“Kamu pakai handuk dulu!” perintah Rachel sambil menutup matanya. “Lenganku lemas nggak ada tenaganya lagi. Kalau aku bisa pakai handuk sendiri, buat apa aku memanggilmu,” ujar Ronald sambil sedikit merentangkan tangannya.Rachel sempat terdiam selama beberapa saat. Kemudian dia menarik napasnya dan perlahan membuka mata. Dia melihat ke sekeliling kamar mandi untuk mencari handuk yang entah berada di mana. Setelah menemukan handuk, dia langsung mengambil dan memberikannya kepada Ronald. Lalu Rachel berkata, “Cepat pakai! Kalau sudah, baru aku mau menolongmu”Ronald berusaha untuk menahan tawanya. Perempuan ini terlihat sangat menggemaskan. Kemudian Ronald menghela napas seraya berkata, “Bantu aku, dong! Aku benar-benar nggak ada tenaga.”Rachel benar-benar kesal dengan perilaku Ronald yang sangat manja ini. Rachel berusaha menarik napas berusaha menenangkan diri. Kemudian dia memakaikan handuk di tubuh Ronald tanpa banyak basa-basi. Rachel tanpa sengaja menyentuh kulit Ronald yang t
Di depan pintu kamar utama, Farah dan Hilmi terlihat sedang mengembangkan senyuman penuh arti di wajah mereka. “Bu Farah, saya akan memerintahkan bagian dapur untuk memasakkan sup jamur daging. Jadi, besok pagi Pak Ronald bisa menikmati sup hangat itu ketika beliau bangun,” ujar Hilmi dengan nada suara hormat.Farah langsung mengangguk seraya berkata, “Jangan lupa buat sup ayam juga. Makanan itu sangat bagus untuk wanita.”“Kenapa Mama harus makan sup ayam?” Farah dan Hilmi langsung menoleh ke arah sumber suara. Kemudian mereka melihat Michelle serta kakak-kakaknya sedang menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan polos. “Kakek, kenapa Papa harus minum sup jamur daging?” tanya Darren penasaran.Hilmi langsung tersenyum lalu berkata, “Ayahmu kan masih sakit. Jadi sup jamur daging sangat bagus untuk membantu penyembuhannya .... ”Michael terlihat mengerutkan keningnya seraya berkata, “Aku pernah baca sebuah buku yang mengatakan kalau sup jamur daging bisa meningkatkan stamina untuk
Rachel sangat terkejut dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Ronald. Dia buru-buru melompat turun dari pelukan Ronald.Kemudian bertanya dengan cemas, “Apa ada yang sakit? Yang mana?”“Kepala bagian belakangku sakit,” jawab Ronald sambil memegangi pelipisnya.“Tolong ambilkan dua butir obat yang ada di laci. Tadi, dokter sempat meresepkan obat itu untukku,” tambah Ronald.Rachel bergegas mengambil obat itu sekaligus menuangkan air hangat untuk Ronald. Setelah Ronald selesai meminum obatnya, Rachel pun langsung berkata, “Kayaknya lebih baik kamu dirawat dulu saja di rumah sakit. Di sana dokter bisa mengobservasi keadaanmu ....”Ronald langsung terbaring lesu di atas tempat tidur, lalu dia pun berkata, “Bagaimana mungkin aku bisa terbaring tenang di rumah sakit? Hari pernikahan kita semakin dekat. Hari terpenting bagi hidup kita berdua. Ada banyak hal yang harus disiapkan.”“Kamu hanya perlu mengepas pakaian pengantin pria. Selain itu, serahkan semuanya padaku. Kamu nggak perlu mempersiap
Lima orang koki sudah berdiri di depan pintu masuk ruang makan dengan senyuman penuh arti mengembang di wajah mereka ketika Rachel tiba. Mereka semua siap melayani Rachel dan anak-anaknya. “Ehem!”Rachel merasa tenggorokannya gatal. Dia menyadari kalau semua pelayan di sini pasti mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan Ronald tadi malam.“Rachel, kamu bangunnya pagi sekali?” tanya Farah sambil tersenyum.Kemudian dia menghampiri Rachel dan kembali berkata, “Ini ada sup ayam yang dibuatkan khusus untukmu. Kamu minum, ya! Sup ini bagus untuk kulitmu.”“Terima kasih Tante,” jawab Rachel.Kemudian dia memakan sup yang diberikan oleh Farah dengan kepala tertunduk. Dia sama sekali tidak berani melihat ke arah orang-orang di sekelilingnya. Ini adalah saat yang paling memalukan bagi Rachel seumur hidupnya. Dia ingin sekali pergi melarikan diri dari tempat ini secepat mungkin. Ketika Rachel teringat akan Ronald yang sedang tertidur lelap tiba-tiba saja dia mendengar para pelayan berkat
