Setelah melihat kedua anaknya masuk ke sekolah, Rachel baru pergi ke perusahaan. Begitu sampai di perusahaan, Jenny langsung menghampirinya dan berkata dengan suara pelan, “Bu Rachel, ada tamu yang aneh banget di kantor.”“Aneh gimana?” tanya Rachel sambil mengangkat alisnya dengan heran.“Dia bilang dia bos dari perusahaan media di luar negeri. Dia ingin bahas kerja sama secara langsung dengan Bu Rachel. Jadi aku minta dia untuk tunggu di ruang tunggu lebih dulu.” Jenny lanjut berkata, “Dia pakai topeng, kelihatannya agak aneh. Bu Rachel harus siap mental dulu sebelum masuk.”Rachel mengangguk sambil termenung, seperti sedang memikirkan sesuatu. Dia pergi ke ruangannya dulu untuk mengambil dokumen. Kemudian, dia pergi ke ruang tunggu dan mengetuk pintu sebelum masuk.Setelah itu, terdengar suara berat dan serak dari dalam ruangan, “Masuk.”Suara itu sangat dingin. Jelas-jelas itu hanya suara, tapi entah kenapa suara itu berubah menjadi seperti sebuah sentuhan, yang membuat orang merin
Tanjaya Group.“Pak Ronald, dia memang sudah tiba di Kota Suwanda.”Randi meletakkan setumpuk foto di atas meja. Ujung jari Ronald membuka foto satu per satu, raut wajahnya berangsur-angsur menjadi muram.“Selain pergi ke Aurora Technology, ke mana lagi dia pergi?” tanya Ronald dengan dingin.Randi menggelengkan kepala, “Dia tinggal di bar sepanjang sore, sampai sekarang masih belum keluar.”Ronald mengambil korek api, lalu dia membakar tumpukan foto di atas mejanya. Api biru perlahan-lahan melahap foto topeng perak itu.Setelah memusnahkan foto-foto, Ronald mengangkat pergelangan tangannya dan melirik jam tangannya, sudah pukul 05.00 sore.“Rapat malam ini ditunda dulu.” Usai berkata, Ronald mengambil jasnya dan berjalan keluar dari ruangannya.“Pak Ronald, rapat malam ini akan bahas laporan kerja kuartal terakhir. Rapat ini sangat penting ....” Saat Randi mengejar Ronald, pria itu sudah masuk ke dalam lift.Ronald berjalan ke tempat parkir, lalu masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu,
Roy sangat baik pada Rachel. Karena itu, Rachel pun tidak ingin menyembunyikan hal ini lagi darinya.“Sebenarnya, empat tahun yang lalu aku melahirkan bayi kembar empat.”Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Rachel, Roy yang berada di ujung sana langsung diam tercengang.Sebenarnya ada banyak berita mengenai adik sepupunya itu di internet. Banyak orang mengatakan kalau anak kembar Rachel meninggal empat tahun yang lalu. Namun, Roy melihat Michael dan Michelle masih hidup dan sehat-sehat saja. Oleh karena itu, dia selalu merasa apa yang diberitakan itu hanyalah rumor.Namun sekarang, Rachel berkata kalau dia telah melahirkan anak kembar empat? Dari empat anak, hanya tersisa Michael dan Michelle. Kalau begitu, bagaimana dengan dua anak lainnya? Di mana mereka?“Selama ini aku selalu mengira dua anakku yang lain sudah mati. Beberapa hari yang lalu aku baru tahu kalau kedua anak itu nggak mati. Mereka masih hidup ....”Suara Rachel menurun. Ini pertama kalinya dia menceritakan masa lalun
Shania sedang berlatih piano di rumah. Jari-jarinya menari cepat di atas tuts hitam dan putih. Namun, dia berhenti di tengah permainan.Tidak peduli seberapa keras Shania berlatih, dia tetap tidak bisa menghasilkan permainan seperti permainan piano Rachel. Kepercayaan diri yang dia bangun sebelumnya menjadi tidak berarti ketika dia berada di hadapan Rachel.Shania menopang kepalanya dengan frustasi. Ingin rasanya dia menghancurkan piano di depannya itu.Tiba-tiba, ada panggilan masuk di ponselnya. Dia tidak menyimpan nomor itu, tapi dia sudah menghafal nomor itu. Dia pun mengambil ponselnya dan menekan tombol jawab.“Shania, malam ini sempat, nggak? Kita jumpa di tempat biasa.”Suara seorang pria datang dari ujung telepon lainnya. Shania duduk dan bersandar di sofa, lalu berkata dengan suara genit, “Kamu ini, ya. Selain hotel, kamu nggak bisa ajak aku ketemu di tempat lain?”“Lebih nyaman di hotel, dong. Shania, aku tahu kamu juga suka, nggak usah ditahan-tahan lagi.”Tubuh Shania seke
