri dan berkata dengan dingin, “Sebaiknya Ibu Rachel ganti pakaian saja.”Rachel menggunakan tissue untuk menutupi bagian dadanya yang basah.Perempuan itu merasa seluruh bajunya hingga ke pakaian dalam, semua basah kuyup.Dirinya tidak akan bisa keluar dengan penampilannya yang sekarang ini.Perempuan itu menggigit k
Dari luar, terdengar suara pancuran shower kamar mandi yang deras jatuh ke lantai. Ronald yang sedang duduk menunggu di luar, tiba-tiba saja tenggorokannya terasa kering.Kalau pria itu menoleh sedikit saja, maka dirinya dapat melihat bayangan di balik pintu kaca kamar mandi.Rachel baru saja selesai membereskan air sup yang tumpah di dadanya, lalu mulai mencuci bajunya sendiri. Perempuan itu menaruh kemeja Ronald di samping, dirinya sama sekali tidak berencana untuk menggunakan baju itu.Namun setelah perempuan itu selesai mencuci bajunya, dia baru menyadari bahwa tidak ada pengering rambut di dalam kamar mandi.Pilihan yang dia punya saat ini hanyalah dua, antara dia pergi mencarinya di luar, atau meminta tolong kepada pria yang ada di luar untuk mengantarkannya ke kamar mandi. Entah pilihan mana pun yang dipilih, yang pasti dia tidak bisa telanjang bulat berkeliaran.Perempuan itu tidak punya pilihan lain, selain menggunakan kemeja milik Ronald.Kemeja putih itu sangat besar, hingg
Rachel melihat jam di pergelangan tangannya, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, kegiatan di taman kanak-kanak sudah hampir selesai.Tanpa terasa dirinya telah membuang banyak waktu di rumah Ronald.Awalnya dirinya berencana untuk kembali ke ruang kerjanya dan melihat sebentar beberapa pekerjaan. Namun sekarang, dirinya sudah harus langsung pergi menjemput kedua anaknya.Rachel mengendarai mobilnya menuju taman kanak-kanak. Dia menunggu di depan pintu sekolah selama beberapa saat. Tidak beberapa lama kemudian, dia melihat dua orang anak saling bergandengan tangan berjalan menuju mobilnya.Di sekeliling kedua anak itu, terdapat rombongan anak-anak yang lain.“Michael, kamu hari ini hebat sekali! Kamu pasti akan menjadi anak terpintar di taman kanak-kanak kita!”“Michael, kamu tampan sekali! Aku juga ingin berteman denganmu, besok apa kamu bisa duduk semeja denganku?”“Aku mau duduk semeja dengan adikku,” ucap Michael dengan tenang. “Kalau kamu mau berteman dengan adik