Untungnya, Darren ada menanyakan hal ini. Kalau tidak, kakaknya akan memberi ibu mereka hadiah tanpa dia ketahui.Hadiah apa yang harus dia berikan pada ibunya?*** Di rumah sakit.“Ronald, kamu benar-benar luar biasa kali ini!” Yohanes duduk di sofa dan berkata dengan santai, “Caramu menolongnya ini sangat bagus. Sedingin apa pun hati Rachel, pasti akan tetap tersentuh karenamu. Lalu, dia akan memberikan hatinya untukmu!”Ronald sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan ekspresi tenang. Entah apa yang sedang dia pikirkan.Christopher menarik Yohanes ke samping, memberinya isyarat mata, lalu berkata, “Sudah, jangan sembarang ngomong lagi. Yang penting kita sudah datang menjenguk dia. Ayo pergi. Jangan ganggu Ronald beristirahat.”Yohanes tidak ingin pergi. Dia kan dari sananya memang anak orang kaya yang setiap hari tidak ada kerjaan. Kerjaannya kalau bukan menggoda wanita, ya balapan mobil. Dia punya banyak waktu.Kehidupannya sehari-hari selalu sama. Sekarang lagi ada hal menar
Mata Ronald tertuju pada wajah Michael terlebih dahulu, lalu pada Michelle.Selama ini, dia bukan hanya sekali pernah berpikir, alangkah baiknya kalau Michelle adalah putri kandungnya.Ternyata, anak ini benar-benar putrinya.Pantas saja dia sama sekali tidak bisa menolak Michelle. Pantas saja Michelle bisa memanggilnya “Papa”.“Michelle, sini ke tempat Papa.” Ronald melambaikan tangannya.Gadis kecil itu pun melepaskan tangan ibunya dan berjalan menuju ranjang pasien.Matanya yang besar menatap lengan Ronald, yang dibungkus kain kasa dan ada darah yang merembes sedikit keluar. Kelihatannya agak mengerikan.Gadis kecil itu mengulurkan jari-jarinya yang lembut, menyentuh luka Ronald dengan pelan, lalu meniupnya dan bertanya dengan lembut, “Pa, apa masih sakit?”Hati Ronald seolah meleleh. “Nggak sakit, kok. Nggak sakit sama sekali.”Dia menarik gadis kecil itu ke dalam pelukannya, lalu matanya tertuju pada Michael yang berada di dekat pintu.Dulu, dia sering merasa bahwa anak itu sangat
Dia mengambil sebuah dokumen dari nakas dan menyerahkannya pada Michael.Michael mengambilnya dengan bingung, membuka dan melihatnya, lalu seketika berkata dengan kaget, “Papa memberiku sebuah perusahaan?”“Seperti yang Papa katakan, apa yang Eddy dan Darren punya, kamu juga akan punya,” kata Ronald datar. “Papa akan memberikan satu asisten untukmu, jadi kalau ada apa-apa, kamu bisa memerintahkannya.”Mata Darren terbelalak.Dia sudah lama meminta sebuah perusahaan pada ayahnya. Bisa-bisanya ayahnya memberikannya langsung pada Michael?Ya ampun! Ayahnya tidak menyayanginya lagi!Darren merasa kedudukannya di hati ayahnya sangat terancam ….Rachel awalnya masih berdiri di depan pintu, tetapi ketika dia mendengar kata-kata Ronald, dia langsung berjalan menuju tempat tidur.Dia membaca dokumen-dokumen itu. Hanya melihat dari nama perusahaannya saja dia sudah tahu kalau perusahaan itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi perangkat lunak. Mana cocok untuk anak kecil.Selain i
Rachel merapikan rambutnya sebelum mengangkat video call tersebut.“Hei, Rachel, rambutmu kok berantakan begitu. Jangan bilang kamu baru bangun tidur?” Terdengar suara Melvin dari seberang telepon.Ronald yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit mengerutkan keningnya saat mendengar suara itu.Mengapa dia sepertinya pernah mendengar suara ini sebelumnya?Rachel berdiri di depan pintu dan berkata dengan tenang, “Siapa yang setiap hari bermalasan di tempat tidur sepertimu? Aku membawa kedua anakku ke rumah sakit untuk menjenguk orang hari ini. Kalau ada urusan, cepat bilang. Kalau nggak ada, aku akan mematikan teleponnya sekarang.”“Eh, eh, eh. Jangan dimatikan. Mana Michelle. Aku sudah lama nggak lihat putri angkatku.”Rachel mengerutkan bibirnya.Dia tidak pernah setuju Melvin menjadi ayah angkat Michelle, tapi pria ini selalu menyebut Michelle dengan sebutan anak angkatnya. Dia juga sudah malas mengoreksinya.Dia melambaikan tangan dan memanggil Michelle untuk datang mendekat.Putr
