Tatapan Rachel menjadi sedikit lebih dingin.Setidaknya Vrilla masih bisa berpura-pura menjadi seorang ibu yang penyayang. Sedangkan ayahnya justru memperlihatkan sifat aslinya secara terang-terangan.Tentu saja Rachel tahu kalau dia tidak mungkin bisa mendapatkan kembali saham Hutomo Group hari ini. Tidak, berdasarkan tingkat tidak tahu malunya keluarga Hutomo, Rachel tidak mungkin bisa mendapatkan kembali saham itu dengan cara meminta langsung seperti ini.Namun, Rachel sengaja mengatakannya sekarang. Lumayan untuk menambah masalah keluarga Hutomo.Rachel menggigit bibirnya dan berkata dengan nada memelas, “Pa, aku boleh saja nggak jadi pewaris. Tapi, bisa nggak kembalikan saham Hutomo Group padaku? Saham itu adalah warisan Mama untukku. Aku harap saham itu bisa kembali ke pemiliknya.”Raut wajah Sandi semakin tidak bersahabat.Tadinya Sandi masih enggan melepaskan putrinya itu. Namun sekarang, sepertinya dia tidak perlu mempertahankannya lagi.Setelah mempermalukan keluarganya empat
Rachel melengkungkan bibirnya sedikit.Seandainya hari ini dia bisa mendapatkan kembali setengah dari sahamnya, maka kedatangannya kali ini tidak sia-sia.Sedangkan untuk sisa setengahnya, Rachel yakin bisa mengambilnya kembali dalam waktu singkat.Rachel tertawa pelan dan berkata, “Aku dan Shania kakak-adik, jadi nggak usah terima kasih segala.”Kesehatan Irma tidak bagus, bisa menghadiri pesta ini saja tidak mudah baginya.Akhirnya dia bisa melihat cucu pertamanya yang telah menghilang selama empat tahun. Benang yang mengikat hatinya erat-erat akhirnya putus juga, kondisi tubuhnya langsung menurun.“Pak Berty, segera siapkan surat perjanjian pemindahan saham. Harus ditandatangani sekarang juga.”Irma terbatuk, lalu memberi perintah dengan suara dingin.Kesehatannya tidak baik. Dia bisa mati kapan saja. Dia harus menyelesaikan kekacauan keluarga Hutomo ini.“Nenek, nggak usah terburu-buru begitu kali?” Shania berusaha menekan rasa enggan di hatinya. Dia pun berkata, “Besok baru tanda
Shania buru-buru menyangkal hal tersebut.Perempuan itu mendelik ke arah Rachel, berharap agar wanita jalang ini tahu diri dan cepat pergi!Sayangnya, takdir berkata lain.Rachel tersenyum tipis.Perempuan itu akhirnya bisa melihat, bahwa keluarga Hutomo hanya mengandalkan keluarga Tanjaya, namun sepertinya Ronald tidak terlalu menyukai Shania.Walaupun tidak tahu mengapa, Ronald yang jelas-jelas tidak menyukai Shania, masih membiarkan keluarga Hutomo berada di sekitarnya. Hal ini tidak menjadi masalah bagi Rachel, karena tidak ada hubungan dengan dirinya.Perempuan itu yakin, keluarga Hutomo pasti sangat mementingkan wajah mereka di depan Ronald.Rachel tersenyum simpul lalu berkata kepada Ronald, “Pak Ronald, kami tadi lagi membicarakan saham keluarga Hutomo, kebetulan sekali Bapak datang. Mungkin Pak Ronald bisa membantu kami, untuk menjadi saksi.”Sebaliknya, Ronald malah tertarik mendengar hal ini, “Oh, saksi untuk apa?”“Rachel!” Vrilla buru-buru memutus ucapan Rachel dengan pani
Rachel dengan tenang dan jelas menceritakan kembali asal-usul saham Hutomo Group dan kepemilikannya sebanyak 50%.Di akhir cerita, Rachel berkata kepada Ronald dengan tenang, “Menurut Pak Ronald, kalau aku mengambil kembali saham yang telah diwariskan oleh Ibuku kepada ku, apa ini masuk akal?”“Nggak masuk akal.” Ronald mengeluarkan tiga kata ini dengan sangat tenang. Raut wajah Shania langsung berubah bahagia mendengar hal ini. Pria ini ternyata memandang masalah ini dari sisinya!Dengan adanya perkataan dari Ronald ini, maka Shania mempunyai alasan untuk menolak perjanjian pengembalian saham itu. Bahkan Nenek juga tidak dapat menuntutnya apa pun.Wajah Shania langsung berubah menjadi dingin.Seperti yang Rachel telah duga di awal, tidak seharusnya dirinya memercayai ucapan pria ini. Hasilnya, dirinya hanya membuang energinya sia-sia.Baru saja Rachel mau membuka mulutnya, suara Ronald sudah kembali terdengar.“Ibu Rachel, kalau saya jadi kamu, saya akan mengambil semua saham tersebu