Di sisi lain, Ronald dan Rachel pergi untuk melakukan fiting pakaian pernikahan mereka. “Aku mau melihatmu dengan gaun pengantin,” bisik Ronald di telinga Rachel.“Tunggu saja sampai hari pernikahan kita tiba. Cuma lima hari lagi, kok,” jawab Rachel sambil tersenyum. Mereka berdua masuk ke dalam toko pakaian pengantin sambil bergandengan tangan. Tatapan mata sang pria terlihat tegas dan lembut di saat yang bersamaan, sedangkan wanitanya terlihat sangat manis. Mereka berdua membuat semua pelayan toko yang melihat mereka merasa iri. “Mereka berdua saling mencintai satu sama lain, sungguh bahagia.”“Bu Rachel baru berumur dua puluh tiga tahun dan memiliki empat orang anak. Dia juga memiliki seorang laki-laki tampan yang sangat mencintainya. Wanita itu sungguh beruntung.”“Keempat anak mereka yang kemarin datang semuanya mirip sekali sama Pak Ronald. Bahkan gadis kecil kemarin itu mirip sekali sama Pak Ronald.”“Tapi menurutku, anak-anak mereka lebih mirip sama Bu Rachel.”Kedatangan me
Hendo menghela napas. Dia sadar pastinya sulit untuk menebus semua kesalahannya selama dua puluh tiga tahun ini. Kalau saja Rachel masih hidup dalam kesulitan. Dia yakin, dirinya akan lebih mudah untuk mendekati Rachel. Namun, sekarang Rachel adalah istri dari penerus keluarga Tanjaya. Orang-orang pasti akan mengira jika Hendo adalah seseorang yang tamak dan haus akan kekuasaan. Hendo perlahan berdiri dan menghampiri Rachel dengan ragu. Kemudian dia meletakkan sebuah kotak di atas meja seraya berkata, “Anggap saja ini adalah hadiah dariku.”Sesaat Rachel terkejut dengan sikap Hendo sekaligus bertanya-tanya apa yang ada di dalam kotak ini. Namun, Rachel tidak bisa menerima hadiah dari orang asing. “Pak Hendo, saya tidak bisa menerima hadiah dari orang asing tanpa ada alasan yang jelas. Jadi, silakan ambillah kembali hadiah ini,” ujar Rachel tanpa ragu. Hendo tersentak setelah mendengar penolakan dari Rachel. Kemudian dia langsung membuka kotak itu seraya berkata, “Ini adalah kalung
Ronald terlihat kesal ketika melihat Rachel yang masih terpaku sambil menatap ke arah kalung itu. Kemudian Ronald berbisik, “Aku akan membelikanmu sepuluh kalung yang seperti itu.”Ketika Rachel ingin membalas perkataan Ronald tiba-tiba saja Ronald mengecup daun telinganya. “Kamu!” seru Rachel sambil tersipu malu. Ronald sungguh berani mencium Rachel di hadapan orang banyak seperti ini.“Kamu tidak boleh menerima hadiah apa pun dari pria mana pun. Ingat itu, ya!” Ronald kembali membisikkan sesuatu di telinga Rachel.Rachel menarik napasnya dalam-dalam. Kemudian Rachel mencubit pinggang Ronald dengan kesal. Laki-laki ini memang sengaja berbicara sangat dekat dengan Rachel di hadapan Hendo. Namun, Rachel sadar kalau Hendo kemungkinan besar adalah ayah kandungnya. Di mata Hendo, perilaku Rachel terlihat seperti sedang menggoda Ronald. Hendo merasa sedih di dalam hatinya. Dia belum sempat mengenal putrinya, tetapi Putrinya sudah diambil darinya.“Ehem!” Hendo sengaja terbatuk di hada
“Bu Rachel, ada masalah dengan proyek Yelitos Group,” ujar Jenny dengan suara kelelahan dari balik telepon. Rachel tahu, Jenny tidak mungkin meneleponnya kalau masalah ini tidak sangat serius. “Kenapa? Apa masalahnya? Jangan panik! Coba pelan-pelan jelaskan padaku,” ujar Rachel cepat. “Direktur Utama Yelitos Group di kota Suwanda diganti minggu kemarin. Pak Bara memiliki hubungan yang dekat dengan Adijaya Group. Oleh karena itu, dia meminta Bu Sharon untuk menjadi salah satu kepala perancang chip untuk proyek ini. Mereka akan bekerja sama dengan perusahaan kita untuk menyelesaikan pemrograman dan desain chip,” lapor Jenny.Rachel langsung memicingkan matanya seraya berkata, “Adijaya Group?”“Ya, Adijaya Group! Nama Bu Sharon dan Bu Rachel ditulis berdampingan di surat proyek. Yelitos Group mengatakan mereka akan memperbaharui kontrak mereka. Mereka juga siap untuk memberikan ganti rugi akibat pembatalan kontrak,” jelas Jenny kembali. Rachel langsung tersenyum sinis seraya berkata,