“Empat tahun lalu, bagaimana kamu melahirkan keempat anak itu?” tanya Ronald perlahan.Dia sudah membaca berita empat tahun lalu. Banyak wartawan yang telah menggambarkan apa yang terjadi malam itu dengan jelas, tetapi informasinya setengah benar dan setengah salah.Satu-satunya hal yang bisa dipastikan benar adalah, Rachel memang tidak pergi ke rumah sakit pada malam dia melahirkan itu. Dia melahirkan keempat anaknya di gudang rumah keluarga Hutomo.Orang yang melahirkan dengan cara seperti biasanya saja bisa dibilang berjalan di dekat pintu kematian. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana Rachel melahirkan keempat anak itu.Selain itu, dia juga mendengar rumah keluarga Hutomo kebakaran malam itu.Rachel mengerutkan bibirnya dan berkata dengan tenang, “Aku melahirkan Eddy dan Darren duluan, tapi begitu dilahirkan, mereka langsung nggak bernapas. Aku mengira mereka sudah ….”Suaranya tercekat, tapi dia melanjutkan, “Shania membawa kedua anak itu pergi. Aku juga nggak tahu dia membawa me
Di koridor di luar kamar pasien Ronald.Michelle sedang menunggang mainan kuda, dikelilingi oleh tiga kakak laki-lakinya.Darren berada di depannya, tersenyum lebar dan berkata, “Michelle, coba panggil Kakak. Ayo cepat panggil aku Kakak.”Michelle memiringkan kepalanya dan berkata dengan lembut, “Kak Darren.”“Oh, salah, salah. Kamu seharusnya memanggilku Kakak Kedua,” koreksi Darren. “Aku ini kakak keduamu. Kakak Kedua. Ayo cepat panggil.”Michelle dengan patuh memanggil, “Kakak Kedua.”Eddy juga datang menghampiri Michelle, “Aku kakak pertamamu. Michelle, panggil aku Kakak.”“Kakak.”Michelle sangat penurut, diminta panggil apa langsung panggil apa.Michael merasa sangat sedih. Dia harus membagi ibu dan adiknya dengan yang lainnya sekarang. Sedih sekali.“Dia Kakak Ketiga,” kata Darren sambil menunjuk Michael.Raut muka Michael langsung menjadi cemberut. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, “Darren, aku lebih tua darimu. Kenapa kamu jadi Kakak Kedua dan aku jadi Kakak Ketiga?”“Papa
Michael mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto punggung Asura.“Apa arti dari Shura?” tanya Darren dengan bingung setelah pulih dari keterkejutannya.Eddy memutar bola matanya ke arah Darren dan berkata, “Apa pelajaran Bahasa Inggris-mu diajarkan oleh guru olahraga?”Darren menggaruk dagunya dengan sedih dan berkata, “Kak, Kakak sendiri tahu, aku selalu mengantuk setiap kali belajar Bahasa Inggris. Aku nggak punya bakat Bahasa, jadi Kakak juga nggak bisa menyalahkan aku! Michelle, bagaimana menurutmu? Benar, ‘kan?”Michelle berkata dengan lembut, “Shura adalah Asura, sebuah karakter dalam manga.”Darren merasa bodoh.Michelle saja tahu arti kata itu dalam bahasa Inggris, sedangkan dirinya tidak tahu.Pantas saja ayahnya tidak memberinya sebuah perusahaan. Apakah karena dia terlalu bodoh?Eddy melirik Michael dan bertanya dengan santai, “Apa kamu kenal pria yang memakai topeng tadi?”Michael memasukkan ponsel ke dalam sakunya, menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku nggak tahu.”Di
Suhu di kamar itu langsung turun dalam sekejap.Pria bertopeng perak itu menarik kursi dan duduk. Tatapannya sangat dingin saat berkata, “Kenapa? Aku nggak boleh kembali ke Suwanda?”“Sebaiknya kamu menghilang dalam waktu tiga hari,” kata Ronald, tatapannya setajam pisau.“Aku belum mengunjungi mamaku. Bagaimana aku bisa pergi dengan begitu cepat?” Pria itu terkekeh, “Ronald, aku ini kakak kandungmu sendiri, saudara kembar dari ibu yang sama. Jangan memusuhiku seperti itu. Menyedihkan sekali rasanya.”Ronald menggertakkan giginya dan berkata, “Kamu nggak pantas menjadi kakakku.”Pria bertopeng perak itu memainkan jarinya, dan tatapannya perlahan-lahan menjadi dingin. “Ronald, aku nggak berutang apa pun padamu, jadi jangan bicara padaku dengan nada seperti itu! Jika harus dicari siapa yang salah dan siapa yang benar, pasti kalian yang salah. Kalau bukan karena kalian, bagaimana mungkin aku bisa menjadi orang seperti sekarang ini? Kamu berutang padaku. Kamu berutang semua ini padaku!” P