Rachel sangat terkejut dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Ronald. Dia buru-buru melompat turun dari pelukan Ronald.Kemudian bertanya dengan cemas, “Apa ada yang sakit? Yang mana?”“Kepala bagian belakangku sakit,” jawab Ronald sambil memegangi pelipisnya.“Tolong ambilkan dua butir obat yang ada di laci. Tadi, dokter sempat meresepkan obat itu untukku,” tambah Ronald.Rachel bergegas mengambil obat itu sekaligus menuangkan air hangat untuk Ronald. Setelah Ronald selesai meminum obatnya, Rachel pun langsung berkata, “Kayaknya lebih baik kamu dirawat dulu saja di rumah sakit. Di sana dokter bisa mengobservasi keadaanmu ....”Ronald langsung terbaring lesu di atas tempat tidur, lalu dia pun berkata, “Bagaimana mungkin aku bisa terbaring tenang di rumah sakit? Hari pernikahan kita semakin dekat. Hari terpenting bagi hidup kita berdua. Ada banyak hal yang harus disiapkan.”“Kamu hanya perlu mengepas pakaian pengantin pria. Selain itu, serahkan semuanya padaku. Kamu nggak perlu mempersiap
Lima orang koki sudah berdiri di depan pintu masuk ruang makan dengan senyuman penuh arti mengembang di wajah mereka ketika Rachel tiba. Mereka semua siap melayani Rachel dan anak-anaknya. “Ehem!”Rachel merasa tenggorokannya gatal. Dia menyadari kalau semua pelayan di sini pasti mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan Ronald tadi malam.“Rachel, kamu bangunnya pagi sekali?” tanya Farah sambil tersenyum.Kemudian dia menghampiri Rachel dan kembali berkata, “Ini ada sup ayam yang dibuatkan khusus untukmu. Kamu minum, ya! Sup ini bagus untuk kulitmu.”“Terima kasih Tante,” jawab Rachel.Kemudian dia memakan sup yang diberikan oleh Farah dengan kepala tertunduk. Dia sama sekali tidak berani melihat ke arah orang-orang di sekelilingnya. Ini adalah saat yang paling memalukan bagi Rachel seumur hidupnya. Dia ingin sekali pergi melarikan diri dari tempat ini secepat mungkin. Ketika Rachel teringat akan Ronald yang sedang tertidur lelap tiba-tiba saja dia mendengar para pelayan berkat
Di sisi lain, Ronald dan Rachel pergi untuk melakukan fiting pakaian pernikahan mereka. “Aku mau melihatmu dengan gaun pengantin,” bisik Ronald di telinga Rachel.“Tunggu saja sampai hari pernikahan kita tiba. Cuma lima hari lagi, kok,” jawab Rachel sambil tersenyum. Mereka berdua masuk ke dalam toko pakaian pengantin sambil bergandengan tangan. Tatapan mata sang pria terlihat tegas dan lembut di saat yang bersamaan, sedangkan wanitanya terlihat sangat manis. Mereka berdua membuat semua pelayan toko yang melihat mereka merasa iri. “Mereka berdua saling mencintai satu sama lain, sungguh bahagia.”“Bu Rachel baru berumur dua puluh tiga tahun dan memiliki empat orang anak. Dia juga memiliki seorang laki-laki tampan yang sangat mencintainya. Wanita itu sungguh beruntung.”“Keempat anak mereka yang kemarin datang semuanya mirip sekali sama Pak Ronald. Bahkan gadis kecil kemarin itu mirip sekali sama Pak Ronald.”“Tapi menurutku, anak-anak mereka lebih mirip sama Bu Rachel.”Kedatangan me
Hendo menghela napas. Dia sadar pastinya sulit untuk menebus semua kesalahannya selama dua puluh tiga tahun ini. Kalau saja Rachel masih hidup dalam kesulitan. Dia yakin, dirinya akan lebih mudah untuk mendekati Rachel. Namun, sekarang Rachel adalah istri dari penerus keluarga Tanjaya. Orang-orang pasti akan mengira jika Hendo adalah seseorang yang tamak dan haus akan kekuasaan. Hendo perlahan berdiri dan menghampiri Rachel dengan ragu. Kemudian dia meletakkan sebuah kotak di atas meja seraya berkata, “Anggap saja ini adalah hadiah dariku.”Sesaat Rachel terkejut dengan sikap Hendo sekaligus bertanya-tanya apa yang ada di dalam kotak ini. Namun, Rachel tidak bisa menerima hadiah dari orang asing. “Pak Hendo, saya tidak bisa menerima hadiah dari orang asing tanpa ada alasan yang jelas. Jadi, silakan ambillah kembali hadiah ini,” ujar Rachel tanpa ragu. Hendo tersentak setelah mendengar penolakan dari Rachel. Kemudian dia langsung membuka kotak itu seraya berkata, “Ini adalah kalung
