Dia mengambil sebuah dokumen dari nakas dan menyerahkannya pada Michael.Michael mengambilnya dengan bingung, membuka dan melihatnya, lalu seketika berkata dengan kaget, “Papa memberiku sebuah perusahaan?”“Seperti yang Papa katakan, apa yang Eddy dan Darren punya, kamu juga akan punya,” kata Ronald datar. “Papa akan memberikan satu asisten untukmu, jadi kalau ada apa-apa, kamu bisa memerintahkannya.”Mata Darren terbelalak.Dia sudah lama meminta sebuah perusahaan pada ayahnya. Bisa-bisanya ayahnya memberikannya langsung pada Michael?Ya ampun! Ayahnya tidak menyayanginya lagi!Darren merasa kedudukannya di hati ayahnya sangat terancam ….Rachel awalnya masih berdiri di depan pintu, tetapi ketika dia mendengar kata-kata Ronald, dia langsung berjalan menuju tempat tidur.Dia membaca dokumen-dokumen itu. Hanya melihat dari nama perusahaannya saja dia sudah tahu kalau perusahaan itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi perangkat lunak. Mana cocok untuk anak kecil.Selain i
Rachel merapikan rambutnya sebelum mengangkat video call tersebut.“Hei, Rachel, rambutmu kok berantakan begitu. Jangan bilang kamu baru bangun tidur?” Terdengar suara Melvin dari seberang telepon.Ronald yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit mengerutkan keningnya saat mendengar suara itu.Mengapa dia sepertinya pernah mendengar suara ini sebelumnya?Rachel berdiri di depan pintu dan berkata dengan tenang, “Siapa yang setiap hari bermalasan di tempat tidur sepertimu? Aku membawa kedua anakku ke rumah sakit untuk menjenguk orang hari ini. Kalau ada urusan, cepat bilang. Kalau nggak ada, aku akan mematikan teleponnya sekarang.”“Eh, eh, eh. Jangan dimatikan. Mana Michelle. Aku sudah lama nggak lihat putri angkatku.”Rachel mengerutkan bibirnya.Dia tidak pernah setuju Melvin menjadi ayah angkat Michelle, tapi pria ini selalu menyebut Michelle dengan sebutan anak angkatnya. Dia juga sudah malas mengoreksinya.Dia melambaikan tangan dan memanggil Michelle untuk datang mendekat.Putr
“Empat tahun lalu, bagaimana kamu melahirkan keempat anak itu?” tanya Ronald perlahan.Dia sudah membaca berita empat tahun lalu. Banyak wartawan yang telah menggambarkan apa yang terjadi malam itu dengan jelas, tetapi informasinya setengah benar dan setengah salah.Satu-satunya hal yang bisa dipastikan benar adalah, Rachel memang tidak pergi ke rumah sakit pada malam dia melahirkan itu. Dia melahirkan keempat anaknya di gudang rumah keluarga Hutomo.Orang yang melahirkan dengan cara seperti biasanya saja bisa dibilang berjalan di dekat pintu kematian. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana Rachel melahirkan keempat anak itu.Selain itu, dia juga mendengar rumah keluarga Hutomo kebakaran malam itu.Rachel mengerutkan bibirnya dan berkata dengan tenang, “Aku melahirkan Eddy dan Darren duluan, tapi begitu dilahirkan, mereka langsung nggak bernapas. Aku mengira mereka sudah ….”Suaranya tercekat, tapi dia melanjutkan, “Shania membawa kedua anak itu pergi. Aku juga nggak tahu dia membawa me
Di koridor di luar kamar pasien Ronald.Michelle sedang menunggang mainan kuda, dikelilingi oleh tiga kakak laki-lakinya.Darren berada di depannya, tersenyum lebar dan berkata, “Michelle, coba panggil Kakak. Ayo cepat panggil aku Kakak.”Michelle memiringkan kepalanya dan berkata dengan lembut, “Kak Darren.”“Oh, salah, salah. Kamu seharusnya memanggilku Kakak Kedua,” koreksi Darren. “Aku ini kakak keduamu. Kakak Kedua. Ayo cepat panggil.”Michelle dengan patuh memanggil, “Kakak Kedua.”Eddy juga datang menghampiri Michelle, “Aku kakak pertamamu. Michelle, panggil aku Kakak.”“Kakak.”Michelle sangat penurut, diminta panggil apa langsung panggil apa.Michael merasa sangat sedih. Dia harus membagi ibu dan adiknya dengan yang lainnya sekarang. Sedih sekali.“Dia Kakak Ketiga,” kata Darren sambil menunjuk Michael.Raut muka Michael langsung menjadi cemberut. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, “Darren, aku lebih tua darimu. Kenapa kamu jadi Kakak Kedua dan aku jadi Kakak Ketiga?”“Papa