Nenek Irma juga sudah lelah, dia pun bangkit berdiri sambil berpegangan pada tangan Pak Berty.Rachel langsung bangkit dan memegang tangannya yang lain. “Nenek, aku akan memapah kamu ke kamar.”Nenek Irma menganggukan kepalanya, kemudian cucu dan anak itu pun berjalan menuju ruang istirahat.Sementara, suasana di dalam ruangan itu masih sangat ramai.Ini adalah kunjungan pertama Ronald ke keluarga Hutomo, semua anggota keluarga Hutomo merasa bahwa pernikahan antara Shania dan Ronald pasti akan berlangsung cepat atau lambat.“Ronald, belakangan ini ada film baru yang bagus di bioskop, besok sore kamu dan Shania pergi nonton saja,” ucap Vrilla sambil tersenyum. “Selesai menonton film, kalian bisa jalan-jalan sebentar, lalu malamnya pergi candle light dinner berdua. Romantis sekali!”Shania menundukkan kepalanya dengan malu-malu, namun tidak menolak juga tidak menyetujui ucapan Ibunya itu. “Ronald sore biasanya sibuk, mana mungkin ada waktu untuk menonton.”“Aduh, sesibuk apa pun tetap ha
Rachel membuka pintu mobil dan duduk di belakang setir.Baru saja perempuan itu akan menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba pintu di sebelahnya dibuka dari luar.Ronald membungkukkan badan dan duduk di sebelahnya, wajah pria itu terlihat sangat santai dan tidak ada dosa, seolah itu adalah mobilnya sendiri.Rachel setengah tertawa mengejek melihat hal ini, “Pak Ronald, apa maksudnya ini?”“Mobilku rusak, kamu antar aku pulang,” ucap Ronald sambil menyandarkan dirinya di kursi mobil. “Tenang saja, aku nggak akan membuat jerih payahmu karena mengantarku pulang ini menjadi sia-sia.”Rachel melepas kemudinya, lalu berkata dengan santai, “Aku sangat yakin, keluarga Hutomo pasti akan dengan senang hati mengantar Pak Ronald, bagaimana kalau aku menelepon Shania?”“Apa kamu setakut itu untuk berdua saja denganku?”Ronald tiba-tiba membungkukkan punggungnya ke samping, mendekatkan raut wajahnya yang dingin ke arah Rachel, hingga jarak antara wajah mereka hanya beberapa cm saja. Hangatnya napas mer
Perempuan itu sudah dari dulu mencari tahu mengenai kekuatan bisnis di Kota Suwanda ini. Bisa dibilang, satu-satunya perusahaan yang terbesar adalah Tanjaya Group.Bisa bekerja sama dengan Tanjaya Group sama saja telah berhasil menaiki sebuah kapal yang besar dan stabil. Tidak perlu mengkhawatirkan apa pun, cukup duduk dan menghitung uang yang masuk.Namun, mengapa Ronald bisa memilih dirinya?Apa hanya karena profesor Harvard yang telah merekomendasikan dirinya?Mahasiswa berbakat yang juga mendalami ilmu pengembangan chip ini, bukan hanya dirinya seorang. Bahkan dirinya hanya berada di juara ketiga.Tanpa terasa, mobil yang dikendarainya telah tiba di rumah kediamaan keluarga Tanjaya.Kediaman keluarga Tanjaya ini terletak di tengah pegunungan. Sebuah bangunan yang terdiri dari tiga lantai ini, bisa dikatakan tidak terlalu besar. Namun di sekelilingnya terdapat kolam renang, taman bunga, taman bermain, paling sedikit bisa mencapai seribu meter persegi.Ini barulah kediaman orang kaya
Rachel menatap Darren dengan raut wajah yang serius, “Kamu adalah seorang anak laki-laki yang gagah, nggak boleh sembarangan menangis.”Michelle yang seorang anak gadis saja tidak pernah menangis dari lahir sampai sekarang.“Tante Rachel, aku janji aku nggak akan sembarangan menangis lagi …,” ucap Darren sambil terisak berusaha menarik kembali ingus di hidungnya. “Aku … aku hanya terlalu lama nggak melihat Tante, jadi aku kangen ….”Begitu kalimat ini keluar dari mulutnya, wajahnya langsung merah padam hingga ke telinga.Sudut mulut Ronald langsung bergerak. Bocah Darren ini sejak kapan bisa merayu perempuan seperti ini? Kenapa dirinya tidak tahu?Selain itu, sebenarnya perempuan ini mempunyai kekuatan magis maam apa, hingga mampu membuat Darren, si iblis kecil ini berubah menjadi bocah penurut yang membuat orang mengasihaninya?Rachel sendiri juga merasa tidak enak hati. Sebenarnya, bocah ini memiliki citra yang baik di mata Rachel. Hanya saja, sayangnya dia adalah anak dari keluarga