“Pak Ronald, hasil pemeriksaan otak Anda sudah keluar,” ujar Dokter sambil menyerahkan hasil pemeriksaan.“Ada darah membeku di bagian belakang otak Anda. Dibutuhkan pembedahan untuk menghilangkan darah beku itu ....”“Apa yang akan terjadi jika saya tidak melakukan operasi?” tanya Ronald serius sambil mengerutkan keningnya. “Kemungkinan besar akan menyebabkan sakit kepala ....” Dokter sempat berhenti sejenak, kemudian dia kembali berkata, “Operasi ini hanya operasi kecil. Anda bisa pulih dalam waktu dua bulan. Kalau begitu, apa Pak Ronald bersedia untuk segera menjalankan operasi ini?”Ronald langsung terdiam sejenak sambil mengerutkan keningnya. Dia masih memiliki banyak urusan. Dia sama sekali tidak memiliki waktu untuk menjalankan operasi. Tidak lama kemudian Ronald pun berkata, “Aku akan menyelesaikan urusanku terlebih dahulu. Setelah itu barulah aku akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.”“Baiklah kalau begitu. Tapi Anda harus melakukan pemeriksaan ulang dalam tiga bulan
Gaun pink itu sangatlah cantik sampai membuat Darren terkagum-kagum.Si pramuniaga bergegas berkata kepada Darren, “Bu Farah juga sudah menyiapkan pakaian berwarna pink untuk kalian semua. Saya akan membantu kalian mengenakan pakaian itu, ya.”Darren langsung melupakan ambisinya untuk menyaingi ayahnya di acara pernikahan. Karena dia sudah terlalu terpukau dengan pakaian berwarna pink yang dikenakan oleh Michelle. Darren dengan antusias berjalan mengikuti si pramuniaga masuk ke dalam kamar pas, sedangkan Eddy dan Michael sempat saling berpandangan. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti si pramuniaga menuju kamar pas. Di sisi lain, ketika Michelle sedang mengagumi dirinya sendiri di depan cermin tiba-tiba saja dia mencengkeram perutnya seraya berkata, “Aduh, aku lapar!”“Tunggu sebentar ya, saya ambilkan makanan kecil dulu,” ujar si pramuniaga panik. Si pramuniaga buru-buru pergi ke ruang belakang untuk mengambil makanan kecil setelah mendengar keluhan Michelle. Ketika M
Eddy hanya bisa terdiam setelah melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Darren. Sepertinya otak Darren sudah terbang entah ke mana. Bagaimana mungkin Eddy menyuruh saudaranya sendiri untuk memakan makanan yang ada di tempat sampah? “Bawa lolipop yang ada di dalam tempat sampah itu sebagai bukti,” ujar Eddy kesal.Kemudian dia kembali berkata, “Beberapa tahun belakangan ada banyak pedagang manusia yang menggunakan makanan manis untuk memikat anak kecil. Mereka sebelumnya sudah meracuni makanan itu. Ketika anak-anak memakannya, mereka akan keracunan dan tidak sadarkan diri. Setelah itu, si pedagang manusia akan mengambil kesempatan untuk menculik dan membawa pergi anak tersebut.”“Jadi, kamu penculik ya! Berani banget kamu mau menculik adikku! Sudah bosan hidup ya!” seru Darren kesal. Michael langsung memicingkan matanya dan berseru, “Aku akan panggil polisi sekarang!”Hendo sudah tahu jika Ronald dan Rachel memiliki empat anak. Anak pertama, kedua dan ketiga cukup pintar dan sulit untuk
“Darren, jangan asal bicara! Orang ini adalah Pak Hendo Adijaya. Bagaimana mungkin dia seorang pedagang manusia?” Rachel berusaha mengelak perkataan anaknya.Kemudian dia berjalan mendekati Hendo, lalu berkata, “Maaf ya, Pak, anak kecil memang suka asal bicara. Saya harap Anda tidak marah karena ucapan mereka.” “Mama, dia itu benar-benar pedagang manusia. Cuma pedagang manusia yang menawarkan lolipop ke anak perempuan seperti Michelle,” ujar Eddy sambil mengerutkan keningnya.Michael langsung menganggukkan kepalanya, lalu berkata, “Kita juga sudah lapor polisi kok!”Hendo tetap berusaha tenang seraya berkata, “Bu Rachel, anak ini terlihat sangat menggemaskan, makanya saya menawarkan lolipop untuknya. Saya sama sekali tidak bermaksud jahat.”“Saya mengerti kok, Pak,” ujar Rachel sambil menganggukkan kepalanya.Kemudian dia menoleh ke arah anaknya seraya berkata, “Michael, batalkan laporan polisinya.”Michael hanya berdiri diam dan tidak menghiraukan perintah ibunya. Michael tetap mencu