Michael mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto punggung Asura.“Apa arti dari Shura?” tanya Darren dengan bingung setelah pulih dari keterkejutannya.Eddy memutar bola matanya ke arah Darren dan berkata, “Apa pelajaran Bahasa Inggris-mu diajarkan oleh guru olahraga?”Darren menggaruk dagunya dengan sedih dan berkata, “Kak, Kakak sendiri tahu, aku selalu mengantuk setiap kali belajar Bahasa Inggris. Aku nggak punya bakat Bahasa, jadi Kakak juga nggak bisa menyalahkan aku! Michelle, bagaimana menurutmu? Benar, ‘kan?”Michelle berkata dengan lembut, “Shura adalah Asura, sebuah karakter dalam manga.”Darren merasa bodoh.Michelle saja tahu arti kata itu dalam bahasa Inggris, sedangkan dirinya tidak tahu.Pantas saja ayahnya tidak memberinya sebuah perusahaan. Apakah karena dia terlalu bodoh?Eddy melirik Michael dan bertanya dengan santai, “Apa kamu kenal pria yang memakai topeng tadi?”Michael memasukkan ponsel ke dalam sakunya, menggelengkan kepalanya dan berkata, “Aku nggak tahu.”Di
Suhu di kamar itu langsung turun dalam sekejap.Pria bertopeng perak itu menarik kursi dan duduk. Tatapannya sangat dingin saat berkata, “Kenapa? Aku nggak boleh kembali ke Suwanda?”“Sebaiknya kamu menghilang dalam waktu tiga hari,” kata Ronald, tatapannya setajam pisau.“Aku belum mengunjungi mamaku. Bagaimana aku bisa pergi dengan begitu cepat?” Pria itu terkekeh, “Ronald, aku ini kakak kandungmu sendiri, saudara kembar dari ibu yang sama. Jangan memusuhiku seperti itu. Menyedihkan sekali rasanya.”Ronald menggertakkan giginya dan berkata, “Kamu nggak pantas menjadi kakakku.”Pria bertopeng perak itu memainkan jarinya, dan tatapannya perlahan-lahan menjadi dingin. “Ronald, aku nggak berutang apa pun padamu, jadi jangan bicara padaku dengan nada seperti itu! Jika harus dicari siapa yang salah dan siapa yang benar, pasti kalian yang salah. Kalau bukan karena kalian, bagaimana mungkin aku bisa menjadi orang seperti sekarang ini? Kamu berutang padaku. Kamu berutang semua ini padaku!” P
Pada pukul 14.30, Jenny mengetuk pintu ruangan Rachel. Lalu, keduanya membawa dokumen dan bersiap untuk pergi ke kantor Yelitos Group di Suwanda.Saat mereka sampai di pintu lift, mereka bertemu dengan Pak Ricky dari perusahaan sebelah dan sekretarisnya.Rachel tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Pak Ricky sepertinya terburu-buru. Mau pergi ke mana?”Ricky hendak menjawab, tapi sekretarisnya berdeham dan berkata, “Kami akan menemui seorang klien.”Mereka akan melakukan penawaran pada Yelitos Group. Kemungkinan mereka berhasil tidak terlalu besar, jadi tidak perlu dibesar-besarkan. Mereka bisa mengumumkannya setelah mereka memenangkan penawaran itu.Rachel mengangguk, “Kebetulan kami juga ada sedikit urusan. Sampai ketemu nanti.”Mereka pun masuk ke dua mobil berbeda di depan gedung kantor.Kedua mobil itu berangkat menuju tujuan yang sama.Setengah jam kemudian, mobil mereka berhenti. Jenny membuka pintu dan keluar, kemudian melihat Pak Ricky dan sekretarisnya juga baru turun dari
Yelitos Group baru saja masuk ke Suwanda. Gedung perkantorannya masih sewa, dan tim untuk proyek ini juga belum terbentuk.Pada pertemuan penawaran skala besar hari ini, mereka bukan hanya harus merekrut kepala desainer, tetapi juga posisi untuk ruang kontrol, operator produk, tim perencanaan keseluruhan proses, konsultan teknis, dan masih banyak lagi. Semuanya harus direkrut dan dibentuk.Tempat penawaran No. 1 ini memiliki luas ratusan meter persegi, tetapi penuh dengan orang.Perusahaan yang bisa datang ke sini untuk melakukan penawaran adalah perusahaan-perusahaan terbaik di berbagai industry. Semuanya terlihat percaya diri dan sombong.Rachel duduk di baris terakhir dengan wajah tenang.Jenny sedikit gugup, tetapi dia perlahan menjadi tenang ketika dia melihat Rachel tidak gugup.“Halo, aku CEO dari Phoelip. Aku datang ke sini untuk melakukan penawaran menjadi kepala pengawas lapangan. Bagaimana denganmu?”Seorang pria yang duduk di samping datang untuk menyapa Rachel, bahkan men