Ronald terlihat kesal ketika melihat Rachel yang masih terpaku sambil menatap ke arah kalung itu. Kemudian Ronald berbisik, “Aku akan membelikanmu sepuluh kalung yang seperti itu.”Ketika Rachel ingin membalas perkataan Ronald tiba-tiba saja Ronald mengecup daun telinganya. “Kamu!” seru Rachel sambil tersipu malu. Ronald sungguh berani mencium Rachel di hadapan orang banyak seperti ini.“Kamu tidak boleh menerima hadiah apa pun dari pria mana pun. Ingat itu, ya!” Ronald kembali membisikkan sesuatu di telinga Rachel.Rachel menarik napasnya dalam-dalam. Kemudian Rachel mencubit pinggang Ronald dengan kesal. Laki-laki ini memang sengaja berbicara sangat dekat dengan Rachel di hadapan Hendo. Namun, Rachel sadar kalau Hendo kemungkinan besar adalah ayah kandungnya. Di mata Hendo, perilaku Rachel terlihat seperti sedang menggoda Ronald. Hendo merasa sedih di dalam hatinya. Dia belum sempat mengenal putrinya, tetapi Putrinya sudah diambil darinya.“Ehem!” Hendo sengaja terbatuk di hada
“Bu Rachel, ada masalah dengan proyek Yelitos Group,” ujar Jenny dengan suara kelelahan dari balik telepon. Rachel tahu, Jenny tidak mungkin meneleponnya kalau masalah ini tidak sangat serius. “Kenapa? Apa masalahnya? Jangan panik! Coba pelan-pelan jelaskan padaku,” ujar Rachel cepat. “Direktur Utama Yelitos Group di kota Suwanda diganti minggu kemarin. Pak Bara memiliki hubungan yang dekat dengan Adijaya Group. Oleh karena itu, dia meminta Bu Sharon untuk menjadi salah satu kepala perancang chip untuk proyek ini. Mereka akan bekerja sama dengan perusahaan kita untuk menyelesaikan pemrograman dan desain chip,” lapor Jenny.Rachel langsung memicingkan matanya seraya berkata, “Adijaya Group?”“Ya, Adijaya Group! Nama Bu Sharon dan Bu Rachel ditulis berdampingan di surat proyek. Yelitos Group mengatakan mereka akan memperbaharui kontrak mereka. Mereka juga siap untuk memberikan ganti rugi akibat pembatalan kontrak,” jelas Jenny kembali. Rachel langsung tersenyum sinis seraya berkata,
“Kak, kamu itu benar-benar naif, ya? Cara licik seperti ini sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis. Kalau kita tidak melakukannya, maka kitalah yang akan diinjak-injak,” ujar Sharon tenang. Hendo menggerakkan bibirnya seraya berkata, “Aku tidak pernah memerintahkanmu apa pun selama sepuluh tahun ini. Tapi sekarang, aku minta kamu segera mundur dari proyek ini!”“Memangnya kenapa aku harus mundur? Kak, kamu ini benar-benar aneh. Selama ini aku menggunakan cara seperti ini untuk menghadapi lawan bisnis kita. Selama itu juga kamu selalu menutup matamu. Tapi sekarang, kenapa kamu tiba-tiba datang dan mengkritikku? Oh ... aku tahu! Pasti karena si Rachel itu, kan?” Sharon terlihat benar-benar kesal ketika melontarkan kata-katanya.“Paman kenapa, sih? Waktu itu Paman sampai dua kali memarahiku hanya karena perempuan itu. Lalu sekarang, Paman juga berniat mempengaruhi bisnis Adijaya Group karena perempuan itu?” tanya Hanna kesal.“Sharon, sekarang katakan padaku! Kamu bersedia mundur atau ti
Rachel menyerahkan semua urusan perusahaan kepada Jenny karena dia terlalu sibuk untuk mengurus pernikahannya. Namun, hari ini mau tidak mau Rachel harus datang ke kantor untuk menyelesaikan masalah proyek Yelitos Group. Rachel sudah tiba di perusahaan pagi-pagi sekali. Ketika dia masuk tiba-tiba saja para karyawan langsung mengerubunginya. “Selamat atas pernikahan Anda, Bu Rachel!”“Aku harap pernikahan kalian berdua langgeng sampai tua nanti!”“Semoga Bu Rachel cepat punya momongan!”“Hei, jangan asal bicara! Bu Rachel sudah punya anak. Jangan kasih selamat yang kayak gitu!”“Banyak anak kan banyak rezeki!”Para rekan kerjanya langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka hanya tahu kalau Rachel memiliki dua orang anak saja. Namun, mereka tidak tahu kalau ternyata Ronald juga memiliki dua orang anak. Jadi, Rachel sekarang sudah memiliki empat orang anak. Apa mungkin dia masih mau memiliki anak lagi? Rachel bukanlah induk kucing yang harus memiliki banyak anak. “Baiklah, sekarang semuany