Waktu makan malam sudah tiba ketika Ronald dan Rachel tiba di kediaman mereka. Keempat anak mereka sudah duduk dengan rapi di depan meja makan. Ketika melihat Ronald dan Rachel masuk, Darren buru-buru meletakkan peralatan makannya dan bergegas menghampiri Rachel. “Hore ... Mama sudah pulang!” seru Darren senang.“Apa malam ini Mama masih harus pergi lagi ke rumah sakit?” tanya Michael. “Ehem!” Ronald memberikan isyarat dengan mengeluarkan suara batuk yang cukup keras. Dalam sekejap, pandangan anak-anak itu langsung tertuju ke arah Ronald.“Papa sudah keluar dari rumah sakit?” tanya Eddy dengan wajah terkejut.“Hufh ... kenapa Papa nggak dirawat di sana lebih lama lagi sih,” ujar Darren dengan wajah kecewa.Darren merasa bebas dan bahagia selama ayahnya dirawat di rumah sakit. Karena tidak ada orang yang memperhatikan semua tingkah lakunya. Dia bisa melakukan apa pun sesuka hatinya.Kenapa dengan anak-anak ini? Bagaimanapun juga Ronald adalah Ayah mereka. Kenapa mereka terlihat tidak
“Kalau begitu, sekarang kita ke atas ya,” ajak Farah kepada cucu-cucunya. Kemudian dia menggandeng tangan Darren dan memberi isyarat kepada cucunya yang lain untuk mengikutinya. “Kamu masih memiliki waktu yang panjang untuk menebus kesalahanmu kepada anakmu. Tapi tidak untuk malam ini. Lagi pula malam ini adalah malam istimewa untuk kita. Waktu sangatlah berharga,” bisik Ronald di telinga Rachel.Wajah Rachel langsung memerah. Laki-laki ini sungguh tidak sopan. Bagaimana mungkin dia masih berani berbicara seperti ini di hadapan orang banyak? Hilmi langsung menyipitkan matanya dan tersenyum ketika melihat interaksi kedua sejoli ini.Kemudian dia berkata, “Bu Rachel dan Pak Ronald, silakan kalau mau ke atas untuk melihat keadaan kamar. Kalian berdua bisa memberitahuku jika ada yang harus aku siapkan lagi.”Rachel langsung tersentak. Seketika dia menyadari jika dirinya sudah benar-benar menikah dengan Ronald. Jadi, dia sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga Tanjaya.“Ayo kita naik
Rachel buru-buru meletakkan piamanya dan berlari menuju kamar mandi. Dia langsung mengetuk pintu seraya berkata dengan suara tinggi, “Ronald, kamu kenapa?”“Nggak ... aku nggak apa-apa,” jawab Ronald. Suara Ronald bercampur dengan suara shower di dalam kamar mandi. Rachel langsung berbalik setelah mendengar jawaban Ronald.Di sisi lain, Ronald sedang terduduk di atas lantai kamar mandi. Dia merasa sulit untuk melakukan aktivitasnya. Selama dua puluh enam tahun dia hidup, ini adalah pertama kalinya dia merasa kalau mandi adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Apa mungkin luka di kaki kirinya belum sembuh? Kenapa kakinya langsung keram ketika terkena air dingin? Ronald terjatuh di kamar mandi. Karena kakinya kram dan lantai kamar mandi sangat licin. Laki-laki setinggi Ronald jatuh di dalam kamar mandi. Bukankah hal itu terdengar sangat konyol? Ronald merasa sangat tertekan dengan kondisi tubuhnya saat ini. Dia duduk di atas lantai sampai kram di kakinya membaik. Kemudian per
“Kamu pakai handuk dulu!” perintah Rachel sambil menutup matanya. “Lenganku lemas nggak ada tenaganya lagi. Kalau aku bisa pakai handuk sendiri, buat apa aku memanggilmu,” ujar Ronald sambil sedikit merentangkan tangannya.Rachel sempat terdiam selama beberapa saat. Kemudian dia menarik napasnya dan perlahan membuka mata. Dia melihat ke sekeliling kamar mandi untuk mencari handuk yang entah berada di mana. Setelah menemukan handuk, dia langsung mengambil dan memberikannya kepada Ronald. Lalu Rachel berkata, “Cepat pakai! Kalau sudah, baru aku mau menolongmu”Ronald berusaha untuk menahan tawanya. Perempuan ini terlihat sangat menggemaskan. Kemudian Ronald menghela napas seraya berkata, “Bantu aku, dong! Aku benar-benar nggak ada tenaga.”Rachel benar-benar kesal dengan perilaku Ronald yang sangat manja ini. Rachel berusaha menarik napas berusaha menenangkan diri. Kemudian dia memakaikan handuk di tubuh Ronald tanpa banyak basa-basi. Rachel tanpa sengaja menyentuh kulit Ronald yang t