Eddy sangat pintar, Ronald selalu berpikir kalau Eddy mewarisi kecerdasannya. Ronald pun membanggakan diri karena memiliki kecerdasan yang tinggi. Namun siapa sangka, dia justru diti[u oleh seorang perempuan selama empat tahun.Empat tahun yang lalu, perempuan itu muncul di hadapannya sambil menggendong dua anak. Perempuan itu bahkan membawa hasil tes DNA. Oleh karena itu, Ronald pun percaya padanya.Karena perempuan itu adalah ibu kandung kedua anaknya, Ronald menoleransi perempuan itu muncul dalam kehidupannya. Namun ternyata, semua ini hanyalah kebohongan. Setelah berpikir sampai di sini, tangan Ronald yang mencekik leher Shania mengencang lagi.“Rachel bohong sama kamu, Ron. Masalah bukan seperti yang dia katakan. Aku benar-benar mamanya Eddy.”Shania memaksa diri untuk berdebat. Dia merasa separuh nyawanya hampir melayang. Kalau dia tidak melepaskan diri dari pria itu, dia merasa pasti akan mati di sini hari ini.Kemarin jelas-jelas Rachel berjanji padanya untuk merahasiakan hal i
“Empat tahun yang lalu, Rachel melahirkan. Kedua anak itu memang sudah meninggal ....”Shania berlutut di lantai. Air mata mengalir membasahi wajahnya. Suara seraknya tercekat, tubuhnya terhuyung-huyung seperti akan tumbang.“Malam itu, rumah kami kebakaran. Semuanya habis terbakar. Kami semua kira Rachel sudah mati. Kemudian, kedua anak yang tadinya sudah mati, tiba-tiba hidup kembali. Rachel sudah mati, kedua anak kehilangan mama kandungnya. Mereka pasti akan mengalami kesulitan di masa depan. Aku adalah tante mereka, boleh dibilang aku separuh mama bagi mereka. Apa salahnya kalau aku bawa mereka ke rumahmu untuk cari papa kandungnya?”“Saat itu, aku pikir Eddy dan Darren adalah satu-satunya darah daging yang ditinggalkan kakakku. Oleh karena itu, aku memalsukan laporan tes DNA dan pergi ke rumahmu. Aku ingin jadi mama kedua anak itu. Aku ingin gantikan kakakku untuk lindungi mereka. Semua yang aku lakukan demi kedua anak itu. Aku sudah menghabiskan masa mudaku selama empat tahun unt
Ronald tiba-tiba merasa seperti mendengar suara gadis kecil yang manis dan lembut sedang memanggilnya ayah. Gadis kecil itu adalah putrinya ....Ketidaksabaran serta amarah di dalam hati Ronald perlahan-lahan mereda. Dia sangat tidak terkendali barusan, sehingga dia hampir saja membunuh Shania. Ada banyak cara untuk memberi pelajaran pada Shania. Ronald bahkan tidak perlu mengotori tangannya.Ronald tertawa sinis, lalu menoleh dan melihat foto keluarga yang tergantung di ruang tamu. Foto keluarga yang terdiri dari Sandi, Vrilla dan Shania. Rachel akan selalu menjadi orang luar di keluarga ini.Jadi apakah Sandi dan Vrilla mengetahui kejadian empat lalu? Ronald sangat ini bergegas ke TK untuk memeluk putra dan putrinya yang telah terpisah darinya selama empat tahun. Namun, dia berusaha menahan diri.Ronald tidak bisa tenang sebelum menyingkirkan keluarga Hutomo. Dia pun berjalan keluar, lalu melihat para pelayan yang berkerumunan di depan pintu. Setelah itu, dia berkata dengan dingin, “
Orang bilang aib keluarga tidak boleh diumbar-umbar. Tidak peduli seberapa heboh pertengkaran Sandi dan Vrilla, mereka tidak mungkin terus bertengkar ketika Ronald muncul.Sandi merapikan kerah bajunya, lalu berdehem dan berkata, “Ronald, kamu datang di jam pulang kerja begini. Ada hal penting?”Bibir Ronald melengkung membentuk seulas senyum dingin, “Aku ingin tanyakan satu hal pada kalian.”“Tanyakan saja, Ronald.” Vrilla berkata sambil tersenyum, “Asalkan aku tahu, aku pasti akan beri tahu kamu semuanya.”“Selama ini aku nggak pernah tanya. Eddy dan Darren lahir di rumah sakit mana?” Senyum di bibir Ronald semakin melebar, “Aku tanya pada Shania, dia bilang dia lupa.”“Oh, ini ....”Senyum di wajah Vrilla tiba-tiba membeku. Matanya berputar, lalu berkata sambil berusaha mengalihkan topik pembicaraan, “Masalah empat tahun yang lalu, siapa juga yang masih bisa ingat dengan jelas. Oh ya, Ronald, kenapa kamu tiba-tiba tanya soal ini?”Ronald melirik Sandi, lalu bertanya dengan dingin, “